- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kodam Siliwangi Bubarkan Perpustakaan Jalanan di Bandung


TS
toruwijaya
Kodam Siliwangi Bubarkan Perpustakaan Jalanan di Bandung
Quote:

Jakarta, CNN Indonesia -- Komando Daerah Militer III Siliwangi membubarkan lapak buku gratis yang digelar secara kolektif oleh komunitas Perpustakaan Jalanan di Taman Cikapayang, Dago, Bandung, Sabtu pekan lalu.
Otoritas teritorial TNI Angkatan Darat di Jawa Barat itu mendasarkan tindakan mereka pada peraturan jam malam yang diatur kepolisian dan Pemkot Bandung.
Senin (22/8) kemarin, para pegiat Perpustakaan Jalanan mempublikasikan peristiwa tersebut bersama pengacara publik dari Lembaga Bantuan Hukum Bandung.
Komunitas itu menyebut pembubaran oleh personel Kodam Siliwangi terjadi sekitar pukul 23.00 WIB. Mereka memperkirakan saat itu terdapat kurang lebih 50 tentara.
"Mereka membawa senjata api dan pentungan rotan. Turun dari kendaraan, mereka membubarkan kerumunan orang di Taman Cikapayang sambil berteriak dan membentak dengan kasar," tulis Indra, pegiat Perpustakaan Jalanan dalam keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com.
Para pegiat literasi swadaya itu menuduh seorang tentara memukuli tiga rekan mereka tanpa alasan hukum yang jelas. Mereka menyebut tindakan represif TNI semacam itu mengancam kehidupan masyarakat sipil.
Kepala Penerangan Kodam Siliwangi Letnan Kolonel M. Desi Ariyanti mengatakan, lembaganya saat ini memang membantu Polri menciptakan keamanan di Jawa Barat dan Banten.
Melalui keterangan tertulisnya, Ariyanto menyebut aktivitas literasi yang digagas Perpustakaan Jalanan meresahkan dan menjurus ke kegiatan negatif. Ariyanto mempertanyakan kegiatan perpustakaan yang dilaksanakan malam hari dan di tempat publik.
Kodam Siliwangi menduga kegiatan yang berlangsung hingga larut malam dapat memantik tindakan negatif, serupa dengan apa yang kerap dilakukan geng motor.
Lihat juga:
Pemberangusan Buku Akan Digugat ke Mahkamah Konstitusi
Selain itu, Kodam Siliwangi juga meragukan substansi buku yang disediakan Perpustakaan Jalanan.
"Apakah benar buku-buku tersebut adalah buku yang diizinkan untuk dibaca oleh kaum muda atau malah buku yang di dalamnya berisi topik yang tidak sesuai," tulis Ariyanto.
Gerakan Literasi
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil melalui akun Instagram resminya, Selasa (23/8), menyampaikan penyesalan atas pembubaran Perpustakaan Jalanan. "Semoga kejadian tersebut tidak terulang lagi di masa depan," ucapnya.
Ridwan mengatakan, Pemkot Bandung saat ini sedang berupaya meningkatkan budaya literasi kepada seluruh warganya. Ia pun mengajak masyarakat untuk melanjutkan gerakan membaca tersebut.
"Mari terus membaca karena buku adalah jendela dunia," tuturnya.
Lihat juga:
Pemerintah Larang 22 Buku Pasca Reformasi
September 2015, Ridwan menyatakan ingin menjadikan Bandung sebagai Kota Buku pada 2017. Ia menargetkan 151 kelurahan di kota itu memiliki setidaknya satu perpustakaan.
Adapun, Perpustakaan Jalanan merupakan inisiatif sejumlah kelompok pemuda memindahkan buku ke jalan-jalan di Kota Bandung. Komunitas yang berdiri tahun 2010 itu merasa cara itu efektif mendekatkan buku pada masyarakat. (abm)
http://www.cnnindonesia.com/nasional...an-di-bandung/
pertanyaan, tentara takutnya sama apa hayo?
.
.
.
.
buku


Quote:
Tentang Perpustakaan Jalanan

Awalnya dimulai November 2010, oleh 3 orang mahasiswa pemalas yang lebih banyak menghabiskan waktu di sebuah ruangan kosan berukuran 2 x 3 meter daripada di ruangan kelas. 3 orang yang cukup senang membaca, walau bukan pembaca yang baik. Setidaknya tumpukan buku bacaan di kamarnya masing-masing yang berbanding terbalik dengan kosongnya isi otak mereka membuktikan hal tersebut.
Tergerak oleh slogan grafiti Paris 1968: “Kebosanan adalah kontra-revolusioner!”, 3 orang tersebut memutuskan untuk bergerak dari lembabnya kamar kosan ke jalanan. Teringat buku-buku di kamar mereka yang mungkin akan lebih bermanfaat jika bisa dibaca oleh lebih banyak orang ketimbang membangkai di rak-rak buku.
Momen Car Free Day menjadi pilihan mereka untuk menghadirkan bacaan gratis tiap pekannya, mengingat akan banyak orang berkumpul di sana. Cukup dilematis karena para pemalas ini sangat sulit bangun pagi, maka alasan ‘cuci-mata’ melihat cewek-cewek metropolis berolahraga menjadi motivasi eksternalnya saat itu.
Setelah menghubungi kawan-kawan terdekat untuk mengumpulkan koleksi buku agar lebih banyak dan variatif, pengumpulan logistik yang diperlukan pun lebih sering dilakukan dengan cara ilegal. Alas buku dan spanduk didapatkan dengan cara mencuri spanduk di jalanan. Maka jika kalian temukan ada spanduk partai di lapak kami, bukan berarti kegiatan ini diendorse partai tertentu, tapi spanduk itu memang hasil panjang tangan kami yang tidak pilih-pilih.
Tak terasa hampir 3 tahun kegiatan ini telah berjalan. Beberapa kawan tertarik bergabung. Banyak pula yang menyumbang buku-buku. Kegiatan memang berjalan ‘belang-betong’ dan ‘edan-eling’, sesuai dengan mood para personilnya. Kami akui inkonsistensi adalah kelemahan kami. Baru setelah hampir menginjak tahun ketiga ini pula, terpikir untuk memberi sentuhan-sentuhan baru bagi kegiatan ini. Berikut setumpuk mimpi yang menunggu realisasi.
Menjadi tempat berbagi dan bertukar bahan bacaan
Katakanlah saya menyukai buku-buku keagamaan, si A menyukai buku-buku sastra, dan si B menyukai buku-buku politik. Jika 3 orang tersebut menyimpan koleksi buku-bukunya di setiap gelaran Perpustakaan ini, maka 3 jenis bacaan sudah dapat kita nikmati. Mungkin saya yang tadinya hanya mengerti tentang keagamaan jadi mengerti juga tentang sastra dan politik. Apalagi jika masing-masing mulai menulis pemikirannya sendiri, tentunya perputaran ilmu dan informasi menjadi lebih menarik. Kami juga berharap kedepannya dapat menjadi tempat bertukar bacaan-bacaan alternatif, seperti zine, media-media akar-rumput, buku-buku karya penulis/penerbit independen, bahkan mungkin selebaran-selebaran gelap propaganda politik

Menyediakan akses buku & bacaan yang mudah bagi semua orang
Sebagian pembaca kami adalah orang-orang yang mungkin tidak memiliki akses ke perpustakaan, apalagi belanja di toko buku. Mulai dari pedagang cuanki, kopi, hingga pemulung seringkali ikut membaca buku-buku di lapak kami sambil menunggu pembeli. Sementara sebagian yang lain mungkin orang-orang sibuk yang kebetulan lewat dan tertarik dengan buku di lapak kami yang tidak ditemui di toko buku, orang-orang ini tidak punya banyak kesempatan untuk membaca di tempat, itu mungkin alasannya tidak sedikit yang ingin membeli beberapa koleksi kami. Mengingat koleksi kami juga sangat terbatas, maka alternatif layanan yang akan kami berikan adalah layanan fotokopi (plagiasi). *lagi-lagi ilegal*. Cukup pesan buku apa yang akan difotokopi dan mengganti biaya fotokopinya (kami tidak akan menarik biaya apapun di luar itu).
Mengadakan semacam kegiatan diskusi, bedah buku, skill sharing, atau semacamnya di setiap pertemuannya
Ini lebih seru lagi pastinya! Sebuah ruang pendidikan alternatif dimana semua orang dapat berbagi ilmu dan pengetahuan yang ia miliki kepada orang lainnya. Jika itu sudah rutin terselenggara, mungkin mimpi ter-utopis kami “membentuk masyarakat yang saling peduli dan berbagi” semakin dekat dengan realita, setidaknya kami ingin melihatnya di taman Cikapayang ini. Jika untuk berbagi pengetahuan saja tidak mau, berbagi materi mungkin lebih sulit lagi.
Masih banyak tentunya harapan, cita-cita, bahkan utopia kami. Maklum, kami para pengkhayal yang lebih banyak bermimpi daripada bekerja (

Mari membaca, berbagi, dan merealisasikan ilmu pengetahuan di jalanan. Karena ilmu pengetahuan tidak seharusnya terpenjara di dalam kebosanan ruang-ruang kelas dan kebekuan gedung perpustakaan.
Salam hangat, dan jabat erat!
https://perpustakaanjalanan.wordpres...akaan-jalanan/
Spoiler for Perpustakaan Jalanan Disebut Tentara : Kedok Modus Geng Motor Bandung:
Quote:
Original Posted By toruwijaya►
hush ngawur, perpustakaan jalanan kedok geng bermotor
bahaya
!!!!!
Perpustakaan Jalanan Disebut Kedok Modus Geng Motor Bandung
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf Komando Daerah Militer III/Siliwangi Brigjen TNI Wuryanto menyebut kegiatan Perpustakaan Jalanan yang beroperasi pada malam hari merupakan modus baru geng motor di Bandung. Oleh karena itu Kodam membubarkan aktivitas komunitas itu pada Sabtu pekan lalu.
“Kemungkinan itu hanya sebagai modus. Dulu enggak ada Perpustakaan Jalanan. Sekarang dengan berbagai modus dan alasan, mereka (geng motor) mengatasnamakan macam-macam, termasuk perpustakaan jalanan,” kata Wuryanto kepada CNNINdonesia.com, Selasa (23/8).
Lihat juga:
Wuryanto mengatakan, aksi geng motor di Kota Kembang itu makin meresahkan warga. Selama ini, modus yang digunakan juga beragam. Modus lain, kata dia, kegiatan karya bakti pada malam hari.
Perwira tinggi bintang satu ini tak menyebut secara pasti landasan hukum yang dipakai Kodam dalam membubarkan aktivitas komunitas Perpustakaan Jalanan. Dia beralasan, pembubaran itu untuk mencegah kriminalitas yang dilakukan geng motor di Bandung.
“Ini panggilan. Warga Bandung resah dengan geng motor. Kodam dalam melakukan penertiban selalu berpengan pada kepentingan masyarakat Jawa Barat,” ujarnya.
Dia mempertanyakan sasaran pembaca yang ditarget Perpustakaan Jalanan pada malam hari. Apalagi, kata Wuryanto, mereka menggelar aktivitasnya di tempat yang sepi dan gelap. Bahkan dia menyangsikan buku yang disediakan di perpustakaan itu.
"Bukunya apa yang disajikan, hanya beberapa biji. Buku itu hanya untuk syarat kalau dia kelompok jalanan. Dicek saja ke masyarakat apa pernah merasa terbantu dengan adanya Perpustakaan Jalanan tengah malam,” katanya.
Lihat juga:
Ridwan Kamil Diminta Jelaskan Fungsi Militer di Bandung
Wuryanto berpendapat, jika kegiatan melapak buku gratis itu memang ditujukan untuk membantu masyarakat dalam mengakses buku, seharusnya Perpustakaan Jalanan dilakukan pada siang hari. Dia menilai aktivitas perpustakaan pada malam hari hanya alasan geng motor.
“Boleh saja beralasan, mencari alibi, tapi kenyataannya siapa yang disasar perpustakaan tengah malam sampai pagi, siang katanya kerja, capek-capek melaksanakan itu,” ucap dia.
Wuryanto mengatakan, penertiban yang dilakukan Kodam telah berjalan sejak tiga bulan lalu. Dia mengklaim pihaknya selalu berkoordinasi dengan Polri. Namun Wuryanto mengaku baru mengetahui ada Perpustakaan Jalanan pada hari itu. Pembubaran pun langsung dilakukan Kodam karena menganggap mereka adalah bagian dari geng motor.
“Geng motor sudah bertahun-tahun tidak pernah tuntas, korban selalu berjatuhan,” katanya.
Lihat juga:
Wagub Jabar Pertanyakan Pembubaran Perpustakaan di Bandung
Para penggiat Perpustakaan Jalanan mengecam penertiban yang dilakukan oleh TNI. Mereka menyatakan pembubaran kegiatan masyarakat sipil oleh TNI bukan kali ini terjadi. Bahkan pembubaran itu disertai tindakan intimidatif dan represif.
“Tindakan demikian mengancam kehidupan sipil. Perlu digarisbawahi, TNI sama sekali tidak berwenang melakukan penertiban masyarakat sipil,” tulis Indra, penggiat Perpustakaan Jalanan dalam keterangan pers. (gil)
http://www.cnnindonesia.com/nasional...motor-bandung/
hush ngawur, perpustakaan jalanan kedok geng bermotor
bahaya

Perpustakaan Jalanan Disebut Kedok Modus Geng Motor Bandung
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf Komando Daerah Militer III/Siliwangi Brigjen TNI Wuryanto menyebut kegiatan Perpustakaan Jalanan yang beroperasi pada malam hari merupakan modus baru geng motor di Bandung. Oleh karena itu Kodam membubarkan aktivitas komunitas itu pada Sabtu pekan lalu.
“Kemungkinan itu hanya sebagai modus. Dulu enggak ada Perpustakaan Jalanan. Sekarang dengan berbagai modus dan alasan, mereka (geng motor) mengatasnamakan macam-macam, termasuk perpustakaan jalanan,” kata Wuryanto kepada CNNINdonesia.com, Selasa (23/8).
Lihat juga:
Wuryanto mengatakan, aksi geng motor di Kota Kembang itu makin meresahkan warga. Selama ini, modus yang digunakan juga beragam. Modus lain, kata dia, kegiatan karya bakti pada malam hari.
Perwira tinggi bintang satu ini tak menyebut secara pasti landasan hukum yang dipakai Kodam dalam membubarkan aktivitas komunitas Perpustakaan Jalanan. Dia beralasan, pembubaran itu untuk mencegah kriminalitas yang dilakukan geng motor di Bandung.
“Ini panggilan. Warga Bandung resah dengan geng motor. Kodam dalam melakukan penertiban selalu berpengan pada kepentingan masyarakat Jawa Barat,” ujarnya.
Dia mempertanyakan sasaran pembaca yang ditarget Perpustakaan Jalanan pada malam hari. Apalagi, kata Wuryanto, mereka menggelar aktivitasnya di tempat yang sepi dan gelap. Bahkan dia menyangsikan buku yang disediakan di perpustakaan itu.
"Bukunya apa yang disajikan, hanya beberapa biji. Buku itu hanya untuk syarat kalau dia kelompok jalanan. Dicek saja ke masyarakat apa pernah merasa terbantu dengan adanya Perpustakaan Jalanan tengah malam,” katanya.
Lihat juga:
Ridwan Kamil Diminta Jelaskan Fungsi Militer di Bandung
Wuryanto berpendapat, jika kegiatan melapak buku gratis itu memang ditujukan untuk membantu masyarakat dalam mengakses buku, seharusnya Perpustakaan Jalanan dilakukan pada siang hari. Dia menilai aktivitas perpustakaan pada malam hari hanya alasan geng motor.
“Boleh saja beralasan, mencari alibi, tapi kenyataannya siapa yang disasar perpustakaan tengah malam sampai pagi, siang katanya kerja, capek-capek melaksanakan itu,” ucap dia.
Wuryanto mengatakan, penertiban yang dilakukan Kodam telah berjalan sejak tiga bulan lalu. Dia mengklaim pihaknya selalu berkoordinasi dengan Polri. Namun Wuryanto mengaku baru mengetahui ada Perpustakaan Jalanan pada hari itu. Pembubaran pun langsung dilakukan Kodam karena menganggap mereka adalah bagian dari geng motor.
“Geng motor sudah bertahun-tahun tidak pernah tuntas, korban selalu berjatuhan,” katanya.
Lihat juga:
Wagub Jabar Pertanyakan Pembubaran Perpustakaan di Bandung
Para penggiat Perpustakaan Jalanan mengecam penertiban yang dilakukan oleh TNI. Mereka menyatakan pembubaran kegiatan masyarakat sipil oleh TNI bukan kali ini terjadi. Bahkan pembubaran itu disertai tindakan intimidatif dan represif.
“Tindakan demikian mengancam kehidupan sipil. Perlu digarisbawahi, TNI sama sekali tidak berwenang melakukan penertiban masyarakat sipil,” tulis Indra, penggiat Perpustakaan Jalanan dalam keterangan pers. (gil)
http://www.cnnindonesia.com/nasional...motor-bandung/
Spoiler for Ridwan Kamil Tegaskan Tidak Ada Jam Malam di Kota Bandung:
Quote:
Original Posted By toruwijaya►
intinya ga ada larangan untuk ngumpul dan baca buku malem-malem
Ridwan Kamil Tegaskan Tidak Ada Jam Malam di Kota Bandung
BANDUNG, KOMPAS.com
- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil membantah bahwa insiden pembubaran komunitas perpustakaan jalan di Bandung oleh Kodam III Siliwangi merupakan ekses dari adanya aturan jam malam di Kota Bandung.
Ridwan menegaskan, Pemerintah Kota Bandung tidak pernah mengeluarkan kebijakan jam malam untuk warga Bandung. Adapun aturan jam malam yang dikeluarkan pihak kepolisian pada tahun 2014 lalu, ditujukan untuk tempat hiburan malam.
"Di Bandung ini bebas untuk berkumpul sampai jam berapa juga. Dulu tahun 2014 ada edaran jam malam itu untuk tempat hiburan bukan untuk warga Bandung. Jadi edaran 2014 itu bukan dari Wali Kota, jadi tolong digarisbawahi dari dulu sampai sekarang tidak ada istilah kebijakan jam malam dari Pemkot Bandung," ucap Ridwan di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Rabu (24/8/2016).
Imbuan jam malam kepada pemilik tempat hiburan malam itu, kata Ridwan, sebagai strategi kepolisian terkait situasi keamanan tahun 2014 dimana tindak kriminalitas kerap terjadi di tempat hiburan malam.
"Hiburan malam pun sekarang sudah fleksibel kalau mau lewat jam 12 malam pun tinggal koordinasikan dengan pihak kepolisian," ucap Emil, sapaan akrabnya. Emil
pun membantah jika adanya operasi dari anggota TNI menjadi tanda tak kondusifnya Kota Bandung.
"Kodam ini sedang melakukan kegiatan pemberantasan geng motor dari Banten dan Jawa Barat, jadi bukan hanya Bandung. Ini kebijakan Pak Pangdam untuk mengkondusifkan situasi dari seluruh provinsi Banten sampai Jawa Barat. Jadi kalau kegiatan positif sampai malam tidak masalah silahkan saja," kata dia.
intinya ga ada larangan untuk ngumpul dan baca buku malem-malem
Ridwan Kamil Tegaskan Tidak Ada Jam Malam di Kota Bandung
BANDUNG, KOMPAS.com
- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil membantah bahwa insiden pembubaran komunitas perpustakaan jalan di Bandung oleh Kodam III Siliwangi merupakan ekses dari adanya aturan jam malam di Kota Bandung.
Ridwan menegaskan, Pemerintah Kota Bandung tidak pernah mengeluarkan kebijakan jam malam untuk warga Bandung. Adapun aturan jam malam yang dikeluarkan pihak kepolisian pada tahun 2014 lalu, ditujukan untuk tempat hiburan malam.
"Di Bandung ini bebas untuk berkumpul sampai jam berapa juga. Dulu tahun 2014 ada edaran jam malam itu untuk tempat hiburan bukan untuk warga Bandung. Jadi edaran 2014 itu bukan dari Wali Kota, jadi tolong digarisbawahi dari dulu sampai sekarang tidak ada istilah kebijakan jam malam dari Pemkot Bandung," ucap Ridwan di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Rabu (24/8/2016).
Imbuan jam malam kepada pemilik tempat hiburan malam itu, kata Ridwan, sebagai strategi kepolisian terkait situasi keamanan tahun 2014 dimana tindak kriminalitas kerap terjadi di tempat hiburan malam.
"Hiburan malam pun sekarang sudah fleksibel kalau mau lewat jam 12 malam pun tinggal koordinasikan dengan pihak kepolisian," ucap Emil, sapaan akrabnya. Emil
pun membantah jika adanya operasi dari anggota TNI menjadi tanda tak kondusifnya Kota Bandung.
"Kodam ini sedang melakukan kegiatan pemberantasan geng motor dari Banten dan Jawa Barat, jadi bukan hanya Bandung. Ini kebijakan Pak Pangdam untuk mengkondusifkan situasi dari seluruh provinsi Banten sampai Jawa Barat. Jadi kalau kegiatan positif sampai malam tidak masalah silahkan saja," kata dia.
Quote:
Original Posted By toruwijaya►
perlu dicatat perpus jalanan bukan cuma ada di bandung
saya quote komentar orang lain aja deh,
Normal kok pak guru, emang itu buat orang malem ngumpul ngumpul. Dari dulu udah ada, unik juga. Dulu pernah ada gituan di nol kilometer jogja, kurang rutin tapi. Mayan ngopi pinggir jalan ada bacaan dan yg baca ada aja lho, mulai dari tukang becak suntuk, sampai anak jalanan yg nunggu orangtuanya jualan. Memang jalanan pasti jauh dari ideal, tapi ya gitu deh namanya juga idup. Gitu gitu masih ada yg baca juga lho pak.Ga semua orang punya modal sosial siang siang baca buku layaknya kebanuakan orang, apalagi masuk perpustakaan.
Imho justru kota yg ada jam malamnya itu kota ga normal. Negara aman mau aktivitas kapan aja ya aman. Apalagi di kota kreatif macam Bandung, Jogja, Surabaya. Malamnya mesti hidup, macam di Bali lah kapan aja aktivitas tetap aman.
Cerita yg nyampai emang pak tentaranya lagi mode galak dan yg bikin kegiatan begitu biasanya emang aktivis. Aktivis ketemu tentara mode galak, emang pasti bakal terjadi gesekan.
Ane paham geng motor Bandung emang ngeselin bahkan berani nyolot ke tentara, tapi tentaranya juga liat liat. Bukannya bikin man malah teror baru.
http://www.kaskus.co.id/show_post/57...61a8b4567/15/-
perlu dicatat perpus jalanan bukan cuma ada di bandung
saya quote komentar orang lain aja deh,
Normal kok pak guru, emang itu buat orang malem ngumpul ngumpul. Dari dulu udah ada, unik juga. Dulu pernah ada gituan di nol kilometer jogja, kurang rutin tapi. Mayan ngopi pinggir jalan ada bacaan dan yg baca ada aja lho, mulai dari tukang becak suntuk, sampai anak jalanan yg nunggu orangtuanya jualan. Memang jalanan pasti jauh dari ideal, tapi ya gitu deh namanya juga idup. Gitu gitu masih ada yg baca juga lho pak.Ga semua orang punya modal sosial siang siang baca buku layaknya kebanuakan orang, apalagi masuk perpustakaan.
Imho justru kota yg ada jam malamnya itu kota ga normal. Negara aman mau aktivitas kapan aja ya aman. Apalagi di kota kreatif macam Bandung, Jogja, Surabaya. Malamnya mesti hidup, macam di Bali lah kapan aja aktivitas tetap aman.
Cerita yg nyampai emang pak tentaranya lagi mode galak dan yg bikin kegiatan begitu biasanya emang aktivis. Aktivis ketemu tentara mode galak, emang pasti bakal terjadi gesekan.
Ane paham geng motor Bandung emang ngeselin bahkan berani nyolot ke tentara, tapi tentaranya juga liat liat. Bukannya bikin man malah teror baru.
http://www.kaskus.co.id/show_post/57...61a8b4567/15/-
Diubah oleh toruwijaya 24-08-2016 17:03
0
7.5K
Kutip
72
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan