- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tahun-tahun Jakarta Diserang Banjir Dashyat


TS
elektrikboy
Tahun-tahun Jakarta Diserang Banjir Dashyat
Quote:

Jakarta kini sedang berada pada kondisi yang sama sekali tidak mengenakkan karena hujan lebat beberapa hari yang lalu yang tak kunjung henti. Kini, banjir kembali menerjang Kota Metropolitan ini sekan meluluhlantakkan kota. Ternyata Jakarta dan banjir yang menimbulkan banyaknya kerugian baik materiial maupun moril ini sudah menjadi cerita yang bermula sejak jaman dahulu hingga sekarang.Masalah banjir di ibu kota Indonesia ini seakan tak pernah ada hentinya. Beberapa kali banjir besar menghajar hiruk pikuknya kota besar ini. Restu Gunawan “merekam” bencana banjir yang pernah terjadi di Jakarta pada tahun 1918 dalam tulisan di bukunya “Gagalnya Sistem Kanal: Pengendalian Banjir Jakarta dari Masa ke Masa” kala itu banjir menggenangi Jakarta yang mengalami hujan 22 hari tiada henti.
Berikut 6 kali bencana banjir besar yang pernah terjadi di Ibu Kota tercinta :
Quote:
1.Tahun 1918

Hujan selama 22 hari dari Bulan Januari hingga Bulan Februari 1918 mengguyur kota. Tanggal 4 Februari, Weltreveden (kini sekitar Lapangan Benteng) terendam air. Beberapa pemukiman, seperti di Tanah Tinggi, Kampung Lima, Kemayoran Belakang, Glodok juga terendam air bah bahkan di beberap tempat ketinggian mencapai 1,5 meter.
Ribuan warga harus mengungsi karena Bendungan Sungai Grogol jebol yang mengakibatkan Batavia bagian barat juga tergenang air bah. Akhirnya rumah-rumah di Pasar Baru, Gereja Katedral, dan Molenvliet (kini Lapangan Monas) alih fungsi menjadi tempat pengungsian.
Quote:
Akibat hujan yang berlangsung secara terus menerus sepanjang bulan Januari hingga Februari 1918 sebagian wilayah Batavia yang berada di dataran rendah mulai digenangi air. 4 Februari 1918, kampung-kampung di wilayah Weltevreden mulai tergenang hingga mengakibatkan arus pengungsian penduduk ke wilayah yang lebih tinggi.
14 Februari 1918, bencana banjir yang terjadi sejak pukul 09.30 malam terus meluas. Banjir mengakibatkan kerusakan beberapa ruas jalan di daerah permukiman. Gang Pacebokan (sekitar Kampung Krukut, Jakarta Barat) sudah berubah menjadi rawa lumpur. Sedangkan di daerah Cikini, banjir telah mencapai Rumah Sakit Cikini (terletak di Jl. Raden Saleh).
16 Pebruari 1918, banjir kembali datang. Harian Sin Po menulis, jam 11.00 siang, dikabarkan air sudah naik lebih tinggi dari kemarin. Dari Jembatan Santi** menuju ke Jakarta di depan Gereja Besar**, orang mesti melalui air yang naik kira-kira seukuran dengkul. Sedangkan di depan Pabrik Minyak Jakarta**, rel trem listrik terangkat dari tanah akibat balok kayu bantalannya mengambang. Jembatan listrik* di Gunung Sahari dari jauh juga mulai kelihatan bengkok.
Wilayah Gunung Sahari hampir seluruhnya terendam, kecuali sedikit di depan Gang Kemayoran. Untuk menuju Senen, orang harus berenang hingga wilayah Kalilio (jalan ini masih ada hingga sekarang dan terletak di samping terminal Senen). Sampai di Kalilio air terlihat setinggi 50 cm. Gedung kantor Marine** menjadi tempat pengungsian warga pribumi dari Gang Chambon. Gambir Wetan terendam sedikit, Kampung Pejambon sudah kerendam sejak beberapa hari. Begitu pula wilayah Gambir Lor**, Gang Secretarie dan Gang Pool** ikut terendam.
Sementara, di wilayah Batavia bagian barat, banjir terjadi akibat jebolnya bendungan Kali Grogol. Beberapa kampung seperti Kampung Tambora, Suteng, kampung Klenteng Kapuran**, berubah menjadi empang. Satu-satunya sarana transportasi yang dapat digunakan adalah sampan dan perahu kecil.
Kondisi serupa terjadi di wilayah Kampung Pesayuran** dan Kebon Jeruk. Perahu bahkan bisa berjalan di gang-gang yang biasanya digunakan sebagai jalan kereta kuda (Banjir Di Batavia-Restu Gunawan).
Akhir Februari 1918, banjir mulai surut. Keadaan Batavia berangsur-angsur normal kembali. Belajar dari pengalaman pemerintahan kolonial mulai melakukan berbagai pembenahan sistem pengendali banjir. Selain membangun beberapa infrastruktur baru, proyek pembangunan Kali Grogol, dan Pintu Air Manggarai yang dilengkapi dengan Saluran Banjir Kanal diteruskan kembali.
14 Februari 1918, bencana banjir yang terjadi sejak pukul 09.30 malam terus meluas. Banjir mengakibatkan kerusakan beberapa ruas jalan di daerah permukiman. Gang Pacebokan (sekitar Kampung Krukut, Jakarta Barat) sudah berubah menjadi rawa lumpur. Sedangkan di daerah Cikini, banjir telah mencapai Rumah Sakit Cikini (terletak di Jl. Raden Saleh).
16 Pebruari 1918, banjir kembali datang. Harian Sin Po menulis, jam 11.00 siang, dikabarkan air sudah naik lebih tinggi dari kemarin. Dari Jembatan Santi** menuju ke Jakarta di depan Gereja Besar**, orang mesti melalui air yang naik kira-kira seukuran dengkul. Sedangkan di depan Pabrik Minyak Jakarta**, rel trem listrik terangkat dari tanah akibat balok kayu bantalannya mengambang. Jembatan listrik* di Gunung Sahari dari jauh juga mulai kelihatan bengkok.
Wilayah Gunung Sahari hampir seluruhnya terendam, kecuali sedikit di depan Gang Kemayoran. Untuk menuju Senen, orang harus berenang hingga wilayah Kalilio (jalan ini masih ada hingga sekarang dan terletak di samping terminal Senen). Sampai di Kalilio air terlihat setinggi 50 cm. Gedung kantor Marine** menjadi tempat pengungsian warga pribumi dari Gang Chambon. Gambir Wetan terendam sedikit, Kampung Pejambon sudah kerendam sejak beberapa hari. Begitu pula wilayah Gambir Lor**, Gang Secretarie dan Gang Pool** ikut terendam.
Sementara, di wilayah Batavia bagian barat, banjir terjadi akibat jebolnya bendungan Kali Grogol. Beberapa kampung seperti Kampung Tambora, Suteng, kampung Klenteng Kapuran**, berubah menjadi empang. Satu-satunya sarana transportasi yang dapat digunakan adalah sampan dan perahu kecil.
Kondisi serupa terjadi di wilayah Kampung Pesayuran** dan Kebon Jeruk. Perahu bahkan bisa berjalan di gang-gang yang biasanya digunakan sebagai jalan kereta kuda (Banjir Di Batavia-Restu Gunawan).
Akhir Februari 1918, banjir mulai surut. Keadaan Batavia berangsur-angsur normal kembali. Belajar dari pengalaman pemerintahan kolonial mulai melakukan berbagai pembenahan sistem pengendali banjir. Selain membangun beberapa infrastruktur baru, proyek pembangunan Kali Grogol, dan Pintu Air Manggarai yang dilengkapi dengan Saluran Banjir Kanal diteruskan kembali.
Quote:
2.Tahun 1979

Di tahun ini, banjir yang menggenangi Jakarta pada 19-20 januari membuat 714.861 orang terpaksa harus mengungsi. Bahkan 20 orang dinyatakan hilang karena musibah ini.
Jakarta selatan yang biasanya aman tidak tersentuh banjir kala itu harus ikut merasakan derita akibat air bah. Wilayah Pondok Pinang direndam air dengan ketinggian mencapai 2,5 meter, dari sini 3 orang dinyatakan hilang akibat banjir.
Quote:
3.Tahun 1996

Dalam “Evaluasi dan Analisis Curah Hujan sebagai Faktor Penyebab Bencana Banjir Jakarta”, Sutopo Purwo Nugroho, yang merupakan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menuliskan pada tahun 1996 Kali Ciliwung debit airnya mencapai puncak yaitu 743 meter kubik perdetik.
Pada tanggal 9-11 Februari 1996, banjir lebih besar terjadi di Jakarta, hal ini dikarenakan buruknya seluruh sistem drainase yang ada. Bahkan ketinggian banjir yang merendam Jakarta kala itu mencapai 7 meter, dan menyebabkan jatuhnya korban hingga 20 orang.
Quote:
4.Tahun 2002

Banjir yang menyerang Jakarta sejak 27 Januari hingga 1 Februari 2002 ini telah menyebabkan 42 kecamatan serta 168 kelurahan harus terendam air. Kejadian ini membuat 24.25% dari luas kota Jakarta digenangi air bah.
Sutopo Purwo Nugroho, dalam “Evaluasi dan Analisis Curah Hujan sebagai Faktor Penyebab Bencana Banjir Jakarta” mengungkapkan ketinggian air yang menggenangi Ibu Kota kita ini mencapai ketinggian 5 meter. Akibat kejadian ini, 21 nyawa tercatat menjadi korban.
Quote:
5.Tahun 2007

Bermula dari hujan yang tak kunjung henti dari tanggal 1 Februari hingga 2 Februari 2007, ditambah dengan sistem drainase yang buruk menjadi dua hal yang mampu menjadikan Jakarta direndam banjir hebat. Wilayah Jakarta yang diterjang banjir mencapai 60% dari luas kota metropolitan tersebut.
Banjir yang terjadi selama 10 hari tersebut telah menyebabkan jatuhnya 80 korban jiwa.
Quote:
6.Tahun 2013

Sejak Hari Selasa tanggal 15 Januari hingga 21 Januari 2013, banjir besar kembali mengepung Kota Jakarta. Akibat kejadian ini 20 orang menjadi korban musibah air bah ini.
Dari catatan Sutopo Purwo Nugroho yang merupakan Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, sebagian besar korban jiwa justru meninggal di lokasi yang jauh dari sungai-sungai yang airnya meluap. Beberapa dari korban meninggal karena tersetrum listrik yang berada di dalam rumah atau tempat-tempat yang terendam air.
Quote:
Quote:
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar ya gan/sis
Bantu Juga
ya
Bantu Juga


Quote:
Original Posted By shakuton►Trit
begini sepi banget peminatnya, udah dari kemarin masih 2-3 page,
giliran trit" MENGHINA gak ada 24 jam rame banget kyk orang ngantri
sembako.
buat orang" indo yang otaknya di dengkul.
pejwan TS biar pada ngeliat. kena banned , kena banned dah ini id.
begini sepi banget peminatnya, udah dari kemarin masih 2-3 page,
giliran trit" MENGHINA gak ada 24 jam rame banget kyk orang ngantri
sembako.

pejwan TS biar pada ngeliat. kena banned , kena banned dah ini id.
Quote:
Original Posted By nibiru2025►menangani banjir jakarta masyarakat jangan hanya terpaku pada penanganan dari pemerintah saja tp masyarakatnya juga perlu berperan serta... dalam hal kecil seperti tidak membuang sampah ke sungai atau selokan2..
Quote:
Original Posted By hantukeren►tetep aja dari waktu ke waktu ngk ada namanya koordinasi dan kerjasama gotongroyong dari semua pihak . yg ada saling melempar tanggung jawab. waktu musim kering semua orang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing dan tidak ada yang berfikir bagaimana lingkunganya ketika musim hujan, ketika musim hujan semua sibuk baru untuk beres2 dan bersih2 lingkungan. ternyata selama kurun waktu beberapa puluh tahun ini warga dan pemerintah ngk pernah belajar dan ngk mau membenahi dirinya sendiri akibatnya ya banjir selalu melanda kota jakarta.
Quote:
Original Posted By panakrama007►Kalo buat parit dan membersihkan lingkungan sih masih oke gan, tapi kalo buat thames bridge kyk di inggris, bisa bisa dijadiin lahan korup sama politisi politisi kita gan. Pageone kalo berkenan gaan 

Quote:
Original Posted By 14months.7days►Kebetulan ane tinggal di daerah rawan banjir, Kelapa Gading. Ane rasain banjir tahun 2002 pas jaman ane Sd, banjir 2007 pas ane SMP dan banjir 2013 pas ane kuliah. Terkadang ane ambil hikmahnya gan, emang bencana banjir itu gak enak banget mati lampu, lembab dan susah banget makan sama buang airnya 
Tapi dibalik itu semua buat ane jadi ajang lebih akrab antar keluarga dan tetangga, karena banjir kita jadi sering berkomunikasi dibanding hari biasa kalo lagi gak banjir

Tapi dibalik itu semua buat ane jadi ajang lebih akrab antar keluarga dan tetangga, karena banjir kita jadi sering berkomunikasi dibanding hari biasa kalo lagi gak banjir

Quote:
Original Posted By Spy83►Sebagai rakyat hal paling mudah jangan buang sampah sembarangan, untuk pemerintah jgn gampang kasih ijin bangun mall, apartemen dan gedung2 tinggi krn pasti mengurangi resapan air. Krn apartemen ketika bangun pasti mereka bilang bebas banjir krn mereka maen tinggiin tanah semau mereka sehingga pemungkiman penduduk sekitar yg td ga banjir jadi banjir
Quote:
Original Posted By uray24►
abisnya orang kampung nyari gedung2 bertingkat bos..coba deh liat di ibukota provinsi lain..gedung bertingkat ada pun cuma hitungan puluhan..
udh gitu di jakarta dagang apa aja lumayan pembelinya..coba di daerah? tukang makanan palingan ampe jam 9 malem doank..palingan di kota besar aja yg agak 24 jam..
udh gitu kawasan industri banyak di Jabodetabek..karena akses ke bandara/pelabuhan dlm rangka ekspor/impor deket..tambahan lagi di jabodetabek buruhnya manja..dikit2 demo..kalo di daerah mana bisa?
semua kembali ke "gengsi" dan "prestise" orang kampung yg beranggapan kalo mudik dari Jakarta sepertinya di kampung jadi terpandang dan berhasil..
kalo ga kerja di jabodetabek ya jadi TKI..
abisnya orang kampung nyari gedung2 bertingkat bos..coba deh liat di ibukota provinsi lain..gedung bertingkat ada pun cuma hitungan puluhan..
udh gitu di jakarta dagang apa aja lumayan pembelinya..coba di daerah? tukang makanan palingan ampe jam 9 malem doank..palingan di kota besar aja yg agak 24 jam..
udh gitu kawasan industri banyak di Jabodetabek..karena akses ke bandara/pelabuhan dlm rangka ekspor/impor deket..tambahan lagi di jabodetabek buruhnya manja..dikit2 demo..kalo di daerah mana bisa?
semua kembali ke "gengsi" dan "prestise" orang kampung yg beranggapan kalo mudik dari Jakarta sepertinya di kampung jadi terpandang dan berhasil..
kalo ga kerja di jabodetabek ya jadi TKI..
Quote:
Original Posted By gusmi21►faktor nya kurang tuh tambahin penurunan tanah tiap tahun mau diapain pun tanah jakarta pasti turun pengaruh bekas tanah rawa 
tapi ngeliat dari faktor2 diatas jakarta memang gak cocok sebenernya jadi ibukota memang sudah rawan dari dulu,wacana mau mindahin pusat pemerintahan pasti ada aja yg g setuju
pusing juga semua terkumpul di jakarta mulai dari pemerintahan sampai bisnis disini semua

tapi ngeliat dari faktor2 diatas jakarta memang gak cocok sebenernya jadi ibukota memang sudah rawan dari dulu,wacana mau mindahin pusat pemerintahan pasti ada aja yg g setuju


Quote:
Original Posted By Dreanz87►Ayo mulai yang paling gampang dulu, buang sampah ditempat sampah, g dari smp uda biasa-in buang sampah ditempat sampah sekarang kalo gak ada tempat sampah mending kantongin di kantong celana, pulang rumah baru buang sampah-nya
Quote:
Original Posted By wellbee►menurut ane jakarta itu sudah kepenuhan penduduknya. Jadi, banyak yg tinggal di tempat yg bukan semestinya, yg dipinggir sungai juga banyak. Akibatnya, banyak penduduk sana yg buang sampah di sungai, sampai ada yg buang kasur, batang pohon, perabotan. Trus tempat pembuangan sampah di jakarta tuh belom banyak banget, tapi warga juga tidak ikut menjaga. Ada yg udah diberikan tempat sampah, tapi ada yg curi lah, ada yg hancurin lah, dicoret2 lah. Maka dari itu, perubahan harus dilakukan dari diri sendiri, pemerintah sudah berusaha, tapi kalo warganya gak ada aksi untuk mencegah banjir, yah sama aja.
Quote:
Original Posted By ais013innocent►selama kesadaran masyarakat untuk tidak buag sampah di aliran sungai belum ada, jangan harap banjir hilang dari ibukota,, dan tidak lupa pula peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam membangun drainase yg baik demi kelancaran saluran air,, peninggian jalan dimana2 tidak akan efektif jika saluran pembuangan air tidak ditambah dan diperbaiki,, 😑
Quote:
Original Posted By dvsandhi►Butuh kerjasama yg baik untuk penghuni di Wilayah Jabodetabek gan. Baik masyarakat dan pemerintah. Mau dibangun gorong2 segede gaban atau mau menghentikan pembangunan mall2 atau bangunan2 di Jakarta Kalo masyarakat masih buang sampah sembarangan ya ga sukses atasi banjir. Pemerintah daerah penyangga jg harus dibantu Oleh Pemda Jakarta spy ruang terbuka hijau diperluas begitu jg Jakarta untuk ruang terbuka hijau sangat kurang jadinya resapan air Kurang. Malah ruangan mall ma apartemen Yg banyak.
Alam Akan bersahabat dengan Kita Jika kita memelihara dengan baik, begitu jg sebaliknya Jika kita merusak alam kita Yg akan menanggungnya.
Berhubung Alam lg nyari mbah dukun, ya pinter2 kita sadar lingkungan. Pendapat ane kayak kuliah Dosen ilmu lingkungan gan.
'banjir Itu disebabkan Oleh air'
Alam Akan bersahabat dengan Kita Jika kita memelihara dengan baik, begitu jg sebaliknya Jika kita merusak alam kita Yg akan menanggungnya.
Berhubung Alam lg nyari mbah dukun, ya pinter2 kita sadar lingkungan. Pendapat ane kayak kuliah Dosen ilmu lingkungan gan.
'banjir Itu disebabkan Oleh air'
Quote:
Original Posted By 84ztard►dari sistem kanal belanda itu efektif ya..
dr tgh 1918 sampai 1979 loh baru kena banjir gede lg.
mari kita liat thn ini, hasil kerja pemda terlihat atau ga..
jgn banjir lg d semoga..
cukup ane ngerasain thn 96, ngungsi ke lt 2 gara gara lt 1 ud kelelep..
dr tgh 1918 sampai 1979 loh baru kena banjir gede lg.
mari kita liat thn ini, hasil kerja pemda terlihat atau ga..
jgn banjir lg d semoga..
cukup ane ngerasain thn 96, ngungsi ke lt 2 gara gara lt 1 ud kelelep..
Quote:
Original Posted By cuxx►2013 ane pas tugas di jakarta gan. pas itu tugas audit di salah satu perkantoran di thamrin. berhubung maunya praktis, hari2 ane naik busway. pas itu ane pulang jam 7an setelah ujan lebat. pas mau keluar, wahh udah banjir. busway ga beroperasi karena sarinah banjir, taxi ga ada yg mau jalan karena selain banjir juga macet parah. ojek pada antri, akhirnya ane pulang kombinasi jalan kaki + naik angkot. setelah 4 jam, ane baru bisa nyampe kost di daerah benhil 

Quote:
Original Posted By aresrfh►nih pengalaman ane gan dikalibata jaktim 
Thn 1996 tembok rmh kakek ane rubuh dan puing yg jatuh menyebabkan ombak dan merubuhkan rmh tetangga dan jg mobil2 dagangan kakek ane 50% dr total yg ada kerendem semua
thn 2002 tembok rmh kakek ane rubuh lg tp di tmpt yg berbeda dan alhamdulillah kali ini kakek ane tepat waktu mengungsikan mobil2 dagangannya
thn 2007 kalibata terendam air hingga hampir lampu merah jambul dan lantai 2 rumah ane yg tinggi nya 7 stgh meteran dr kaliciliwung sdh hampir dikit lg digenangi air
Rmh kakek ane yg kedua ambruk di bagian dlm karna arus yg deras
Dan ada seorang kakek meninggal karna kedinginan,karna saat itu hujan turun trus kadang deras kadang gerimis
Klo agan waktu itu sempet lihat pasti terlihatnya seperti kali yg luas,seperti bukan pemukiman penduduk
2013 drmh ane setinggi 1 stgh mtr cuma dtg sampe 3x selang 2-3hr
nah kemaren yg pas banjir lg alhamdulillah cuma sampe dpn rmh gan,cuma kasian tetangga pd kerendem
Mudah2an tahun2 yg akan dtg kali ciliwung saat menghadapi musim hujan bisa menampung limpahan air yg dtg dr manapun dan tdk banjir lg..aamiin
#jdcurhat

Thn 1996 tembok rmh kakek ane rubuh dan puing yg jatuh menyebabkan ombak dan merubuhkan rmh tetangga dan jg mobil2 dagangan kakek ane 50% dr total yg ada kerendem semua

thn 2002 tembok rmh kakek ane rubuh lg tp di tmpt yg berbeda dan alhamdulillah kali ini kakek ane tepat waktu mengungsikan mobil2 dagangannya

thn 2007 kalibata terendam air hingga hampir lampu merah jambul dan lantai 2 rumah ane yg tinggi nya 7 stgh meteran dr kaliciliwung sdh hampir dikit lg digenangi air

Rmh kakek ane yg kedua ambruk di bagian dlm karna arus yg deras

Dan ada seorang kakek meninggal karna kedinginan,karna saat itu hujan turun trus kadang deras kadang gerimis

Klo agan waktu itu sempet lihat pasti terlihatnya seperti kali yg luas,seperti bukan pemukiman penduduk

2013 drmh ane setinggi 1 stgh mtr cuma dtg sampe 3x selang 2-3hr
nah kemaren yg pas banjir lg alhamdulillah cuma sampe dpn rmh gan,cuma kasian tetangga pd kerendem

Mudah2an tahun2 yg akan dtg kali ciliwung saat menghadapi musim hujan bisa menampung limpahan air yg dtg dr manapun dan tdk banjir lg..aamiin

#jdcurhat

Quote:
Original Posted By mukjizat►kayaknya makin kemari banjir akan semakin parah.
1.banyak daerah resapan berubah menjadi perumahan terlebih lagi wilayah-wilayah dataran tinggi
2.masyarakat kurang kesadarannya menjaga lingkungan dan memeliharanya.
3.sistim drainase yg masih terbilang minim.
1.banyak daerah resapan berubah menjadi perumahan terlebih lagi wilayah-wilayah dataran tinggi
2.masyarakat kurang kesadarannya menjaga lingkungan dan memeliharanya.
3.sistim drainase yg masih terbilang minim.
Quote:
Original Posted By cendol.dan.bata►Slogan "Jangan Membuang Sampah Sembarangan" kayaknya udah terlalu mainstream.
mestinya diganti "Ayo lakukan, Reduce, Reuse, Recycle sampah" "Makan secukupnya, jangan sampai mubazir sehingga menjadi sampah"
Soalnya pengalaman, sampah menggunung gak keangkut ke TPA, meskipun sudah di tempat sampah semestinya tapi sering tercecer kebawa air hujan atau angin
mestinya diganti "Ayo lakukan, Reduce, Reuse, Recycle sampah" "Makan secukupnya, jangan sampai mubazir sehingga menjadi sampah"
Soalnya pengalaman, sampah menggunung gak keangkut ke TPA, meskipun sudah di tempat sampah semestinya tapi sering tercecer kebawa air hujan atau angin
Quote:
Original Posted By arieffree►sampai kapan pun Jakarta nggak akan bisa bebas banjir gan
melihat kondisi alamnya yang memang tidak cocok untuk kota besar yang di rancang asal2an
kalo yang ngebangun kota Jakarta orang jepang atau nggak orang belanda mungkin lain ceritanya
lah dari dulu Jakarta cuma di pimpin sama orang yang mementingkan kekuasaan, jadinya begini dah kalo kata orang betawi bilang "blangsek"
melihat kondisi alamnya yang memang tidak cocok untuk kota besar yang di rancang asal2an
kalo yang ngebangun kota Jakarta orang jepang atau nggak orang belanda mungkin lain ceritanya
lah dari dulu Jakarta cuma di pimpin sama orang yang mementingkan kekuasaan, jadinya begini dah kalo kata orang betawi bilang "blangsek"
Diubah oleh elektrikboy 18-12-2015 23:36
0
60.8K
Kutip
529
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan