1. Istri ane
2. Anak pertama ane yang Insha Alloh tidak lama lagi lahir didunia ini dan menurut prediksi dokter ketika USG adalah seorang wanita
3. Kaum wanita pada umumnya didunia ini ( khususnya yang muslimah ) tak terkecuali aganwati di forum kaskus.
Berawal dari diskusi dikeluarga ane yang membahas tentang pemilihan calon nama bagi sang anak kelak, sempat tercetuslah nama Najwa sebagai salah satu opsi diantara ragam calon nama lainnya yang akan disematkan ke anak ane & istri ketika nanti lahir didunia ini. Nama Najwa _yang ketika di telusuri artinya oleh nyokap ane berarti “Pembicaraan antara dua orang; bisikan kebaikan”_di munculkan ke permukaan karena tak lepas dari sosok seorang Najwa Shihab sebagai presenter yang cerdas di acara “Mata Najwa”. Sehingga menurut ane, ada baiknya jika ane telusuri sosok Najwa dari aspek lainnya (tata busana) yang mungkin saja tak semua orang mau menaruh perhatian untuk mengupasnya. Ane menaruh perhatian karena hal ini secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh/terkait dengan keluarga ane nantinya ( anak ane ) karena ane pribadi sebagai seorang ayah adalah pihak yang mesti bertanggung jawab dalam membimbing anak ane nantinya, ane berfikiran jika pun nantinya nama Najwa adalah salah satu opsi nama yang disematkan ke anak ane dan ketika dia menanyakan segala sesuatu tentang kenapa dia diberi nama Najwa maupun nama lainnya yang terpilih nanti, maka ane bisa memberikan penjelasan yang baik kepada nya, sehingga mudah-mudahan dia pun bisa menangkap nya secara cerdas sescerdas sosok Najwa Shihab.
Semua yang tersaji ( dialog ) dalam seri diskusi antara sosok Detectif Wak Yudi (DWY) dan sosok Najwa Shihab (NS) adalah murni dari pemikiran ane pribadi yang
dengan mengupasnya dari tiga sumber link berita yang nanti akan disematkan ditengah perbincangan hangat antara DWY dan NS. Maaf ya Bu Najwa Shihab karena sosok (pemikiran) Bu Najwa saya jadikan bahan karya
. Tanpa banyak Cocot-Logi lagi langsung saja kita
DWY:

To the point. Sist Najwa kan seorang presenter…public figure Indonesia yang nota benenya juga seorang Muslimah, kenapa sist Najwa tidak memakai hijab ( berjilbab ) sebagaimana kewajiban atas seorang muslimah yang bukan sekedar identitas semata? Bagaimana sist Najwa menanggapi isu yang mungkin saja ada yang mengatakan bahwa sist Najwa kurang cerdas serta egosentris dalam menyikapi soal kewajiban tata berbusana bagi seorang muslimah semestinya? Padahal kan mungkin saja tidak sedikit kaum wanita di Indonesia yang secara disadari atau tidak disadari terpengaruh/terinspirasi oleh sosok seorang Najwa shihab baik secara pemikiran maupun berpakaian.
NS : Dahulu isu ini tidak lah terlalu sensitive wak…terkesan adem ayem aja,

tapi semenjak Negara Wahyudi kian gencar menyerang dari multi aspek

, kondisi itu perlahan-lahan berubah

..isu ini memiliki ruang tersendiri yang mencuat kepermukaan sebagai bentuk dari perang pemikiran.. hmm..sikap saya terkait tata busana muslimah adalah yang penting menjadi terhormat dan bisa menjaga kehormatan baik dalam berperilaku serta berpakaian..karena banyak cara selain dengan berjilbab.
DWY :

kamsudnya yang penting menjadi terhormat dan bisa menjaga kehormatan baik dalam berperilaku serta berpakaian, karena banyak cara selain dengan berjilbab itu bijimane ya sist jika di hadapkan pada perintah ( kewajiban ) agama?
NS : agar lebih mencerahkan, wak yudi bisa cross check ke tiga sumber berita ini..itu sudah..
http://biografi.rumus.web.id/biograf...-najwa-shihab/
http://edukasi.kompasiana.com/2014/0...ab-630808.html
http://lifestyle.kompasiana.com/cata...ya-318497.html
DWY : siap menuju ke TKP sist...sementara ane menelusuri kesana, sist Najwa silahkan di minum

cendolnya dulu ya biar gak kram otak.

Ok sist?
NS : mangstab wak..

sambil menunggu wak yudi ane bantu

& Ctrl + B aja dulu ya wak forum diskusi kita ini..
DWY :

mangstab juga sist…
(lalu pergilah wak yudi mentelusuri jejak tiga sumber tersebut..setelah dirasa cukup sudah mentelusurinya wak yudi pun segera ngacir ke posisi semula )
DWY : hmmm…

IMHO ya sist, setelah ane telusuri, berdasarkan tiga sumber berita itu, ane mendapatkan beberapa point terkait pemikiran & sikap sist Najwa terhadap penjelasan sebelumnya. Diantaranya bahwa sist Najwa tidak merasa ada kewajiban atau beban untuk berjilbab karena sist berpandangan bahwa sejauh sist menjalankan kewajiban sebagai Muslimah, tidak menjadi masalah berjilbab atau tidak. Ane juga menemukan pengaruh pandangan bokap sist yang notabenenya merupakan pakar tafsir terkemuka dimana menurut beliau bahwa terdapat adanya khilafiyah ( aneka interpretasi ) terkait penggunaan jilbab bagi kaum Muslimah, dimana beliau juga lebih lanjut menjelaskan bahwa ketetapan hukum tentang batas yang ditoleransi dari aurat atau badan wanita bersifat zhanniy atau dugaan semata. Beliau juga bersikap, adanya perbedaan pendapat para pakar hukum tentang batasan aurat adalah perbedaan antara pendapat-pendapat manusia yang mereka kemukakan dalam konteks situasi zaman serta kondisi masa dan masyarakat mereka, serta pertimbangan-pertimbangan nalar saja. Sungguh argument yang sangat kuat sist..

namun yang ane respect juga sist Najwa memiliki pandangan subyektif yang cukup baik, bahwa kalau orang pakai jilbab itu bagus, kalau tak berjilbab juga tidak apa-apa walaupun ane juga memiliki pandangan subyektif bahwa baik itu perspektif sehingga sifatnya relatif. Sebagaimana pertanyaan ane diawal,

sist sendiri kan seorang public figure yang memiliki potensi maupun konsekuensi logis dijadikan inspirasi bagi kaum wanita tak terkecuali bagi kaum Muslimah dalam hal bersikap ( pemikiran ) maupun berpakaian, bagaimana bentuk opini ( tanggung jawab ) anda terkait hal itu sist?
NS : sebelum menjelaskan, saya mau bertanya…IMHO ntu apaan ya wak?

Apa memiliki keterkaitan dengan maho :maho?

kidding ya wak biar gak kram otak kronis,

habis rangkuman wak yudi panjang kayak kereta api!

baiklah Fernando

eh Wak Yudi maksudnya..heee maaf tiba-tiba keinget tayangan telenovela zaman Wak Yudi masih pake celana cut bray.

habis muka wak yudi antik sih..kayak onderdil bemo zaman dulu.

baiklah wak yudi kita kembali ke benang merah. Sebagaimana rekan saya yang juga seorang public figur dan ketika itu berprofesi sama dengan saya, namun beliau mengundurkan diri.. sekarang Alhamdulillah beliau telah mengenakan jilbab karena mungkin telah mendapat hidayah dari Tuhan yang memang memiliki hak preogratif dalam memberikannya kepada siapapun yang dikehendakinya, bukan dari siapa-siapa. Namun berdasarkan dari tiga sumber berita yang saya berikan sebelumnya, apakah saya harus terpengaruh lantas latah mengikuti nya begitu saja hanya karena sosok dia ( rekan saya yang berjilbab ) semata, yang terlepas dari faktor hidayah-Nya? Menurut saya rugi kalau kalau latah berjilbab atau latah mengikuti gaya berbusana lainnya karena faktor (alasan) sosok seseorang semata atau karena hal ( alasan ) keduniawian, yang bukan karena hidayah-Nya. Saya rasa kaum wanita khususnya Muslimah yang jika memang ada terinfluence pemikiran maupun gaya berpakaian karena saya, bisa cerdas juga menangkap pesan dari pemikiran saya ini. Najwa itu manusia biasa juga sama dengan kaum wanita lainnya di dunia ini, sebagaimana di agama ISLAM yang membedakan manusia satu dengan yang lainnya hanyalah tingkat keimanan dan ketakwaan terhadap-Nya saja yang mana perbedaan tersebut hanya Tuhanlah yang lebih mengetahuinya… jadi telisiklah lebih dahulu ketika mengambil sesuatu inspirasi dari seseorang baik itu public figure maupun dari multi figur lainnya. Karena bagi umat Muslim sosok figur yang utama dan lebih patut dijadikan inspirasi didunia ini tak lain adalah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wassalam. ikuti risalah beliau, bukan risalah dari saya! Sebagai mana keyakinan tentang perspektif, Keyakinan yang dipegang bagi umat muslim adalah bahwa perspektif “baik” menurut Rasulullah adalah sifatnya benar ( absolute / aksioma ) karena berasal dari wahyu sang Maha Benar sejati yang tertuang didalam kitab suci sebagai sumber utama dan pertama lalu Hadist sebagai sumber kedua. sedangkan perspektif “baik” dari manusia lainnya selain Rasulullah adalah bersifat relatif karena berasal dari pandangan subyektif pribadi yang memiliki batas serta jarak satu sama lainnya. termasuk saya..itu sudah!
DWY :

memang sist Najwa ini pemikirannya tajam setajam sil..et hampir keceplosan deh..setajam mata nya sist

baiklah esmerald..ah sudah lah becanda nya..

serius lagi nih sist.

IMHO ( In My Humble Opinion) = menurut opini ane sebagai pria yang jauh dari Maho

, berdasarkan penangkapan ane dari penjelasan sist Najwa yang mengandung pesan agar kaum muslim khususnya wanita muslimah apalagi yang telah terinfluence oleh sist Najwa, mereka harus lebih cerdas pemikirannya dalam menyikapi pemilihan berbusana sebagaimana mestinya, dimana jadikanlah sumber inspirasi pemikiran utama berdasarkan pada kalam suci yang termaktub dalam kitab suci dan menempatkan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wassalam sebagai sosok panutan (inspirasi) utama diatas semua manusia didunia ini dari lintas zaman maupun lintas profesi, boneng begitu sist?
NS : et dah..siapa nyang boneng wak?

Wak yudi ngomongin ane boneng yak? hadegh.

. Tapi memang baiknya begitu wak. Adalah tepat apa yang disampaikan wak yudi barusan tadi.
DWY :

wew..sist Najwa sensi banget nih kalau soal siapa yang boneng? terkadang kompleks dah kalau membahas siapa yang boneng siapa yang nggak boneng zaman sekarang ini

maksud ane boneng itu benar sist

mangap sist

kalau ada miss interpretasi…tapi mungkin saja apa yang sist sampaikan dari awal itu memiliki potensi keboneng..ah sudah lah…kok malah kepleset typing lagi..

maksudnya memiliki potensi kebenaran. Tergantung sejauh mana dan sedalam apa penangkapan dari yang lainnya berdasarkan interpretasi “mata” dalam memandangnya, “fikiran” dalam sudut pandang keilmuan menangkapnya, serta “hati” dalam sudut pandang keimanan & ketakwaan mencerap nya ( tiga sudut pandang wak yudi ->
http://www.kaskus.co.id/thread/53147...mesti-dipahami

kalau ane sendiri sih yang jelas menghormati pandangan sist Najwa atas bahasan diskusi kita ini sist berdasarkan tiga sumber berita yang disematkan sebelumnya. Karena motif ane sendiri membuka ruang diskusi ini adalah sebagai bentuk perhatian ane kepada kaum wanita muslimah khususnya dan ragam kaum wanita lainnya didunia ini pada umumnya terkait multi aspek sist..seperti pemikiran, fashion dll. Dan tentunya itu juga tak terlepas dari perspektif subyektif ane juga sist sebagai manusia yang memiliki keterbatasan dan banyak kekurangan, tapi walau begitu ane berusaha bersyukur sist dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ane miliki sehingga dengan begitu memacu ane untuk tetap berusaha meningkatkan kualitas dan kapasitas ane hidup didunia ini sebagai makhluk sosial berakal yang memiliki keterikatan dengan makhluk sosial lainnya. Ane belajar hal positif dari banyak pihak_termasuk dari sist Najwa juga_

bahwa konsekuensi dari penerapan makhluk sosial adalah kesadaran untuk saling berinteraksi ( mutualisme ), memberikan pengaruh yang positif, dimana ragam caranya bisa dengan jalan saling ingat-mengingatkan dalam kebaikan, tukar pikiran ( diskusi ) dalam multi media,ecetera.

Yang penting juga kalau menurut ane sebagaimana sebelumnya, melakukan aktifitas sebagai makhluk sosial yang memiliki akal adalah dengan tidak mengedepankan kekerasan dan paksaan yang sifatnya destruktif serta merugikan satu maupun banyak pihak karena sebagaimana Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wassalam dalam menjalankan misi nya menebarkan kebaikan ke alam semesta ( Rahmatan Lilalamin ) mengedepankan keluhuran budi pekerti, keunggulan sifat pemikiran dan etika, kelembutan hati dan tindakannya serta kesederhanaan hidupnya, itulah kualitas dari sosok seorang yang sangat patut dijadikan panutan dan ditiru sehingga tanpa dipaksa pun dengan jalan kekerasan pihak yang di ingatkan mudah-mudahan akan lebih menerima dan mengerti sehingga niscaya akan tercurahkan juga Hidayah atas kemengertiannya.
Berbuat yang terbaiklah menurut keyakinanmu ( agamamu ). Saling memberikan perhatian dengan ragam cara yang baik :
1. Dengan tindakan
2. Dengan perkataan
3. Dengan hati ( berdoa ) sebagai selemah-lemahnya tindakan, namun jika dilaksanakan dengan khusyuk dan ikhlas mudah-,mudahan akan memiliki nilai jawab yang tinggi dihadapan-Nya.
Dikesempatan ini juga sist, untuk memperkaya khasanah pemikiran, ane merekomendasikan sumber keterangan dari kitab suci (QS A1-Ahzab [33]: 59) dan (QS Al-Nur [24]: 31) sebagai sumber rujukan yang utama bagi siapa saja yang tertarik mengupasnya terkait bahasan tema diskusi kita ini, namun akan lebih baik ketika mengupasnya dengan didampingi oleh seorang guru / pihak yang kompeten ( pakar ) dibidangnya.
NS :

Baiklah wak, saya rasa cukup ruang diskusi kita kali ini. Lain kesempatan mudah-mudahan bisa kita lanjut lagi diskusi dengan tema yang sama maupun yang berbeda.
DWY :

oke Terimakasih ya sist telah meluangkan kesempatannya hadir dalam pemikiran ane. Mudah-mudahan terdapat hikmah dan nasehat dari diskusi kita ini bagi siapapun yang menyimaknya… kalau nggak ada juga ya.. ah sudah lah…Kepada Alloh Subhanahuwata’ala ane mohon ampun karena ane adalah makhluk yang memiliki dosa dan banyak sekali kekurangan dihadapan-Nya. Kepada sista Najwa ane minta maaf

apabila ada salah-salah kata ( kelancangan ane ) dan mungkin saja ada juga beda perspektif antara kita. Tapi kalau sista marah atas segala bentuk kelancangan ane…ah sudah lah… apes berarti ane nya..

mudah-mudahan sih nggak ya sist
NS : ……………… ( ternyata telah pergi dari gelanggang diskusi yang mungkin tak seberapa ini untuk syuting salah satu acara favorite keluarga Indonesia yang mencerahkan dan mencerdaskan bangsa…MATA NAJWA )
