Respect The Death
Chimps "Mourn" Nine-year-old's Death? | National Geographic
© National Geographic
Ternyata hewan pun memiliki cara tersendiri untuk melepas anggota keluarga mereka yang meninggal dunia. Ritual pasca-kematian tersebut untuk pertama kalinya tertangkap kamera video (lihat video di atas) di Chimfunshi Wildlife Orphanage Trust di Zambia beberapa waktu lalu. Demikian dipaparkan
The National Post(17/3/2017).
Pada video tersebut tampak simpanse betina bernama Noel, tampak membersihkan gigi mayat simpanse jantan berusia sembilan tahun, Thomas, sementara simpanse lainnya memperhatikan dengan khidmat.
Saat yang lain bisa dialihkan perhatiannya oleh para peneliti yang mengamati dengan memberi makanan, Noel tak bergerak dari sisi Thomas.
Thomas, yang mati karena infeksi paru-paru, telah diasuh Noel, yang berusia 33 tahun, sejak ibu kandung Thomas wafat empat tahun lalu.
Dengan hati-hati, Noel membuka mulut Thomas, mengambil batang rumput, lalu menyentuhkannya pada gigi Thomas. Noel tampak seperti memeriksa dan membersihkan mulut Thomas. Ia kemudian bahkan mencicipi kotoran yang diambil dari mulut itu.
Nina, anak Noel, mendampingi dan memperhatikan kegiatan yang dilakukan induknya.
Tidak seperti manusia, meski dengan cara berbeda,
sebagian besar hewan tidak terlalu menunjukkan ketertarikan pada sesama spesies mereka yang mati.
Namun, dikabarkan
LiveScience (21/3), para ahli mulai menemukan bukti adanya kegiatan tak biasa yang dilakukan beberapa hewan untuk rekan mereka yang mati. Burung gagak tampak menjaga bangkai rekannya, sementara
gajah, lumba-lumba, dan paus pernah kedapatan melakukan hal serupa.
"Hingga saat ini, tingkah seperti itu belum pernah dilaporkan dilakukan oleh simpanse atau spesies binatang lainnya," kata Dr Edwin van Leeuwen, dari
St Andrews University, Inggris, pemimpin studi terhadap tingkah laku simpanse tersebut.
Laporan penelitian mereka telah dipublikasikan oleh jurnal
Scientific Reports pada 13 Maret.
"Simpanse mungkin membangun ikatan sosial yang kuat dan, seperti manusia, mungkin mereka memang memperlakukan mayat melalui cara sosial tertentu yang memiliki arti tersendiri," tambah van Leeuwen.
Para peneliti juga menyatakan bahwa Noel kemungkinan mencoba untuk mengetahui penyebab kematian Thomas.
Sebelumnya, dikabarkan
BBC (19/9/2012), simpanse betina di Kebun Binatang Los Angeles, Amerika Serikat, tampak menggendong anaknya yang sudah mati hingga bangkai itu membusuk dan tak dikenali lagi.
Hal yang sama juga pernah terjadi di Zambia ketika simpanse betina bernama Masya terus berinteraksi dengan anaknya yang mati dalam usia empat bulan.
Namun Klaus Zuberbuehler, seorang profesor dari St Andrews, mengatakan para ilmuwan harus hati-hati dalam menginterpretasikan tingkah laku tersebut.
"Mungkin saja para simpanse itu hanya terkejut melihat fakta bahwa seorang anggota kelompok mereka tiba-tiba tak bergerak," kata Zuberbuehler, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, dikutip
The Telegraph (16/3).
Pendapat serupa dilontarkan pula oleh
Thibaud Gruber dari University of Geneva.
"Kita tidak tahu apakah dan seberapa banyak simpanse memahami tentang kematian," katanya kepada
New Scientist (16/3).
"Dengan kata lain, masih belum jelas apakah ini 'pembersihan mayat', atau hanya 'pembersihan sosial'. Tetapi tentu saja, tingkah itu termasuk dalam tingkah laku tak biasa yang dipraktekkan simpanse saat menghadapi kematian salah satu anggota spesies mereka."