Apaansih.ID –Raden Ajeng Kartini, atau yang lebih banyak dikenal dengan nama R.A Kartini, selama ini dikenal sebagai sosok perempuan yang semasa hidupnya dihabiskan untuk memperjuangkan emansipasi wanita khususnya di Indonesia. Melalui surat – suratnya yang kemudian dikumpulkan menjadi sebuah buku berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang” atau dalam Bahasa Belanda yaitu (Door Duisternis tot Licht) di tahun 1912, R.A Kartini menuangkan buah pikir perjuangannya sebagai wujud perlawanan terhadap sistem dan adat istiadat di Indonesia yang sangat mendiskrimanasi kaum perempuan, khususnya bagi perempuan – perempuan Jawa.

Pemikirannya tentang emansipasi wanita didapatkannya melalui majalah – majalah dan literatur Eropa yang selalu dibacanya, disitu Kartini semakin terinspirasi pada kemajuan berpikir kaum perempuan Eropa kala itu. Berangkat dari kekaguman itulah, muncul keinginan Kartini untuk ikut memajukan perempuan pribumi, yang pada saat itu berada dalam kondisi sosial yang begitu rendah dan terdiskriminasi. Dari situlah, Kartini yang pada dasarnya mahir berbahasa Belanda itu, mulai menulis buah pikirnya kedalam beberapa surat, yang kemudian dikirimnya ke teman – temannya di Belanda, salah satunya adalah tokoh feminis Eropa, Rosa Abendanon.

Dibalik semangat serta pemikirannya sebagai pelopor kebangkitan kaum perempuan di Indonesia, putri dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M.A. Ngasirah ini ternyata juga seorang seniman yang sangat berbakat lho. Beberapa karya seni yang mampu diciptakannya antara lain adalah karya lukisan, desain motif batik modern, design mebel dan kerajinan kayu. Beberapa karya seni R.A Kartini kebanyakan bergaya Naturalisme, atau karya seni yang terinspirasi pada keindahan alam dan kehidupan.

Kepiawaian R.A Kartini dalam melahirkan beberapa karya seni nya bahkan sangat terkenal hingga ke Belanda. R.A Kartini bahkan disebut – sebut sebagai salah satu sosok Perintis Desain Modern di Indonesia. Salah satu karyanya yang terkenal hingga ke negeri Belanda yaitu motif batik “lunglungan bunga” yang kemudian dikenal sebagai salah satu motif batik Jepara yang sangat digemari di Eropa.

Selain motif batik kain, karya R.A Kartini juga merambah pada design mebel atau perabotan kayu. Beberapa karya design ukir kayu mebel R.A Kartini bahkan mendapatkan permintaan yang sangat tinggi di Belanda. Karena tingginya minat masyarakat Belanda saat itu, R.A Kartini kemudian mengelola industri kecil kerajinan kayu yang hasilnya kemudian di ekspor ke Belanda.

Ketertarikan masyarakat Belanda pada karya seni R.A Kartini bukanlah tanpa alasan. Dalam beberapa karya seninya, R.A Kartini kerap menciptakan berbagai inovasi – inovasi baru dalam dunia seni, yang kebanyakan merupakan hasil perpaduan antara seni modern dan kebudayaan Jawa. Kuatnya pengaruh budaya Jawa dalam karya – karya seni nya begitu sangat memukau dan indah. Bahkan, motif – motif batik dan design seni ukir mebel yang diciptakan oleh R.A Kartini masih digemari sampai saat ini, yang secara umum dikenal dengan nama “Asli Jepara”.

Bagi Kartini, karya seni juga merupakan salah satu caranya untuk memperjuangkan hak dan martabat bangsanya di mata internasional, khususnya bagi kaum perempuan. Mungkin tak banyak dari kita yang tahu, bahwa selain mempelopori semangat emansipasi wanita di Indonesia, R.A Kartini saat itu juga ikut berperan dalam memperkenalkan budaya Indonesia di mata internasional melalui karya – karya seninya.

THREAD KEREN LAINNYA
- Inilah Kinara, Gadis Kecil yang Tegar Ditengah Tragedi
- Mau Tau, Tips Sukses untuk Para Wanita Karir dari Sri Mulyani
- Masa Sih, Ada Nenek - Nenek Cantik Seperti Ini?
- Novel Baswedan Disiram Air Keras, Apa Langkah KPK Selanjutnya?
- Mau Pindah Rumah? Yuk, Kita Angkat Rame - Rame! Gimana Caranya?
- Kisah Pilu Bayi Aqilla, Adakah Yang Mau Menolongnya?
- Tau Gak? Ternyata Makanan Khas Indonesia Ini Berasal Dari Etnis China Lho!
- Maskapai Penerbangan Ini Sediakan Pramugari Berbikini, Masa Sih?
- Samsung Galaxy S8 dan S8 Plus Akhirnya Dirilis, Apa Sajakah Kelebihannya?
- Di Suku Kreung, Ada Tradisi Gadis Mencoba “Semua Pria”, Kok Bisa? HT #1