- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Lounge Pictures
MITOS TENTANG BUBUR AYAM DIADUK ATAU GA???


TS
Dewainside
MITOS TENTANG BUBUR AYAM DIADUK ATAU GA???
Sore gan..
sedikit intermezzo ni..
saat habis makan siang ini barusan terjadi perbedaan pandangan ane dan temen ane tentang makanan..pas bgt td lagi makan bubur..masalah diaduk atau tidak..
terus sangking semangatnya habis makan ane cari cari artikelnya..eh nemu yang begini..lucu si..

ni link SUmbernya..SUMBER LINK BUBUR ARTIKEL
Jujur si kalo ane tipe yang demen di aduk..alasannya..
BUbur kalo gak di aduk rasanya masih hambar gan..
kalo di aduk lebih maknyos hahah..walaupun keliatan ancur dan berantakan yang bkin hilang nafsu makan tapi begitu di coba wuidih mantepp hahaha
kalo menurut agan gmn ni????
UPDATE KOMENT GAN ::commend yang paling masuk akal ane taruh disini gan
sedikit intermezzo ni..
saat habis makan siang ini barusan terjadi perbedaan pandangan ane dan temen ane tentang makanan..pas bgt td lagi makan bubur..masalah diaduk atau tidak..
terus sangking semangatnya habis makan ane cari cari artikelnya..eh nemu yang begini..lucu si..
Spoiler for Artikel Bubur AYAM di aduk opo enggak????:
Sebelum membaca tulisan ini, ada baiknya kalian semua gue peringatkan. Konten tulisan ini sensitif, menyinggung keyakinan. Ada kemungkinan keyakinan kalian akan goyah setelah membaca tulisan ini. Jadi berhati-hatilah.
Pagi itu, tepatnya Sabtu pukul 06.00 WIB, berlokasi di sebuah kompleks perumahan di daerah Pekayon – Bekasi, terlihatlah dua orang pemuda yang sedang duduk. Selanjutnya kita sebut saja mereka S dan M.
Eit, ini bukan inisial perusahaan rekaman korea. Jadi jangan girang dulu kalian wahai kaum hawa.
Pada umumnya kegiatan pagi hari seorang manusia seusai bangun tidur adalah mencari 3 hal berikut ini: toilet, handphone, dan sarapan. Kebetulan kedua orang tersebut sedang mencari sarapan. Namun karena terlalu malas bergerak dari sofa di ruang tamu, akhirnya mereka memutuskan untuk duduk dan menanti keajaiban. Puji Tuhan, tak lama kemudian tukang bubur ayam keliling lewat dengan manisnya.
Kedua pemuda tersebut akhirnya membeli masing-masing semangkok buryam alias bubur ayam tadi dan segera duduk di teras untuk makan. Semuanya senang hingga akhirnya tragedi itu pun datang.
M: “Bubur lo gak diaduk, Bray?”
S: “Hah? Buat apaan diaduk? Emangnya semen…”
M: “Loh, haruslah. Biar semuanya kecampur rata!”
S: “Ah, jadinya gak enak dilihat tauk. Gak karu-karuan bentuknya!”
Dari percakapan yang hampir berujung ke acara gelut mulut di atas, kita bisa memahami bahwa di dunia ini perbedaan konsep itu nyata, bahkan di perkara-perkara kecil. Yin dan Yang. Hitam dan Putih. Diaduk dan Tidak Diaduk.
Well, gue pribadi termasuk dalam faksi bubur tidak diaduk. YA, BUBUR AYAM TIDAK PERLU DIADUK. Perlu gue tekankan di sini bahwa ini adalah keyakinan yang gue pegang sejak bertemu makanan yang bernama bubur ayam. Tanpa paksaan dan sadar secara utuh.
Kenapa BUBUR AYAM TIDAK DIADUK?
Simpel. Kalo lo perhatiin proses ketika bubur ayam diracik, lo akan sadar semua itu sudah ada tatanannya. Ibarat kata anak sosiologi, sudah ada strata sosialnya.
Buburnya dulu;
Dikecrot kuah kaldu;
Dikasih suwiran ayam, seledri, dan kacang;
Diselimuti kecap manis;
Diakhiri kerupuk.
Lo perhatiin stratanya, itu udah sempurna banget. Ketika lo menyendok itu bubur, yang lo dapet adalah rasa dari susunan yang hakiki. Buat apaan lagi diaduk? Bubur ayam bukan ketoprak, apalagi kopi. Diaduk hanya akan menghilangkan keindahan si bubur. Lo ngerusak seni!!!
Kalo kita tengok dengan kacamata sosial, bubur yang ada di bagian bawah dan berjumlah banyak merupakan gambaran kaum proletar; kelihatannya sepele tapi mereka adalah dasar kekuatan yang sesungguhnya. Selanjutnya ada suwiran ayam, seledri, dan taburan kacang yang termasuk dalam middle class: mereka memberikan pengaruh cita rasa ke atas dan ke bawah. Akan tetapi walaupun penting, perlu dicatat bahwa keberadaan mereka bukanlah yang utama, bahkan bisa ditiadakan sama sekali kalau alam (baca: sang penikmat buryam) menghendakinya. Terakhir pada bagian atas ada curahan kecap manis yang disambut oleh kerupuk, mereka adalah upper class, kaum fancy dalam hidup ini. Namun ingat, tidak akan ada kenikmatan yang tercipta jika kecap dan kerupuk ditaruh terlalu banyak. Secukupnya saja.
Paham dengan penjelasan di atas?
Jika iya, kita lanjutkan dengan hubungan penjabaran di atas dengan alasan kenapa bubur ayam tidak perlu diaduk. Susunan kelas yang sudah sempurna itu jika kita aduk akan menimbulkan kegamangan bahkan chaos. Bayangkan kerupuk yang kodratnya berbunyi kriuk ketika dimakan akan hilang esensinya ketika bercampur dengan bubur yang diaduk. Melempem. Tidak berdaya. Tampilan bubur ayam yang awalnya indah dan instagram-able mendadak tampak seperti seonggok gumpalan yang porak poranda. Sungguh tak sedap dipandang. Semua sudah ada takarannya, semua sudah ada posisinya, untuk apa lagi diaduk-aduk?
Ingat, BUBUR AYAM TIDAK DIADUK.
Buat semua orang yang meyakini bubur ayam itu diaduk, bersyukurlah bahwasanya Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Pengampun. Segeralah tobat sebelum terlambat.
Pagi itu, tepatnya Sabtu pukul 06.00 WIB, berlokasi di sebuah kompleks perumahan di daerah Pekayon – Bekasi, terlihatlah dua orang pemuda yang sedang duduk. Selanjutnya kita sebut saja mereka S dan M.
Eit, ini bukan inisial perusahaan rekaman korea. Jadi jangan girang dulu kalian wahai kaum hawa.
Pada umumnya kegiatan pagi hari seorang manusia seusai bangun tidur adalah mencari 3 hal berikut ini: toilet, handphone, dan sarapan. Kebetulan kedua orang tersebut sedang mencari sarapan. Namun karena terlalu malas bergerak dari sofa di ruang tamu, akhirnya mereka memutuskan untuk duduk dan menanti keajaiban. Puji Tuhan, tak lama kemudian tukang bubur ayam keliling lewat dengan manisnya.
Kedua pemuda tersebut akhirnya membeli masing-masing semangkok buryam alias bubur ayam tadi dan segera duduk di teras untuk makan. Semuanya senang hingga akhirnya tragedi itu pun datang.
M: “Bubur lo gak diaduk, Bray?”
S: “Hah? Buat apaan diaduk? Emangnya semen…”
M: “Loh, haruslah. Biar semuanya kecampur rata!”
S: “Ah, jadinya gak enak dilihat tauk. Gak karu-karuan bentuknya!”
Dari percakapan yang hampir berujung ke acara gelut mulut di atas, kita bisa memahami bahwa di dunia ini perbedaan konsep itu nyata, bahkan di perkara-perkara kecil. Yin dan Yang. Hitam dan Putih. Diaduk dan Tidak Diaduk.
