Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

elite0991Avatar border
TS
elite0991
Kinabalu, The Land Below The Wind (part 1)
Assalamualaikum dulur-dulur sekalian, semoga diberi kesehatan baik akal maupun fisik kita teman-teman sekalian.

Jadi ada quotes dari Pramoedya, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. Saya akan mencoba mengamalkan hal tersebut, tapi belum didukung kecerdasan dan mengikuti kaidah yang sesuai, mohon maaf sekali.

Perjalanan ini dimulai saat saya sedang bertemu teman SMA saya yang bernama Johannes Julo Panjaitan. Orang ini punya perawakan cukup tinggi, kurus, orang batak namun lama bergelayutan di Kota Bandung, jadi beliau sangat fasih berbahasa Sunda, mari sebut manusia ini dengan kode JJP pada cerita berikutnya. Saya bertemu JJP di Universitas Padjajaran sekitar bulan Desember 2014 untuk kepentingan makan dan cuci mata.

Spoiler for Ridwan Kamil:


Setelah makan dan akan bayar saya terlibat beberapa percakapan yang cukup penting,

JJP : "Urang euweuh duit euy"
FNA : "Da sia mah iraha boga duitna!?"
JJP : "Urang teh keur ngumpulkeun duit yeuh jang naik Kinabalu, pasti teu apal da maneh Kinabalu dimana"
FNA : "Ah, paling ge di daerah Sumatera mun teu ka timur"
JJP : "Di Borneo lur! Belegug sa mah budak gunung teh!"
FNA : "Oh, Kalimantan..."
JJP : "Borneo Mang, Malaysia"
FNA : "Anjis si sombong ka luar negeri, dahar ge nganjuk"
JJP : "Murah ke situ lads dibanding ke Rinjani, ga ada sampah pulak"
FNA : "Wah menarik tuh, ajakan aing nyak mang!!!"

Dari percakapan itu, saya memercayakan kepada beliau untuk mengecek biaya ongkos pesawat ke Kota Kinabalu city, Sabah, Malaysia. Tiba pada tanggal 27 Februari 2015, kami melakukan konsolidasi di PVJ coffee Saparua untuk perjalanan ini. Saya dan JJP mengecek beberapa situs penyedia jasa tiket pesawat dan mendapatkan ongkos termurah ke Kinabalu city pada tanggal 23 Maret 2015. Pada saat itu, waktu menunjukan pukul 21.00, dan kami terburu-buru untuk memesan karena hanya ada "5 tickets or less available". Di situ kami bingung karena kontestan hanya berdua. Mau ngajak orang lain tidak memungkinkan, tapi klo ga ngajak takut disangka "cule". Ya mau bagaimana lagi, JJP ini punya niat yang sangat tinggi tapi keadaan finansial yang kurang mendongkrak, jadi ya ongkos beliau harus saya dulu yang tanggung. Jadi Kami putuskan saat itu juga kami pesan 2 tiket Ke Kota Kinabalu City seharaga total @Rp 450.000 kalo tidak salah. Setelah kami memesan dan membayar tiket tersebut, kondisi kami tidak tahu menahu apa yang harus dilakukan di sana. Bermodalkan hanya beberapa gunung di Indonesia yang kami daki, kami mengasumsikan birokrasi yang sama dengan pendakian di Indonesia.

Ternyata asumsi kami salah. Pada hari berikutnya, kami melakukan konsolidasi lagi dan menjelajahi beberapa web yang menyediakan informasi tentang Gunung Kinabalu. Gunung Kinabalu ini dikelola oleh Sutera Sanctuary Lodge, dan pendaki yang naik harus menginap di Lodge tersebut (detail perndakian menyusul) yang total nya mencapai 1000 RM per pax. Saat melihat hal tersebut, kami sangat kecewa lah jelas. Duit pas-pasan tapi harus menyiapkan duit segitu banyak (1 RM = 3500 IDR saat itu). Ya tapi tiket sudah dipesan danshow must go on. Ya sudah, kami tetap melanjutkan perjalanan. Namun ada berita menarik pada saat itu, kami mencari tiket ke pulang ke Indonesia, namun tiket pulang tak ada yang murah. Saya mencoba mengakali dengan ngeteng dulu ke Kuala Lumpur. Ternyata ada tiket murah ke KL dari KK hanya IDR 400.000, ya tanpa pikir panjang kami ambil tiket tersebut yang menunjukan tanggal keberangkatan pada tanggal 31 Maret 2015. Setelah itu kami cek lagi tiket untuk pulang ke Indonesia pada tanggal tersebut, tiket ke CGK menembus 1,4 juta, kan mahil bos. Tapi ternyata ada promo ke Phuket Thailand hanya IDR 180.000 dari KL. Wah kagok edan euy, mumpung ngora mumpung jomblo edan keun weh. Tanpa pikir panjang kami pesan tiket dari KL ke Phuket untuk keberangkatan tanggal 31 Maret. Jelas lah karena keuangan terbatas, kami cari lagi tiket pulang ke Indonesia, dan kami dapat sekitar IDR 700.000 sampai CGK.

Tibalah tanggal 22 Maret 2015, H-1 perjalanan, bermodalkan menjelajah internet ke sana ke mari, kami akan nekat berangkat ke Kinabalu. Keberangkatan kami pada tanggal 23 Maret 2015 pada pukul 05.30 pagi, jadi harus ada di CGK 3 jam sebelum keberangkatan. Jadi kami memutuskan berangkat dari Bandung pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 23.00. Namun, pada pukul 21.00 si JJP pintar ini masih sms dan nanya "kirimkeun list barang nu kudu di bawa lah". Anjis, 2 jam lagi berangkat, beliau masih belum tau barang apa yang harus dibawa, kan terbaik.

Yang ada di pikiran saya, saya harus bawa baju Persib, Acalapati dan HMS-ITB ke gunung Kinabalu. Tidak terpikirkan saya harus bawa sabun, sampo maupun apapun tentang perbaikan paras padahal ya tidak bisa dipungkiri kalo maen ke kota mah kudu seungit teu meunang laledug. Itu kesalahan pertama saya, mohon dicatat kalo mau naik gunung lagi.

Akhirnya tiba pukul 22.00, saya berpamitan dengan orangtua untuk berpergian 11 hari ke depan, status di line pun dimutakhirkan biar seperti anak-anak kekininan. Dan saya pun berangkat ke pool bus Primajasa yang ada di Batununggal.

Day 1 (Senin, 23 Maret 2015)
Saya sampai di Bandara Soekarno Hatta Terminal 3, pada pukul 03.00 waktu setempat. Jadi ada kebijakan airport tax yang sudah termasuk pada saat pembelian tiket pesawat, namun saya pesan sebelum bulan Maret, jadi saya harus bayar pajak tersebut di bandara, namun loket airport tax tersebut sudah tutup. Jadi saya harus mengantri di loket AirAsia untuk bayar pajak tersebut. Pukul 05.00 kami masuk ke pesawat dan menunggu pesawat lepas landas pada pukul 05.30.

Kami tiba di Kota Kinabalu pada pukul 10.00 waktu setempat, ada perbedaan waktu 1 jam lebih cepat di Kota Kinabalu dibandingkan dengan Jakarta. Sesaat sebelumnya JJP mengingatkan saya bahwa di Malaysia orang-orang berwatak cukup keras, jadi saya diminta maklum oleh beliau. Sesaat setelah pesawat merapat, kami langsung bertanya ke pusat informasi pelancong (turis dalam bahasa malaysia) perihal cara berangkat menuju gunung Kinabalu. Berdasarkan Internet, kami sudah menentukan rute menuju Gunung Kinabalu, namun pusat informasi ini menyarankan untuk bertanya kepada Koordinator airport Bus di bandara tersebut. Karena pengalaman kalo pake nanya ke kounter yang gitu-gitu, ada pikirian pasti di tipu sana tipu sini dan maksa sana maksa sini, tapi ya terpaksa daripada tidak berangkat saya mendatangi kounter tersebut. Namun apa yang terjadi, penjaga kounter tersebut sangatlah ramah dan tidak memaksa, beliau menjelaskan dengan seksama bagaimana cara melanjutkan ke Gunung Kinabalu dengan menggunakan Busini, dengan biaya 5 RM, kami menggunakan Bus hingga Lapang Merdeka. Kami tiba di lapang merdeka pukul 11.00, dan kami harus melanjutkan perjalanan dengan kereta sewa (mungkin angkot kalo di sini), namun kereta sewa ini ada jadwal keberangkatannya, kami memilih keberangkatan pukul 11.30. Pilih kereta sewa yang menuju Kinabalu National Park. Biayanya sekitar 25 RM per orang. Supirnya ramah dan tidak sungkan mengangkat tas kita dan merapikannya. de best pokona. Coba ulin ka cicaheum, tas dibawa kamana, urg na dibawa kamana. komo pas jaman mudik.

Pukul 14.00 kami tiba di Kinabalu National Park, kondisi cuaca di sini cukup dingin dengan temperatur antara 16-20 derajat celsius, bentukannya mirip lembang lah. Pada saat sampai di gerbang depan Taman Nasional ini, tertera tarif wisatawan lokal 3 RM dan asing 15 RM. Muncul lah akal bulus kami untuk mengakali hal tersebut, berhubung teman saya JJP ini orang batak, tidak sulit lah bagi beliau buat bicara bahasa melayu, ditunjang dengan muka super lokal bak porter, kami pun mendatangi pintu masuk dan bertanya "tiket masuk berapakeh?". Alhasil kami pun mendapatkan tiket murah untuk wisatawan lokal. MANTAP!

Spoiler for Kinabalu National Park:


Setelah kami masuk ke taman nasional, kami langsung mendatangi Sutera Sanctuary Lodge, namun berita buruk yang kami terima. Saat kami bertanya apakah kami boleh mendaki, ternyata Sutera sebagai pengelola menyatakan taman nasional sedang penuh sehingga kami dilarang mendaki. Tertusuk rasanya hati ini mendengar berita tersebut, namun sang pengelola menyarankan coba Lamaing Lodgedi sebelah. Kami bergegas mendatangi Lamiang Lodge, namun berita yang sama kami terima pada saat bertanya ke Lamiang Lodge. Namun ada secercah harapan dari Lamiang Lodge. Admin bilang coba tunggu sampai pukul 16.00, siapa tau ada yang cancel mendaki. Kami disarankan untuk mencari losmen di luar taman nasional karena kami baru akan mulai mendaki besok pada tanggal 24 Maret 2015, jadi sambil menunggu kami cari losmen dulu. Untuk yang beragama katolik, di sini sangat banyak gereja jadi tidak perlu takut kesulitan ibadah. Sekitar pukul 15.00, kami mendapatkan losmen yang bernama Bayu Hostel, di sini harga per malam 20 RM per kepala, dorm, dan kamar mandi di luar, termurah lah sejauh yang kami cari.

Sudah pukul 15.00 kami bergerak mencari makan, ada rumah makan tepat di depan gerbang taman nasional. Di situ cara mengakali makan supaya murah bisa dengan beli lauknya saja seharga 6 RM, dan beli nasi nya @ 1 RM, jadi total 7 RM berdua, cukup murah lah untuk kelas makan di gunung. Menunya pun banyak mulai dari eastern sampai western. Tak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 16.00, kami pun berangkat menuju Lamiang Lodge. Berita gembira pun kami dengar, kami diperbolehkan untuk mendaki gunung Kinabalu karena ada tepat 2 orang yang mencancel perjalanannya. Alhamdulillah kata saya, dan puji tuhan kata teman saya. Super sekali, ini emang sudah jalan tuhan, hohoho. Kami pun harus membayar administrasi, saya lupa detailnya, namun kira sekitar 300 RM satu orang, sudah termasuk penginapan di Laban Rata dan guide, belum termasuk makan, jika dengan pesan makan nambah 120 RM lagi per orang, kan bangkar. Jadi kita harus ditemani guide, guide ini fungsinya menjelaskan perjalanan dan mengawasi paripolah kita takutnya buang sampah ato apapun yang merusak lingkungan. Ya sudah, dengan berita gembira ini, kami kembali ke Bayu Hostel dengan tenang.




Quote:
Diubah oleh elite0991 09-04-2020 12:34
junleon
tata604
joe_han
joe_han dan 2 lainnya memberi reputasi
3
6.6K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan