- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Risma Marahi 14 Pelajar Bolos, Jangan Kaget Baca Alasan Mereka Berikut Ini


TS
yokono
Risma Marahi 14 Pelajar Bolos, Jangan Kaget Baca Alasan Mereka Berikut Ini
Quote:
Risma Marahi 14 Pelajar Bolos, Jangan Kaget Baca Alasan Mereka Berikut Ini

SURYA.co.id | SURABAYA - Sebagian besar dari 14 pelajar yang terjaring razia Satpol PP Surabaya mengaku bolos sekolah karena tidak suka dengan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Mereka sempat dimarahi Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Rendy Eka, pelajar yang masih duduk di kelas 6 contohnya. Meski sebentar lagi harus mengikuti Ujian Nasional (UN), dia bolos sekolah dan terjaring razia Satpol PP, Selasa (23/2/2016) saat bermain game di salah satu warnet di daerah Mojo.
Dia mengaku sudah 2 tahun ketagihan main game Point Blank atau yang biasa di sebut PB. Dalam sehari, Rendy bermain selama 3-4 jam di warnet kesayangannya dengan membayar Rp 10 ribu.
Saat ditanya soal waktu belajar dia mengaku tidak pernah belajar karena waktunya tidak ada.
"Pagi bolos sekolah buat main game, siang tidur, kalau malam nonton televisi,"jelasnya.
Selain tergiur dengan keasyikan main game, dia tidak senang dengan salah satu mata pelajaran di sekolahnya.
"Pamitnya ya sekolah tapi mampir ke warnet. Saya sebulan sudah bolos 5 kali," katanya singkat.
Seorang kerabat Rendy yang menjemputnya di kantor Satpol PP kota Surabaya, Selasa (23/2/2016) mengatakan bahwa dia tidak tahu jika Rendy sering bolos untuk main game.
"Orangtuanya kerja semua, bapaknya di luar negeri, ibunya di Kalimantan. Jadi tidak ada yang mengawasi secara penuh di rumah," ujarnya.
Pengakuan yang sama juga disampaikan Sahrul Joko Saputro. Saat terjaring razia, Sahrul bersama 3 temannya berada di warung kopi.
Siswa kelas 10 ini kepada SURYA.co.id mengaku sakit di sekolah, biar bisa lolos dan tidak dikira bolos, hal ini dimanfaatkannya untuk bolos bersama.
"Males hari ini pelajarannya banyak, pulangnya siang jadi mending ngopi, wifian sambil rokokan di warung," jelasnya.
Sesuai penuturannya, dia sudah sering mendapat teguran dari sekolah karena bolos namun hal itu tidak digubris olehnya.
Selain Rendy dan Sahrul, Muhammad Rizal juga mengatakan sering bolos karena males dengan pelajaran yang diajarkan di sekolah terutama pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris.
Dia mensiasati bolos sekolah dengan cara membuat surat sakit atau izin dan setelah itu di titipkan pada temannya.
"Biasanya main game dari jam sekolah sampai pulang sekolah, sehari habis Rp 15.000 itu sudah sama rokoknya," katanya.
Ditemui di kantor Satpol PP saat menjemput siswanya, beberapa guru yang tidak mau disebutkan sekolah dan namanya mengaku setelah ini akan mengadakan rapat untuk membuat peraturan dan model pengawasan guna mengantisipasi para pelajar yang bolos.
"Ini bahan koreksi kami untuk membimbing para siswa agar lebih menyukai pelajaran yang dianggap paling sukar," kata salah satu guru yang tidak mau disebutkan namanya.
http://surabaya.tribunnews.com/2016/...ka-berikut-ini
Ngapain bolos.. mending diem dirumah kalo lg males sekolah
Quote:
"Orangtua Susah Cari Uang, Kalian Malah Nongkrong di Warung Kopi"

SURABAYA, KOMPAS.com — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini merasa geram setelah mendapat laporan bahwa Satpol PP telah menjaring belasan siswa bolos sekolah, Selasa (23/2/2016). Seusai didata, para siswa itu dibawa menghadap ke Risma di Balai Kota.
Risma pun memarahi para siswa yang bolos tersebut, layaknya ibu sedang memarahi anaknya.
"Kalian itu maunya gimana, orangtua kalian susah cari uang, kalian malah nongkrong di warung kopi," kata Risma.
Para siswa pun tertunduk saat Risma sedang memarahi mereka. "Selain memanggil kepala sekolah, saya akan adukan kalian ke orangtua kalian," tegas Risma.
Risma juga mengancam para siswa, jika mereka tertangkap lagi saat razia, maka mereka akan ditampung di lingkungan pondok sosial (liponsos) bersama orang-orang gila.
"Biar nanti kalau ketangkep lagi saya masukkan liponsos," ujarnya.
Ada 14 siswa yang diamankan oleh petugas Satpol PP sepanjang Selasa tadi. Selain hasil dari razia rutin, keberadaan mereka dilaporkan warga melalui media sosial.
Dari 14 siswa tersebut, enam siswa diamankan di warung kopi Simo Pomahan dan enam lainnya diamankan dari sebuah warnet di kawasan Ploso.
Ke-14 siswa itu dari SDN Mojo (1 siswa), SMK Siang (2 siswa), SMK Taruan (2 siswa), SMK 45 (1 siswa), SMK Tri Tunggal (2 siswa), SMK Bubutan (1 siswa), SMKN 7 (3 siswa), SMKN 10 (1 siswa), dan SMKN 5 (1 siswa).
http://regional.kompas.com/read/2016...di.Warung.Kopi

SURABAYA, KOMPAS.com — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini merasa geram setelah mendapat laporan bahwa Satpol PP telah menjaring belasan siswa bolos sekolah, Selasa (23/2/2016). Seusai didata, para siswa itu dibawa menghadap ke Risma di Balai Kota.
Risma pun memarahi para siswa yang bolos tersebut, layaknya ibu sedang memarahi anaknya.
"Kalian itu maunya gimana, orangtua kalian susah cari uang, kalian malah nongkrong di warung kopi," kata Risma.
Para siswa pun tertunduk saat Risma sedang memarahi mereka. "Selain memanggil kepala sekolah, saya akan adukan kalian ke orangtua kalian," tegas Risma.
Risma juga mengancam para siswa, jika mereka tertangkap lagi saat razia, maka mereka akan ditampung di lingkungan pondok sosial (liponsos) bersama orang-orang gila.
"Biar nanti kalau ketangkep lagi saya masukkan liponsos," ujarnya.
Ada 14 siswa yang diamankan oleh petugas Satpol PP sepanjang Selasa tadi. Selain hasil dari razia rutin, keberadaan mereka dilaporkan warga melalui media sosial.
Dari 14 siswa tersebut, enam siswa diamankan di warung kopi Simo Pomahan dan enam lainnya diamankan dari sebuah warnet di kawasan Ploso.
Ke-14 siswa itu dari SDN Mojo (1 siswa), SMK Siang (2 siswa), SMK Taruan (2 siswa), SMK 45 (1 siswa), SMK Tri Tunggal (2 siswa), SMK Bubutan (1 siswa), SMKN 7 (3 siswa), SMKN 10 (1 siswa), dan SMKN 5 (1 siswa).
http://regional.kompas.com/read/2016...di.Warung.Kopi
Quote:
Diubah oleh yokono 25-02-2016 10:17


tien212700 memberi reputasi
1
14.3K
Kutip
147
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan