Kaskus

Hobby

lytte17Avatar border
TS
lytte17
Bertani Hortikultura Sambil Bantu Cegah Kebakaran Hutan
Bertani Hortikultura Sambil Bantu Cegah Kebakaran Hutan

Beberapa hari ini banyak netizen yang lagi ngobrolin soal ketahanan pangan kita. TS juga nggak mau ketinggalan. Trit ane kali ini mau ngomongin tentang petani dan kaitannya dengan pencegahan kebakaran hutan.
Spoiler for karhutla:

Petani sebagai ujung tombak ketahan pangan kita, tapi kontradiksi dengan kehidupannya yang lekat dengan kemiskinan, tidak mengenyam pendidikan tinggi, jauh dari kehidupan modern, termasuk sulitnya akses ke perbankan untuk permodalan, dan banyak kesulitan lainnya.

Kesulitan hidup sebagai petani juga bertambah ketika mereka harus berhadapan dengan lahan konsesi milik korporasi. Batas lahan yang tidak jelas, berpotensi berujung pada urusan sengketa, saling tuntut menuntut.
Spoiler for Kehidupan petani yang miskin:

Konversi hutan ke perkebunan kerap dituding sebagai penyebab deforestasi. Upaya membuka lahan untuk perkebunan terkadang cenderung mengeksploitasi, sehingga terjadilah kebakaran lahan dan hutan, baik itu milik masyarakat maupun milik perusahaan perkebunan.

Seperti yang tercatat pada Juni-Oktober 2015 lalu, seluas 2,6 juta hektar lahan terbakar dengan kerugian Rp 221 trilyun. Ini adalah klimaks ‘bencana kabut asap’ yang terjadi dalam dekade terakhir ini.
Spoiler for Infografis Kerusakan Hutan:

Bencana yang menimpa ‘emas hijau’ kita itu, telah menimbulkan banyak kerugian dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, kesehatan, lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Sejak bencana 2015 itulah kemudian dicetuskan ide pengembangan usaha perkebunan rakyat. Pelaku usaha (perusahaan pemegang izin konsesi) harus mendorong keterlibatan masyarakat setempat untuk mencegah kebakaran hutan, sekaligus pemberdayaan masyarakat lokal.
Spoiler for DMPA:

Keberhasilan konservasi lansekap hutan di kawasan Asia-Pasifik sangat tergantung pada keterlibatan petani kecil, masyarakat adat dan komunitas lokal.

Program DMPA sejalan dengan tujuan pemerintah yang mendambakan sektor industri berkontribusi dalam proyek percontohan pengembangan kelembagaan pencegahan kebakaran hutan, kebun, dan lahan.

Para petani yang dibina dalam DMPA ini didorong untuk membudidayakan tanaman hortikultura, karena diketahui lebih berkelanjutan ketimbang sawit. Kenapa sawit tidak berkelanjutan?
Spoiler for Tanaman Sawit:

Sebagai contoh, seorang petani di Riau bernama Suryono, sudah beralih dari sawit ke hortikultura. Suryono membentuk Kelompok Tani Jaya dengan beranggotakan 18 orang yang seluruhnya bertani hortikultura. Produk hasil pertanian unggulan kelompok tani ini adalah bayam, buah pepaya dan jambu.

(Monggo, sambil mampir di trit ane sebelumnya --> Mantap! Petani Dusun dari Riau Ini Jadi Pembicara di COP22 Maroko, Kok Bisa?)
Spoiler for Tanaman Hortikultura Lebih Menguntungkan Ketimbang Sawit:


Program DMPA memiliki nilai investasi tidak tanggung-tanggung sebesar 10 juta USD untuk membina masyarakat lokal. Dana 10 juta USD itu termasuk di dalamnya untuk keperluan membuka lahan tanpa membakar, modal bertani termasuk bibit dan obat anti-hama, menyediakan pupuk, hingga akses ke pemasarannya juga difasilitasi.

Masyarakat yang tinggal di dekat hutan tersebut selain dibuat mandiri secara ekonomi, mereka juga diberdayakan menjadi garda terdepan pengawas hutan.

Tugas mereka sebagai informan apabila ada titik api (firespot) di sekitaran hutan tempat mereka tinggal dan bermata pencarian.


Sekian emoticon-I Love Indonesia (S)

Makasih buat Agan dan Sista yang udah mampir di trit ini setelah baca judulnya, itu berarti kalian concern dengan masa depan pangan lokal dan nasib para petani di Tanah Air.
emoticon-Angel

Salam emoticon-2 Jempol

0
4.4K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan