- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
2 Kota di Jawa Barat yang Berbahasa Jawa
TS
aldydwprnt
2 Kota di Jawa Barat yang Berbahasa Jawa
Jawa Barat adalah provinsi yang mayoritas berbahasa sunda, karena itu provinsi ini juga disebut sebagai tanah pasundan. Tapi tahukah agan jika 2 kota di Jawa Barat ada yang menggunakan bahasa jawa? Berikut ulasannya:
2 Kota ini terletak di utara Jawa Barat atau biasa yang dikenal dengan jalur Pantura, iya karena 2 kota ini adalah kota persinggahan atau berdampingan dengan provinsi tetangga yaitu Jawa Tengah. Jadi wajar saja jika menggunakan bahasa jawa, tetapi bahasa jawa yang digunakan disini berbeda dengan bahasa jawa pada umumnya.
Bahasa yang digunakan cenderung kasar dan berbeda dengan bahasa jawa pada umumnya, akan tetapi Kota Cirebon sendiri mempunyai bahasa sendiri yang halus. Bahasa itu adalah bahasa 'Bebasan Cirebon' biasa digunakan oleh orang-orang keraton dan orang tua jaman dulu, karena lebih sopan dan halus bahasanya. Bahasa keseharian dan ketika berbicara dengan orang tua pun berbeda, bahasa keseharian di Cirebon biasa disebut Cerbonan dan di Indramayu sendiri disebut Dermayuan. Ciri khas dari bahasa Cirebon biasa berbicara diakhiri kata Jeh.
Perlu diperhatikan juga faktor geografis yang menyebabkan penduduk Cirebon diidentikkan dengan bahasa sunda. Adalah Kuningan yang merupakan daerah yang menjadi perbatasan Cirebon bagian selatan yang penduduknya mayoritas menggunakan bahasa sunda.
Memang diakui bahwa penduduk Cirebon yang tinggal berbatasan dengan Kota Kuningan berbahasa sehari-hari dengan bahasa sunda. Tetapi asumsi ini tidak dapat menyatakan bahwa penduduk Cirebon diidentikkan dengan bahasa sunda. Karena pada asalnya penduduk Cirebon memiliki bahasa pokok bahasa Jawa.
Dengan kata lain alasan ini tidak cukup untuk menjustifikasi penduduk Cirebon berbahasa sunda (atau dengan kata lain Cirebon identik dengan penduduknya yang berbahasa sunda). Karena kita tahu bahwa Cirebon juga berbatasan dengan Indramayu di sebelah barat dan Losari di sebelah timur yang notabene penduduk kedua kota ini berbahasa jawa. Dan tetap saja keidentikan sunda masih tetap saja menempel.
Terbentuk dan berkembangnya bahasa Cirebon dan Indramayu selain dipengaruhi oleh perkembangan bahasa itu sendiri, juga adanya faktor sejarah adanya daerah-daerah di Indramayu. Secara historis, sejak pertengahan abad ke-15 beberapa kerajaan/kesultanan besar ikut memberi pengaruh adanya Indramayu, antara lain:
1. Pengaruh Kerajaan Majapahit, diperkirakan abad ke-15 (adanya arsitektur rumah dan makam model Majapahit)
2. Pengaruh Kerajaan Sunda/Pajajaran, diperkirakan abad ke-15 (tahun 1512 pengelana Portugis, Tome Pires, mencatat Kepala Pelabuhan Cimanuk adalah orang Pajajaran)
3. Pengaruh Kesultanan Demak pada abad ke-16 (menyebarnya Islam melalui Walisanga dan Demak adalah pusatnya, motif batik Paoman identik dengan batik Lasem)
4. Pengaruh Kesultanan Mataram (manuskrip Wangsakerta menyebutkan Wiralodra adalah laskar Mataram yang ikut menyerbu Batavia tahun 1628 dan 1629, kemudian diperintahkan Sultan Agung untuk menetap di daerah yang sekarang disebut Indramayu).
Quote:
2 Kota tersebut adalah Kota Cirebon dan Indramayu
2 Kota ini terletak di utara Jawa Barat atau biasa yang dikenal dengan jalur Pantura, iya karena 2 kota ini adalah kota persinggahan atau berdampingan dengan provinsi tetangga yaitu Jawa Tengah. Jadi wajar saja jika menggunakan bahasa jawa, tetapi bahasa jawa yang digunakan disini berbeda dengan bahasa jawa pada umumnya.
Bahasa yang digunakan cenderung kasar dan berbeda dengan bahasa jawa pada umumnya, akan tetapi Kota Cirebon sendiri mempunyai bahasa sendiri yang halus. Bahasa itu adalah bahasa 'Bebasan Cirebon' biasa digunakan oleh orang-orang keraton dan orang tua jaman dulu, karena lebih sopan dan halus bahasanya. Bahasa keseharian dan ketika berbicara dengan orang tua pun berbeda, bahasa keseharian di Cirebon biasa disebut Cerbonan dan di Indramayu sendiri disebut Dermayuan. Ciri khas dari bahasa Cirebon biasa berbicara diakhiri kata Jeh.
Quote:
Perlu diperhatikan juga faktor geografis yang menyebabkan penduduk Cirebon diidentikkan dengan bahasa sunda. Adalah Kuningan yang merupakan daerah yang menjadi perbatasan Cirebon bagian selatan yang penduduknya mayoritas menggunakan bahasa sunda.
Memang diakui bahwa penduduk Cirebon yang tinggal berbatasan dengan Kota Kuningan berbahasa sehari-hari dengan bahasa sunda. Tetapi asumsi ini tidak dapat menyatakan bahwa penduduk Cirebon diidentikkan dengan bahasa sunda. Karena pada asalnya penduduk Cirebon memiliki bahasa pokok bahasa Jawa.
Dengan kata lain alasan ini tidak cukup untuk menjustifikasi penduduk Cirebon berbahasa sunda (atau dengan kata lain Cirebon identik dengan penduduknya yang berbahasa sunda). Karena kita tahu bahwa Cirebon juga berbatasan dengan Indramayu di sebelah barat dan Losari di sebelah timur yang notabene penduduk kedua kota ini berbahasa jawa. Dan tetap saja keidentikan sunda masih tetap saja menempel.
Quote:
Sejarah
Terbentuk dan berkembangnya bahasa Cirebon dan Indramayu selain dipengaruhi oleh perkembangan bahasa itu sendiri, juga adanya faktor sejarah adanya daerah-daerah di Indramayu. Secara historis, sejak pertengahan abad ke-15 beberapa kerajaan/kesultanan besar ikut memberi pengaruh adanya Indramayu, antara lain:
1. Pengaruh Kerajaan Majapahit, diperkirakan abad ke-15 (adanya arsitektur rumah dan makam model Majapahit)
2. Pengaruh Kerajaan Sunda/Pajajaran, diperkirakan abad ke-15 (tahun 1512 pengelana Portugis, Tome Pires, mencatat Kepala Pelabuhan Cimanuk adalah orang Pajajaran)
3. Pengaruh Kesultanan Demak pada abad ke-16 (menyebarnya Islam melalui Walisanga dan Demak adalah pusatnya, motif batik Paoman identik dengan batik Lasem)
4. Pengaruh Kesultanan Mataram (manuskrip Wangsakerta menyebutkan Wiralodra adalah laskar Mataram yang ikut menyerbu Batavia tahun 1628 dan 1629, kemudian diperintahkan Sultan Agung untuk menetap di daerah yang sekarang disebut Indramayu).
Quote:
Perkembangan bahasa tidak lepas dari unsur-unsur tata bahasa dan kesusastraan. Demikian pula pada bahasa daerah, termasuk bahasa Cirebon yang hidup dan berkembang di wilayah Cirebon, Indramayu, dan sekitarnya. Perkembangan karya sastra Cerbon-Dermayon sudah diketahui sejak zaman Hindu, Islam, hingga perkembangan sekarang atau dalam Masa Cirebon-Indramayu Kuna, Masa Cirebon-Indramayu Tengahan, hingga Masa Cirebon-Indramayu Modern (Untung Raharjo, 2006).
Masa Cirebon-Indramayu Kuna diperkirakan sejak zaman Hindu hingga akhir abad ke-16.
Karya sastra yang berkembang, antara lain berupa kakawen, kidung, gugon tuwon, dan jawokan. Kosakata yang diambil berasal dari bahasa Sansekerta. Masa Cirebon-Indramayu Tengahan mulai awal abad ke-17 sampai akhir tahun 1800-an.
Mulai banyak pengaruh lingkungan sekitar, baik dalam kosakata maupun dialek. Karya sastra yang muncul berupa macapat, perlambang / pralampita, sandisastra, sasmita, dan panyandra. Masa Cirebon-Indramayu Baru sejak tahun 1800-an sampai pertengahan 1900.
Bahasa Sansekerta dan Kawi sejak menyatu dengan bahasa setempat (Jawa), karena pengaruh pendidikan formal melalui guru-guru yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karya sastra yang berkembang antara lain wangsalan, parikan, paribasa / pribasa, sanepa, ukara sesumbar, basa prenesan, dan basa rinengga / rineka. Masa Cirebon-Indramayu Modern diperkirakan sejak tahun 1950 sampe sekarang. Di masa tersebut ada beberapa kosakata baru yang berasal dari bahasa gaul. Karya sastra yang ada antara lain geguritan. Ada geguritan yang memiliki patokan (seperti macapat), ada juga yang tidak memiliki patokan (puisi bebas).
Masa Cirebon-Indramayu Kuna diperkirakan sejak zaman Hindu hingga akhir abad ke-16.
Karya sastra yang berkembang, antara lain berupa kakawen, kidung, gugon tuwon, dan jawokan. Kosakata yang diambil berasal dari bahasa Sansekerta. Masa Cirebon-Indramayu Tengahan mulai awal abad ke-17 sampai akhir tahun 1800-an.
Mulai banyak pengaruh lingkungan sekitar, baik dalam kosakata maupun dialek. Karya sastra yang muncul berupa macapat, perlambang / pralampita, sandisastra, sasmita, dan panyandra. Masa Cirebon-Indramayu Baru sejak tahun 1800-an sampai pertengahan 1900.
Bahasa Sansekerta dan Kawi sejak menyatu dengan bahasa setempat (Jawa), karena pengaruh pendidikan formal melalui guru-guru yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karya sastra yang berkembang antara lain wangsalan, parikan, paribasa / pribasa, sanepa, ukara sesumbar, basa prenesan, dan basa rinengga / rineka. Masa Cirebon-Indramayu Modern diperkirakan sejak tahun 1950 sampe sekarang. Di masa tersebut ada beberapa kosakata baru yang berasal dari bahasa gaul. Karya sastra yang ada antara lain geguritan. Ada geguritan yang memiliki patokan (seperti macapat), ada juga yang tidak memiliki patokan (puisi bebas).
Spoiler for Tambahan:
Bahasa Jawa di Jawa Barat sendiri digunakan juga di kota lain seperti di Kota Pangandaran dan Kota Banjar hingga ke Cilacap Jawa Tengah karna perbatasan. Tetapi disini bukan asli, alias karena serapan oleh pendatang yang dari Kota lain yang menggunakan bahasa jawa pada umumnya atau biasa disebut bahasa ngapak.
Menurut wikipedia:Pada awalnya desa Pananjung Pangandaran ini dibuka dan ditempati oleh para nelayan dari Suku Sunda. Penyebab pendatang lebih memilih daerah Pangandaran untuk menjadi tempat tinggal karena gelombang laut yang kecil yang membuat mudah untuk mencari ikan. Karena di Pantai Pangandaran inilah terdapat sebuah daratan yang menjorok ke laut yang sekarang menjadi cagar alam atau hutan lindung, tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi gelombang besar untuk sampai ke pantai.
Di sinilah para nelayan menjadikan tempat tersebut untuk menyimpan perahu yang dalam Bahasa Sunda nya disebut andar setelah beberapa lama banyak berdatangan ke tempat ini dan menetap sehingga menjadi sebuah perkampungan yang disebut Pangandaran. Pangandaran berasal dari dua buah kata “Pangan” dan “Daran” yang artinya pangan adalah “Makanan” dan daran adalah “Pendatang”. Jadi Pangandaran artinya “Sumber Makanan Para Pendatang”.
Nah jadi bahasa jawa disini dibawa oleh orang Jawa dari kota lain yang menetap dan menyebar hingga 3 kota tersebut. Bahasa Jawa Cirebon-Indramayu juga menyebar hingga Kota Subang Utara dan Karawang Utara, tapi di Jawa Barat yang memakai Bahasa Jawa hampir Keseluruhan hanya Indramayu & Cirebon saja.
Menurut wikipedia:Pada awalnya desa Pananjung Pangandaran ini dibuka dan ditempati oleh para nelayan dari Suku Sunda. Penyebab pendatang lebih memilih daerah Pangandaran untuk menjadi tempat tinggal karena gelombang laut yang kecil yang membuat mudah untuk mencari ikan. Karena di Pantai Pangandaran inilah terdapat sebuah daratan yang menjorok ke laut yang sekarang menjadi cagar alam atau hutan lindung, tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi gelombang besar untuk sampai ke pantai.
Di sinilah para nelayan menjadikan tempat tersebut untuk menyimpan perahu yang dalam Bahasa Sunda nya disebut andar setelah beberapa lama banyak berdatangan ke tempat ini dan menetap sehingga menjadi sebuah perkampungan yang disebut Pangandaran. Pangandaran berasal dari dua buah kata “Pangan” dan “Daran” yang artinya pangan adalah “Makanan” dan daran adalah “Pendatang”. Jadi Pangandaran artinya “Sumber Makanan Para Pendatang”.
Nah jadi bahasa jawa disini dibawa oleh orang Jawa dari kota lain yang menetap dan menyebar hingga 3 kota tersebut. Bahasa Jawa Cirebon-Indramayu juga menyebar hingga Kota Subang Utara dan Karawang Utara, tapi di Jawa Barat yang memakai Bahasa Jawa hampir Keseluruhan hanya Indramayu & Cirebon saja.
Quote:
Jadi, Bagi kalian yang baru mengetahui dan bertemu orang Cirebon & Indramayu atau orang Jawa Barat lainnya yang sebagian memakai bahasa jawa jangan sok-sokan pakai bahasa Sunda atau Jawa. Karena 2 kota ini berbeda bahasanya, pakailah bahasa indonesia sebagai pemersatu. Semoga infonya bermanfaat, Trims.
Spoiler for Sumur:
Spoiler for Bonus:
Spoiler for Komen Kaskuser Terbaik:
Quote:
Original Posted By hiccup14►ane bantu jawab ya gan ..
berhubung ane org cirebon ..
jadi bahasa cirebon ituh sebenernya campuran dan serapan dari bahasa jawa dan sunda ..
jawa mana ?
jawa tengah dan pasundan .
jawa tengah dari tegal dan sunda dari kuningan ..
krna berbaur menjadi satu dan keterbatasan pelafalan kata antara bahasa jawa dan sunda dimasyarakat dlu ..
seiring bertambah.a waktu dan jaman ..
maka terciptalah bahasa cirebon .
untuk pengucapan sendiri emang bhasa cirebon yg skrng bnyak di masyarakat itu lbh ke arah keras dan cepat ,dikarenakan kondisi wilayah yg pinggir pantai dan panas ,menjadikan setiap ucapan yg diucapkan sedikit tinggi tanpa bermaksud untuk meninggikan suara ,,
maka.a ampe ada sebutan untuk bahasa cirebon ,,jika ada yg nanya bahasa cirebon itu sebenernya apa sih ..
yaitu bahasa sunda kagok ,jawa mentok CMIIW
berhubung ane org cirebon ..
jadi bahasa cirebon ituh sebenernya campuran dan serapan dari bahasa jawa dan sunda ..
jawa mana ?
jawa tengah dan pasundan .
jawa tengah dari tegal dan sunda dari kuningan ..
krna berbaur menjadi satu dan keterbatasan pelafalan kata antara bahasa jawa dan sunda dimasyarakat dlu ..
seiring bertambah.a waktu dan jaman ..
maka terciptalah bahasa cirebon .
untuk pengucapan sendiri emang bhasa cirebon yg skrng bnyak di masyarakat itu lbh ke arah keras dan cepat ,dikarenakan kondisi wilayah yg pinggir pantai dan panas ,menjadikan setiap ucapan yg diucapkan sedikit tinggi tanpa bermaksud untuk meninggikan suara ,,
maka.a ampe ada sebutan untuk bahasa cirebon ,,jika ada yg nanya bahasa cirebon itu sebenernya apa sih ..
yaitu bahasa sunda kagok ,jawa mentok CMIIW
Spoiler for Penjelasan Lebih Jelas Bahasa Cirebon:
Diubah oleh aldydwprnt 21-04-2017 17:51
0
85.1K
Kutip
343
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan