

TS
thebibs
[ORIFICT] The Edenia : Collection Story
Hallooo kaskuser 
saya ingin share hasil karya fantasy yg sudah saya buat hehehe... mohon komentarnya ya thx gan/sis...
cerita pertama saya di genre fantasy semoga suka ya.... ^_^ Mengambil setting di planet Edenia dengan berbagai macam ras : elf, human, dwarf, orc, dll.
Setiap bab mengambil sudut cerita yang berbeda-beda, jadi tidak terkait secara langsung tapi masih dalam satu lingkup dunia yang sama. Akan ada banyak petualangan dan aksi disini, seperti kisah Naga langit, perburuan para monster, hingga munculnya benih-benih aliansi bayangan.
------------------
Kerajaan Woodmist sedang dirundung kepanikan, mereka harus menghadapi ritual penyambutan naga langit. Setiap 20 tahun sekali, seekor naga muncul didalam pulau Mist. Setiap tempat akan didatangi sang naga, dan jika tidak memberikan makanan kepadanya, maka tempat itu akan dihancurkan dalam sekejap mata...
Para ahli alam meramalkan bahwa naga langit akan datang 3 hari lagi. Raja Hiram mengumpulkan para petinggi untuk mencari solusi sang naga.
“Kenapa waktu cepat sekali berputar, rasanya baru kemarin naga itu pergi. Sekarang dia sudah datang lagi...” keluh sang raja didepan para petinggi.
“Tenang paduka, persediaan hewan ternak sudah kami siapkan untuk menyambut sang naga. Kali ini 4 desa budak telah menyerahkan ternak mereka.” Jawab petinggi yang memakai mantel bersih.
“Benarkah seperti itu Beil?” tanya sang raja ragu.
“Benar paduka, saya sudah memeriksanya sendiri tadi pagi.” Jawab penasehat Beil, “hewan-hewan itu masih berada di tiap desa, dan akan segera dipindahkan.”
“Bagus sekali..! kabar ini sedikit membuatku lega,” balas sang raja puas.
“Tapi paduka...” seorang pemasok kerajaan angkat bicara, “kita tidak bisa terus-menerus seperti ini paduka. Ribuan ternak kita siapkan, dan pada akhirnya hewan itu hanya mati sia-sia, tidak memberikan manfaat bagi kita selain keselamatan semu.”
“Apa maksudmu dengan keselamatan semu, Imory?!” jawab sang Raja ketus.
“Sampai kapan kita terus menyediakan hewan bagi naga langit..?” Imory balik
Menantang. Sebagai seorang pemasok bahan baku armor kerajaan, Imory termasuk orang yang memiliki daya tawar bagus di wilayah Woodmist.
“Sampai kita benar-benar menemukan caranya untuk melenyapkan naga itu..!” Raja Hiram sedikit emosi. “Lalu apa saranmu..?!” tanya sang raja ketus.
“Ehmm... mungkin dengan membuat ruang bawah tanah khusus..? Sejujurnya aku tidak tahu caranya seperti apa, tapi aku yakin pasti ada caranya!” jawab Imory lugas.
“bunker khusus mengungsi begitu..?” penasehat Beil mempertegas dengan nada sinis. “Y..y..yaa, mungkin itu bisa jadi cara penanggulangan pertama,” Imory tidak terlalu yakin.
“Aku rasa usulnya Imory bagus juga,” sahut petinggi dengan topi kerajaan.
“mengungsi di bawah tanah sampai naga itu pergi..? Dwarf saja tidak mau melakukan itu.” Celetuk seorang saudagar anggur, membuat beberapa orang tertawa.
“Hahahaha, nanti kelamaan tinggal dibawah, tubuh kita semua jadi cebol seperti para dwarf!”
Suasana jadi semakin ricuh, ada pihak yang setuju dengan tujuan Imory, di lain sisi ada yang pesimis.
“Diam semuanya...!” Bentak Raja Hiram kesal.
Suasana menjadi hening seketika, “tiga hari lagi monster itu akan datang dan kalian masih saja berselisih?” Tidak ada yang berani mengomentari, mereka semua diam takut sang raja bertambah marah. “Adakah orang disini yang mampu mengatasi ini semua..?”
Semua orang terdiam, sampai tiba seorang pria muda dengan tatapan santai datang dari arah samping singgasana.
“Aku punya solusinya paduka raja,” jawab pria berambut hitam pendek itu.
“Pangeran Qivar, apa yang ingin kausampaikan?” penasehat Biel penasaran.
“Sebagai putra mahkota aku juga harus terlibat, dan aku memiliki cara untuk mengatasi ini semua.” Celetuk pangeran Qivar lantang.
“Cepat utarakan rencanamu...!” perintah sang raja langsung.
“Raja Woodmist yang kuhormati, perjalananku ke benua timur tidak sia-sia,” jawab pangeran Qivar sambil sedikit menunduk. “Aku banyak menemukan orang hebat disana, dan salah satu hasil pembelajaranku disana adalah ini...”
Pangeran Qivar mengeluarkan sebuah benda panjang seperti tongkat dengan ujung atasnya dibuat meruncing. “Ini adalah contoh senjata yang terbuat dari Coranium, sebuah materi terkuat yang pernah ada di Edenia.”
Pangeran Qivar memperlihatkan kepada seluruh pengunjung tongkat Coraniumnya. Sepintas tongkat itu mirip logam besi, namun lebih ringan dan kuat.
“Terus apa rencanamu dengan mainan kecilmu itu?” tanya raja Hiram sinis.
“Ini memang kecil, tapi cukup untuk bisa melumpuhkan monster langit itu. Lagipula aku bisa membuatkan versi yang lebih besar dari ini.” Jawab sang pangeran santai.
“Sudah banyak kelompok ksatria datang kesini, tapi semua berakhir dengan tragis.” Celetuk salah seorang petinggi.
“Apa jaminan senjatamu itu dapat melukai naga langit...?”
“Kulit naga langit sangat kuat, belum pernah ada yang dapat melukainya...”
Komentar-komentar pesimis membanjiri ruangan, raja Hiram mempersilahkan sang pangeran utnuk menjelaskan.
“Kalian lihat ornamen armor itu,” Pangeran Qivar menunjuk baju pelindung yang terdapat di sisi ruangan. “Perhatikan baik-baik sekarang...” Pangeran Qivar sekuat tenaga melempar senjata runcing buatannya itu, dan....
“Ti..tidak mungkin ini, armor itu terbuat dari bahan terbaik disini!”
“Tombaknya mampu menembus baju kerajaan kita...!”
Para petinggi takjub dengan senjata buatan pangeran Qivar, aura optimis terpancar dari raut wajah mereka.
“Dengan senjata itu kita bisa mengalahkan naga langit..!”
“Sudah saatnya kutukan ini berakhir..!”
Beberapa saudagar antusias, mereka yakin ada harapan kali ini untuk mengalahkan naga langit.
“Bagaimana ini Beil..!?” bisik raja Hiram kebingungan.
“Maaf paduka, tapi rencana pangeran Qivar terlalu beresiko. Seandainya gagal naga itu pasti akan menghancurkan kerajaan kita....” bisik penasehat Beil.
“Peralatanku akan dapat melukai naga itu, aku bisa jamin semuanya!” sahut pangeran Qivar meyakinkan para petinggi yang lain.
Para petinggi larut dalam janji sang pangeran, mereka mendesak raja Hiram untuk segera memutuskan...
Raja hiram berdiri dari singgasananya, dan menenangkan situasi.
“Sudah...sudah, aku mengerti apa yang harus kuputuskan saat ini.”
Semua terdiam menunggu ketupusan sang raja, termasuk juga sang pangeran dengan raut penasaran. Raja Hiram diam sejenak, berusaha mencerna semuanya sebelum mengambil keputusan akhir.
“Aku putuskan bahwa kita akan melawan...! tapi jika persiapannya tidak cukup matang kita kembali ke rencana semua!” Raja Hiram berusaha mengambil jalan tengah.
“Qivar...! bagaimana persiapanmu untuk 3 hari kedepan!?” tanya sang raja langsung.
“Ayahku yang terhormat dan terpuji, semua peralatan sudah aku siapkan di pesisir pantai Mist. Tinggal menunggu izin agar diperbolehkan masuk kesini.” Jawab sang pangeran.
“Kalau begitu, cepat kau bawa semua peralatannya kesini, waktu kita sudah semakin sempit...!” perintah sang raja langsung.
“Dengan senang hati paduka yang kucinta, aku pamit undur diri.” Pangeran Qivar memberikan hormat perpisahan kepada ayahnya....
Hari kedatangan naga langit pun tiba, angin sore berhembus kencang menerpa seluruh kawasan pulau Mist. Awan-awan saling berbenturan tak menentu, para prajurit kerajaan tengah sibuk memeriksa setiap peralatan tempur.
Pangeran Qivar ikut serta, dia sedang berada diatas gerbang utama melihat kesiapan pasukannya disana.
“Slavian bagiamana situasi dilapangan!?” tanya pangeran Qivar sambil memandang jauh ke luar istana.
Seorang kepala gerbang lengkap dengan armor kerajaan mendekati pangeran Qivar.
“Belum ada tanda-tanda kemunculannya tuan pangeran, dan untuk semua peralatan sudah siap terpasang.” Jawab Slavian tegas.
“Tidak lama lagi dia akan datang, aku bisa merasakannya.” Sahut sang pangeran sambil menikmati hembusan angin.
“Maaf tuan pangeran, apakah tidak sebaiknya kita mengungsikan dulu warga disini?” tanya si kepala penjaga sopan.
“Kemana mereka akan kita taruh..!?” bentak sang pangeran kesal, “kita tidak punya waktu untuk itu semua. Tugasmu adalah memastikan bahwa peralatanku siap digunakan nanti!”
“tapi tuan, mereka bisa saja menjadi korban kemarahan sang naga.” Jawab Slavian memelas. Panngeran Qivar marah diberikan masukan dari orang yang lebih rendah darinya.
“Kau hanya seorang budak, tidak tahu apa-apa...!” Tabiat asli sang pangeran keluar, “karena kebaikan ayahku yang membuat kau bisa berada disini. Selebihnya kau hanyalah seorang yang lahir dari desa budak...!” jawab pangeran ketus, Slavian hanya menunduk sedih.
“Karena kehebatan ayahmu yang membuat kamu bisa berada disini, walaupun aku sendiri tidak percaya dia bisa melukai naga itu seorang diri!” sahut pangeran sambil beranjak pergi menuruni gerbang utama.
Slavian terduduk lesu, pada dasarnya dia memang tidak ingin berada disini. Kalau bisa memilih, lebih baik berburu di hutan dibandingkan hidup di kerajaan yang suka menindas kaum budak.
Angin semakin berhembus kencang tidak beraturan, menerjang semua rumah-rumah warga Woodmist. Tidak lama kemudian awan berubah menjadi gelap, dan mengumpul di satu titik. Dibawahnya gumpalan angin menyatu dari segala arah, membentuk sebuah pusaran yang menjulang tinggi.
“Pangerang Qivar, lihat itu...!” panglima kerajaan menunjuk jauh kearah depan.
Pusaran angin perlahan semakin membesar, petir-petir menyambar bergantian disekitarnya. Alam sedang menyambut kedatangan sang naga langit penguasa pulau Mist.
“Persiapkan diri kalian semua...!” perintah sang pangeran lantang, “sebentar lagi naga itu akan datang!” Pengerang Qivar berusaha memompa semangat prajuritnya.
Semua benda tersedot kearah pusaran, dan ketika sudah sampai batas maksimal, pusaran angin itu pecah ke segala arah. Membuat angin terdorong sangat kuat menerjang sekiar area, hingga sampai ke arah kerajaan Woodmist.
“Whooosss...!!” Kerajaam Woodmist terkena terpaan dahsyat angin, para ksatria berlindung dibalik perisai milik mereka. Beberapa atap bangunan ikut terhempas jauh, dan beberapa orang jatuh terseret.
“Tuan pangeran, apakah anda baik-baik saja..!?” sahut panglima khawatir.
“Angin itu tidak dapat melukaiku,” balas pangeran Qivar sambil berdiri menuju gerbang utama. “Mana naga langitnya...!?” sang pangeran bingung tidak ada sosok yang muncul. Periode sebelumnya, naga langit selalu muncul diiringi dengan pusaran angin yang sangat kuat, sama seperti kejadian yang baru saja dialami.
Mendadak cuaca kembali normal dengan bekas-bekas tiupan angin berserakan.
“Bagaimana ini, kemana sosok monster langit itu!?” pangeran Qivar sedikit kesal.
Sebuah awan menutupi kerajaan Woodmist, dan terus bergerak maju dengan cepat.
“Li..lihat itu paduka..!” tunjuk si panglima ke langit.
“Dia telah datang...!” teriak beberapa orang Woodmist.
Pangeran Qivar menengok keatas, dan seekor naga telah terbang pelan mengelilingi daerah sekitar kerajaan.
“Cepat panggil naga itu kesini...!” perintah sang pangeran geram.
“Baik tuan pangeran,” jawab panglima pelan
Seorang ksatria kerajaan diberi tugas untuk pergi, dan meniupkan terompet naga di tengah hamparan rumput. Ksatria itu memacu kudanya, dalam hitungan detik dia sudah sampai ditengah padang rumput Woodmist. Terompet pun segera ditiupkan ke segala arah memanggil naga langit yang masih terbang mengitari pulau....
“Apa semuanya sudah siap..!?” pangeran Qivar ingin memastikan.
“Sudah pangeran, pasukan sudah berada di pos masing-masing. Tinggal menunggu perintah selanjutnya.” Jawab panglima
Pangeran Qivar memandangi langit dari atas gerbang utama. Dia sudah tidak sabar ingin menguji peralatan tempurnya ini.
“Dia menjawab panggilan kita tuan,” celetuk Slavian sambil melihat ke langit.
Naga itu terbang rendah, dan melakukan manuver sebelum akhirnya turun tepat dihadapan ksatria peniup terompet.
“Hsttt...Hsttt...” desis nafas sang naga terdengar keras, ksatria itu berusaha tetap tegar, sambil menenangkan kudanya.
“Mana hidangannya!!!” bentak sang naga tepat di atas tubuh kecil si ksatria.
“Ka..k...kami sudah mempersiapkannya, mohon tunggu sebentar.”
Naga langit terlihat tidak senang dengan ini semua, “Hrrooarrr!!” teriakan sang naga menggema keras.
“K...kali ini kami memberikan hidangan spesial untukmu!” Ksatria itu memberanikan diri berteriak lantang.
“Lalu dimana makananku!” bentak sang naga, “cepat keluarkan sekarang!”
Ksatria meniupkan terompet untuk pasukan Woodmist, sebagai tanda bahwa hidangan spesial harus segera diberikan.
“Cepat tunaikan tugas kalian!” perintah panglima kepada regu pemberi hidangan.
Gerbang utama terbuka, beberapa ksatria berkuda keluar sambil menarik sebuah gerobak yang tertutupi kain tebal.
Naga langit melihat sedikit heran, hanya ada tiga gerobak makanan yang hendak diberikan kepadanya.
“Hrrr...dikit sekali hidangan yang kalian berikan.” Celetuk naga langit dengan mulut penuh dengan api yang siap ditembakkan.
“Tenang dulu naga, anda pasti suka pemberian kali ini.” Sahut si ksatria yakin.
Tiga regu penarik sudah berada dihadapan naga langit, posisi mereka sangat dekat tepat dibawah naga itu berdiri. Terpal penutup gerobak dibuka serempak oleh ketiga regu penarik. “Serang...!” teriak salah seorang prajurit, dengan diikuti 3 buah jaring besar ditembak kearah sang naga.
“Hreearrrr!!!” naga langit berusaha lepas dari jaring-jaring itu, tubuhnya berputar membuat para ksatria tersapu oleh ekornya. Seluruh gerobak hancur berkeping-keping. Pangeran Qivar memerintahkan panglima untuk menembakkan proyektil Coranium.
“Semuanya, tembak....!” panglima Woodmist memberikan aba-aba, dan dalam seketika ratusan proyektil meluncur kencang.
"Hrgarhhhh..!” naga langit kesakitan terkena proyektil-proyektil itu, dia berusaha berlindung dibalik sayap kerasnya.
“Cepat semuanya, serang...!” panglima Woodmist memerintahkan pasukan berkuda untuk menyerang naga langit yang sedang kesulitan.