Well, gue pribadi termasuk dalam faksi bubur tidak diaduk. YA, BUBUR AYAM TIDAK PERLU DIADUK. Perlu gue tekankan di sini bahwa ini adalah keyakinan yang gue pegang sejak bertemu makanan yang bernama bubur ayam. Tanpa paksaan dan sadar secara utuh.
Kenapa BUBUR AYAM TIDAK DIADUK?
Simpel. Kalo lo perhatiin proses ketika bubur ayam diracik, lo akan sadar semua itu sudah ada tatanannya. Ibarat kata anak sosiologi, sudah ada strata sosialnya.
Buburnya dulu;
Dikecrot kuah kaldu;
Dikasih suwiran ayam, seledri, dan kacang;
Diselimuti kecap manis;
Diakhiri kerupuk.
Lo perhatiin stratanya, itu udah sempurna banget. Ketika lo menyendok itu bubur, yang lo dapet adalah rasa dari susunan yang hakiki. Buat apaan lagi diaduk? Bubur ayam bukan ketoprak, apalagi kopi. Diaduk hanya akan menghilangkan keindahan si bubur. Lo ngerusak seni!!!
Kalo kita tengok dengan kacamata sosial, bubur yang ada di bagian bawah dan berjumlah banyak merupakan gambaran kaum proletar; kelihatannya sepele tapi mereka adalah dasar kekuatan yang sesungguhnya. Selanjutnya ada suwiran ayam, seledri, dan taburan kacang yang termasuk dalam middle class: mereka memberikan pengaruh cita rasa ke atas dan ke bawah. Akan tetapi walaupun penting, perlu dicatat bahwa keberadaan mereka bukanlah yang utama, bahkan bisa ditiadakan sama sekali kalau alam (baca: sang penikmat buryam) menghendakinya. Terakhir pada bagian atas ada curahan kecap manis yang disambut oleh kerupuk, mereka adalah upper class, kaum fancy dalam hidup ini. Namun ingat, tidak akan ada kenikmatan yang tercipta jika kecap dan kerupuk ditaruh terlalu banyak. Secukupnya saja.
Paham dengan penjelasan di atas?
Jika iya, kita lanjutkan dengan hubungan penjabaran di atas dengan alasan kenapa bubur ayam tidak perlu diaduk. Susunan kelas yang sudah sempurna itu jika kita aduk akan menimbulkan kegamangan bahkan chaos. Bayangkan kerupuk yang kodratnya berbunyi kriuk ketika dimakan akan hilang esensinya ketika bercampur dengan bubur yang diaduk. Melempem. Tidak berdaya. Tampilan bubur ayam yang awalnya indah dan instagram-able mendadak tampak seperti seonggok gumpalan yang porak poranda. Sungguh tak sedap dipandang. Semua sudah ada takarannya, semua sudah ada posisinya, untuk apa lagi diaduk-aduk?
Ingat, BUBUR AYAM TIDAK DIADUK.
Buat semua orang yang meyakini bubur ayam itu diaduk, bersyukurlah bahwasanya Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Pengampun. Segeralah tobat sebelum terlambat.
ni link SUmbernya..SUMBER LINK BUBUR ARTIKEL
Jujur si kalo ane tipe yang demen di aduk..alasannya..
BUbur kalo gak di aduk rasanya masih hambar gan..
kalo di aduk lebih maknyos hahah..walaupun keliatan ancur dan berantakan yang bkin hilang nafsu makan tapi begitu di coba wuidih mantepp hahaha
kalo menurut agan gmn ni????
UPDATE KOMENT GAN ::commend yang paling masuk akal ane taruh disini gan
Quote:
Original Posted By cor7►kalau ane mah dimakan aja gan...
kalau kelamaan mikir mau diaduk atau nggak ntar keburu dingin rasanya jadi ga enak gan...
kalau kelamaan mikir mau diaduk atau nggak ntar keburu dingin rasanya jadi ga enak gan...
Quote:
Original Posted By beiberry►kira2 sebulan lalu ane dikasih tau sama pakarnya bubur gan... dulu ane makan bubur itu selalu diaduk dgn asumsi klo ga diaduk rasanya ga nyatu gt.. tp ternyata itu cara makan yang boleh dibilang salah.. salah dalam artian bukan salah banget y gan. itu sih terserah individunya masing2 sukanya gmn.
tp ane tiap makan bubur itu selalu lama. krn ane ga bisa makan makanan yang panas2.. dan tukang bubur yg notabene temen ane blg cara makan bubur itu ga dicampur.. cara makan bubur yg bener itu pas kita nyendokin buburnya itu diambil dari bubur yg paling luar bukan langsung bagian tengah buburnya. dan ane praktekin cara itu ternyata bener klo kita sendokin bubur yang paling luar deket bagian ujung mangkok, ane makan bubur tanpa harus tiup itu bubur dl. alasannya kita ambil dr bagian luar itu karena bagian luar itu bagian yang ga terlalu panas, jadi kita bisa makan itu bubur tanpa harus tiup2 atau nunggu anget.. kalo bubur itu diaduk yang ada semua bagian jadi panas dan gada bagian yg ga terlalu panas.. cara ini ane pake n cocok buat ane yang ga terlalu suka makanan panas.. tp klo agan2 yg suka makanan panas sih silahkeun pake cara agan sndiri hehehe.
tp ane tiap makan bubur itu selalu lama. krn ane ga bisa makan makanan yang panas2.. dan tukang bubur yg notabene temen ane blg cara makan bubur itu ga dicampur.. cara makan bubur yg bener itu pas kita nyendokin buburnya itu diambil dari bubur yg paling luar bukan langsung bagian tengah buburnya. dan ane praktekin cara itu ternyata bener klo kita sendokin bubur yang paling luar deket bagian ujung mangkok, ane makan bubur tanpa harus tiup itu bubur dl. alasannya kita ambil dr bagian luar itu karena bagian luar itu bagian yang ga terlalu panas, jadi kita bisa makan itu bubur tanpa harus tiup2 atau nunggu anget.. kalo bubur itu diaduk yang ada semua bagian jadi panas dan gada bagian yg ga terlalu panas.. cara ini ane pake n cocok buat ane yang ga terlalu suka makanan panas.. tp klo agan2 yg suka makanan panas sih silahkeun pake cara agan sndiri hehehe.
Quote:
Quote:
Original Posted By AndreSecure►
sependapat sama agan, ane kalo makan bubur caranya gitu ..
di ambil bubur bagian pinggir baru di sendokin bubur tadi sama kuah nya, trus dimakan
tentunya gak pake tiup tiupan segala dan gak ngilangin selera makan
----------------------
nih ada yang ampe adu jotos gara-gara masalah di aduk apa enggak
http://posronda.net/2015/04/20/ribut...a-adu-jotos-4/
[QUOTE=ggi90;5535ea60d675d44f438b456b]Yang buat artikel (link) tanpa di aduk lupa, bahwa pada saat setelah di makan bubur ayam itu nantinya akan teraduk juga di dalam perut : ) . Intinya mau di aduk duluan boleh, diaduk nanti di dalam perut boleh. Karena yang di bahas adalah "adukan" bukan rasa, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa "semua" itu sama apabila di pertemukan kembali setelah melalui proses mengunyah dan menelan. Tidak ada tatanan yang lebih, tidak ada tatanan menengah dan tidak ada tatanan dasar , mereka semua sama.
Yang penting , mau diaduk atau tidak diaduk dulu , jangan lupa baca doa sebelum makan.
sependapat sama agan, ane kalo makan bubur caranya gitu ..
di ambil bubur bagian pinggir baru di sendokin bubur tadi sama kuah nya, trus dimakan

tentunya gak pake tiup tiupan segala dan gak ngilangin selera makan

----------------------
nih ada yang ampe adu jotos gara-gara masalah di aduk apa enggak

http://posronda.net/2015/04/20/ribut...a-adu-jotos-4/
[QUOTE=ggi90;5535ea60d675d44f438b456b]Yang buat artikel (link) tanpa di aduk lupa, bahwa pada saat setelah di makan bubur ayam itu nantinya akan teraduk juga di dalam perut : ) . Intinya mau di aduk duluan boleh, diaduk nanti di dalam perut boleh. Karena yang di bahas adalah "adukan" bukan rasa, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa "semua" itu sama apabila di pertemukan kembali setelah melalui proses mengunyah dan menelan. Tidak ada tatanan yang lebih, tidak ada tatanan menengah dan tidak ada tatanan dasar , mereka semua sama.
Yang penting , mau diaduk atau tidak diaduk dulu , jangan lupa baca doa sebelum makan.

Quote:
Original Posted By Harkness►bwahahaha baru kali ini ane denger ada mitos tentang bubur ayam diaduk atau ga? 
sampe nyerempet ke soal seni dan keyakinan pula
mau makan ribet amat yaks? 
selera masing2 lah gan, klo ane sih lebih demen diaduk. apalagi klo ditambahkan sambal

sampe nyerempet ke soal seni dan keyakinan pula


selera masing2 lah gan, klo ane sih lebih demen diaduk. apalagi klo ditambahkan sambal

Quote:
Original Posted By mariounlimited►gan...
dari model bubur ayam cina, bubur ayam cirebon, bubur ayam betawi, bubur ayam kampung dan beratus-ratus jenis bubur ayam yang ada di seluruh pelosok tanah air tercinta ini.. ane sudah berjanji kepada ibu pertiwi untuk tidak mengaduk bubur ayam di kala proses eliminasi elemen-elemen dari strata sosial yang tumbuh kembang dengan sempurna di populasi yang memiliki tampilan yang mengacu pada prinsip estetika duniawi dan surgawi..
proses mengaduk bubur ayam itu menurut ane termasuk pemaksaan kehendak pribadi yang mengusung idealisme satu arah yang menganut sistim kolonial zaman penjajahan..
terima kasih untuk para penjual bubur ayam yang sudah menyediakan bubur ayam enak nan indah..tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada kalian..post ini ane persembahkan untuk kelangsungan hidup kalian dan keluarga yang diridhoi Yang Maha Kuasa..
Salam
dari model bubur ayam cina, bubur ayam cirebon, bubur ayam betawi, bubur ayam kampung dan beratus-ratus jenis bubur ayam yang ada di seluruh pelosok tanah air tercinta ini.. ane sudah berjanji kepada ibu pertiwi untuk tidak mengaduk bubur ayam di kala proses eliminasi elemen-elemen dari strata sosial yang tumbuh kembang dengan sempurna di populasi yang memiliki tampilan yang mengacu pada prinsip estetika duniawi dan surgawi..
proses mengaduk bubur ayam itu menurut ane termasuk pemaksaan kehendak pribadi yang mengusung idealisme satu arah yang menganut sistim kolonial zaman penjajahan..
terima kasih untuk para penjual bubur ayam yang sudah menyediakan bubur ayam enak nan indah..tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada kalian..post ini ane persembahkan untuk kelangsungan hidup kalian dan keluarga yang diridhoi Yang Maha Kuasa..
Salam
Diubah oleh Dewainside 21-04-2015 16:52




4iinch dan tata604 memberi reputasi
2
29.6K
Kutip
185
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan