- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tukang Ojek "GOJEK" yang ditindas tukang Ojek


TS
Typodriver
Tukang Ojek "GOJEK" yang ditindas tukang Ojek

Spoiler for No Repost:


Halo agan semua,saya lagi iseng muter-muter media sosial,dan saya liat di timeline LINE,wah ada hal yg menarik menurut saya tentang GOJEK,disimak aja gan

Quote:
Yang bilang pembulian terhadap gojek itu fake, coba sini ngobrol sm gue. Ini abang gojek gue barusan di omelin sama abang ojek UI. Pas gue dateng, abang gojek gue lg ngobrol keadaannya dia dikelilingin 3 orang ojek UI itu. Ini posisinya di depan FISIP UI. Dari jauh mukanya abang gojek gue kayak nunduk2 gitu sambil ditunjuk2 sm mereka. Pas gue dateng, suasana langsung mencair. Sok-sok gak ada apa2. Pas dimotor gue tanya dong sama doi, dia cerita kalo dia hampir di pukul gt sm 3 org ojek UI karena katanya nyerobot rejeki ojek UI. Katanya dia disuruh bilangin ke para gojek jangan ambil orderan dr anak UI yg mau keluar. Bolehnya cm nganter anak UI ke dalem. Ini gue beneran ga boong. Gue kasian sm abang gojek gue ini. Mana gue datengnya agak lama lagi, jd dia sempet kena bully itu. Tp kl gue lebih telat 1 menit aja kayaknya abang gojek gue ini udah dipukulin deh. Astagfirullah bgt ga si. Elah rejeki orang gak kemana keleus. #savegojek
Ya gimana ya. Ini gue UI ke citos cuma 10rb krn lg ada program ramadhan itu. Terus gue pake nomor baru, dan pake kode temen gue jadi gue punya credit 50rb. Jd gue UI Citos ibaratnya gratis. Ya masa gue milih pake Ojek UI yg mana harganya pasti lbh mahal. Ditambah gue emg lg ga megang cash. Ya secara logika aja sih, kl ada yg murah dan fasilitasnya oke kenapa harus milih yg mahal dan gak jelas. Ya kan?
Ya gimana ya. Ini gue UI ke citos cuma 10rb krn lg ada program ramadhan itu. Terus gue pake nomor baru, dan pake kode temen gue jadi gue punya credit 50rb. Jd gue UI Citos ibaratnya gratis. Ya masa gue milih pake Ojek UI yg mana harganya pasti lbh mahal. Ditambah gue emg lg ga megang cash. Ya secara logika aja sih, kl ada yg murah dan fasilitasnya oke kenapa harus milih yg mahal dan gak jelas. Ya kan?
Spoiler for Sumber:
Line User: Maya (Amelia I.S)
Photo by : Azzahra
Photo by : Azzahra
Penjelasan dari pihak GOJEK :

Nah ini alasan kenapa tukang ojek biasa ngga mau gabung jadi anggota Gojek:
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com — Penyedia layanan jasa angkutan sepeda motor Go-Jek sedang menjadi perbincangan hangat di media sosial. Perbincangan itu terkait kejadian ketika salah satu pengendara Go-Jek mendapat teror dari tukang ojek pangkalan yang tidak menjadi rekanan Go-Jek.
Sebelumnya, sebuah posting-an beredar melalui Path dan Facebook dari pengguna bernama Boris Anggoro. Ia menceritakan, pengendara Go-Jek pesanannya diusir dan diancam oleh tukang ojek yang mangkal di dekat kantornya saat hendak menjemputnya.
Go-Jek juga telah membuat pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Dalam pernyataan yang dibuat pada Selasa (9/6/2015), Go-Jek mengatakan, pihaknya hadir bukan untuk berkompetisi dengan pengendara ojek pangkalan, melainkan untuk membantu ojek pangkalan berkembang.
Go-Jek pun mengajak semua ojek pangkalan untuk bergabung dan menikmati keuntungan-keuntungan menjadi pengendara Go-Jek. Namun, tak semua tukang ojek pangkalan tertarik untuk bergabung dengan Go-Jek.
Hal ini seperti diakui oleh seorang tukang ojek yang tidak mau namanya disebutkan saat dijumpai KompasTekno, Kamis (11/6/2015) lalu di depan pusat perbelanjaan di kawasan Senayan.
Menurut dia, bergabung dengan Go-Jek justru ribet karena sistem aturan yang digunakan, selain adanya potongan biaya yang harus disetorkan kepada pengelola Go-Jek.
"Ribet, duitnya kan dibagi dua sama yang punya (Go-Jek). Kami mending mangkallama-lama di sini, tetapi hasilnya jelas, duit langsung dikantongin," ujarnya.
Go-Jek memang menerapkan bagi hasil untuk setiap transaksi tunai dengan layanannya. Pembagian tersebut adalah 80 dan 20 persen. Sebanyak 20 persen untuk perusahaan, lalu 80 persen untuk karyawan itu sendiri.
"Belum lagi mikir cicilan HP-nya, ribet ah," katanya lagi. Go-Jek dalam operasinya memang menggunakan aplikasi dismartphone. Untuk bergabung dengan Go-Jek, pengendara dibekali smartphone yang disediakan oleh Go-Jek. Pengendara pun membayar smartphone tersebut dengan sistem cicilan.
Selain itu, bentuk pembayaran lainnya menggunakan Go-Jek Credit. Pelanggan bisa melakukan top-up dengan pulsa untuk transaksi. Dari deposit itu, bagian pendapatan untuk pengojek hanya bisa diambil jika datang langsung ke kantor Go-Jek.
Uang yang tidak terlihat itu (Go-Jek Credit) juga menjadi alasan kenapa tukang ojek pangkalan masih enggan menjadi rekanan Go-Jek. "Kalau gini (mangkal) kan enak, habis nganter langsung dapat duitnya," kata tukang ojek tadi.
Sementara itu, tukang ojek lain yang dijumpai KompasTekno yang juga seringmangkal di kawasan Palmerah beralasan bahwa dengan Go-Jek, ia tidak bisa negosiasi soal harga jasa layanan yang ditawarkan.
"Soalnya (kalau pakai Go-Jek) ngga bisa nawar. Kan kalau pakai Go-Jek, Go-Jeknya yang udah nentuin tarifnya," katanya.
Model transaksi non-tunai tampaknya masih menjadi kendala bagi pengendara ojek pangkalan untuk bergabung dengan Go-Jek. Padahal, menurut pengakuan salah satu pengendara Go-Jek, ia merasa lebih untung dengan bergabung ke pengelola layanan itu.
Hal ini seperti dituturkan oleh Muhammad Nizar (47) kepada Kompas.com. Nizar mengaku bahwa dengan pekerjaannya di Go-Jek dari hari Senin sampai Minggu, pendapatannya per bulan rata-rata bisa mencapai angka Rp 4 juta. Jam kerjanya pun lebih fleksibel.
Sementara itu, pengendara Go-Jek lain bernama Tinus juga mengaku, bergabung dengan Go-Jek lebih enak. Waktunya tidak terbuang hanya untuk mangkal. Ia pun bisa mengatur waktu untuk bersama keluarga.
"Dulu, kalau dipikir-pikir, lebih banyakmangkalnya daripada nariknya. Kalau sekarang, begitu pagi, udah ada yangmesen buat diantar ke kantornya," kata Tinus kepada Kompas.com, Rabu (10/6/2015).
Sumber
Sebelumnya, sebuah posting-an beredar melalui Path dan Facebook dari pengguna bernama Boris Anggoro. Ia menceritakan, pengendara Go-Jek pesanannya diusir dan diancam oleh tukang ojek yang mangkal di dekat kantornya saat hendak menjemputnya.
Go-Jek juga telah membuat pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Dalam pernyataan yang dibuat pada Selasa (9/6/2015), Go-Jek mengatakan, pihaknya hadir bukan untuk berkompetisi dengan pengendara ojek pangkalan, melainkan untuk membantu ojek pangkalan berkembang.
Go-Jek pun mengajak semua ojek pangkalan untuk bergabung dan menikmati keuntungan-keuntungan menjadi pengendara Go-Jek. Namun, tak semua tukang ojek pangkalan tertarik untuk bergabung dengan Go-Jek.
Hal ini seperti diakui oleh seorang tukang ojek yang tidak mau namanya disebutkan saat dijumpai KompasTekno, Kamis (11/6/2015) lalu di depan pusat perbelanjaan di kawasan Senayan.
Menurut dia, bergabung dengan Go-Jek justru ribet karena sistem aturan yang digunakan, selain adanya potongan biaya yang harus disetorkan kepada pengelola Go-Jek.
"Ribet, duitnya kan dibagi dua sama yang punya (Go-Jek). Kami mending mangkallama-lama di sini, tetapi hasilnya jelas, duit langsung dikantongin," ujarnya.
Go-Jek memang menerapkan bagi hasil untuk setiap transaksi tunai dengan layanannya. Pembagian tersebut adalah 80 dan 20 persen. Sebanyak 20 persen untuk perusahaan, lalu 80 persen untuk karyawan itu sendiri.
"Belum lagi mikir cicilan HP-nya, ribet ah," katanya lagi. Go-Jek dalam operasinya memang menggunakan aplikasi dismartphone. Untuk bergabung dengan Go-Jek, pengendara dibekali smartphone yang disediakan oleh Go-Jek. Pengendara pun membayar smartphone tersebut dengan sistem cicilan.
Selain itu, bentuk pembayaran lainnya menggunakan Go-Jek Credit. Pelanggan bisa melakukan top-up dengan pulsa untuk transaksi. Dari deposit itu, bagian pendapatan untuk pengojek hanya bisa diambil jika datang langsung ke kantor Go-Jek.
Uang yang tidak terlihat itu (Go-Jek Credit) juga menjadi alasan kenapa tukang ojek pangkalan masih enggan menjadi rekanan Go-Jek. "Kalau gini (mangkal) kan enak, habis nganter langsung dapat duitnya," kata tukang ojek tadi.
Sementara itu, tukang ojek lain yang dijumpai KompasTekno yang juga seringmangkal di kawasan Palmerah beralasan bahwa dengan Go-Jek, ia tidak bisa negosiasi soal harga jasa layanan yang ditawarkan.
"Soalnya (kalau pakai Go-Jek) ngga bisa nawar. Kan kalau pakai Go-Jek, Go-Jeknya yang udah nentuin tarifnya," katanya.
Model transaksi non-tunai tampaknya masih menjadi kendala bagi pengendara ojek pangkalan untuk bergabung dengan Go-Jek. Padahal, menurut pengakuan salah satu pengendara Go-Jek, ia merasa lebih untung dengan bergabung ke pengelola layanan itu.
Hal ini seperti dituturkan oleh Muhammad Nizar (47) kepada Kompas.com. Nizar mengaku bahwa dengan pekerjaannya di Go-Jek dari hari Senin sampai Minggu, pendapatannya per bulan rata-rata bisa mencapai angka Rp 4 juta. Jam kerjanya pun lebih fleksibel.
Sementara itu, pengendara Go-Jek lain bernama Tinus juga mengaku, bergabung dengan Go-Jek lebih enak. Waktunya tidak terbuang hanya untuk mangkal. Ia pun bisa mengatur waktu untuk bersama keluarga.
"Dulu, kalau dipikir-pikir, lebih banyakmangkalnya daripada nariknya. Kalau sekarang, begitu pagi, udah ada yangmesen buat diantar ke kantornya," kata Tinus kepada Kompas.com, Rabu (10/6/2015).
Sumber
Spoiler for Salah satu Pangkalan Ojek yang merasa "Khawatir":


Komplek Arcamanik Endah,Bandung (thanks Agan fajarvirus u/ fotonya


Stasiun Pasar Minggu Baru,Bintaro Kalibata

Daerah Jatiwaringin

Kalibata City

Rawabuntu
Spoiler for Pangkalan Ojek yang bersikap Netral nih:

Kiaracondong,Bandung
Spoiler for Pesan & Kesan dari Kaskuser:
Quote:
Original Posted By yandisantosa►Sepertinya tukang ojek biasa ga mau gabung dengan Gojek, soalnya mereka uda kebiasaan pasang tarif sembarangan, mereka ga terima kalo saingannya bisa kasi harga yg lebih murah.
Lagian sebenarnya dengan ada nya aplikasi Gojek, pangsa pasarnya menjadi berkembang.
Teman2 saya sebelumnya tidak pernah pakai jasa ojek , karena ga nyaman, dll. tapi semanjak ada Gojek mereka jadi mau mencoba mode transportasi ojek Gojek
Lagian sebenarnya dengan ada nya aplikasi Gojek, pangsa pasarnya menjadi berkembang.
Teman2 saya sebelumnya tidak pernah pakai jasa ojek , karena ga nyaman, dll. tapi semanjak ada Gojek mereka jadi mau mencoba mode transportasi ojek Gojek
Quote:
Original Posted By eskrimvanila►kalo ane sih lebih milih pake gojek, alasan utamanya ya karena tarifnya. jauh beda sama ojek2 didepan kantor ane yg kalo ngasih harga ngetok banget, belom lagi pake alesan macet ini dan itu dll. ane pernah pake gojek dari gancit ke kemanggisan cuma 27 ribu, kebayang deh kalo naik ojek pangkalan bisa bisa 50rban
udah gitu kalo menurut ane bagus sih, biar abang2 ojek juga melek teknologi. biar dikata cuma tukang ojek tetep musti ngikutin perkembangan jaman. toh kalo ga mau ngikutin ya mesti kegiles

udah gitu kalo menurut ane bagus sih, biar abang2 ojek juga melek teknologi. biar dikata cuma tukang ojek tetep musti ngikutin perkembangan jaman. toh kalo ga mau ngikutin ya mesti kegiles

Quote:
Original Posted By ipasha96►Ini mirip persaingan taksi Blue Bird dengan taksi lain...misalnya waktu Blue Bird masuk Bandung dan Batam, taksi lokal pada protes dianggap nyerobot pendapatan mereka. Ya karena pikirannya pada pendek, mustinya mereka berpikir kenapa orang-orang lebih milih naik Blue Bird walaupun tarif resminya lebih mahal....ya karena merasa aman, nggak bakal ketipu argo kuda atau tarif borongan. Kalau taksi lain bisa ngasih pelayanan yang setara dengan Blue Bird, orang juga gak akan ragu buat naik kok.
Sama dengan kondisi Gojek saat ini, orang pada milih naik Gojek karena tarifnya jelas, nggak asal main tembak. Contohnya nih, gw ngantor di daerah Semanggi Jakarta, dan waktu itu mau ke daerah Mega Kuningan. Pas nanya ojek depan kantor, masa mintanya 20 ribu, padahal jarak cuma 1.5 kilo doang...alasannya macet, padahal gw tahu lewat jalan belakang nggak ada macet sama sekali. Akhirnya gw jalan aja, 15 menit sampai
Pernah juga gw dari Plasa Semanggi jam 9 malam, mau ke Ratu Plaza..ojeknya minta 20 rb, padahal jam 9 malam jalan juga udah sepi, naik taksi juga paling kena 10-15 ribu. Akhirnya pas ada Kopaja 19 lewat gw langsung naik, bayar 3 ribu, 5 menit udah sampai tujuan
Sama dengan kondisi Gojek saat ini, orang pada milih naik Gojek karena tarifnya jelas, nggak asal main tembak. Contohnya nih, gw ngantor di daerah Semanggi Jakarta, dan waktu itu mau ke daerah Mega Kuningan. Pas nanya ojek depan kantor, masa mintanya 20 ribu, padahal jarak cuma 1.5 kilo doang...alasannya macet, padahal gw tahu lewat jalan belakang nggak ada macet sama sekali. Akhirnya gw jalan aja, 15 menit sampai


Quote:
Original Posted By paderambo►sebagian orang kalo sdh nyaman gak mau diganggu gan...ane kenal bbrp ojeg pangkalan mmg mreka dah nyaman cuman nunggu, simak TV/Radio,tarif ya liat siapa yg di bawa kl org kaya pasti dtembak mahal tapi kl org kere ya keseringan mereka males bawa. itu segi negatifnya kalo segi positifnya sdalah satunya adalah lingkungaN agak sedikit aman. ya ane sich dukung kemajuan aja lah gan
Quote:
Original Posted By adeltwl►Tukang ojek yang mangkal itu gamau berkembang, maunya nunggu rejeki aja dan selalu ngakunya orang susah.
padahal kalo dia bilang dia orang susah, dia harusnya mau mengikuti teknologi skrg buat kemajuan dirinya dan keluarganya. bukanya malah diem aja mangkal. emang rejeki bisa dateng dari langit gitu aja
padahal kalo dia bilang dia orang susah, dia harusnya mau mengikuti teknologi skrg buat kemajuan dirinya dan keluarganya. bukanya malah diem aja mangkal. emang rejeki bisa dateng dari langit gitu aja
Quote:
Original Posted By sapikotor►dari cerita yang ane dapat driver gojek perbulan bisa dapat 4-5jt gan
bandingkan dengan tukang yang mangkal, perbulan berapa dia
padahal mereka yang mangkal masang tarif seenaknya, tp hidup masih gitu2 aja
naik gojek juga dapet perlengkapan kaya helm, masker, jadi aman. kalo naik ojek mangkal gimana coba? helm bau (itu juga kalo dapet) dan kaga ada masker
dan ga perlu repot2 harus jalan jauh buat cari pangkalan
tinggal pesen udh sampe depan rumah/ kantor/ kampus
tukang ojek pangkalan yang ngajak ribut driver Gojek bener2 punya pola pikir terbelakang banget. driver gojek bukan saingan anda (ojek pangkalan) beda kelas! toh yang kasus di UI itu driver Gojek ga akan dateng kalo ga ada panggilan pelanggan itu langsung
so ga usah ribut sama driver gojek lah, pelanggan juga berhak banget milih mana yang mau dipakai 









Quote:
Original Posted By kamilaawl►Share ajanih gan pengalaman gue make gojek,
jadi ceritanya gue mau collect buku2 buat anak pedaleman karna gue musti ke 2 tempat yakni pejaten dan tebet, itu impossible bgt kalo naik angkutan. ya u knowlah jekardah...
Akhirnya dari depok ane naik angkutan umum nah sampai di spot pertama, dirumahnya fatin sidqia
setelah ngobrol ane pun coba buka gojek dan ane kaget liat harganya cuma ceban *inget kata mak lagi promo.
akhirnya gak pake lama..... abangnya nelponnnnn
udah nunggu depan portal
langsung pake sepokat, samperin abangnya, ramah abizzzzz. dan gue cuma pake helm aja karna masker ribet kalo pk hijab hehehe
Sepanjang jalan ane diem aja soalnya lelah bgt gannnnn
sampe di tebet dengan cepat
A : Ane
B : Bang gojek
A : brp bang? ceban yah
B : Iya mba.
A : Duhhh maaf saya gada uang receh, nih ada 50rb
B : Maaf juga nih mba saya gada kembaliannya
A : Saya ada 8500 doang mas kembalian jajan tadi
B : Yaudah mba, gausah. ngerepotin
A : Loh kok gitu mas bentar deh ya saya cari di tas
B : Aduhhh maaf bgt ya mba ngerepotin. Atau mau saya tukerin?
A : Hmmm nih ada 2rb bang hehehe passs
B : Okay makasih mba
A : Sama sama mas
Ane kasih rate 5 abangnya
Nah setelah selesai ambil buku yg ditebet, ane kesusahan bawanya
BERAT BANGET GANNNNNNN
akhirnya ane panggil gojek lagi, karna letaknya di tebet dalem, jadi gada angkutan.
Dan hufff abangnya agak lama datengnya. ane pikir mungkin ribet kaliyah
hampir stngah jam....
A : Maaf pak nyasar yah pak ....
Ane liat seorang lelaki udah agak tua yaa maksudnya sekitar 50an. Ane liat namanya Ir H***pea Hah? Insinyur bapaknya?
Akhirnya kita caw menuju pondok labu,
Ane sih di app nya sampe pondok labu, nah ternyata si bapak gatau jalan akhirnya ane tunjukin, nah pas mulai dr mangga besar bapak2nya udah kayak ngeluh gituuuu katanya ga nyampe2.
Berkali kali nanya seperti itu
Akhirnya ane turun di ragunan. Pas banget maghrib *sebelum puasa
Karna ga tega yah ane tawarin minum, dan ongkosnya ane lebihin. sblmnya bapaknya jg udah nyindir gitusih biar dikasih lebih, yaudahlah
Ya jujur ane lebih nyaman menggunakan gojek, selain lebih murah, fasilitas yg dikasih juga nyaman dan bikin pelanggan tenang.
Ane jg takut sbnrnya naik ojek tapi mulai brani pk jasa ojek semenjak gojek inilah.
Masalah ojek pangkalan itu hanya mindset mereka aja gan yg gamau berkembang dan memulai hal baru, karna hanya liat hal buruknya aja (cicilan HP dan pembagian pendapatan) bukannya ada yg dikorbankan ketika kita mau berkembang?
jadi ceritanya gue mau collect buku2 buat anak pedaleman karna gue musti ke 2 tempat yakni pejaten dan tebet, itu impossible bgt kalo naik angkutan. ya u knowlah jekardah...

Akhirnya dari depok ane naik angkutan umum nah sampai di spot pertama, dirumahnya fatin sidqia

akhirnya gak pake lama..... abangnya nelponnnnn

langsung pake sepokat, samperin abangnya, ramah abizzzzz. dan gue cuma pake helm aja karna masker ribet kalo pk hijab hehehe
Sepanjang jalan ane diem aja soalnya lelah bgt gannnnn

sampe di tebet dengan cepat

A : Ane
B : Bang gojek
A : brp bang? ceban yah

B : Iya mba.
A : Duhhh maaf saya gada uang receh, nih ada 50rb

B : Maaf juga nih mba saya gada kembaliannya
A : Saya ada 8500 doang mas kembalian jajan tadi
B : Yaudah mba, gausah. ngerepotin
A : Loh kok gitu mas bentar deh ya saya cari di tas
B : Aduhhh maaf bgt ya mba ngerepotin. Atau mau saya tukerin?
A : Hmmm nih ada 2rb bang hehehe passs
B : Okay makasih mba
A : Sama sama mas

Ane kasih rate 5 abangnya

Nah setelah selesai ambil buku yg ditebet, ane kesusahan bawanya

BERAT BANGET GANNNNNNN

akhirnya ane panggil gojek lagi, karna letaknya di tebet dalem, jadi gada angkutan.
Dan hufff abangnya agak lama datengnya. ane pikir mungkin ribet kaliyah
hampir stngah jam....
A : Maaf pak nyasar yah pak ....
Ane liat seorang lelaki udah agak tua yaa maksudnya sekitar 50an. Ane liat namanya Ir H***pea Hah? Insinyur bapaknya?

Akhirnya kita caw menuju pondok labu,
Ane sih di app nya sampe pondok labu, nah ternyata si bapak gatau jalan akhirnya ane tunjukin, nah pas mulai dr mangga besar bapak2nya udah kayak ngeluh gituuuu katanya ga nyampe2.
Berkali kali nanya seperti itu

Akhirnya ane turun di ragunan. Pas banget maghrib *sebelum puasa
Karna ga tega yah ane tawarin minum, dan ongkosnya ane lebihin. sblmnya bapaknya jg udah nyindir gitusih biar dikasih lebih, yaudahlah

Ya jujur ane lebih nyaman menggunakan gojek, selain lebih murah, fasilitas yg dikasih juga nyaman dan bikin pelanggan tenang.
Ane jg takut sbnrnya naik ojek tapi mulai brani pk jasa ojek semenjak gojek inilah.
Masalah ojek pangkalan itu hanya mindset mereka aja gan yg gamau berkembang dan memulai hal baru, karna hanya liat hal buruknya aja (cicilan HP dan pembagian pendapatan) bukannya ada yg dikorbankan ketika kita mau berkembang?

Quote:
Original Posted By yuhmaeriza►Belom pernah pake gojek sih tapi ane pernah naek ojek sekali itu pun terpaksa karena lagi di kota orang jadi ga ngerti jalannya, buset gan udah pake helmnya ecek2, abang tukang ojeknya ngebut ane takut jatohlah pas nyampe ane dipatok 40rb terus pas balik mau ke PO bus tarifnya naik gan jadi 50rb padahal jalan yang sama pas ane turun dari bus
untung ane dikasih 500rb ama emak ane buat jaga2
gak lagi2 ane naek ojek sembarangan mending naek taksi

gak lagi2 ane naek ojek sembarangan mending naek taksi
Quote:
Original Posted By tuturana►Udah banyak banget cerita serupa, bahkan tmn ane pernah ordernya dicancel sm abang gojek gegara abang gojeknya ketakutan diikutin 2 ojek pangkalan pas masuk lokasi pickup. Coba aja tanya setiap abang gojek ato grab bike (layanan sejenis dgn gojek) yg ente temuin, pernah gak dpt intimidasi dr ojek lain..
Gitudeh.., mau maju tp gak mau lepas dr zona nyaman
Gitudeh.., mau maju tp gak mau lepas dr zona nyaman

Quote:
Original Posted By dayflying►susah emang ngajarin orang yg bodoh nya dah ga ketulungan.
ketakutan tak berdasar dan barbar.
emang si rejeki dah ada yg atur tp tetep manusia juga yg berperan berusaha untuk usahanya sendiri ga cuma diem aja. lama-lama orang kek gini di getok sama yg punya idup baru rasah.
ya ga usah lah pake intimidasi orang2 gojek itu lha mereka juga butuh cari makan dan kerjaannya halal. gak nodong or ngerampok. tp mereka itu mau maju dan berkembang dah cuma jd katak dalam tempurung.
Gak perlu lah sikap berbar begitu. makin ketawan aja deh kualitas manusia kek apa yg suka kek gitu
ketakutan tak berdasar dan barbar.
emang si rejeki dah ada yg atur tp tetep manusia juga yg berperan berusaha untuk usahanya sendiri ga cuma diem aja. lama-lama orang kek gini di getok sama yg punya idup baru rasah.
ya ga usah lah pake intimidasi orang2 gojek itu lha mereka juga butuh cari makan dan kerjaannya halal. gak nodong or ngerampok. tp mereka itu mau maju dan berkembang dah cuma jd katak dalam tempurung.
Gak perlu lah sikap berbar begitu. makin ketawan aja deh kualitas manusia kek apa yg suka kek gitu
Quote:
Original Posted By Jend.Aang►Padahal dulu pas awal gojek muncul ane sempet liat ceo atau apanya gitu diwawancara di tv doi bilang misinya tuh misi sosial untuk ngangkat kesejahteraan kang ojek, eh sekarang malah jadi ada kesenjangan sosial gini yak
emang kalo diliat dari sisi kang ojek biasa sedih juga pelanggannya berkurang dan ini masalah perut disamping kang ojek biasa suka matok harga ya tapi emang sedih kan, tapi segala bentuk kekerasan juga ga baik. mudah2an ada jalan terbaik untung semua tukang ojek indonesia 


Quote:
Original Posted By flawly►ini sebenernya masalah dasar masyarakat kita yg berhubungan dg kompetensi dan kompetisi... ni bukti ketidaksiapan masyarakat untuk berinovasi dan berimprovisasi di era pasar global... Hadew.... Yg mangkal terbiasa tanpa SOP, rate semaunya dan yg terparah biasa enak-enakan nongkrong di pool, giliran ada saingan yg dia harus banyak bergerak, cepat bergerak n tertib bergerak, ya itu biasanya, mengeluh dan bersolusi dg kekerasan....
Spoiler for Pesan Abang Benyamin soal rezeki:

Intinya sih menurut saya,kita bisa mencari jalan untuk rejeki dengan kita berusaha

Spoiler for Pihak lain yang dirugikan oleh Gojek:
Ruang lain.com - Sebenarnya bukan hanya ojek pangkalan atau Organda (Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan) yang merasa tersaingi dengan adanya para ranger hijau bermotor alias Go Jek, tapi ada golongan yang lebih dirugikan lagi, siapa itu? Para cowok, khususnya cowok jomblo.
Lalu dampak apa yang dialami para cowok dengan adanya Go Jek?
Go Jek muncul kepermukaan sebagai antitesa dari ojek pangkalan yang kurang nyaman dari segi harga dan keamanan. Oleh karena itu, Go Jek memberikan servis yang selama ini jarang sekali kita temui pada ojek pangkalan, contoh kecilnya adalah, helm yang disediakan Go Jek untuk penumpang, gak bau.
Kemudahan dan keamanan yang diberikan oleh Go Jek membuat kepercayaan masyarakat kepada ojek meningkat, termasuk para cewek, yang selama ini menjadi kelompok yang paling meragukan pelayanan ojek. Jangankan naik, lewat pangkalanya saja mereka takut digodain
Nah, kalau kebutuhan cewek bisa dipenuhi oleh seorang abang Go Jek, terus apakabar nasib cowok yang udah ngarep dimintain tolong?
Cowok jadi gak bisa lagi berusaha ngajak pulang bareng cewek yang dia suka, karena si cewek bakal lebih memilih order Go Jek yang cuma tinggal klik doang, apalagi si cewek gak suka-suka amat sama si cowok. Ini jelas mengganggu proses PDKT yang udah direncanain. Bayang-bayang dipeluk dia dari belakang dirusak sama abang Go Jek. Kalau sudah begitu, rencana untuk ngerem mendadak secara sengaja biar dia meluk makin kenceng udah pasti ikut sirna.
Pengaruh Go Jek gak hanya dirasakan oleh cowok-cowok bermotor saja, tapi cowok bermobil juga kena imbasnya. Karena mudahnya mengorder ojek dengan jasa Go Jek, orang-orang jadi melupakan kendaraan lain dengan alasan, lebih cepat sampai tujuan. Untuk cowok bermobil hanya bisa berdoa agar tiba-tiba turun hujan, itu pun harus hujan yang deras, karena kalau cuma gerimis, Go Jek menyediakan jas hujan, gila, lengkap bener, gak sekalian nyiapin calon suami sama penghulunya?
Gak cuma ngajak pulang bareng, untuk urusan nyari perhatian, Go Jek juga menjadi hambatan. Sebelum ada Go Jek, cowok biasanya bisa tiba-tiba datang ke rumah pacar atau gebetanya untuk bawain makanan yang pacar atau gebetanya suka. Apalagi cewek kan punya penyakit suka ngidam dadakan padahal gak lagi hamil, tapi semenjak ada Go Jek yang menerima jasa untuk membelikan makanan dan barang apapun, para cowok jadi kurang berguna di mata cewek.
Emang sih, di mata cewek, abang Go Jek punya tempat tersendiri. Para cewek pasti gak menempatkan abang Go Jek di tempat yang sama dengan pacar atau gebetan mereka. Tapi kalau semua cewek menggunakan jasa Go Jek terus-menerus, mereka akan merasa semua yang mereka inginkan menjadi mudah, sehingga secara gak langsung mereka gak lagi menjadi mahluk yang membutuhkan pertolongan cowok. Seandainya saja mereka tahu, kalau mereka membutuhkan cowok, itu tandanya mereka sedang menolong para cowok, karena cowok ingin selalu berguna di mata cewek
Lalu dampak apa yang dialami para cowok dengan adanya Go Jek?
Go Jek muncul kepermukaan sebagai antitesa dari ojek pangkalan yang kurang nyaman dari segi harga dan keamanan. Oleh karena itu, Go Jek memberikan servis yang selama ini jarang sekali kita temui pada ojek pangkalan, contoh kecilnya adalah, helm yang disediakan Go Jek untuk penumpang, gak bau.
Kemudahan dan keamanan yang diberikan oleh Go Jek membuat kepercayaan masyarakat kepada ojek meningkat, termasuk para cewek, yang selama ini menjadi kelompok yang paling meragukan pelayanan ojek. Jangankan naik, lewat pangkalanya saja mereka takut digodain
Nah, kalau kebutuhan cewek bisa dipenuhi oleh seorang abang Go Jek, terus apakabar nasib cowok yang udah ngarep dimintain tolong?
Cowok jadi gak bisa lagi berusaha ngajak pulang bareng cewek yang dia suka, karena si cewek bakal lebih memilih order Go Jek yang cuma tinggal klik doang, apalagi si cewek gak suka-suka amat sama si cowok. Ini jelas mengganggu proses PDKT yang udah direncanain. Bayang-bayang dipeluk dia dari belakang dirusak sama abang Go Jek. Kalau sudah begitu, rencana untuk ngerem mendadak secara sengaja biar dia meluk makin kenceng udah pasti ikut sirna.
Pengaruh Go Jek gak hanya dirasakan oleh cowok-cowok bermotor saja, tapi cowok bermobil juga kena imbasnya. Karena mudahnya mengorder ojek dengan jasa Go Jek, orang-orang jadi melupakan kendaraan lain dengan alasan, lebih cepat sampai tujuan. Untuk cowok bermobil hanya bisa berdoa agar tiba-tiba turun hujan, itu pun harus hujan yang deras, karena kalau cuma gerimis, Go Jek menyediakan jas hujan, gila, lengkap bener, gak sekalian nyiapin calon suami sama penghulunya?
Gak cuma ngajak pulang bareng, untuk urusan nyari perhatian, Go Jek juga menjadi hambatan. Sebelum ada Go Jek, cowok biasanya bisa tiba-tiba datang ke rumah pacar atau gebetanya untuk bawain makanan yang pacar atau gebetanya suka. Apalagi cewek kan punya penyakit suka ngidam dadakan padahal gak lagi hamil, tapi semenjak ada Go Jek yang menerima jasa untuk membelikan makanan dan barang apapun, para cowok jadi kurang berguna di mata cewek.
Emang sih, di mata cewek, abang Go Jek punya tempat tersendiri. Para cewek pasti gak menempatkan abang Go Jek di tempat yang sama dengan pacar atau gebetan mereka. Tapi kalau semua cewek menggunakan jasa Go Jek terus-menerus, mereka akan merasa semua yang mereka inginkan menjadi mudah, sehingga secara gak langsung mereka gak lagi menjadi mahluk yang membutuhkan pertolongan cowok. Seandainya saja mereka tahu, kalau mereka membutuhkan cowok, itu tandanya mereka sedang menolong para cowok, karena cowok ingin selalu berguna di mata cewek
Sumber
Sedikit bercanda gan

Rekomendasi HT
Diubah oleh Typodriver 11-09-2015 05:53
0
75.5K
Kutip
547
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan