Pagi ini saya ditugaskan memimpin penyelidikan sebuah kasus pembunuhan seorang pengusaha ekstrak kulit manggis.

Korban

Mastin (66) tewas seketika setelah jatuh dari lantai dua rumahnya. Korban jatuh ke lantai dasar bersama kursi rodanya melewati tangga.

Misedap (33) putera kedua Mastin. Tewas kehabisan darah dengan luka sayatan di pergelangan tangan. Sering mabuk mabukan karena Iri dengan Jitimen yang menjadi penerus usaha Mastin. Memiliki riwayat depresi.

Saksi

Jitimen (44) putera pertama sekaligus anak kebanggaan Mastin. Calon penerus pemimpin perusahaan milik Mastin. Hidupnya selalu diatur oleh Mastin. Reksona mengatakan kalau Jitimen ingin cepat cepat mendapat warisan.

Kesaksian:
Saya sedang memperbaiki pipa air yang bocor di kamar mandi bawah. Saya sempat ke ruang tengah untuk meminta Bibi Soklin membelikan lem. Ketika di ruang tengah itu saya melihat ayah sudah keluar dari kamarnya dan terlihat sedang tidur sambil memegang koran diatas kursi roda. Saya kembali memperbaiki pipa, sampai saya mendengar seseorang berteriak saya langsung pergi ke ruang tengah dan mendapati ayah sudah tergeletak tak bernyawa.

Reksona (22) putera ketiga Mastin dari istri kedua. Paling jarang mendapat perhatian Mastin.

Kesaksian:
Saya sedang makan bersama Alkalin di kamar saya di lantai dua. Tiba tiba kami berdua sakit perut. Karena kamar mandi dibawah sedang rusak kami berlari memperebutkan kamar mandi di kamar ibu. Pintu kamar saya tutup jadi tak bisa melihat siapa yang mendorong ayah. Ketika saya menunggu adik saya selesai, tiba tiba saya mendengar seseorang berteriak. Saya segera turun ke lantai satu, diikuti adik saya Alkalin. Ketika melihat kondisi ayah, saya langsung kembali ke atas menuju kamar abang saya, Misedap, saya yakin ia yang menjatuhkan ayah. Saya ketuk pintunya namun tidak dibuka. Setelah saya buka paksa saya melihat Misedap sudah penuh darah dengan pisau di tangannya.

Alkalin (11) puteri keempat Mastin dari istri kedua. Sering mendapat kekerasan fisik oleh Mastin karena Mastin tidak menyukai anak perempuan.

Kesaksian:
Saya sedang menonton tv di kamar kakak Reksona, ketika kakak ke bawah mencari Bibi Soklin untuk membelikan makanan, saya tetap di kamar menonton. Kakak datang membawa bakso, setelah makanan habis tiba tiba saya dan kakak sakit mulas. Karena bersamaan saya dan kakak berlari ke kamar ibu merebutkan kamar mandi. Waktu lari ke kamar ibu, saya melihat ayah sudah keluar dari kamarnya, seperti biasa ia tidur diatas kursi roda dengan koran di tangannya. Saya lebih dulu masuk kamar mandi, sedangkan kakak di luar sibuk menakut-nakuti saya dengan mematikan lampu dan tak berhenti mengetuk pintu sambil mengeluarkan suara suara hantu. Ketika saya baru keluar dari kamar mandi saya mendengar seseorang berteriak, kakak dan aku langsung berlari keluar kamar ibu dan segera turun ke bawah. Sampai di bawah saya lihat ayah sudah tergeletak.

Bi Soklin (55) asisten rumah tangga paling lama di rumah Mastin. Paling dekat dengan Jitimen karena ia yang merawat Jitimen sejak lahir. Sedangkan anak anak yang lain diurus oleh ibu mereka masing masing.

Kesaksian:
Saya diminta Mas Reksona untuk beli bakso. Setelah membelinya saya ke dapur memberikan baksonya ke Mas Reksona. Lalu Mas Jitimen yang berada di ruang tengah memanggil saya, ia minta dibelikan lem. Waktu saya kembali saya melihat Pak Mastin berguling di tangga, saya hanya bisa berteriak. Saya dan Mas Jitimen langsung mengangkat Pak Mastin ke dalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit terdekat. Saat kami sedang sibuk tiba tiba Mas Reksona berteriak memanggil Mas Jitimen, Mas Misedap ditemukan tewas bunuh diri di dalam kamarnya.

Bantu saya menemukan pelaku dan caranya membunuh. Bila ada yang ingin kalian ketahui kalian bisa menanyakan para saksi. Bila ingin tahu deskripsi lokasi secara detail kalian bisa tanya saya .

Cara bertanya:

Tanya Bi Soklin

Apakah anda melihat Mastin jatuh didepan mata anda?

Tanya Detektif

Apakah ada senjata di kamar Misedap?

hanya pertanyaan dengan jawaban YA, TIDAK atau BISA JADI saja yang bisa ditanyakan.

Satu kaskuser dapat bertanya satu kali ke satu karakter dalam satu giliran. Dilarang sekedar bertanya, sertakan juga analisa atau dugaan sementara. Dapat bertanya lagi bila saya sudah menjawab 3 (tiga) pertanyaan terkumpul. Dilarang bertanya bila sudah terkumpul 3 (tiga) pertanyaan. Dapat langsung menjawab tanpa bertanya.