Puluhan pasukan berkuda keluar dari gerbang Woodmist, mereka lengkap membawa senjata panah yang telah dilengkapi panah Coranium. Naga langit diserang dari segala arah, panah-panah mengenai tubuhnya, namun tidak sampai membuatnya roboh.
Naga langit memberikan perlawanan, menggunakan ekornya yang besar ia hempaskan sebagian pasukan berkuda. Jaring-jaring pengikat berhasil dilepas dari tubuhnya, naga itu melompat mundur kebelakang, lalu menyemburkan api kearah pasukan.
“Arrghh....”
“Panasss...!”
Sebagian prajurit terjatuh terkena semburan dahsyat itu, armor besi mereka meleleh mengenai tubuh mereka satu-persatu.
“Hrreerr...!” naga langit mengumpulkan nafas apinya, dan langsung menembakkan tepat kearah gerbang utama. “Boommm!!” sebagian dinding gerbang hancur berantakan, para prajurit terpental berantakan.
“Pangeran Qivar kau tidak baik-baik saja!?” sang panglima khawatir
“Ughhh, sial..!” gerutu pangeran, “cepat tembakan coranium ballista!” perintah pangerean kesal.
Slavian bersama 2 orang prajurit menarik tali pelontar ballista yang sudah tepat diarahkan. “Tunggu aba-aba dariku...!” sahut panglima menahan serangan.
Naga langit sedang membelakangi gerbang, dia masih sibuk mengurusi pemanah yang masih tersisa disekitarnya. Panglima menunggu momen dimana naga tepat menghadap gerbang utama.
“Tembak...!” teriak panglima yakin.
Slavian bersama 2 orang rekannya serempak melepaskan tali ballista, dan harpon coranium meluncur deras menuju naga langit.
“Whooossshh...” naga langit mengelak terbang keatas, namun harpon itu berhasil mengenai paha kirinya.
“Cepat sekali dia!” komentar panglima takjub.
“Sial..!” gerutu pangeran lagi, dia tidak suka senjatanya meleset dari sasaran.
Naga langit terbang agresif sambil meraung kesakitan, gunung Woodmist menjadi tempat tujuannya, sebelum nanti kembali untuk membalas dendam
Seluruh prajurit kerajaan Woodmist bersorak girang, mereka merasa dapat memberikan perlawanan kali ini.
“Panglima, persiapkanlah pasukan untuk pertempuran berikutnya,” perintah pangeran tegas. “Kali ini buat formasi yang lebih akurat, aku tidak ingin naga itu lepas untuk kedua kalinya!”
“Baik pangeran...!” jawab panglima sambil menunduk penuh hormat.



saya ingin share hasil karya fantasy yg sudah saya buat hehehe... mohon komentarnya ya thx gan/sis...

cerita pertama saya di genre fantasy semoga suka ya.... ^_^ Mengambil setting di planet Edenia dengan berbagai macam ras : elf, human, dwarf, orc, dll.
Setiap bab mengambil sudut cerita yang berbeda-beda, jadi tidak terkait secara langsung tapi masih dalam satu lingkup dunia yang sama. Akan ada banyak petualangan dan aksi disini, seperti kisah Naga langit, perburuan para monster, hingga munculnya benih-benih aliansi bayangan.
------------------
Spoiler for "Edenia Prolog":
Galaksi supernove menyimpan banyak sekali gugusan bintang dan planet didalamnya. Mereka semua terikat oleh satu gravitasi yang sama. Edenia merupakan salah satu dari planet dalam galaksi Supernove. Secara garis besar wilayahnya terbagi menjadi 5 benua : bagian tengah, bagian timur, bagian barat, bagian utara, dan selatan.
Setiap benua memilki karakteristik masing-masing, seperti bagian barat dengan banyaknya bukit dan gunung. Bagian timur dengan daratan tandus dan tertutupi gurun pasir hampir di setiap kawasannya. Wilayah utara dan selatan tidak banyak dihuni, hanya diisi oleh para petualang dan ksatria pemberani, yang menyukai tantangan.
Para Edenean tinggal di planet ini ribuan tahun lamanya, para raja dan kaisar saling berganti mengikuti roda waktu. Kumpulan cerita pun tercatat dalam sejarah Edenia. Rentang waktu dibagi menjadi 5 zaman:
1. Awal permulaan.
Zaman ini ditandai dengan mulai datangnya para Edenean, mereka menempati wilayah masing-masing sesuai dengan perintah kaisar mereka. Pada zaman ini banyak para Edenean membangun kerajaan dipelosok negeri.
*Tiga dewa Edenean melantik setiap kaisar untuk mengurus seluruh wilayah.
2. Zaman bayangan.
Para raja saling berperang untuk menjatuhkan sang kaisar, planet Edenia terkorupsi perlahan-lahan. Sebagai reaksi atas perang antar Edenean, para raksasa dan para monster muncul bersamaan. Keadaan menjadi semakin kacau setelah sang kaisar berhasil dikalahkan oleh kelompok aliansi...
*Zaman ini ditandai dengan hancurnya seluruh planet Edenia, berubah menjadi kering dan tandus....
3. Zaman pemulihan.
Tetua Edenean meminta bantuan kepada 3 ras untuk memulihkan planet Edenia. Ketiga ras itu berasal dari planet bumi, yaitu ras elf, ras manusia, dan ras Deep one.
Perjalanan ketiga ras ini terangkum dalam sebuah kisah berjudul “Exodus races”
*Zaman ini ditandai dengan munculnya kembali hutan-hutan belantara, sungai, danau, serta lautan. Bangsa Elf membawa flora dan fauna planet bumi, bangsa manusia membawa pengetahuan tentang logam dan besi, bangsa deep one menghidupkan kembali ekosistem perairan.
4. Aliansi Cahaya dan bayangan.
Semua kisah pendek Edenia mengambil setting di zaman ini. Setiap ras yang tinggal di Edenia saling berkembang dan memperkuat diri. Mereka siap berjaga-jaga jika terjadi perang besar dikemudian hari....
5. Zaman Akhir
Aliansi bayangan hampir menguasai seluruh wilayah Edenia. Pertempuran besar kembali terjadi, dan melibatkan banyak ras kali ini. Seluruh benua bergejolak menyambut perang akhir yang akan menentukan takdir mereka.
* Zaman ini ditandai dengan kekalahan aliansi bayangan, seluruh wilayah Edenia diliputi kedamaian, hingga tiba waktunya kiamat terjadi.
Setiap benua memilki karakteristik masing-masing, seperti bagian barat dengan banyaknya bukit dan gunung. Bagian timur dengan daratan tandus dan tertutupi gurun pasir hampir di setiap kawasannya. Wilayah utara dan selatan tidak banyak dihuni, hanya diisi oleh para petualang dan ksatria pemberani, yang menyukai tantangan.
Para Edenean tinggal di planet ini ribuan tahun lamanya, para raja dan kaisar saling berganti mengikuti roda waktu. Kumpulan cerita pun tercatat dalam sejarah Edenia. Rentang waktu dibagi menjadi 5 zaman:
1. Awal permulaan.
Zaman ini ditandai dengan mulai datangnya para Edenean, mereka menempati wilayah masing-masing sesuai dengan perintah kaisar mereka. Pada zaman ini banyak para Edenean membangun kerajaan dipelosok negeri.
*Tiga dewa Edenean melantik setiap kaisar untuk mengurus seluruh wilayah.
2. Zaman bayangan.
Para raja saling berperang untuk menjatuhkan sang kaisar, planet Edenia terkorupsi perlahan-lahan. Sebagai reaksi atas perang antar Edenean, para raksasa dan para monster muncul bersamaan. Keadaan menjadi semakin kacau setelah sang kaisar berhasil dikalahkan oleh kelompok aliansi...
*Zaman ini ditandai dengan hancurnya seluruh planet Edenia, berubah menjadi kering dan tandus....
3. Zaman pemulihan.
Tetua Edenean meminta bantuan kepada 3 ras untuk memulihkan planet Edenia. Ketiga ras itu berasal dari planet bumi, yaitu ras elf, ras manusia, dan ras Deep one.
Perjalanan ketiga ras ini terangkum dalam sebuah kisah berjudul “Exodus races”
*Zaman ini ditandai dengan munculnya kembali hutan-hutan belantara, sungai, danau, serta lautan. Bangsa Elf membawa flora dan fauna planet bumi, bangsa manusia membawa pengetahuan tentang logam dan besi, bangsa deep one menghidupkan kembali ekosistem perairan.
4. Aliansi Cahaya dan bayangan.
Semua kisah pendek Edenia mengambil setting di zaman ini. Setiap ras yang tinggal di Edenia saling berkembang dan memperkuat diri. Mereka siap berjaga-jaga jika terjadi perang besar dikemudian hari....
5. Zaman Akhir
Aliansi bayangan hampir menguasai seluruh wilayah Edenia. Pertempuran besar kembali terjadi, dan melibatkan banyak ras kali ini. Seluruh benua bergejolak menyambut perang akhir yang akan menentukan takdir mereka.
* Zaman ini ditandai dengan kekalahan aliansi bayangan, seluruh wilayah Edenia diliputi kedamaian, hingga tiba waktunya kiamat terjadi.
Spoiler for Chapter 1:
Kutukan Pulau Mist
Kerajaan Woodmist sedang dirundung kepanikan, mereka harus menghadapi ritual penyambutan naga langit. Setiap 20 tahun sekali, seekor naga muncul didalam pulau Mist. Setiap tempat akan didatangi sang naga, dan jika tidak memberikan makanan kepadanya, maka tempat itu akan dihancurkan dalam sekejap mata...
***
Para ahli alam meramalkan bahwa naga langit akan datang 3 hari lagi. Raja Hiram mengumpulkan para petinggi untuk mencari solusi sang naga.
“Kenapa waktu cepat sekali berputar, rasanya baru kemarin naga itu pergi. Sekarang dia sudah datang lagi...” keluh sang raja didepan para petinggi.
“Tenang paduka, persediaan hewan ternak sudah kami siapkan untuk menyambut sang naga. Kali ini 4 desa budak telah menyerahkan ternak mereka.” Jawab petinggi yang memakai mantel bersih.
“Benarkah seperti itu Beil?” tanya sang raja ragu.
“Benar paduka, saya sudah memeriksanya sendiri tadi pagi.” Jawab penasehat Beil, “hewan-hewan itu masih berada di tiap desa, dan akan segera dipindahkan.”
“Bagus sekali..! kabar ini sedikit membuatku lega,” balas sang raja puas.
“Tapi paduka...” seorang pemasok kerajaan angkat bicara, “kita tidak bisa terus-menerus seperti ini paduka. Ribuan ternak kita siapkan, dan pada akhirnya hewan itu hanya mati sia-sia, tidak memberikan manfaat bagi kita selain keselamatan semu.”
“Apa maksudmu dengan keselamatan semu, Imory?!” jawab sang Raja ketus.
“Sampai kapan kita terus menyediakan hewan bagi naga langit..?” Imory balik
Menantang. Sebagai seorang pemasok bahan baku armor kerajaan, Imory termasuk orang yang memiliki daya tawar bagus di wilayah Woodmist.
“Sampai kita benar-benar menemukan caranya untuk melenyapkan naga itu..!” Raja Hiram sedikit emosi. “Lalu apa saranmu..?!” tanya sang raja ketus.
“Ehmm... mungkin dengan membuat ruang bawah tanah khusus..? Sejujurnya aku tidak tahu caranya seperti apa, tapi aku yakin pasti ada caranya!” jawab Imory lugas.
“bunker khusus mengungsi begitu..?” penasehat Beil mempertegas dengan nada sinis. “Y..y..yaa, mungkin itu bisa jadi cara penanggulangan pertama,” Imory tidak terlalu yakin.
“Aku rasa usulnya Imory bagus juga,” sahut petinggi dengan topi kerajaan.
“mengungsi di bawah tanah sampai naga itu pergi..? Dwarf saja tidak mau melakukan itu.” Celetuk seorang saudagar anggur, membuat beberapa orang tertawa.
“Hahahaha, nanti kelamaan tinggal dibawah, tubuh kita semua jadi cebol seperti para dwarf!”
Suasana jadi semakin ricuh, ada pihak yang setuju dengan tujuan Imory, di lain sisi ada yang pesimis.
“Diam semuanya...!” Bentak Raja Hiram kesal.
Suasana menjadi hening seketika, “tiga hari lagi monster itu akan datang dan kalian masih saja berselisih?” Tidak ada yang berani mengomentari, mereka semua diam takut sang raja bertambah marah. “Adakah orang disini yang mampu mengatasi ini semua..?”
Semua orang terdiam, sampai tiba seorang pria muda dengan tatapan santai datang dari arah samping singgasana.
“Aku punya solusinya paduka raja,” jawab pria berambut hitam pendek itu.
“Pangeran Qivar, apa yang ingin kausampaikan?” penasehat Biel penasaran.
“Sebagai putra mahkota aku juga harus terlibat, dan aku memiliki cara untuk mengatasi ini semua.” Celetuk pangeran Qivar lantang.
“Cepat utarakan rencanamu...!” perintah sang raja langsung.
“Raja Woodmist yang kuhormati, perjalananku ke benua timur tidak sia-sia,” jawab pangeran Qivar sambil sedikit menunduk. “Aku banyak menemukan orang hebat disana, dan salah satu hasil pembelajaranku disana adalah ini...”
Pangeran Qivar mengeluarkan sebuah benda panjang seperti tongkat dengan ujung atasnya dibuat meruncing. “Ini adalah contoh senjata yang terbuat dari Coranium, sebuah materi terkuat yang pernah ada di Edenia.”
Pangeran Qivar memperlihatkan kepada seluruh pengunjung tongkat Coraniumnya. Sepintas tongkat itu mirip logam besi, namun lebih ringan dan kuat.
“Terus apa rencanamu dengan mainan kecilmu itu?” tanya raja Hiram sinis.
“Ini memang kecil, tapi cukup untuk bisa melumpuhkan monster langit itu. Lagipula aku bisa membuatkan versi yang lebih besar dari ini.” Jawab sang pangeran santai.
“Sudah banyak kelompok ksatria datang kesini, tapi semua berakhir dengan tragis.” Celetuk salah seorang petinggi.
“Apa jaminan senjatamu itu dapat melukai naga langit...?”
“Kulit naga langit sangat kuat, belum pernah ada yang dapat melukainya...”
Komentar-komentar pesimis membanjiri ruangan, raja Hiram mempersilahkan sang pangeran utnuk menjelaskan.
“Kalian lihat ornamen armor itu,” Pangeran Qivar menunjuk baju pelindung yang terdapat di sisi ruangan. “Perhatikan baik-baik sekarang...” Pangeran Qivar sekuat tenaga melempar senjata runcing buatannya itu, dan....
“Ti..tidak mungkin ini, armor itu terbuat dari bahan terbaik disini!”
“Tombaknya mampu menembus baju kerajaan kita...!”
Para petinggi takjub dengan senjata buatan pangeran Qivar, aura optimis terpancar dari raut wajah mereka.
“Dengan senjata itu kita bisa mengalahkan naga langit..!”
“Sudah saatnya kutukan ini berakhir..!”
Beberapa saudagar antusias, mereka yakin ada harapan kali ini untuk mengalahkan naga langit.
“Bagaimana ini Beil..!?” bisik raja Hiram kebingungan.
“Maaf paduka, tapi rencana pangeran Qivar terlalu beresiko. Seandainya gagal naga itu pasti akan menghancurkan kerajaan kita....” bisik penasehat Beil.
“Peralatanku akan dapat melukai naga itu, aku bisa jamin semuanya!” sahut pangeran Qivar meyakinkan para petinggi yang lain.
Para petinggi larut dalam janji sang pangeran, mereka mendesak raja Hiram untuk segera memutuskan...
Raja hiram berdiri dari singgasananya, dan menenangkan situasi.
“Sudah...sudah, aku mengerti apa yang harus kuputuskan saat ini.”
Semua terdiam menunggu ketupusan sang raja, termasuk juga sang pangeran dengan raut penasaran. Raja Hiram diam sejenak, berusaha mencerna semuanya sebelum mengambil keputusan akhir.
“Aku putuskan bahwa kita akan melawan...! tapi jika persiapannya tidak cukup matang kita kembali ke rencana semua!” Raja Hiram berusaha mengambil jalan tengah.
“Qivar...! bagaimana persiapanmu untuk 3 hari kedepan!?” tanya sang raja langsung.
“Ayahku yang terhormat dan terpuji, semua peralatan sudah aku siapkan di pesisir pantai Mist. Tinggal menunggu izin agar diperbolehkan masuk kesini.” Jawab sang pangeran.
“Kalau begitu, cepat kau bawa semua peralatannya kesini, waktu kita sudah semakin sempit...!” perintah sang raja langsung.
“Dengan senang hati paduka yang kucinta, aku pamit undur diri.” Pangeran Qivar memberikan hormat perpisahan kepada ayahnya....
***
Hari kedatangan naga langit pun tiba, angin sore berhembus kencang menerpa seluruh kawasan pulau Mist. Awan-awan saling berbenturan tak menentu, para prajurit kerajaan tengah sibuk memeriksa setiap peralatan tempur.
Pangeran Qivar ikut serta, dia sedang berada diatas gerbang utama melihat kesiapan pasukannya disana.
“Slavian bagiamana situasi dilapangan!?” tanya pangeran Qivar sambil memandang jauh ke luar istana.
Seorang kepala gerbang lengkap dengan armor kerajaan mendekati pangeran Qivar.
“Belum ada tanda-tanda kemunculannya tuan pangeran, dan untuk semua peralatan sudah siap terpasang.” Jawab Slavian tegas.
“Tidak lama lagi dia akan datang, aku bisa merasakannya.” Sahut sang pangeran sambil menikmati hembusan angin.
“Maaf tuan pangeran, apakah tidak sebaiknya kita mengungsikan dulu warga disini?” tanya si kepala penjaga sopan.
“Kemana mereka akan kita taruh..!?” bentak sang pangeran kesal, “kita tidak punya waktu untuk itu semua. Tugasmu adalah memastikan bahwa peralatanku siap digunakan nanti!”
“tapi tuan, mereka bisa saja menjadi korban kemarahan sang naga.” Jawab Slavian memelas. Panngeran Qivar marah diberikan masukan dari orang yang lebih rendah darinya.
“Kau hanya seorang budak, tidak tahu apa-apa...!” Tabiat asli sang pangeran keluar, “karena kebaikan ayahku yang membuat kau bisa berada disini. Selebihnya kau hanyalah seorang yang lahir dari desa budak...!” jawab pangeran ketus, Slavian hanya menunduk sedih.
“Karena kehebatan ayahmu yang membuat kamu bisa berada disini, walaupun aku sendiri tidak percaya dia bisa melukai naga itu seorang diri!” sahut pangeran sambil beranjak pergi menuruni gerbang utama.
Slavian terduduk lesu, pada dasarnya dia memang tidak ingin berada disini. Kalau bisa memilih, lebih baik berburu di hutan dibandingkan hidup di kerajaan yang suka menindas kaum budak.
Angin semakin berhembus kencang tidak beraturan, menerjang semua rumah-rumah warga Woodmist. Tidak lama kemudian awan berubah menjadi gelap, dan mengumpul di satu titik. Dibawahnya gumpalan angin menyatu dari segala arah, membentuk sebuah pusaran yang menjulang tinggi.
“Pangerang Qivar, lihat itu...!” panglima kerajaan menunjuk jauh kearah depan.
Pusaran angin perlahan semakin membesar, petir-petir menyambar bergantian disekitarnya. Alam sedang menyambut kedatangan sang naga langit penguasa pulau Mist.
“Persiapkan diri kalian semua...!” perintah sang pangeran lantang, “sebentar lagi naga itu akan datang!” Pengerang Qivar berusaha memompa semangat prajuritnya.
Semua benda tersedot kearah pusaran, dan ketika sudah sampai batas maksimal, pusaran angin itu pecah ke segala arah. Membuat angin terdorong sangat kuat menerjang sekiar area, hingga sampai ke arah kerajaan Woodmist.
“Whooosss...!!” Kerajaam Woodmist terkena terpaan dahsyat angin, para ksatria berlindung dibalik perisai milik mereka. Beberapa atap bangunan ikut terhempas jauh, dan beberapa orang jatuh terseret.
“Tuan pangeran, apakah anda baik-baik saja..!?” sahut panglima khawatir.
“Angin itu tidak dapat melukaiku,” balas pangeran Qivar sambil berdiri menuju gerbang utama. “Mana naga langitnya...!?” sang pangeran bingung tidak ada sosok yang muncul. Periode sebelumnya, naga langit selalu muncul diiringi dengan pusaran angin yang sangat kuat, sama seperti kejadian yang baru saja dialami.
Mendadak cuaca kembali normal dengan bekas-bekas tiupan angin berserakan.
“Bagaimana ini, kemana sosok monster langit itu!?” pangeran Qivar sedikit kesal.
Sebuah awan menutupi kerajaan Woodmist, dan terus bergerak maju dengan cepat.
“Li..lihat itu paduka..!” tunjuk si panglima ke langit.
“Dia telah datang...!” teriak beberapa orang Woodmist.
Pangeran Qivar menengok keatas, dan seekor naga telah terbang pelan mengelilingi daerah sekitar kerajaan.
“Cepat panggil naga itu kesini...!” perintah sang pangeran geram.
“Baik tuan pangeran,” jawab panglima pelan
Seorang ksatria kerajaan diberi tugas untuk pergi, dan meniupkan terompet naga di tengah hamparan rumput. Ksatria itu memacu kudanya, dalam hitungan detik dia sudah sampai ditengah padang rumput Woodmist. Terompet pun segera ditiupkan ke segala arah memanggil naga langit yang masih terbang mengitari pulau....
“Apa semuanya sudah siap..!?” pangeran Qivar ingin memastikan.
“Sudah pangeran, pasukan sudah berada di pos masing-masing. Tinggal menunggu perintah selanjutnya.” Jawab panglima
Pangeran Qivar memandangi langit dari atas gerbang utama. Dia sudah tidak sabar ingin menguji peralatan tempurnya ini.
“Dia menjawab panggilan kita tuan,” celetuk Slavian sambil melihat ke langit.
Naga itu terbang rendah, dan melakukan manuver sebelum akhirnya turun tepat dihadapan ksatria peniup terompet.
“Hsttt...Hsttt...” desis nafas sang naga terdengar keras, ksatria itu berusaha tetap tegar, sambil menenangkan kudanya.
“Mana hidangannya!!!” bentak sang naga tepat di atas tubuh kecil si ksatria.
“Ka..k...kami sudah mempersiapkannya, mohon tunggu sebentar.”
Naga langit terlihat tidak senang dengan ini semua, “Hrrooarrr!!” teriakan sang naga menggema keras.
“K...kali ini kami memberikan hidangan spesial untukmu!” Ksatria itu memberanikan diri berteriak lantang.
“Lalu dimana makananku!” bentak sang naga, “cepat keluarkan sekarang!”
Ksatria meniupkan terompet untuk pasukan Woodmist, sebagai tanda bahwa hidangan spesial harus segera diberikan.
“Cepat tunaikan tugas kalian!” perintah panglima kepada regu pemberi hidangan.
Gerbang utama terbuka, beberapa ksatria berkuda keluar sambil menarik sebuah gerobak yang tertutupi kain tebal.
Naga langit melihat sedikit heran, hanya ada tiga gerobak makanan yang hendak diberikan kepadanya.
“Hrrr...dikit sekali hidangan yang kalian berikan.” Celetuk naga langit dengan mulut penuh dengan api yang siap ditembakkan.
“Tenang dulu naga, anda pasti suka pemberian kali ini.” Sahut si ksatria yakin.
Tiga regu penarik sudah berada dihadapan naga langit, posisi mereka sangat dekat tepat dibawah naga itu berdiri. Terpal penutup gerobak dibuka serempak oleh ketiga regu penarik. “Serang...!” teriak salah seorang prajurit, dengan diikuti 3 buah jaring besar ditembak kearah sang naga.
“Hreearrrr!!!” naga langit berusaha lepas dari jaring-jaring itu, tubuhnya berputar membuat para ksatria tersapu oleh ekornya. Seluruh gerobak hancur berkeping-keping. Pangeran Qivar memerintahkan panglima untuk menembakkan proyektil Coranium.
“Semuanya, tembak....!” panglima Woodmist memberikan aba-aba, dan dalam seketika ratusan proyektil meluncur kencang.
"Hrgarhhhh..!” naga langit kesakitan terkena proyektil-proyektil itu, dia berusaha berlindung dibalik sayap kerasnya.
“Cepat semuanya, serang...!” panglima Woodmist memerintahkan pasukan berkuda untuk menyerang naga langit yang sedang kesulitan.
Puluhan pasukan berkuda keluar dari gerbang Woodmist, mereka lengkap membawa senjata panah yang telah dilengkapi panah Coranium. Naga langit diserang dari segala arah, panah-panah mengenai tubuhnya, namun tidak sampai membuatnya roboh.
Naga langit memberikan perlawanan, menggunakan ekornya yang besar ia hempaskan sebagian pasukan berkuda. Jaring-jaring pengikat berhasil dilepas dari tubuhnya, naga itu melompat mundur kebelakang, lalu menyemburkan api kearah pasukan.
“Arrghh....”
“Panasss...!”
Sebagian prajurit terjatuh terkena semburan dahsyat itu, armor besi mereka meleleh mengenai tubuh mereka satu-persatu.
“Hrreerr...!” naga langit mengumpulkan nafas apinya, dan langsung menembakkan tepat kearah gerbang utama. “Boommm!!” sebagian dinding gerbang hancur berantakan, para prajurit terpental berantakan.
“Pangeran Qivar kau tidak baik-baik saja!?” sang panglima khawatir
“Ughhh, sial..!” gerutu pangeran, “cepat tembakan coranium ballista!” perintah pangerean kesal.
Slavian bersama 2 orang prajurit menarik tali pelontar ballista yang sudah tepat diarahkan. “Tunggu aba-aba dariku...!” sahut panglima menahan serangan.
Naga langit sedang membelakangi gerbang, dia masih sibuk mengurusi pemanah yang masih tersisa disekitarnya. Panglima menunggu momen dimana naga tepat menghadap gerbang utama.
“Tembak...!” teriak panglima yakin.
Slavian bersama 2 orang rekannya serempak melepaskan tali ballista, dan harpon coranium meluncur deras menuju naga langit.
“Whooossshh...” naga langit mengelak terbang keatas, namun harpon itu berhasil mengenai paha kirinya.
“Cepat sekali dia!” komentar panglima takjub.
“Sial..!” gerutu pangeran lagi, dia tidak suka senjatanya meleset dari sasaran.
Naga langit terbang agresif sambil meraung kesakitan, gunung Woodmist menjadi tempat tujuannya, sebelum nanti kembali untuk membalas dendam
Seluruh prajurit kerajaan Woodmist bersorak girang, mereka merasa dapat memberikan perlawanan kali ini.
“Panglima, persiapkanlah pasukan untuk pertempuran berikutnya,” perintah pangeran tegas. “Kali ini buat formasi yang lebih akurat, aku tidak ingin naga itu lepas untuk kedua kalinya!”
“Baik pangeran...!” jawab panglima sambil menunduk penuh hormat.
***
Diubah oleh thebibs 07-08-2015 21:06
0
2.6K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan