- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Penjelasan Logis Mengapa Pendapatan GoJek Bisa Mencapai 10 Juta per Bulan


TS
bayu200687
Penjelasan Logis Mengapa Pendapatan GoJek Bisa Mencapai 10 Juta per Bulan
============S U M B E R============
Sejumlah media menulis kisah yang menggugah. Jika tekun menarik order, seorang tukang ojek di Gojek bisa mendapatkan income hingga Rp 10 juta per bulan. Sebuah pencapaian yang sangat mengesankan. Terutama untuk profesi yang selama ini dianggap kelas pinggiran. Kisah tentang Gojek adalah narasi tentang social innovation, keajaiban teknologi aplikasi, dan kejeniusan ilmu supply chain management.
Mari kita bedah satu demi satu dengan renyah kisah menakjubkan tukang ojek berpenghasilan fantastis ini dari sisi logika ekonomi nan logis.
The Power of Apps

Spoiler for Buka:
Salah satu sumber inefisiensi layanan tukang ojek adalah masa ngetem yang terlalu lama. Idle time kalau dalam bahasa supply chain management. Waktu kosong yang hilang sia-sia.
Sejatinya GOJEK adalah perusahaan penyedia jasa transportasi yang berbasis pada kekuatan magis teknologi aplikasi. The power of Apps. Gojek dengan kekuatan aplikasinya yang real time mampu memotong masa tunggu itu (ngetem untuk dapat order) dengan dramatis. Ribuan calon pelanggan yang telah mendownload aplikasi Gojek yang user friendly – dibuat untuk mudah melakukan pemesanan order pengiriman (entah jasa antar orang, dokumen atau barang).
Lantas ribuan order yang terkumpul itu, di-distribusikan oleh Gojek ke ribuan armadanya, yang berada pada titik paling dekat dengan yang memberi order, secara real time, seketika. Proses ini berlangsung secara kontinyu, real time.
Dengan proses sperti itulah, maka level produktivitas pengojek naik secara sangat signifikan. Dengan kekuatan ajaib aplikasi yang bersifat real time, masa tunggu pengojek bisa ditekan hingga nyaris titik nol. Apa yang terjadi saat produktivitas naik secara dramatis. Otomatis, income juga bisa melesat ke level yang tak terbayangkan. Dan persis prinsip seperti itulah yang diterapkan oleh Gojek dengan kekuatan aplikasinya. Hasilnya adalah keajaiban : seorang tukang ojek bisa mendapat income 10 juta per bulan.
Gojek mungkin contoh keindahan inovasi sosial berbasis teknologi : bagaimana kekuatan aplikasi (digital apps) bisa dimanfaatkan untuk memberdayakan ekonomi kaum kelas pinggiran (tukang ojek). Ya, niatan untuk mengentaskan kemiskinan memang tidak diperoleh dengan demo, spanduk, rapat di gedung parlemen atau teriak-teriak di jalanan. Kekuatan sebuah aplikasi yang jenius acap jauh lebih powerful dari itu semua. This is the beauty of digital technology.
Sejatinya GOJEK adalah perusahaan penyedia jasa transportasi yang berbasis pada kekuatan magis teknologi aplikasi. The power of Apps. Gojek dengan kekuatan aplikasinya yang real time mampu memotong masa tunggu itu (ngetem untuk dapat order) dengan dramatis. Ribuan calon pelanggan yang telah mendownload aplikasi Gojek yang user friendly – dibuat untuk mudah melakukan pemesanan order pengiriman (entah jasa antar orang, dokumen atau barang).
Lantas ribuan order yang terkumpul itu, di-distribusikan oleh Gojek ke ribuan armadanya, yang berada pada titik paling dekat dengan yang memberi order, secara real time, seketika. Proses ini berlangsung secara kontinyu, real time.
Dengan proses sperti itulah, maka level produktivitas pengojek naik secara sangat signifikan. Dengan kekuatan ajaib aplikasi yang bersifat real time, masa tunggu pengojek bisa ditekan hingga nyaris titik nol. Apa yang terjadi saat produktivitas naik secara dramatis. Otomatis, income juga bisa melesat ke level yang tak terbayangkan. Dan persis prinsip seperti itulah yang diterapkan oleh Gojek dengan kekuatan aplikasinya. Hasilnya adalah keajaiban : seorang tukang ojek bisa mendapat income 10 juta per bulan.
Gojek mungkin contoh keindahan inovasi sosial berbasis teknologi : bagaimana kekuatan aplikasi (digital apps) bisa dimanfaatkan untuk memberdayakan ekonomi kaum kelas pinggiran (tukang ojek). Ya, niatan untuk mengentaskan kemiskinan memang tidak diperoleh dengan demo, spanduk, rapat di gedung parlemen atau teriak-teriak di jalanan. Kekuatan sebuah aplikasi yang jenius acap jauh lebih powerful dari itu semua. This is the beauty of digital technology.
GoJek vs Ojek Pangkalan

Spoiler for Buka:
Namun inovasi sosial yang jenius dari Gojek ini mendapatkan tantangan dari dua kekuatan. Dan keduanya bisa menghancurkan bisnis Gojek. Yang pertama adalah resistensi dari para tukang ojek pangkalan. Ini adalah potret muram dari proses inovasi teknologi : bagaimana kekuatan otak (kemudahan teknologi digital ) harus berhadapan dengan kekuatan otot yang enggan menerima proses perubahan zaman.
Dan kita tahu, pertempuran melawan kekuatan otot acap jauh lebih melelahkan dibanding harus bertarung melawan kekuatan otak. Proses inovasi teknologi memang kadang justru gagal karena masyarakatnya sendiri secara sosiologis tidak siap menerima perubahan. Fenomena yang juga lazim terjadi dalam berbagai kisah perubahan korporat (corporate transformation process). Status quo dan comfort zone kadang menjadi dua algojo yang acap sukses menjegal potensi kekuatan inovasi.
Dan kita tahu, pertempuran melawan kekuatan otot acap jauh lebih melelahkan dibanding harus bertarung melawan kekuatan otak. Proses inovasi teknologi memang kadang justru gagal karena masyarakatnya sendiri secara sosiologis tidak siap menerima perubahan. Fenomena yang juga lazim terjadi dalam berbagai kisah perubahan korporat (corporate transformation process). Status quo dan comfort zone kadang menjadi dua algojo yang acap sukses menjegal potensi kekuatan inovasi.
GoJek vs Grab Bike
Spoiler for Buka:
Kekuatan kedua yang juga bisa merobohkan bisnis Gojek datang dari rival yang tak kalah menggetarkan. Yakni Grab Bike. Perusahaan yang sama dengan Gojek, namun datang dari pengusaha Malaysia. Dan dengan dukungan modal hingga 2.5 triliun.
Dengan dukungan dana nyaris tak terbatas itu, Grab Bike langsung meletuskan amunisi peperangan. Mereka segera meluncurkan “predatory pricing war” : tarif promosi ojek Grab Bike hanya Rp 5 ribu kemana saja (tarif promosi Gojek 10 ribu, dan kini sudah naik ke 15 ribu).
Grab Bike juga memberikan upah ke pengojeknya 90% dari total order, sementara Gojek hanya 80%. Grab Bike juga memberikan program berangkat umroh kepada pengojeknya yang berprestasi (akhirnya tukang ojek juga bisa naik umroh. Bukan hanya tukang bubur).
Perlawanan keras dari Grab Bike itu segera membuat Gojek agak gentar. Pricing war yang berkepanjangan pada akhirnya bisa membuat keduanya malah bangkrut. Bisnis memang kadang brutal dan tak kenal ampun.
Kita tidak tahu apakah Gojek akan bisa mengatasi perlawanan dari dua dimensi yang berbeda itu dengan sukses (resistensi dari ojek pangkalan dan rivalitas bisnis dengan Grab Bike).
Dengan dukungan dana nyaris tak terbatas itu, Grab Bike langsung meletuskan amunisi peperangan. Mereka segera meluncurkan “predatory pricing war” : tarif promosi ojek Grab Bike hanya Rp 5 ribu kemana saja (tarif promosi Gojek 10 ribu, dan kini sudah naik ke 15 ribu).
Grab Bike juga memberikan upah ke pengojeknya 90% dari total order, sementara Gojek hanya 80%. Grab Bike juga memberikan program berangkat umroh kepada pengojeknya yang berprestasi (akhirnya tukang ojek juga bisa naik umroh. Bukan hanya tukang bubur).
Perlawanan keras dari Grab Bike itu segera membuat Gojek agak gentar. Pricing war yang berkepanjangan pada akhirnya bisa membuat keduanya malah bangkrut. Bisnis memang kadang brutal dan tak kenal ampun.
Kita tidak tahu apakah Gojek akan bisa mengatasi perlawanan dari dua dimensi yang berbeda itu dengan sukses (resistensi dari ojek pangkalan dan rivalitas bisnis dengan Grab Bike).
Behind The Scene

Spoiler for Buka:
Pendiri Gojek sendiri Nadiem Makarim bukan anak muda sembarangan. Pria muda Jakarta ini alumnus Harvard Business School (sekolah bisnis terbaik di muka bumi). Dengan mudah Nadiem sebenarnya bisa melamar kerja di Wall Street dengan gaji puluhan ribu dollar per bulan. Namun ia memilih pulang ke tanah airnya, demi membangun bisnis yang memberdayakan kaum kelas pinggiran. Melalui kekuatan aplikasi digital.
Jajaran manajemen dan pendiri Gojek lainnya juga diisi oleh para alumnus dari sekolah bisnis hebat seperti University of Chicago. Dan rata-rata pernah bekerja di perusahaan kelas dunia. Dari sisi kualitas, SDM yang menduduki peran kunci di Gojek sebenarnya setara dengan mutu SDM di perusaahaan top seperti Google, Microsoft ataupun IBM. Mereka secara kolektif adalah one of the best management brains di tanah air.
Saya sendiri berharap Gojek bisa berhasil dalam misinya. Mereka bertekad untuk merekrut puluhan ribu pengojek baru. Mungkin Anda berminat juga? Lumayan kan kalau dapat 10 juta per bulan daripada kerja lembur namun gaji hanya sekelas UMR.
Jika bisnis Gojek berhasil, dampak mereka dalam memberdayakan ekonomi kaum kelas pinggiran bisa sangat mengesankan. Welcome to Digital Innovation. Everyone is Invited.����
Jajaran manajemen dan pendiri Gojek lainnya juga diisi oleh para alumnus dari sekolah bisnis hebat seperti University of Chicago. Dan rata-rata pernah bekerja di perusahaan kelas dunia. Dari sisi kualitas, SDM yang menduduki peran kunci di Gojek sebenarnya setara dengan mutu SDM di perusaahaan top seperti Google, Microsoft ataupun IBM. Mereka secara kolektif adalah one of the best management brains di tanah air.
Saya sendiri berharap Gojek bisa berhasil dalam misinya. Mereka bertekad untuk merekrut puluhan ribu pengojek baru. Mungkin Anda berminat juga? Lumayan kan kalau dapat 10 juta per bulan daripada kerja lembur namun gaji hanya sekelas UMR.
Jika bisnis Gojek berhasil, dampak mereka dalam memberdayakan ekonomi kaum kelas pinggiran bisa sangat mengesankan. Welcome to Digital Innovation. Everyone is Invited.����
Pendapat Kaskuser:
Spoiler for Pendapat Kontra:
Quote:
Original Posted By fugugembrot►"Grab Bike juga memberikan upah ke pengojeknya 90% dari total order, sementara Gojek hanya 80%. Grab Bike juga memberikan program berangkat umroh kepada pengojeknya yang berprestasi (akhirnya tukang ojek juga bisa naik umroh. Bukan hanya tukang bubur)."
Okay Mari kita Hitung :
GOJEK
hitungan dalam 1 bulan 26 hari kerja di potong hari minggu, penghasilan 80% dari tarif Rp 10.000 = Rp 8.000/penumpang
Bila ingin penghasilan (5.000.000 : 26 hari kerja) = Rp 192.307/ 8.000 Per Penumpang = 24 orang/ hari
Jarak Waktu perpenumpang mengantar hitung saja paling cepat 30 menit
24jam atau sama dengan 1440 menit / 30 menit = 24 orang untuk menghasil kan Rp 5.000.000 Si Tukang Ojek harus nganter 24 orang dalam waktu 24 jam (Senin - sabtu)
hitungan dalam 1 bulan 26 hari kerja di potong hari minggu, penghasilan 80% dari tarif Rp 10.000 = Rp 8.000/penumpang
Bila ingin penghasilan (10.000.000 : 26 hari kerja) = Rp 384.615 / 8.000 Per Penumpang 48 orang/ hari
Jarak Waktu perpenumpang mengantar hitung saja paling cepat 30 menit
24jam atau sama dengan 1440 menit / 30 menit = 48 orang untuk menghasil kan Rp 10.000.000 Si Tukang Ojek harus nganter 48 orang dalam waktu 24 jam(Senin - Sabtu )
hitungan dalam 1 bulan 30 hari kerja di potong hari minggu, penghasilan 80% dari tarif Rp 10.000 = Rp 8.000/penumpang
Bila ingin penghasilan (5.000.000 : 30 hari kerja) = Rp 166.666/ 8.000 Per Penumpang = 20 orang/ hari
Jarak Waktu perpenumpang mengantar hitung saja paling cepat 30 menit
24jam atau sama dengan 1440 menit / 30 menit = 24 orang untuk menghasil kan Rp 5.000.000 Si Tukang Ojek harus nganter 20 orang dalam waktu 24 jam (Senin-Minggu)
hitungan dalam 1 bulan 30 hari kerja di potong hari minggu, penghasilan 80% dari tarif Rp 10.000 = Rp 8.000/penumpang
Bila ingin penghasilan (10.000.000 : 30 hari kerja) = Rp 333.333 / 8.000 Per Penumpang 41 orang/ hari
Jarak Waktu perpenumpang mengantar hitung saja paling cepat 30 menit
24jam atau sama dengan 1440 menit / 30 menit = 41 orang untuk menghasil kan Rp 10.000.000 Si Tukang Ojek harus nganter 41orang dalam waktu 24 jam (Senin-Minggu)
jadi silahkan dipikir apakah anda sanggup? pilihan ada di anda!!
Okay Mari kita Hitung :
GOJEK
hitungan dalam 1 bulan 26 hari kerja di potong hari minggu, penghasilan 80% dari tarif Rp 10.000 = Rp 8.000/penumpang
Bila ingin penghasilan (5.000.000 : 26 hari kerja) = Rp 192.307/ 8.000 Per Penumpang = 24 orang/ hari
Jarak Waktu perpenumpang mengantar hitung saja paling cepat 30 menit
24jam atau sama dengan 1440 menit / 30 menit = 24 orang untuk menghasil kan Rp 5.000.000 Si Tukang Ojek harus nganter 24 orang dalam waktu 24 jam (Senin - sabtu)
hitungan dalam 1 bulan 26 hari kerja di potong hari minggu, penghasilan 80% dari tarif Rp 10.000 = Rp 8.000/penumpang
Bila ingin penghasilan (10.000.000 : 26 hari kerja) = Rp 384.615 / 8.000 Per Penumpang 48 orang/ hari
Jarak Waktu perpenumpang mengantar hitung saja paling cepat 30 menit
24jam atau sama dengan 1440 menit / 30 menit = 48 orang untuk menghasil kan Rp 10.000.000 Si Tukang Ojek harus nganter 48 orang dalam waktu 24 jam(Senin - Sabtu )
hitungan dalam 1 bulan 30 hari kerja di potong hari minggu, penghasilan 80% dari tarif Rp 10.000 = Rp 8.000/penumpang
Bila ingin penghasilan (5.000.000 : 30 hari kerja) = Rp 166.666/ 8.000 Per Penumpang = 20 orang/ hari
Jarak Waktu perpenumpang mengantar hitung saja paling cepat 30 menit
24jam atau sama dengan 1440 menit / 30 menit = 24 orang untuk menghasil kan Rp 5.000.000 Si Tukang Ojek harus nganter 20 orang dalam waktu 24 jam (Senin-Minggu)
hitungan dalam 1 bulan 30 hari kerja di potong hari minggu, penghasilan 80% dari tarif Rp 10.000 = Rp 8.000/penumpang
Bila ingin penghasilan (10.000.000 : 30 hari kerja) = Rp 333.333 / 8.000 Per Penumpang 41 orang/ hari
Jarak Waktu perpenumpang mengantar hitung saja paling cepat 30 menit
24jam atau sama dengan 1440 menit / 30 menit = 41 orang untuk menghasil kan Rp 10.000.000 Si Tukang Ojek harus nganter 41orang dalam waktu 24 jam (Senin-Minggu)
jadi silahkan dipikir apakah anda sanggup? pilihan ada di anda!!
Spoiler for Counter Pendapat Kontra:
Quote:
Original Posted By kekukekurangan►
10.000 itu kan promo gan, gojek itu dibayar tetep dengan tarif per km. jadi misalnya dari tebet ke depok biaya normalnya itu 70.000. nah krn promo jadi customer cuma bayar 10.000. jadi nanti driver gojek tsb dapet 80% dari 70.000 yaitu 56.000. jadi 10.000 dibayar tunai oleh customer dan 46.000 nya itu ditransfer dari pihak gojek langsung ke rekening driver gojek tsb. gitu lhoooo gan udah ngerti kan? yakali mana mau orang nganter kemanapun 10.000 wakakaka
nah sekarang kita hitung nih pake cara agan, misalnya dalam sehari nganter 3 x tujuannya sama tebet - depok jadi 56.000x3 = 168.000/hari.
168.000 - 30.000 (bensin) = 138.000 dikali 26 hari = 3.588.000. nah udah kebayang kan? itu cuma 3 narik doang lho sehari,, yang mungkin cuma ngabisin waktu 3-4 jam. gmn kalo dia narik 6x? ya hitung2 sendiri aja deh
10.000 itu kan promo gan, gojek itu dibayar tetep dengan tarif per km. jadi misalnya dari tebet ke depok biaya normalnya itu 70.000. nah krn promo jadi customer cuma bayar 10.000. jadi nanti driver gojek tsb dapet 80% dari 70.000 yaitu 56.000. jadi 10.000 dibayar tunai oleh customer dan 46.000 nya itu ditransfer dari pihak gojek langsung ke rekening driver gojek tsb. gitu lhoooo gan udah ngerti kan? yakali mana mau orang nganter kemanapun 10.000 wakakaka
nah sekarang kita hitung nih pake cara agan, misalnya dalam sehari nganter 3 x tujuannya sama tebet - depok jadi 56.000x3 = 168.000/hari.
168.000 - 30.000 (bensin) = 138.000 dikali 26 hari = 3.588.000. nah udah kebayang kan? itu cuma 3 narik doang lho sehari,, yang mungkin cuma ngabisin waktu 3-4 jam. gmn kalo dia narik 6x? ya hitung2 sendiri aja deh

Diubah oleh bayu200687 28-08-2015 12:32
0
35.6K
Kutip
84
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan