- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
'Terlanjur Basah' Penegak Hukum Dalam Kasus Jessica Wongso


TS
fakdisyit
'Terlanjur Basah' Penegak Hukum Dalam Kasus Jessica Wongso
MOHON DIBACA DULU! Ane ga akan menanggapi sumpah serapah, jika agan tidak sepakat atas artikel ane silahkan tinggalkan komentar bukan caci maki, dengan senang hati silahkan kritisi atau bantah menggunakan data, jika agan tidak tertarik thread ini atau bosan terhadap tema thread ini silahkan berhenti membaca dan klik tombol close di beranda browser agan saat ini juga. Make it easy!
Quote:
Ane disini mau bahas 'terlanjur basah' penegak hukum sehingga terkesan memaksakan kasus kopi maut dengan bukti bukti di persidangan dan kejanggalan2 nya, sehingga kesan memaksakan semakin kuat. Hari Sabtu pagi 30 Januari 2016, media online mainstream serentak memberitakan penetapan tersangka tunggal dalam kasus kopi maut di kafe Olivier, Grand Indonesia. Sejak saat itu, muncul tiga tokoh dominan dalam drama kopi maut. Pertama Jessica Wongso sebagai tersangka, kedua Krishna Murti sebagai Direskrimum Polda Metro, dan Darmawan Salihin ayah korban alm Mirna Salihin. Jessica sebelum ditetapkan sebagai tersangka, termasuk saksi kunci yang paling defensif atas tuduhan pembunuh yang dilayangkan publik terkait kematian teman ngopi nya di kafe Olivier, Grand Indonesia. Tidak jarang pula Jessica menjadi narasumber eksklusif stasiun TV untuk membantah tuduhan2 yang dilayangkan publik saat itu. Ketika polisi menetapkan secara resmi Jessica sebagai tersangka kematian temannya, maka drama kopi sianida dimulai.
Ada banyak kejanggalan dalam proses penyidikan yang terjadi selama ini yang kemudian mengundang tanya, yang opini ane sendiri sebagai orang awam kurang bisa menerima secara akal sehat mengapa hal hal krusial terkait penyelidikan terkesan kurang profesional. Sehingga ada kesan penegak hukum yang sudah terlanjur basah dan dengan membangun opini opini yang mengarahkan publik terhadap apa yang belum terbukti.
Ada banyak kejanggalan dalam proses penyidikan yang terjadi selama ini yang kemudian mengundang tanya, yang opini ane sendiri sebagai orang awam kurang bisa menerima secara akal sehat mengapa hal hal krusial terkait penyelidikan terkesan kurang profesional. Sehingga ada kesan penegak hukum yang sudah terlanjur basah dan dengan membangun opini opini yang mengarahkan publik terhadap apa yang belum terbukti.
Quote:
Antara Jessica Yang Sangat Cerdas, Atau Penyidikan Yang Tidak Profesional

Sejak awal opini publik yang terbentuk yaitu Jessica adalah wanita yang cerdas, tepat dan hati hati. Opini ini diperkuat dengan pernyataan penyidik dan ahli psikologi bahwa Jessica lolos lie detector, atau semua sikapnya yang rinci dan teratur, dan bahkan diopinikan sebagai pebunuh berdarah dingin. Benarkah?
Perlu diketahui, penyelidikan oleh polisi dimulai 4 hari setelah korban Mirna meninggal usai minum kopi. Tanpa otopsi dengan hanya pengambilan sampel, yang sebenarnya tanpa persetujuan keluarga pun penyidik berhak untuk otopsi jenazah dengan alasan kematian tidak wajar. Polisi juga sempat membuka hotline untuk semua orang yang mempunyai informasi apapun tentang saksi2 yang terlibat kematian mirna, walaupun polisi membantah pembukaan hotline karena polisi buntu terhadap jalannya kasus sianida, atau bukti permulaan CCTV dan keterangan ahli yang pada akhirnya masyarakat mengetahui bahwa di CCTV tidak ada hal yang aneh dan keterangan ahli yang mengajak masyarakat ‘menerawang’ dan ‘mengandai2’ tentang sikap Jessica yang dianggap tidak wajar atau mencurigakan.

Sejak awal opini publik yang terbentuk yaitu Jessica adalah wanita yang cerdas, tepat dan hati hati. Opini ini diperkuat dengan pernyataan penyidik dan ahli psikologi bahwa Jessica lolos lie detector, atau semua sikapnya yang rinci dan teratur, dan bahkan diopinikan sebagai pebunuh berdarah dingin. Benarkah?
Perlu diketahui, penyelidikan oleh polisi dimulai 4 hari setelah korban Mirna meninggal usai minum kopi. Tanpa otopsi dengan hanya pengambilan sampel, yang sebenarnya tanpa persetujuan keluarga pun penyidik berhak untuk otopsi jenazah dengan alasan kematian tidak wajar. Polisi juga sempat membuka hotline untuk semua orang yang mempunyai informasi apapun tentang saksi2 yang terlibat kematian mirna, walaupun polisi membantah pembukaan hotline karena polisi buntu terhadap jalannya kasus sianida, atau bukti permulaan CCTV dan keterangan ahli yang pada akhirnya masyarakat mengetahui bahwa di CCTV tidak ada hal yang aneh dan keterangan ahli yang mengajak masyarakat ‘menerawang’ dan ‘mengandai2’ tentang sikap Jessica yang dianggap tidak wajar atau mencurigakan.
Quote:
Bukti Yang Didominasi Keterangan Ahli, Bukan Bukti Fisik

Tentu saja masyarakat menunggu nunggu, yang dikatakan Krishna Murti dan Ayah korban, Darmawan Salihin mengenai barang bukti yang ‘akan membuat terang benderang’ menurut mereka. Penonton dibuat kecewa, atau lebih tepatnya bingung ketika semua bukti sudah dikeluarkan, tapi ternyata masih menimbulkan tanda tanya.
Ekspektasi penonton drama sidang, lebih tepatnya ingin menagih perkataan ayah korban Darmawan Salihin, tentang gerakan otot Jessica yang diyakininya memasukan sianida kedalam gelas, dan skandal ‘kecemburuan-cinta sejenis’ Jessica-Mirna atas motif pembunuhan. Atau perkataan Krishna Murti yang mengatakan CCTV akan mengungkap Jessica menaruh sianida kedalam gelas, atau mengambil sesuatu dalam tas, dan pernyataan yang membuat penonton menunggu nunggu yang pada akhirnya ternyata membuat masyarakat menjadi ‘dukun’ dadakan ketika menerawang apa yang sebenarnya terjadi di CCTV dengan gambar yang kurang jelas dan ketutupan pohon. Alangkah cerdasnya Jessica yang mampu merencanakan pembunuhan di tempat yang baru pertama kali dikunjungi, dengan detil dimana blankspot CCTV dan letak tempat duduk yang tertutup pohon.
Dan ketika sudah di last minute vonis, barang bukti fisik seperti sianida, atau keterangan darimana memperoleh sianida, dan saksi fakta yang melihat menaruh sesuatu di dalam gelas pun nihil. Maka bukti dibangga2kan polisi dan jaksa adalah keterangan ahli yang mempermasalahkan letak duduk, paperbag yang menutupi gelas, atau kecurigaan kecurigaan yang timbul karena Jessica menoleh atau gerakan yang dianggap mencurigakan lainnya.

Tentu saja masyarakat menunggu nunggu, yang dikatakan Krishna Murti dan Ayah korban, Darmawan Salihin mengenai barang bukti yang ‘akan membuat terang benderang’ menurut mereka. Penonton dibuat kecewa, atau lebih tepatnya bingung ketika semua bukti sudah dikeluarkan, tapi ternyata masih menimbulkan tanda tanya.
Ekspektasi penonton drama sidang, lebih tepatnya ingin menagih perkataan ayah korban Darmawan Salihin, tentang gerakan otot Jessica yang diyakininya memasukan sianida kedalam gelas, dan skandal ‘kecemburuan-cinta sejenis’ Jessica-Mirna atas motif pembunuhan. Atau perkataan Krishna Murti yang mengatakan CCTV akan mengungkap Jessica menaruh sianida kedalam gelas, atau mengambil sesuatu dalam tas, dan pernyataan yang membuat penonton menunggu nunggu yang pada akhirnya ternyata membuat masyarakat menjadi ‘dukun’ dadakan ketika menerawang apa yang sebenarnya terjadi di CCTV dengan gambar yang kurang jelas dan ketutupan pohon. Alangkah cerdasnya Jessica yang mampu merencanakan pembunuhan di tempat yang baru pertama kali dikunjungi, dengan detil dimana blankspot CCTV dan letak tempat duduk yang tertutup pohon.
Dan ketika sudah di last minute vonis, barang bukti fisik seperti sianida, atau keterangan darimana memperoleh sianida, dan saksi fakta yang melihat menaruh sesuatu di dalam gelas pun nihil. Maka bukti dibangga2kan polisi dan jaksa adalah keterangan ahli yang mempermasalahkan letak duduk, paperbag yang menutupi gelas, atau kecurigaan kecurigaan yang timbul karena Jessica menoleh atau gerakan yang dianggap mencurigakan lainnya.
Quote:
Bukti Rekaman Asli CCTV Yang Tidak Ada

