Komeng agan sekalian
Quote:
Original Posted By primadi anggoro►Kecepatan penyebaran informasi, cepet2an ngerilis berita kadang menjadikan isi berita "ngawur" karna kurangnya sumber yg dapat dipercaya..
Yup, betul, jangan cepet kemakan sama judul.. Judul lebay uda kayak jadi keharusan bagi media2...
Sebagai pembaca, kalo mau baca berita jangan sampe "panas" duluan...
Tipe2 yg mudah diprovokasi..
Quote:
Original Posted By 4X3L4►poin 6.
karena udah gak ada aturan pers seketat era orba. jadilah media seakan2 teriak "merdeka"

Quote:
Original Posted By cuuupa►betul banget tu hebohnya cuma berita2 yg lagi panas aja.. terus demi terlihat contentnya unik dan uptodate, suka bikin judul yang heboh dan provokatif.. kemudian di contentnya digantung aja ga jelas.. jadi nya keburu males da si pembaca..
ngenesnya lagi, kalau uda judulnya heboh, isinya digantung atau dikarang, kemudian endingnya digantung, ga sedikit jg pembaca / pemirsanya kemakan, disebar ke sanak saudara atau teman, dan dari 1 pembaca ke pembaca lain jadinya dilingkungan itu beritanya simpang siur.. seandainya jika media2 yg suka bikin berita ga jelas dan ga bener bisa dengan mudah dilaporkan dan ditindak, pastinya informasi yg beredar di lingkungan itu yg akurat2 saja..
Quote:
Original Posted By primadi anggoro►Kecepatan penyebaran informasi, cepet2an ngerilis berita kadang menjadikan isi berita "ngawur" karna kurangnya sumber yg dapat dipercaya..
Yup, betul, jangan cepet kemakan sama judul.. Judul lebay uda kayak jadi keharusan bagi media2...
Sebagai pembaca, kalo mau baca berita jangan sampe "panas" duluan...
Tipe2 yg mudah diprovokasi..
Quote:
Original Posted By 4X3L4►poin 6.
karena udah gak ada aturan pers seketat era orba. jadilah media seakan2 teriak "merdeka"

Quote:
Original Posted By dihari►Jangan lupa Gan, media itu memberikan suguhan berita apa yang diinginkan masyarakat.
Sebenernya ada banyak jurnalis jujur yang masih memegang erat kode etik jurnalisme.
Banyak "berita beneran" yang ada tersedia,
Tapi karena masyarakat kita yang demen banget sama kejadian luar biasa, aneh, ajaib, kriminalitas, fanatisme, dan sebagainya jadi lah yang viral itu seperti yang kita liat kebanyakan sekarang ini.
Judul-Judul beritanya harus dipelintir semenarik mungkin buat menarik banyak klik. Walaupun isi kadang gak sesuai judul.
Karena itu, cerdaslah sebagai penikmat berita.
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat: 6).
Quote:
Original Posted By siscon94►Media sekarang
- berita kurang akurat dan yang penting asal cepat
- kurang etika IYKWIM
- terlalu membesar2kan/mendewakan masalah
Quote:
Original Posted By nicknameo►skrg banyak berita sampah yg d sajikan........ dan tujuan,y pun bermacam-macam,
mengejar rating.......
traffic........ atau malah menjadi media utk provokasi baik yg berbau politik maupun sara,
sayang,y lg terlalu byk masyarakat yg menelan mentah2 berita tersebut,,
dunia maya mmg luas dan tanpa batas, butuh sikap bijak dlm mencerna maksud dr berita tsb,
dan ane kira sudah seharus,y menjadi tugas kita bagi yg lebih mengerti utk menjadi penyeimbang, salah satu,y lewat thread ini sudah cukup jelas menjadi bagian dr kampaye positif agar lebih dewasa hidup dalam dunia maya, CMIIW.....
Quote:
Original Posted By s.id►untuk bikin propaganda juga gan jangan lupa

Quote:
Original Posted By oomraden►sesuai tuntutan pasar. sekarang orang2 kan dah banyak yg baca berita lewat smartphone. jadinya kapanpun di manapun kita berada, kita bisa cari bahan bacaan sampai akhirnya jadi obsesi. kadang sampai jam 1 malam pun masih baca hal2 yg gak penting. dengan adanya fenomena ini, perusahaan penyedia informasi/media yah bakal lebih tergiur lagi mancing kita dengan berita2 yg gak bakal ngebosenin walau itu tidak penting. intinya perusahaan gak akan menjual kalau tidak ada yg membeli.
susah kalo harapin perusahaan baca trit bagus kyk gini dan berubah. mgkn lebih baik ngubah diri sendiri biar lebih kritis. hasilnya lebih pasti..
nice thread
Quote:
Quote:
Original Posted By kintarooe►kebanyakan Media kan sudah disetir sama pemilik Parpol/pejabat atau Pengusaha tertentu
beritanya pun selalu diplintir semau mereka, ngejatuhin pihak2 terkait, yang penting duit masuk dari usaha bullshitnya.
itu saja

Quote:
Original Posted By primadi anggoro►Kecepatan penyebaran informasi, cepet2an ngerilis berita kadang menjadikan isi berita "ngawur" karna kurangnya sumber yg dapat dipercaya..
Yup, betul, jangan cepet kemakan sama judul.. Judul lebay uda kayak jadi keharusan bagi media2...
Sebagai pembaca, kalo mau baca berita jangan sampe "panas" duluan...
Tipe2 yg mudah diprovokasi..
Quote:
Original Posted By 4X3L4►poin 6.
karena udah gak ada aturan pers seketat era orba. jadilah media seakan2 teriak "merdeka"

Komeng dari agan wartawan
Quote:
Original Posted By mrgets►
Gue wartawan, dulunya... dan gue akan jelaskan lebih detil kenapa media cetak maupun elektronik sekarang mayoritas abal-abal...
1. Kejar target... Iya, itu benar... tapi ini untuk fresh graduate atau junior yang baru masuk. Ente tau targetnya berapa berita? 50 berita dalam satu bulan. Atau yang lebih ekstrim ada juga yang masang target 100 berita dalam sebulan... Kalo nggak nyampe kuota segitu, ga bakalan di gaji. Dan untuk beberapa koran ada yang sistem gajinya per berita hanya Rp5000. Kalo mau gajinya setara UMR berapa dong? Silahkan hitung sendiri. Content Writer untuk blogging aja rata-rata mampu menulis sampe 10 artikel per hari. Kalo lagi di forsir maksimal paling kenceng cuma 20 artikel per hari.
2. Yang anak baru masuk jadi wartawan UMUMNYA TIDAK MEMILIKI BACKGROUND JURNALISME SEDIKITPUN. Mereka jadi wartawan karena diajak atau karena ga punya pekerjaan lain. Ilmu jurnalistiknya baru dipelajari sambil jalan. Jadi bisa ente bayangkan kualitas beritanya gimana.
3. Lanjutan dari nomor 2, yang fresh graduate asli dari kampus jurnalistik atau komunikasi umumnya memiliki ideologi yang tinggi seperti, "Oh, hanya dengan tulisan saya bisa merubah dunia! Saya akan meraih Pulitzer!" tapi apa daya, tulisan mereka harus melalui editor dulu kan? Kalo kata redaksi A, ya harus A. Kalau mereka bikin berita B, tapi bisa diputar menjadi A, ya mereka harus merelakan berita itu menjadi berita A, kalau ga gitu ya ga dapet gaji.
4. Kepentingan pemilik media. Mayoritas media dipimpin / sahamnya dipegang oleh politikus... ATAU pemilik media adalah temannya si politikus.
5. Sangat sedikit sekali wartawan senior yang sangat idealis dalam mengolah berita. Gue bertemu beberapa diantara mereka dan mereka sendiri yang udah senior juga kecewa dengan pemberitaan sekarang yang kurang berbobot dari beberapa sisi.
6. Dalam jurnalisme online, sesuai dengan "Pedoman Media Siber" yang ditandatangani pada 30 Januari 2012 oleh Dewan Pers Indonesia, media DILARANG KERAS menulis berita bohong/fitnah/sadis/cabul, tapi BOLEH MELAKUKAN VERIFIKASI ULANG pada berita yang salah dengan menautkan sebuah link ke artikel baru yang menjelaskan berita sebelumnya, dan berita lama yang salah TIDAK BOLEH ditarik lagi setelah di posting.
Contoh judul beritanya: "Udin Tewas Diinjak Kerbau!"
Judulnya menghebohkan ya? Tapi siapa si udin? Apa bener dia diinjak kerbau? Isi beritanya hanya menyebutkan dia mati diinjak kerbau tanpa ada keterangan lainnya seperti pendapat saksi atau laporan dari kepolisian. Tapi karena judulnya udah heboh, pembaca pun jadi heboh. Baru 5 menit kemudian ada berita verifikasi:
"Udin Yang Mati Diinjak Kerbau Ternyata Hanya Pingsan"
Dan artikel terbaru yang merupakan berita verifikasi ini sudah terlanjur tenggelam oleh berita lainnya. Orang-orang sudah keburu heboh dengan berita sebelumnya. Salah? Kalau menurut "Pedoman Media Siber" nggak salah. Tapi persepsi masyarakat sudah terlanjur terbentuk. Seperti pada kasus JIS, ternyata si guru bule dinyatakan nggak bersalah sama hakim tapi beritanya ada nggak? Nggak ada karena yang lebih populer adalah berita terdakwa lainnya. Link berita si guru bule pun hilang timbul.

Profesi wartawan itu mulia karena menyibak tabir kebenaran bagi masyarakat. Tapi itu bukanlah profesi bagi mereka yang mengejar hidup mapan dan kekayaan. Ente yang beridealisme tinggi jangan sampai termakan sama kepentingan segelintir orang yang memanfaatkan the power of media.

BTW, gaji wartawan di daerah luar pulau jawa berkisar Rp500,000 sampai Rp1,5 juta.
Untuk pulau jawa berkisar Rp2,2 juta sampai Rp4 juta tergantung perusahaannya.
Berminat jadi wartawan?
Setelah 1 atau 2 tahun jadi wartawan kalo mau naek level jadi redaktur harus nyari iklan dengan nilai tertentu untuk perusahaan.
Kalo agan berkenan bisa

Kalo boleh di traktir

Tapi jangan
Mampir di trit ane yg lain juga gan
Rindukah Agan Dengan "Jaman Batu" ? HT#1
9 Gadget Jadul Ini Bisa Menyelamatkan Agan ! HT#2
10 Tipe Orang Yang Bakalan Agan Jumpai Dalam Setiap Antrian HT#3
25 Foto yang Belum Pernah Dipublikasikan National Geographic
8 Orang Ini Paling Susah Mati Meski Dibunuh Berkali-kali
21 Ilustrasi "Pup" Superhero