Aku memiliki 3 sahabat baru, ketiga
sahabat baruku itu kakak beradik.
Mereka tetangga baruku. Aku
diundang makan malam sebagai
perayaan rumah baru. Saat aku
datang ke rumahnya, aku disambut dengan hangat. Tapi jika
kuperhatikan dengan baik, ada
sesuatu di leher mereka. Itu barkot! Mereka sekeluarga memiliki barkot di leher mereka, kupikir aneh, tapi mungkin itu adalah tato ciri khas keluarga mereka.
Kulihat ada Nicole, Luna, dan Emma, Ibu mereka, dan Bibi mereka di
ambang pintu mempersilahkanku masuk ke dalam rumah mereka. Aku dan kelima anggota keluarga tersebut berjalan menuju meja
makan, disana Ayah mereka sudah
duduk menunggu sedari tadi. Wajahnya pucat dan terlihat gelisah
sembari melihat kami mendekatinya.
Aku berasumsi bahwa beliau sedang sakit, namun ia tetap mengikuti perayaan ini. Kamipun duduk semua.
Sesaat sebelum perayaan dimulai, Ibu ternyata lupa mengambil air minum. "Oh, Ibu lupa mengambil air minum," kata Ibu lupa. "Ayah, tolong ambilkan air minum, dong." pinta Ibu.
Ayah menggeleng pelan. "Tidak mau." kata Ayah.
"Ayolah, Yah..."
"No way!" teriak Ayah sahabatku
getir. Wajahnya semakin pucat. Semua yang ada di ruangan itu terkejut, termasuk aku. Bibipun angkat mulut.
"Biar aku saja." dan iapun segera
mengambil air minum dari dapur dan kembali lagi ke meja makan dengan meletakkan air minum tadi.
Perayaanpun dimulai dengan berdoa bersama yang dipimpin Ayah dengan suaranya yang gemetaran. Setelah usai berdoa, kamipun mulai menyantap hidangan yang telah tersedia.
Namun tidak dengan Luna, ia berkata kepada Ibunya jika ia sudah kenyang, tidak nafsu makan. Raut wajahnyapun tidak begitu menyenangkan. Ia ijin pamit kepada semua orang di meja makan untuk pergi ke kamar.
Di tengah-tengah aku menyantap
hidangan, kulihat Emma makan
dengan tidak tenang, ia seperti
menahan sesuatu, menggoyangkan-goyangkan kakinya. "Emma, kau
tidak apa-apa?" tanyaku berbisik.
"Yeah." jawabnya dengan raut muka masam dan cemas.
"Kau kebelet pipis ya, Em?" tanya
Nicole dengan sudut bibir
menyeringai.
"Tidak! Tidak, kok." elak Emma.
45 menit kemudian...
Setelah makan malam, aku dan ketiga bersaudara tersebut
berbincang-bincang di halaman belakang. Kita membicarakan pacar masing-masing.
Di halaman belakang kita juga bermain petak umpet. Saat tengah
berlari kulihat Nicole terjatuh dan
tangannya kotor terkena tanah. Ia
segera mencuci tangannya dengan air kran yang ada di sekitar halaman
belakang. Luna yang menjaga akhirnya menangkap Nicole dengan
menaburkan dedaunan kering. Nicole kesal sekali, dan kembali melakukan pekerjaan seperti saat ia telah terjatuh tadi. Berulang kali. Aku yang melihat kejadian tersebut hanya bisa melongo.
Akhirnya aku pulang. Kuingat ingat tato keluarga itu lagi. Aku mengingat
angka angka dibawah barkot itu...
dan tingkah mereka, setelah
seminggu aku mengerti maksudnya.
Setelah seminggu, Aku memberikan
angka 4.3.16.8.13.1.0.13.7.0.9.1 di kertas, dan kukatakan aku
sama dengan mereka. Keesokkanya,
kami bertemu lagi, aku menunjukkan luka dilenganku dan mereka tersenyum padaku. Kami akan menjadi sahabat baik.
gini deh
Tugas: Kalian harus jawab
Q1: kenapa mereka bertingkah seperti itu?
Q2 : Pecahkan dan apa yg dimaksud kode itu?

clue: "kalian harusnya takut pada tuhan"
"kau harus mengenakan sepasang sendalmu jika mau selamat"
"Kau harus menggunakan otak kanan dan kirimu untuk memecahkan kodenya dengan menggabungkan dua jalan"