Kita ketahui bahwa DVR asli CCTV kafe Olivier tidak ada, yang artinya bukti rekaman dalam DVR CCTV Olivier yang memperlihatkan rekaman saat kejadian sudah dipindahkan kedalam media disk lain untuk dipakai penyelidikan dan barang bukti sedangkan DVR asli sudah tidak ada. Pertanyaannya adalah, bagaimana memastikan bahwa rekaman barang bukti DVR yang asli ketika sudah di transfer media lain tidak di ubah atau dimanipulasi sedangkan media yang asli nya sebagai perbandingan tidak ada? Jika ini lumrah dilakukan penyidik, maka sekarang kita tau bagaimana cara kerja penegak hukum untuk mengungkap suatu kebenaran.

Kita ketahui bahwa DVR asli CCTV kafe Olivier tidak ada, yang artinya bukti rekaman dalam DVR CCTV Olivier yang memperlihatkan rekaman saat kejadian sudah dipindahkan kedalam media disk lain untuk dipakai penyelidikan dan barang bukti sedangkan DVR asli sudah tidak ada. Pertanyaannya adalah, bagaimana memastikan bahwa rekaman barang bukti DVR yang asli ketika sudah di transfer media lain tidak di ubah atau dimanipulasi sedangkan media yang asli nya sebagai perbandingan tidak ada? Jika ini lumrah dilakukan penyidik, maka sekarang kita tau bagaimana cara kerja penegak hukum untuk mengungkap suatu kebenaran.
Quote:
Tidak Ditemukannya Sidik Jari Jessica di Gelas

Jaksa bersikukuh bahwa Jessica lah yang memasukan sianida dalam gelas korban, dengan alasan hanya Jessica yang dapat menaruh racun dan hanya Jessica yang memiliki kuasa atas kopi Mirna selama setengah jam. Sayangnya, tidak ditemukannya sidik jari dalam gelas membuat publik bertanya tentang keterangan jaksa yang mengatakan bahwa Jessica memindahkan gelas, memindahkan sedotan atau mengotak atik gelas untuk memasukan zat mematikan itu.

Jaksa bersikukuh bahwa Jessica lah yang memasukan sianida dalam gelas korban, dengan alasan hanya Jessica yang dapat menaruh racun dan hanya Jessica yang memiliki kuasa atas kopi Mirna selama setengah jam. Sayangnya, tidak ditemukannya sidik jari dalam gelas membuat publik bertanya tentang keterangan jaksa yang mengatakan bahwa Jessica memindahkan gelas, memindahkan sedotan atau mengotak atik gelas untuk memasukan zat mematikan itu.
Quote:
Dokter Forensik Tak Diminta Polisi Mengotopsi Jenazah Korban

Ketika ditanya apa yang paling mengaburkan jejak pembunuhan berencana kopi maut, adalah tidak jelasnya kematian korban yang mengundang perdebatan banyak pihak. Tentunya, otopsi adalah hal yang paling krusial membuktikan kematian seseorang disebabkan hal yang tidak wajar. Di negara manapun, referensi kematian seseorang karena racun adalah fakta di organ tubuhnya mengandung racun yang dibuktikan dengan data forensik setelah kematian. Dengan alasan keluarga korban tidak menyetujui otopsi pada anaknya, maka penyelidikan dilakukan dengan pengambilan sampel saja. Padahal, penyidik berhak untuk mengotopsi jenazah dengan atau tanpa persetujuan keluarga korban untuk alasan penyidikan. Bahkan, keluarga bisa dipidana apabila tidak membolehkan otopsi sehingga menghalang halangi penyidik melakukan penyelidikan.

Ketika ditanya apa yang paling mengaburkan jejak pembunuhan berencana kopi maut, adalah tidak jelasnya kematian korban yang mengundang perdebatan banyak pihak. Tentunya, otopsi adalah hal yang paling krusial membuktikan kematian seseorang disebabkan hal yang tidak wajar. Di negara manapun, referensi kematian seseorang karena racun adalah fakta di organ tubuhnya mengandung racun yang dibuktikan dengan data forensik setelah kematian. Dengan alasan keluarga korban tidak menyetujui otopsi pada anaknya, maka penyelidikan dilakukan dengan pengambilan sampel saja. Padahal, penyidik berhak untuk mengotopsi jenazah dengan atau tanpa persetujuan keluarga korban untuk alasan penyidikan. Bahkan, keluarga bisa dipidana apabila tidak membolehkan otopsi sehingga menghalang halangi penyidik melakukan penyelidikan.
Quote:
Kesalahan Berlogika Dalam Kasus Jessica

Alasan publik yang paling umum ketika ditanya kenapa yakin Jessica pelakunya, adalah tidak adanya orang lain yang paling logis memasukan racun kedalam gelas kopi yang diminum korban selain Jessica. Dengan menutup segala kemungkinan lain, maka menyisakan satu kemungkinan hanya Jessica lah yang menguasai gelas kopi dan itu alasan paling logis mengapa dia harus menjadi tersangka tunggal kematian temannya. Sayangnya, hal ini tidak bisa dibenarkan. Kesalahan berlogika seperti ini yang memaksa kita untuk menutup kemungkinan lain dan mencari segala celah terhadap apa yang kita tuduh dan percayai. Celah yang dimaksud adalah, ketika minimnya bukti yang ada maka mencari cari kesalahan yang tidak substantif dan terlalu mengada ada bisa berakibat semakin jauhnya dari kebenaran itu sendiri.

Alasan publik yang paling umum ketika ditanya kenapa yakin Jessica pelakunya, adalah tidak adanya orang lain yang paling logis memasukan racun kedalam gelas kopi yang diminum korban selain Jessica. Dengan menutup segala kemungkinan lain, maka menyisakan satu kemungkinan hanya Jessica lah yang menguasai gelas kopi dan itu alasan paling logis mengapa dia harus menjadi tersangka tunggal kematian temannya. Sayangnya, hal ini tidak bisa dibenarkan. Kesalahan berlogika seperti ini yang memaksa kita untuk menutup kemungkinan lain dan mencari segala celah terhadap apa yang kita tuduh dan percayai. Celah yang dimaksud adalah, ketika minimnya bukti yang ada maka mencari cari kesalahan yang tidak substantif dan terlalu mengada ada bisa berakibat semakin jauhnya dari kebenaran itu sendiri.
Quote:
Sifat Narsistic Syndrom, dan Hilangnya Krishna Murti di Media Sosial

Sifat narsistic syndrom adalah keinginan untuk selalu tampil atau kebutuhan akan kekaguman yang semuanya harus konsisten jelas di tempat kerja dan dalam hubungan sosial. Orang yang mengalami gejala ini (narsisis/narcissist) sering digambarkan sebagai sifat sombong, egois, manipulatif, dan menuntut. Seseorang yang narsis biasanya memiliki rasa percaya diri yang sangat kuat, namun apabila narsisme yang dimilikinya sudah mengarah pada kelainan yang bersifat patologis, maka rasa percaya diri yang kuat tersebut dapat digolongkan sebagai bentuk rasa percaya diri yang tidak sehat, karena hanya memandang dirinya sebagai yang paling hebat dari orang lain tanpa bisa menghargai orang lain. Selain itu, seseorang dengan sifat narsis yang berlebihan memiliki kecenderungan untuk meninggikan dirinya di hadapan orang lain, menjaga harga dirinya dengan merendahkan orang lain saat orang lain memiliki kemampuan atau hal yang lebih baik darinya, bahkan tidak segan untuk mengasingkan orang lain untuk memperoleh kemenangan.
Kita ketahui bahwa Krishna Murti adalah tokoh yang diopinikan sebagai polisi yang paling banyak muncul di media ketika kasus yang menarik perhatian publik ini booming. Sebagai Ditreskrimum polda metro, tentunya ada andil Krishna Murti terhadap pengungkapan kasus yang diduga pembunuhan berencana di kafe Olivier. Komentar mengejutkan juga disampaikan Jessica saat bersaksi di persidangan, yang menceritakan bahwa Krishna Murti merasa menjatuhkan harga dirinya ketika mengunjungi Jessica di sel tahanan. Sebelum pengadilan mengambil alih kasus ini, Krishna Murti lah yang selalu tampil memberi tanggapan dan komentar terhadap status tersangka yang diduga membunuh teman di tempat umum. Krishna Murti juga kerap memberikan tanggapannya di akun medsos nya. Bukan hanya perihal kasus Jessica, juga kasus lainnya seperti terorisme, kriminal, dan bahkan hal hal lucu di posting dalam akun pribadinya itu. Bukan hanya Facebook, Krishna Murti juga aktif di Twitter dan Instagram. Tidak jarang netizen yang memberi apresiasi terhadap kinerja pak KM, sebutan akrabnya, atas capaian yang diraihnya dan juga sikap humbledan fun yang ditunjukan kepada netizen. Sayangnya, saat ini netizen tidak bisa lagi mengakses akun Facebook-nya yang sepertinya sudah ditutup, begitupula akun Twitter nya yang di lock, dan akun Instagram nya yang tidak bisa diakses.

Sifat narsistic syndrom adalah keinginan untuk selalu tampil atau kebutuhan akan kekaguman yang semuanya harus konsisten jelas di tempat kerja dan dalam hubungan sosial. Orang yang mengalami gejala ini (narsisis/narcissist) sering digambarkan sebagai sifat sombong, egois, manipulatif, dan menuntut. Seseorang yang narsis biasanya memiliki rasa percaya diri yang sangat kuat, namun apabila narsisme yang dimilikinya sudah mengarah pada kelainan yang bersifat patologis, maka rasa percaya diri yang kuat tersebut dapat digolongkan sebagai bentuk rasa percaya diri yang tidak sehat, karena hanya memandang dirinya sebagai yang paling hebat dari orang lain tanpa bisa menghargai orang lain. Selain itu, seseorang dengan sifat narsis yang berlebihan memiliki kecenderungan untuk meninggikan dirinya di hadapan orang lain, menjaga harga dirinya dengan merendahkan orang lain saat orang lain memiliki kemampuan atau hal yang lebih baik darinya, bahkan tidak segan untuk mengasingkan orang lain untuk memperoleh kemenangan.
Kita ketahui bahwa Krishna Murti adalah tokoh yang diopinikan sebagai polisi yang paling banyak muncul di media ketika kasus yang menarik perhatian publik ini booming. Sebagai Ditreskrimum polda metro, tentunya ada andil Krishna Murti terhadap pengungkapan kasus yang diduga pembunuhan berencana di kafe Olivier. Komentar mengejutkan juga disampaikan Jessica saat bersaksi di persidangan, yang menceritakan bahwa Krishna Murti merasa menjatuhkan harga dirinya ketika mengunjungi Jessica di sel tahanan. Sebelum pengadilan mengambil alih kasus ini, Krishna Murti lah yang selalu tampil memberi tanggapan dan komentar terhadap status tersangka yang diduga membunuh teman di tempat umum. Krishna Murti juga kerap memberikan tanggapannya di akun medsos nya. Bukan hanya perihal kasus Jessica, juga kasus lainnya seperti terorisme, kriminal, dan bahkan hal hal lucu di posting dalam akun pribadinya itu. Bukan hanya Facebook, Krishna Murti juga aktif di Twitter dan Instagram. Tidak jarang netizen yang memberi apresiasi terhadap kinerja pak KM, sebutan akrabnya, atas capaian yang diraihnya dan juga sikap humbledan fun yang ditunjukan kepada netizen. Sayangnya, saat ini netizen tidak bisa lagi mengakses akun Facebook-nya yang sepertinya sudah ditutup, begitupula akun Twitter nya yang di lock, dan akun Instagram nya yang tidak bisa diakses.
Quote:
UPDATE
Quote:
Overacting Keluarga Mirna Berpotensi Giring Opini Publik

Masyarakat sepakat bahwa keluarga pastinya terpukul atas meninggalnya alm Mirna dan memberi dampak psikologis terhadap keluarga, beserta orang yang mencintainya. Tapi, reaksi keluarga yang berusaha menggiring opini dengan statement statement negatif terhadap Jessica dengan sangat tendensius mengundang riak dan riuh. Dimulai dari komentar sang ayah yang dengan sangat percaya dirinya mengatakan ketertarikan Jessica terhadap sesama jenis khususnya dengan Mirna, kemudian komentar sinis yang mengungkap kebohongan Jessica secara masif di media, terlebih komentar nya yang akan membuktikan sendiri saat sidang berlangsung dan di klaim akan membuat sidang 'terang benderang', yang faktanya malah membuat kabut semakin tebal, malah membuat publik semakin bertanya ada apa? Bahkan semakin hari, bukan hanya Ayah Mirna saja yang maraton ke media media, melainkan suami, saudara kembar, bahkan ibunda juga kompak melakukan hal yang sama seakan akan melangkahi palu hakim yang belum menentukan status bersalah atau tidaknya Jessica.
Statemen terbarunya, Darmawan Salihin secara vokal mengatakan bahwa dirinya mengeluarkan banyak uang untuk kasus Jessica ini. Pertanyaannya, bukankan persidangan dan aparat keadilan dibayar oleh negara? Penggiringan opini yang dilakukan keluarga korban bersifat konsisten dan reaktif, selain membantah fakta di persidangan, mereka juga mengomentari pernyataan saksi maupun pengacara Jessica dan secara konsisten mengatakan Jessica lah pembunuh Mirna.

Masyarakat sepakat bahwa keluarga pastinya terpukul atas meninggalnya alm Mirna dan memberi dampak psikologis terhadap keluarga, beserta orang yang mencintainya. Tapi, reaksi keluarga yang berusaha menggiring opini dengan statement statement negatif terhadap Jessica dengan sangat tendensius mengundang riak dan riuh. Dimulai dari komentar sang ayah yang dengan sangat percaya dirinya mengatakan ketertarikan Jessica terhadap sesama jenis khususnya dengan Mirna, kemudian komentar sinis yang mengungkap kebohongan Jessica secara masif di media, terlebih komentar nya yang akan membuktikan sendiri saat sidang berlangsung dan di klaim akan membuat sidang 'terang benderang', yang faktanya malah membuat kabut semakin tebal, malah membuat publik semakin bertanya ada apa? Bahkan semakin hari, bukan hanya Ayah Mirna saja yang maraton ke media media, melainkan suami, saudara kembar, bahkan ibunda juga kompak melakukan hal yang sama seakan akan melangkahi palu hakim yang belum menentukan status bersalah atau tidaknya Jessica.
Statemen terbarunya, Darmawan Salihin secara vokal mengatakan bahwa dirinya mengeluarkan banyak uang untuk kasus Jessica ini. Pertanyaannya, bukankan persidangan dan aparat keadilan dibayar oleh negara? Penggiringan opini yang dilakukan keluarga korban bersifat konsisten dan reaktif, selain membantah fakta di persidangan, mereka juga mengomentari pernyataan saksi maupun pengacara Jessica dan secara konsisten mengatakan Jessica lah pembunuh Mirna.
Quote:
Bukti Awal Polisi Menjerat Tersangka Berupa CCTV, Pendapat Ahli, dan Dokumen Forensik Lemah

Ketika polisi menetapkanJessica tersangka tunggal, landasan polisi menetapkan tersangka dengan beberapa alat bukti berupa CCTV kafe, dokumen forensik dan pendapat ahli bisa dibilang lemah. Alasan penyidik seperti diakui Krishna Murti adalah menetapkan tersangka murni subjektif dengan alasan tersangka takut menghilangkan barang bukti, melarikan diri atau melakukan perbuatan yang sama. Dengan begitu yakin nya, polisi menetapkan tersangka tengah malam dan melakukan konferensi pers pagi hari dengan landasan 4 alat bukti dan subjektif penyidik.
Lalu hari ini, kita ketahui bahwa barang bukti berupa CCTV tidak menjelaskan secara terang gerak gerik Jessica memasukan racun, atau tidak adanya data otopsi korban dalam dokumen forensik, dan pendapat ahli yang hanya mempersoalkan psikologi, gerak gerik yang dianggap mencurigakan, atau anggapan psikopat sampai kelainan mental yang diidap Jessica. Lantas, apa yang dipikirkan polisi saat itu ketika menetapkan Jessica tersangka dengan landasan bukti yang lemah?

Ketika polisi menetapkanJessica tersangka tunggal, landasan polisi menetapkan tersangka dengan beberapa alat bukti berupa CCTV kafe, dokumen forensik dan pendapat ahli bisa dibilang lemah. Alasan penyidik seperti diakui Krishna Murti adalah menetapkan tersangka murni subjektif dengan alasan tersangka takut menghilangkan barang bukti, melarikan diri atau melakukan perbuatan yang sama. Dengan begitu yakin nya, polisi menetapkan tersangka tengah malam dan melakukan konferensi pers pagi hari dengan landasan 4 alat bukti dan subjektif penyidik.
Lalu hari ini, kita ketahui bahwa barang bukti berupa CCTV tidak menjelaskan secara terang gerak gerik Jessica memasukan racun, atau tidak adanya data otopsi korban dalam dokumen forensik, dan pendapat ahli yang hanya mempersoalkan psikologi, gerak gerik yang dianggap mencurigakan, atau anggapan psikopat sampai kelainan mental yang diidap Jessica. Lantas, apa yang dipikirkan polisi saat itu ketika menetapkan Jessica tersangka dengan landasan bukti yang lemah?
Quote:
Sekarang bola berada di tangan hakim, apapun keputusannya maka masyarakat dan semua elemen hukum harus menghormati keputusan yang diambil. Kita juga tidak bisa mengintervensi keputusan hakim, juga tidak bisa mengulang apa yang sudah terjadi. Pastinya keputusan hakim melalui pertimbangan pertimbangan yang matang apapun hasilnya, tingal menghitung hari sampai dijatuhkannya vonis terkait nasib dan masa depan terdakwa. Harapan masyarakat, hakim memutuskan dengan segala kebijakan dan sesuai dengan fakta persidangan. Kita juga tidak mengharapkan permainan di belakang meja yang menginterfensi keputusan hakim. Sesuai judulnya, Terlanjur Basah, maka biarkan mengalir seperti air di sungai mencari hulu.
Quote:
Komentar dan Tanggapan
Quote:
Original Posted By spike892►Satu hal aja ga ada otopsi berarti penyebab kematian kabur, harusnya yang gini dah batal demi hukum ga perlu lagi ke persidangan, mungkin karena keluarga mirna banyak duit dan duit sangat bisa berkuasa makanya bisa sampe ke persidangan, dah batal demi hukum lah ngapain diterusin malu maluin aja
Quote:
Original Posted By baggiofans►
Ane pernah berbincang ma salah seorang pejabat Mabes Polri berpangkat Irjen saat beliau berada di markas Polda dikota ane, beliau mengatakan.."satu2nya alat bukti otentik dari kasus Mirna adalah bedah Forensic/otopsi..bukan pembuktian Dari CCTV dan pendapat para ahli..Penyidikan kasus Mirna sudah salah dari awal..hasil rekaman dari CCTV itu hanya alat bukti pendukung bukan alat bukti utama..tapi malah yang terjadi adalah Rekaman Cctv yang dijadikan alat bukti utama, sedangkan pembuktian otentik lewat bedah forensic malah tidak dilakukan dengan alasan keluarga mirna salihin tidak mengijinkan.padahal diizinkan atau tidak , pihak kepolisian berhak penuh melakukan uji pembedahan forensic, dan ini sudah menjadi standar penuh di kepolisian di negara manapun"..nah lo..gmn ini pak KM..irjen lho yang ngomong..
Ane pernah berbincang ma salah seorang pejabat Mabes Polri berpangkat Irjen saat beliau berada di markas Polda dikota ane, beliau mengatakan.."satu2nya alat bukti otentik dari kasus Mirna adalah bedah Forensic/otopsi..bukan pembuktian Dari CCTV dan pendapat para ahli..Penyidikan kasus Mirna sudah salah dari awal..hasil rekaman dari CCTV itu hanya alat bukti pendukung bukan alat bukti utama..tapi malah yang terjadi adalah Rekaman Cctv yang dijadikan alat bukti utama, sedangkan pembuktian otentik lewat bedah forensic malah tidak dilakukan dengan alasan keluarga mirna salihin tidak mengijinkan.padahal diizinkan atau tidak , pihak kepolisian berhak penuh melakukan uji pembedahan forensic, dan ini sudah menjadi standar penuh di kepolisian di negara manapun"..nah lo..gmn ini pak KM..irjen lho yang ngomong..
Quote:
Original Posted By .kamandanu.►kalau menurut pemikiran pribadi ane gini gan:
1.polisi biasanya serba cepet ngambil tindakan, prosedur diabaikan kaya kasus kasus lainnya..tapi aman
2.dokter juga gak tau bakal rame dan panjang kaya gini, jadi mereka main ambil hasil aja
( bayangin aja, bukti sempel kurang......kok hasil nya ada, negatif)
harus nya kalau sempel/contoh nya kurang ya tidak berani ngeluarin hasil otopsi
entah positif entah negatif ya kalau sempel kurang ya bilang gak bisa di teliti...kok bisa hasil nya negatif
berarti kalau sempel nya kebanyakan bisa jadi hasil nya positif,,hahahaha
ini peringatan buat polisi dan dokter kalau nyelidikin kasus harus pakai SOP (standar operasional prosedur)
jadi apes mereka, biasanya ngeluarin keputusan langsung tersangka bisa dihukum,
eh...ini jadi kasus gede, mampus.....
1.polisi biasanya serba cepet ngambil tindakan, prosedur diabaikan kaya kasus kasus lainnya..tapi aman
2.dokter juga gak tau bakal rame dan panjang kaya gini, jadi mereka main ambil hasil aja
( bayangin aja, bukti sempel kurang......kok hasil nya ada, negatif)
harus nya kalau sempel/contoh nya kurang ya tidak berani ngeluarin hasil otopsi
entah positif entah negatif ya kalau sempel kurang ya bilang gak bisa di teliti...kok bisa hasil nya negatif
berarti kalau sempel nya kebanyakan bisa jadi hasil nya positif,,hahahaha
ini peringatan buat polisi dan dokter kalau nyelidikin kasus harus pakai SOP (standar operasional prosedur)
jadi apes mereka, biasanya ngeluarin keputusan langsung tersangka bisa dihukum,
eh...ini jadi kasus gede, mampus.....
Quote:
Original Posted By hyrata18►Bisa jadi penyidiknya emng ga profesional, atau ada kepentingan politis di dalamnya. Alasan apapun yg menyebabkan proses penyidikan tdk maksimal, ttp membuktikan kalau kinerja mereka tdk sesuai SOP.
Perlu ditelisik lebih jauh, apa penyebab penyidik seakan 'ga becus' mulai dr otopsi telat, otopsi tdk dilakukan scr keseluruhan, cctv asli yg gaada dll.
Kalo begini yg kasihan ya si korban dan org2 yg sayang sm korban. Terkatung2 ga jelas bakal dibawa kemana ini kasus.
Perlu ditelisik lebih jauh, apa penyebab penyidik seakan 'ga becus' mulai dr otopsi telat, otopsi tdk dilakukan scr keseluruhan, cctv asli yg gaada dll.
Kalo begini yg kasihan ya si korban dan org2 yg sayang sm korban. Terkatung2 ga jelas bakal dibawa kemana ini kasus.
Quote:
Original Posted By ayamjagobdg►Gue setuju. Kasus ini lebih ke dipaksakan.
Pengacara jessica keliatannya lebih ngarahin ke lemah nya barang bukti, bukan membuktikan klo jessica ga bersalah. Jd yg dibahas soal SOP lah, keabsahan barang bukti lah, hasil uji sampel yg lemah lah, dll. Jd cuma ngincer "kelemahan" penyidik.
Gue masih yakin klo jessica pelaku nya, cuma atas dasar barang bukti yg lemah, jessica bisa jadi lolos. Tinggal kita liat hakim akan bikin keputusan apa.
Pengacara jessica keliatannya lebih ngarahin ke lemah nya barang bukti, bukan membuktikan klo jessica ga bersalah. Jd yg dibahas soal SOP lah, keabsahan barang bukti lah, hasil uji sampel yg lemah lah, dll. Jd cuma ngincer "kelemahan" penyidik.
Gue masih yakin klo jessica pelaku nya, cuma atas dasar barang bukti yg lemah, jessica bisa jadi lolos. Tinggal kita liat hakim akan bikin keputusan apa.
Quote:
Original Posted By kiki98►betul sekali kalo kurang bukti fisik dan hanya keterangan ahli aja. sebenarnya ini bisa jadi kelamahan dalam hukum kita gan. di kasus ini kelihatan bug alias celah hukum terlepas benar atau tidak si jes membunuh. semua ilmu tentu ada kelemahan. dan ane fokus bukan pada sapa yg benar dan salah. tapi bagaimana suatu ilmu dimanfaatkan oleh seseorang yg jenius antara rival keduanya.
kritik gan .. ente bilang bapaknya mirna udah habis banyak uang buat kasus anaknya.. dan ente menggiring suatu pertanyaan bahwa aparat dan pengadilan d bayar negara bukan? dan itu pertanyaan menjerumuskan menurut ane. soalnya mungkin saja untuk pengacara dan biaya transportasi dll. (banyak)itu subjektif jadi ga ada ukuran pasti kecuali di sebut secara objektif. bisa dibilang provokatif. cukup bukti2 di atas saja sudah sangat valid. dan ane sangat setuju JIKA minim bukti sebaiknya lepaskan. jangan dipaksa oleh opini dan opini..
good job gan
kritik gan .. ente bilang bapaknya mirna udah habis banyak uang buat kasus anaknya.. dan ente menggiring suatu pertanyaan bahwa aparat dan pengadilan d bayar negara bukan? dan itu pertanyaan menjerumuskan menurut ane. soalnya mungkin saja untuk pengacara dan biaya transportasi dll. (banyak)itu subjektif jadi ga ada ukuran pasti kecuali di sebut secara objektif. bisa dibilang provokatif. cukup bukti2 di atas saja sudah sangat valid. dan ane sangat setuju JIKA minim bukti sebaiknya lepaskan. jangan dipaksa oleh opini dan opini..
good job gan

Quote:
Original Posted By bebekchan►nambahin gan
dari awal kasus udah gencar banget penggiringan opini dari pihak keluarga korban
mulai dari lesbian lah, chat wa yg isinya minta ciumlah, tapi mana? ada ga dibuka dipersidangan?
yg bikin kasus ini geli, selain karna petugas ga profesional dan banyak campur tangan yg cuma ingin eksis, banyak pihak ga mau di salahkan atas keteledorannya, padahal akui aja apa susahnya sih.
JPU bener2 kerja asal digaji juga, padahal keliatan dagelannya.
bener2 sulit ya membuktikan kebenaran dibanding mengakali kebohongan
dari awal kasus udah gencar banget penggiringan opini dari pihak keluarga korban
mulai dari lesbian lah, chat wa yg isinya minta ciumlah, tapi mana? ada ga dibuka dipersidangan?
yg bikin kasus ini geli, selain karna petugas ga profesional dan banyak campur tangan yg cuma ingin eksis, banyak pihak ga mau di salahkan atas keteledorannya, padahal akui aja apa susahnya sih.
JPU bener2 kerja asal digaji juga, padahal keliatan dagelannya.
bener2 sulit ya membuktikan kebenaran dibanding mengakali kebohongan

Diubah oleh fakdisyit 20-10-2016 14:50
0
31.2K
Kutip
329
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan