Quote:
Original Posted By Unapzeus►Sebeด็erดya simple, Bu biar ด็dak tertekaด็, tiด็ggal bulatkeด็ saja tekad si Ibu. Kalau mau maju ya maju, kalau ด็dak mau ya bilaด็g ด็dak. Kalo ด็dak ด็gasih jawabaด็ daด็ digaด็tuด็g aja ya jelas tertekaด็.
Akhir-akhir ini nama Risma, panggilan akrab Tri Rismaharini, mencuat di bursa pencalonan calon Gubernur DKI Jakarta. Sampai-sampai, salah satu elemen pemuda di Jakarta yang menamakan diri JakLovers menyambangi Surabaya itu untuk berdiskusi dengan elemen Anak Muda di Kota Pahlawan.
Dalam pertemuan itu, JakLovers meminta agar Anak Muda Surabaya untuk turut mendukung Risma, yang saat ini masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta. Dia akan diusung menjadi rival berat calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Meski demikian, Risma menanggapi berbeda desakan itu. Dia menilai ajakan untuk maju dan menjadi pemimpin di ibu kota mengganggunya.
"Jika permasalahannya kalau ada desakan untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta itu dianggap mengganggunya. Tetap itu mengganggu saya. Karena jabatan ini amanah," terang Risma, Jumat (5/8).
Risma mengaku tahu sosok di balik itu pertemuan dua elemen pemuda di ibu kota dan Surabaya, hingga membuatnya geram,. Alumnus ITS tersebut hanya meminta kedua kelompok tersebut untuk tidak mengganggunya.
"Jadi saya itu kerja, jadi jangan diganggu," tegas Risma.
Quote:
Panasnya Pilgub DKI: 4 Amunisi Risma yang Bisa Kalahkan Ahok
Dukungan untuk mendorong Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 terus menguat. Sejumlah elemen dan unsur msyarakat baik di Jakarta maupun di Surabaya berbondong-bondong mendeklarasikan sokongannya. Berdasarkan survei dari Lembaga Psikologi Politik Universitas Indonesia terkait penilaian kapabilitas, nama Risma, yang juga kader PDI Perjuangan, itu hanya kalah tipis dibandingkan Ahok.
Namun, di louar itu, sejumlah pengamat politik menilai ada sejumlah kelebihan Risma yang kemungkinan bisa menyaingi Ahok.Dosen Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo, menilai Risma memiliki 'amunisi' yang bisa dipakai memimpin Jakarta.
"Sejauh saya ketahui, reputasi dia meraih (penghargaan) wali kota terbaik tahun lalu. Dia membawa banyak perubahan," kata Suko kepada Tempo, Kamis, 4 Agustus 2016. Berikut ini beberapa amunis lain yang dimiliki Risma untuk diperkirakan bisa menyaingi, bahkan, mengungguli Ahok dalam Pemilihan Gubernur DKI 2017:
1. Transparan dan Efektif
Suko mengatakan, selama memimpin Surabaya, Risma membawa perubahan nyata dalam memerangi korupsi dan menujukkan transparansi dalam pemerintahan. Misalnya, pembuatan single window system untuk memudahkan perizinan. Juga sistem lainnya seperti e-planning dan e-budgeting . "Dia menggunakan pengelolaan secara digital dalam aplikasi pembangunan, ini efektif untuk membangun Surabaya," ujarnya.
Selain membangun sistem, Suko berujar pengalaman Risma di birokrasi bisa menjadi modal penting. Pasalnya, menurut Suko, sebelum terpilih sebagai wali kota, Risma mengawali karir sebagai pegawai negeri sipil mulai dari staf, kepala seksi hingga kepala dinas. Mantan Kadis Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya pada 2005 itu juga mampu mengubah wajah Surabaya, dengan pembangunan sejumlah taman kota.
2. Terjun Langsung ke Masyarakat
Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengungkapkan sejumlah keunggulan yang dimiliki Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tapi tidak ada dalam sosok Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. "Yang tidak dimiliki Ahok bagaimana Risma turun ke masyarakat dan menjadi bagian dari sebuah keluarga, itu terasa sekali," kata dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 4 Agustus 2016.
Pangi menilai sosok Risma tidak ragu-ragu, tidak takut, dan bisa menyatu dengan masyarakat. Berbeda dengan Ahok. Pangi mengamati bahwa Ahok memiliki ketakutan dan hampir tidak pernah turun menemui masyarakat. Pangi menilai, cara kerja Risma lebih memanusiakan kota Surabaya. Kader PDI Perjuangan itu juga mau menemui rakyat yang protes terhadap penggusuran.
3. Suka Bicara dari ke Hati
Pangi mengatakan, ada lagi keunggulan lain Wali Kota Risma yang relatif tidak ditemui dalam diri Ahok. Risma, kata Pangi, mampu bicara dari ke hati dengan warga saat ada kebijakan tak populer dari pemerintah kota, seperti penggusuran. Pangi memisalkan ketika penggusuran kawasan lokalisasi Dolly. Risma bisa menghadapi tekanan dengan mengajak warga Dolly bicara dari hati ke hati.
"Ahok menggusur saja tanpa bisa bermusyawarah, ada jarak. Rakyat harus mencintai pemimpinnya dan sebaliknya," tutur Pangi. Kendati begitu, Ipang mengatakan, setiap orang tidak bisa menutup mata terhadap prestasi Ahok. Pasalnya, Ahok bisa diandalkan membersihkan kawasan kumuh, membereskan pungutan liar, mampu menjalankan transparansi dan akuntabilitas pemerintahan.
4. Dukungan Koalisi Besar
Bila Risma benar-benar dicalonkan untuk menantang Ahok dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, PDI Perjuangan berpeluang membentuk koalisi besar. Pasalnya, sejumlah partai sudah mengisyaratkan bakal merapat ke partai berlambang banteng putih itu. PKB, misalnya, berharap PDIP bersekutu dengan Partai Gerindra yang resmi mencalonkan pengusaha Sandiaga Uno sebagai calon gubernur.
Selain itu, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional pun sudah mensinyalkan hal serupa jika PDIP mencalonkan Risma. Gabungan koalisi besar yang mendukung Risma jauh mengungguli aliansi partai pendukung Ahok jika dilihat dari komposisi kursi di DPRD DKI Jakarta. Koalisi PDIP (28 kursi), Gerindra (15), PKB (6), PKS (11), dan PAN (2), memiliki 62 kursi di DPRD Jakarta. Adapun koalisi pendukung Ahok, yakni Golkar (9), NasDem (5), dan Hanura (10) hanya memiliki 24 kursi di Dewan. Komposisi kursi di DPRD Jakarta ini dengan catatan bahwa Partai Demokrat (10 kursi), Partai Persatuan Pembangunan (10 kursi) belum menentukan keberpihakannya.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago, penantang serius Ahok hanya bisa didapat jika partai mau membentuk koalisi besar.
"Kita tidak tahu apakah nanti (skenario) itu akan membuat Gubernur Ahok memiliki penantang yang sepadan, atau membuat dia belepotan. Sekarang belum ada simulasi ideal," ujarnya.
Ahok sendiri sebelumnya mengaku tak ambil pusing terkait koalisi partai yang menjadi penantangnya dalam perebutan kursi nomor satu di Jakarta. Ia tidak akan melobi partai manapun untuk mengusung dirinya dalam Pilgub DKI. Ahok mengklaim, ia ingin menghapus stigma bahwa dalam setiap calon kepala daerah harus melobi agar dicalonkan. "Itu saya ingin hapus," katanya di Balai Kota, Kamis, 4 Agustus 2016.
#JakartaMenyambutRisma Trending Topic
Tagar #JakartaMenyambutRisma menjadi nomor satu trending topic Twitter Indonesia, Kamis (4/8/2016) kemarin yang dipantau sampai dengn sore hari, sekitar pukul 15.46 WIB,. Hastag ini mengemuka setelah heboh pemintaan maaf Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya seperti dikutip dari Surya.co.id.
Pagi kemarin, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tiba-tiba meminta maaf kepada seluruh warga Surabaya, saat meluncurkan Kampung KB di RW XII Sidotopo Jaya, Semampir.
Di hadapan tamu undangan, Risma meminta maaf apabila mempunyai kesalahan, baik dari lingkup kelurahan, kecamatan hingga para pegawai di SKPD Pemkot Surabaya.
"Ini adalah hari-hari terakhir, hari-hari penghabisan, oleh karena itu saya meminta maaf atas nama pribadi maupun semua pegawai dari kelurahan, kecamatan sampai SKDP. Mohon maaf bila ada kekhilafan dan kesalahan saya selama ini," katanya di hadapan para tamu yang hadir.
Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini, memang digadang-gadang dikaitkan dengan Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang, yang diusung dari PDI-P, untuk menduduki kursi Gubenur DKI Jakarta.
Namun, saat ditanya awak media mengenai permohonan maafnya terkait Pilkada DKI Jakarta 2017, Risma memilih diam dan enggan berkomentar.
Peristiwa ini menuai respon netizen.
Di Twitter #JakartaMenyambutRisma menjadi tempat netter untuk menggantungkan harapan Risma maju di Pilkada Jakarta menjadi pesaing Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Bahkan ada beberapa Tweet yang agak menyindir Ahok. Berikut suara netter di hastag tersebut.
Karisma jakarta ?@Karisma_Jakarta: Menjadi indah tanpa harus membuat warga menangis, JakartaCERIA #JakartaMenyambutRisma.
Bang iful #KEJORA ?@abangifoel: wis ra sah mencl mencle, saiki #JakartaMenyambutRisma.
Fenty Fee ?@fee_lyy14: Ibu Risma punya kualitas yg sangat baik dan mumpuni untuk memimpin DKI #JakartaMenyambutRisma
Iqbal Jazuli ?@jazuli_iqbal: Sosok pemimpin yg sangat tegas #JakartaMenyambutRisma
kireiii ?@kireiii37: Mampu membangun tata kelola lingkungan dgn baik. Seperti Menata Taman kota menjadi asri dan hijau #JakartaMenyambutRisma
Aiie Chintya Pertiwi ?@Aiie_Chintya77: Beliau membuat kota surabaya menjadi lebih asri dan tertata dengan baik dibandingkan sebelumnya #JakartaMenyambutRisma
Linda angeline ?@Lndaangeline02: Ibu risma itu pemimpin yang tidak PlinPlan dalam mengambil keputusan #JakartaMenyambutRisma
Nuraisah_uf ?@ulfa_nuraisah: ibu RISMA itu walikotanya surabaya yang tegas *3 #JakartaMenyambutRisma
Do the best ?@hernimulyani22: beliau adalah sosok yang pekerja keras dan patut di acungi jempol #JakartaMenyambutRisma
Linda angeline ?@Lndaangeline02: Ibu risma pemimpin yang tidak memandang sebelah mata sapa rakyatnya #JakartaMenyambutRisma
INFORMASI123.com ?@Informasi123: Mantan pasti histeris lihat tagar ini #JakartaMenyambutRisma
Do the best ?@hernimulyani22: Beliau adalah sosok yang menjungjung keadilan #JakartaMenyambutRisma
Nama Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, terus muncul dalam bursa kandidat gubernur DKI Jakarta.

Dalam survei terakhir dari Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI), nama Risma bersaing dengan Ahok.
Dari segi kapabilitas, Risma membuntuti Ahok dengan menempati posisi kedua. Ahok mendapat skor 7,87, Risma di angka 7,77 dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil 7,74.
Kapabilitas terdiri dari beberapa nilai, yakni visioner, intelektualitas, governability, kemampuan politik, komunikasi politik dan leadership.
Dari sisi karakter personalitas, Risma unggul di atas Ahok. Ada dua penilaian karakter personalitas, yakni integritas moral dan tempramen.
Dari sisi integritas moral, Risma mendapat skor 8,3, sedangkan Ahok di posisi kedua dengan skor 7,9.
Kemudian dari sisi tempramen, Risma unggul jauh dengan mendapat skor 7,1 dan Ahok mendapat skor 5,6.
Ketua Lab Psikologi Politik UI, Hamdi Muluk mengungkapkan, Risma dan Ridwan Kamil menjadi pesaing berat Ahok bila ikut maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Namun, Ridwan, katanya mengungkapkan akan maju dalam Pilkada Jawa Barat.
Berbeda dengan Risma yang dianggap masih memiliki peluang terbuka untuk diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada Pilkada DKI.
Namun, mendukung Risma bukan tanpa resiko bagi PDI-P. Risma dinilai sebagai figur yang bisa mendongkrak perolehan suara PDI-P di Jawa Timur. Jika PDI-P kalah di DKI, PDI-P akan mengalami kerugian dua kali.
"Jatim (Jawa Timur) dilepas pula," kata Hamdi saat rilis survei "Opinion Leaders" di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (1/8/2016) kemarin.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengungkapkan, meskipun Risma bisa menjadi rival Ahok, PDI-P masih memiliki banyak pertimbangan sebelum memboyong Risma ke Jakarta. Selain soal momentum, Burhanudin menilai PDI-P masih mempertimbangkan basis suaranya di Surabaya.
Warga Surabaya akan kecewa bila Risma benar diusung PDI-P di Jakara.
"Kenapa kita warga Jakarta begitu selfish, untuk mendapatkan pilihan best of the best harus mengorbankan warga Surabaya. Ini saya rasa harus dipertimbangkan," kata Burhanudin.
Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira mengatakan, "Ibu Risma menjadi jawaban sementara dari pertanyaan saat ini. Siapa kalau selain Ahok? Ada Ahok plus saat ini (yaitu Risma)."
Hasil survei "Opinion Leaders" dari Laboratorium Psikologi Politik (UI) itu, kata Hugo, akan ia bawa ke internal PDI-P untuk jadi pertimbangan pemilihan calon gubernur DKI Jakarta.
Hugo menyadari Risma harus meninggalkan posisinya di Surabaya jika ia harus ke Jakarta. (tribun/wan/surya.co.id/kompas.com)
Quote:
Mau Tantang Ahok di Jakarta? Risma Harus Mundur dari Wali Kota, Bukan Hanya Cuti
Tri Rismaharini harus mundur dari jabatan Wali Kota Surabaya apabila ikut serta di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Risma pun juga harus siap mengambil risiko nantinya apabila kalah bersaing dengan kandidat petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Kalau calon dari kepala daerah lain mau maju ke gubernur, misalnya Bu Risma dari Surabaya ke Jakarta, mereka harus mengundurkan diri. Bukan cuti. Begitu KPU menetapkan sebagai calon, maka harus mengundurkan diri," ujar Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta, Sumarno kemarin.
Sumarno menjelaskan sesuai Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota Pasal 7 ayat 2 (p) diharuskan berhenti dari jabatan sebelumnya apabila mencalonkan diri di daerah lain.
Nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memang belakangan santer disebut sebagai pesaing calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilgub DKI Jakarta 2017.
Apalagi Risma mendadak meminta maaf kepada warga Sidotopo, Surabaya, Jawa Timur.PDI Perjuangan pun merespon ucapan Risma tersebut.
"Sebenarnya bukan wewenang kami menyikapi Pilkada DKI. Lebih pas kalau DPP yang menjawab soal Bu Risma ke DKI. Termasuk kalimat minta maaf itu dikaitkan dengan running ke DKI," kata Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, Didik Prasetiyono.
Didik menjelaskan hingga saat ini belum ada perintah dari DPP PDI Perjuangan kepada Risma terkait Pilkada DKI Jakarta.
"Soal pencalonan Bu Risma itu hak prerogatif Ketua Umum DPP PDI Perjuangan. Siapa pun tak punya wewenang untuk urusan itu," kata Didik.
Didik mengaku telah membaca berita "permintaan maaf" Risma di hadapan warga.
Ungkapan itu hal yang biasa Risma sampaikan di setiap kali acara di bulan Syawal.
Mengingat saat ini masih dalam konteks perayaan Lebaran. Permintaan maaf itu dianggap biasa dan wajar disampaikan di berbagai kesempatan.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser, tertawa menanggapi banyak orang meributkan permintaan maaf Risma.
"Ibu menyampaikan permohonan maaf lahir batin atas pelayanan mulai dari tingkat camat, lurah itu terkait bulan Syawal, bukan Pilgub DKI. Kami jadi heran kok ramai," kata Fikser.
http://u.msn.com/id-id/berita/nasion...9RP?li=AAfukE3
http://u.msn.com/id-id/berita/nasion...48i?li=AAfukE3
http://u.msn.com/id-id/berita/nasion...CO1?li=AAfukE3
http://u.msn.com/id-id/berita/nasion...IEb?li=AAfukE3
kabarnya abad kepemimpinan perempuan sekarang!