Ane update thread ini karena ada kesalah pahaman beberapa kaskuser yang mesti diluruskan, ini ane taruh di depan satu saja
Quote:
Original Posted By kruingputih2►Dasar teroris ! udah jelas ntuh usaha sabotase, biar Jakarta tetep banjir.
Spoiler for ulasan sebelumnya:
Petugas Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat telah mencari sampah bungkus kabel sejak Rabu 24 Februari. Total hingga hari ini ada 12 truk berisi sampah bungkus kabel yang ditemukan di got Jl Medan Merdeka Selatan. Staf Suku Dinas Tata Air Jakpus Yusuf Sumardani tidak mengetahui secara pasti berat bungkusan kabel di dalam 12 truk tersebut karena timnya belum menimbangnya. Namun dia memiliki gambaran kasar tentang jumlah sampah bungkus kabel tersebut.
"Total kemarin kami angkat 11 truk, jadi sekarang ini truk yang ke -12,"
"Kalau berat, kita belum mencoba penimbangan. Tapi kalau teridentifikasi volume, hitungan satu truk itu bisa angkut 5 kubik. Hitung saja,"
BUKAN MILIK PLN
Hingga kini siapa pemilik sampah bungkus kabel maupun pembuangnya di gorong-gorong Jl Medan Merdeka Selatan masih misterius. PT PLN (Persero) Disjaya menegaskan limbah itu bukan punya mereka. Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Disjaya Mambang Hertadi di sela razia kabel liar di tiang listrik PLN di Jalan Usman-Harun, Tugu Tani, Menteng Menjelaskan.
"Oh itu bukan (milik) kami, nggak tahu barang siapa. Itu bisa kabel telepon, bisa juga kabel lain,"
"Itu kan pengamanan bagian dari bungkusan kabel, termasuk gulungan plastik. Punya siapa juga kita tidak tahu, wallahu'alam,"
Meski demikian, PLN akan tetap menelusuri jenis kabel yang bungkusnya memenuhi got sehingga memicu genangan tersebut. Setelah itu diidentifikasi apakah sama dengan yang digunakan PLN atau tidak.
Mekanisme Pemasangan Jaringan Listrik Bawah Tanah
PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (Disjaya) menjelaskan bagaimana mekanisme pemasangan jaringan listrik bawah tanah yang selama ini mereka lakukan.
"PLN itu menggali di atas tanah yang punya wilayah atas izin mereka, dan pengerjaan itu diawasi. PLN ke situ juga sudah tidak melakukan penggalian dengan pacul, tapi dibor. Sehingga kabel itu nanti tinggal ditarik," kata Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN Disjaya Mambang Hertadi.
"Kita kerja, tentu setelah itu kita rapikan kembali. Limbahnya kita bawa. Itu sudah jadi protap (prosedur tetap) kami. Masa dibuang sembarang, kita sendiri juga risih kok ada beginian," ujarnya.
Pengusutan Oleh Polda Metro
Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Mujiyono mengaku pendampingan polisi soal tumpukan sampah bungkus kabel dengan Pemprov DKI Jakarta baru sebatas koordinasi. Namun Polda berjanji akan mengusut tuntas.
"Laporan resmi secara tertulis belum ada, baru koordinasi saja. Kami kerja sama dengan Dinas Kebersihan DKI untuk menyelidikannya, nanti kita usut,"
Sebelumnya Kepala Suku Dinas (Kasudin) Tata Air Jakarta Pusat Dicky Suherlan mengaku telah bertemu dengan pihak Polda Metro Jaya. Dicky mengaku telah memberikan kronologi kejadian penemuan sampah itu.
Spoiler for sumber:
detik
ini kata yang melempar isu
Jakarta- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menegaskan bahwa masalah temuan kulit kabel di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat dalam beberapa waktu terakhir merupakan pencurian kabel.
Hal tersebut berdasarkan dengan laporan dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditkrimsus) Polda Metro Jaya padanya, Kamis (10/3) ke Balai Kota yang disampaikan langsung oleh Dirkrimsus, Kombes Pol. Mudjiono.
"Kabel tadi sudah laporan dari polisi, ternyata memang pencurian kabel. Mereka (pencuri) membobok di dalam. Mungkin besok akan disampaikan oleh Kapolda," ujar Basuki di Balai Kota, Kamis (10/3).
Ia mengatakan, pencuri tersebut membobok atau menghancurkan kabel dari dalam dan menariknya. Oleh karena itu, saat ini detail persoalan ini tengah dihitung terutama untuk jumlah kabel yang dicuri.
"Kayaknya bukan cuma di situ. Saluran lainnya juga bisa ada, makanya harus diselidiki. Dia spesial mengambil kabel-kabel bekas PLN, kalau dibuang besinya cuma seribu sekilo," ujarnya.
Basuki menyebutkan, berdasarkan laporan itu, mereka yang mencuri kabel ini merupakan sindikat. Pencuriannya itu sendiri, katanya, kemungkinan sudah dimulai sejak tahun 2013 ke belakang.
Namun, ia tidak bisa memprediksi berapa kerugian yang diakibatkan oleh pencurian kabel ini. Pihaknya juga tidak mengetahui apakah kabel yang dicuri merupakan kabel yang sudah tidak terpakai atau masih berfungsi.
Metrotvnews.com, Jakarta: Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombespol Mudjiono menemui Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Pertemuan membahas soal dugaan pencurian kabel di saluran air di Jalan Medan Merdeka.
"Kita membicarakan temuan kabel dan penanganan dugaan pencurian kabel di bawah tanah," kata Mudjiono di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (10/3/2016).
BACA JUGAPencuri Kabel di Saluran Air Diduga BerkelompokPencurian Kabel di Jalan Protokol Melibatkan Banyak KelompokCara Kerja Pembobol Kabel di Saluran Air Dia menjelaskan polisi menemukan ada gorong-gorong yang sengaja dibobol. Pelaku mencuri tembaga kabel dengan meninggalkan kulit. Diduga, pencuri berkelompok. "Itu kami dapat setelah menelusuri gorong-gorong tiga kali," terang dia.
Mudjiono menuturkan dari penyidikan, olah TKP dan keterangan saksi, ulah mereka masuk tindak pidana pencurian kabel bawah tanah. Terlebih bukti yang ditemukan di lapangan juga menunjukkan ada pembobolan gorong-gorong.
"Banyak yang ditemukan seperti gergaji, senter banyak, potongan kabel, sisa tembaga dalam jumlah banyak. Ini dibobok," ungkap dia.
Dinas Tata Air DKI Jakarta melanjutkan penyisiran saluran air di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Total bobot kulit kabel yang ditemukan mencapai 25 ton.
Petugas Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat Sutiyono mengungkapkan, kulit-kulit kabel yang berbahan seng itu disimpan di gudang Sudin Tata Air di Benhil, Jakarta Pusat. Total kulit kabel mencapai 25 truk.
"Masih ada (kulit kabel) yang tertimbun lumpur, tapi tidak banyak, tidak seperti kemarin," kata Sutiyono kepada Metrotvnews.com di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa 8 Maret.
Penyisiran kabel-kabel di dalam saluran air di Jalan Medan Merdeka Selatan akan terus dilakukan hingga beberapa hari ke depan. Tak menutup kemungkinan, penyisiran saluran air akan dilakukan di jalan protokol lainnya.
Ahok, panggilan Basuki, berulangkali mengungkapkan kecurigaan ada yang ingin Jakarta banjir.
KOMPAS.com - Penyidik Polda Metro Jaya mengamankan sejumlah barang bukti yang ditemukan di dalam gorong-gorong di sekitar Istana Merdeka.
Temuan tersebut akan menjadi barang bukti untuk mengungkap teka-teki timbunan kulit kabel.
"Petugas menemukan beberapa barang bukti seperti alat-alat," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Mujiyono di Jakarta, Jumat (4/3/2016).
Alat-alat yang ditemukan adalah dua gergaji besi, 15 senter kepala, satu bilah linggis, tiga lembar terpal, celana pendek, celana dalam, tambang, tali rafia, kupasan kabel, sendok, dan cangkul kecil.
Mujiyono menyatakan, alat-alat tersebut diduga untuk menggali dan membongkar gulungan kabel yang berisi logam tembaga atau timah.
Sebelumnya, polisi menduga timbunan kulit kabel itu terkait dengan sindikat pencurian kabel. (Baca: Kulit Kabel di Gorong-gorong Diduga Terkait Sindikat Pencurian)
Aparat Kepolisian menemukan barang-barang tersebut saat menelusuri gorong-gorong yang sebelumnya penuh timbunan kulit kabel. Hingga saat ini setidaknya volume timbunan kulit kabel yang diangkat dari gorong-gorong sudah mencapai 23 bak truk.
Pencarian barang bukti disaksikan perwakilan dari PT PLN, PT Telkom, dan Dinas Tata Air DKI Jakarta.
Penelusuran dimulai dari lubang kontrol air dengan kedalaman sekitar 2 meter di depan Gedung Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
DETIK
Jakarta - Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap 6 pelaku pencurian kabel tembaga di gorong-gorong di kawasan ring 1 Jakarta. Dua pelaku di antaranya adalah narapidana.
"Dua pelaku yakni RHM alias GUN (43) dan AT alias TGL (48) adalah napi Rutan Salemba kasus 365 (pencurian dengan kekerasan)," ujar Wadirkrimsus Polda Metro Jaya AKBP Iwan Kurniawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (11/3/2016).
RHM dan AT terlibat pelaku pencurian kabel di gorong-gorong Jakarta pada 2014. Dan akhir 2015 kemudian terlibat pencurian dengan kekerasan di sebuah rumah di Menteng. Pelaku dipidana atas kasus pencurian di rumah itu.
Iwan mengatakan, kedua pelaku berperan melakukan pemotongan dan mengupas kulit kabel di dalam tanah. Empat pelaku lainnya yang perannya sama yakni STR alias BY (45), MRN alias N (34), dan SWY aluas SM (45).
TEMPO.CO, Jakarta - Penyelidikan kasus penumpukan sampah kulit kabel di gorong-gorong Jalan Medan Merdeka Selatan mulai menemukan titik terang. Titik terang didapat setelah tim dari kepolisian terjun langsung ke dalam gorong-gorong dan menemukan beberapa barang yang diduga terkait dengan kasus ini.
“Adanya temuan di TKP ini akan mempersempit penyelidikan kami. Dulu kami kan ke banyak arah, tapi sekarang sudah mengerucut,” kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Mujiyono kepada Tempo melalui sambungan telepon pada Jumat, 4 Maret 2016.
Mujiyono belum menyebutkan pihak yang diduga terkait dengan kasus ini. Untuk lebih memperkuat bukti-bukti, hasil temuan timnya langsung diperiksa di laboratorium forensik.
Pada Jumat kemarin, tim dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya terjun sendiri ke dalam gorong-gorong yang dalamnya sekitar 2 meter. Dari operasi tersebut, petugas menemukan sejumlah barang untuk penggalian di dalam sana. “Yang ditemukan adalah 15 lampu senter kepala, 1 aki ukuran kecil, 2 gergaji besi, dan kulit kabel,” ujar Mujiyono.
Bukan hanya itu, Mujiyono menjelaskan, polisi juga menemukan tali tambang, tali rafia, dan terpal tipis, “kayak tempat beras, tapi lebar.” Terpal tersebut berjumlah tiga dengan ukuran 3 x 1 meter.
Mujiyono menuturkan operasinya tersebut dihentikan sementara karena sudah larut. Karena itu, sore nanti, pihaknya akan kembali menyusuri gorong-gorong. “Akan kami susuri satu per satu terowongan itu ke arah mana saja.”