- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Karya Mahasiswa & Pelajar INDONESIA ini raih pujian Internasional


TS
unitedd
Karya Mahasiswa & Pelajar INDONESIA ini raih pujian Internasional

Quote:

Dua tim yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa Indonesia kembali mengukir prestasi yang membanggakan di kompetisi kelas dunia. Kedua tim tersebut berasal dari Universitas Gadjah Mada dan Universitas Sebelas Maret. Mereka berhasil masuk dalam 100 besar kompetisi yang digelar produsen pesawat, Airbus.
Kedua tim yang masing-masing bernama Rajawali dari UGM dan Fly Green dari Universitas Sebelas Maret ini lolos ke dalam 100 besar kompetisi 'Fly Your Ideas'. Tak hanya itu, mereka juga menyisihkan 418 tim mahasiswa lainnya dari seluruh dunia demi mengukir prestasi tersebut dan berpeluang merebut hadiah utama Rp 450 juta.
Tidak mudah untuk bisa lolos dan masuk dalam 100 besar. Sebab, setiap proposal yang masuk harus melalui penilaian dan evaluasi khusus oleh lebih dari 50 pakar Airbus.
"Kami bangga dapat mewakili Indonesia di antara 100 tim terbaik yang terpilih berkat ide-ide inovatifnya. Keberhasilan kami memasuki babak ini telah mengantarkan kami untuk bisa berada di bawah bimbingan pakar Airbus untuk mengembangkan ide-ide kami lebih jauh," kata ketua Tim Rajawali sekaligus mahasiswa teknik mesin UGM, Hibran Maksum dalam keterangan pers Airbus yang diterima, Senin (23/2).
Tak hanya mereka yang berhasil meraih pujian internasional berkat karya kreatifnya, bahkan ada pula yang meraih juara dalam sebuah lomba tingkat dunia.
Quote:
Berikut cerita mahasiswa yang berhasil meraih gelar juara yang dirangkum
Quote:
1. Mobil berbahan bakar kapur

Mobil Exotric II yang digerakkan dengan menggunakan batu kapur dan direaksikan dengan larutan asam, buatan lima mahasiswa Universitas Brawijaya Malang memenangkan kompetisi Chem E-Car di Perth, Australia belum lama ini.
Ketua tim Universitas Brawijaya (UB), Dobita A Feleciana, Minggu mengatakan mobil yang dipamerkan dan diperagakan dalam kompetisi purwarupa (prototype) mobil dengan bahan bakar terbarukan yang diikuti sejumlah perguruan tinggi di Asia dan Australia ini menduduki peringkat kedua.
Kelima mahasiswa Fakultas Teknik dan mewakili UB di ajang tersebut adalah Dobita A Feliciana, Rizka Dwi Octaria, Dwi C Pujayanti, Afida Khofsoh, dan Sidiq Darmawan. "Mobil ini digerakkan dengan menggunakan batu kapur yang direaksikan dengan larutan asam," katanya, seperti dikutip dari Antara, Minggu (2/11).
Mereka membuat mobil Exotric generasi pertama, namun hasilnya tidak maksimal karena campuran larutan batu kapur dan asam tersebut tidak mampu menghasilkan energi yang maksimal.
Namun demikian, purwarupa mobil yang diberi nama Exotric itu sempat diikutkan kompetisi internasional 3rd Chem-E-Car Indonesia Competition 2014 di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), April lalu. Saat itu mereka juga berada di posisi kedua.
Menurut dia, semua tim dalam kompetisi ini ditantang untuk membuat mobil berjalan sejauh 19 meter dengan diberi beban tambahan 10 persen dari berat mobil.
"Jadi kami harus membuat komposisi bahan bakar yang tepat agar mobil dapat berjalan sejauh 19 meter dan hasilnya, pada 1st mobil tersebut mencapai jarak 17,26 meter, bahkan saat race kedua mobil ini juga mencapai 17,68 meter, sehingga tidak terlalu sempurna," ujarnya.
Berangkat dari kegagalan inilah, akhirnya mereka berupaya mengembangkan lagi mobil Exotric ini. Mobil ini diperbaiki dengan mengubah sistem transfer energi, sistem pemberhentian, reaksi kimia dan rangka yang lebih kuat dan ringan.
Mobil hasil perbaikan ini selanjutnya diberi nama Exotric generasi ke dua atau Exotric II. Sementara bentuk mobilnya, mirip dengan mobil-mobilan dengan remote control.
Dobita mengemukakan prinsip kerja mobil tersebut memanfaatkan reaksi antara batu kapur dengan Hcl. Reaksi ini akan menghasilkan reaksi eksotermis, kemudian panas reaksi diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan susunan bahan semikonduktor tipe-p dan tipe-n yang disusun sedemikian rupa dan energi listrik inilah yang digunakan untuk menggerakkan motor DC dan akan ditransmisikan ke roda mobil.
Dalam kompetisi internasional di Australia ini, posisi UB di bawah Universitas Teknologi Petronas Malaysia dan diatas Universitas Gajah Mada (UGM) Indonesia. Perwakilan dari Indonesia yang ikut kompetisi ini dari tiga perguruan tinggi, yaitu UGM 2 mobil, ITS 1 mobil dan UB 1 mobil.
"Tujuan dari kompetisi dan keberadaan mobil purwarupa ini untuk memberi alternatif lain bahan bakar dalam mengembangkan kendaraan yang diproduksi secara massal, apalagi bahan baku batu kapur di wilayah Malang ini cukup melimpah, terutama di Malang selatan," tegasnya.
Ketua tim Universitas Brawijaya (UB), Dobita A Feleciana, Minggu mengatakan mobil yang dipamerkan dan diperagakan dalam kompetisi purwarupa (prototype) mobil dengan bahan bakar terbarukan yang diikuti sejumlah perguruan tinggi di Asia dan Australia ini menduduki peringkat kedua.
Kelima mahasiswa Fakultas Teknik dan mewakili UB di ajang tersebut adalah Dobita A Feliciana, Rizka Dwi Octaria, Dwi C Pujayanti, Afida Khofsoh, dan Sidiq Darmawan. "Mobil ini digerakkan dengan menggunakan batu kapur yang direaksikan dengan larutan asam," katanya, seperti dikutip dari Antara, Minggu (2/11).
Mereka membuat mobil Exotric generasi pertama, namun hasilnya tidak maksimal karena campuran larutan batu kapur dan asam tersebut tidak mampu menghasilkan energi yang maksimal.
Namun demikian, purwarupa mobil yang diberi nama Exotric itu sempat diikutkan kompetisi internasional 3rd Chem-E-Car Indonesia Competition 2014 di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), April lalu. Saat itu mereka juga berada di posisi kedua.
Menurut dia, semua tim dalam kompetisi ini ditantang untuk membuat mobil berjalan sejauh 19 meter dengan diberi beban tambahan 10 persen dari berat mobil.
"Jadi kami harus membuat komposisi bahan bakar yang tepat agar mobil dapat berjalan sejauh 19 meter dan hasilnya, pada 1st mobil tersebut mencapai jarak 17,26 meter, bahkan saat race kedua mobil ini juga mencapai 17,68 meter, sehingga tidak terlalu sempurna," ujarnya.
Berangkat dari kegagalan inilah, akhirnya mereka berupaya mengembangkan lagi mobil Exotric ini. Mobil ini diperbaiki dengan mengubah sistem transfer energi, sistem pemberhentian, reaksi kimia dan rangka yang lebih kuat dan ringan.
Mobil hasil perbaikan ini selanjutnya diberi nama Exotric generasi ke dua atau Exotric II. Sementara bentuk mobilnya, mirip dengan mobil-mobilan dengan remote control.
Dobita mengemukakan prinsip kerja mobil tersebut memanfaatkan reaksi antara batu kapur dengan Hcl. Reaksi ini akan menghasilkan reaksi eksotermis, kemudian panas reaksi diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan susunan bahan semikonduktor tipe-p dan tipe-n yang disusun sedemikian rupa dan energi listrik inilah yang digunakan untuk menggerakkan motor DC dan akan ditransmisikan ke roda mobil.
Dalam kompetisi internasional di Australia ini, posisi UB di bawah Universitas Teknologi Petronas Malaysia dan diatas Universitas Gajah Mada (UGM) Indonesia. Perwakilan dari Indonesia yang ikut kompetisi ini dari tiga perguruan tinggi, yaitu UGM 2 mobil, ITS 1 mobil dan UB 1 mobil.
"Tujuan dari kompetisi dan keberadaan mobil purwarupa ini untuk memberi alternatif lain bahan bakar dalam mengembangkan kendaraan yang diproduksi secara massal, apalagi bahan baku batu kapur di wilayah Malang ini cukup melimpah, terutama di Malang selatan," tegasnya.
Quote:
2. Kursi mengambang karya mahasiswa UPH

Mahasiswa jurusan Interior Design UPH meraih prestasi bergengsi dalam kompetisi internasional. Kevin Elika, mahasiswa Design Interior UPH angkatan 2010 menjadi Runner-Up dalam kompetisi A Design Award 2012 yang diselenggarakan di Italia. Dua karya yang dikirimkan Kevin dinilai berdasarkan berbagai aspek, seperti kegunaan, ergonomi, inovasi, dan teknologi.
A' Design Award and Competitions adalah kompetisi internasional bergengsi tahunan berbasis di Italia, yang menyoroti karya-karya design terbaik dari seluruh dunia. Karya Kevin yang berhasil meraih penghargaan runner-up adalah floating chair dan penetrating lounge chair.
Menurut Kevin, struktur dari floating chair sangat unik. Tempat duduk pada bangku tersebut seperti mengambang di udara. Sedangkan untuk penetrating lounge chair, Kevin mengaku terinspirasi dari huruf X. Perpotongan pada bangku tersebut menciptakan system struktur baru, di mana ide penetrasi pada kayu yang dia gunakan dapat menciptakan sebuah bentuk struktur baru.
Kedua karya Kevin ini juga dimuat dalam Annual Award Winning Designs' Yearbook 2011-2012, sebuah buku tahunan berisi kumpulan karya design dari para pemenang. Buku tahunan ini dijual dengan harga sekitar 39,95 euro.
Sebelumnya Kevin juga pernah berprestasi dalam International Furniture Design Competition 2011 di Indonesia yang diselenggarakan oleh American Hardwood Export Council (AHEC). Dia yang masih duduk di bangku kuliah, mendaftarkan karyanya ke dalam kategori professional dan ternyata berhasil masuk ke 15 besar.
Tiga orang mahasiswi jurusan Interior Design UPH, yaitu Valentine Kurniawan, Janetta Indrayani, dan Fransiska Tiffany juga tak ketinggalan berhasil meraih juara 1, 2, dan 3 dalam kompetisi Decoding Design in Traditional Culture Heritage yang diadakan majalah Living Etc dan Domus Design School Italy. Uniknya, kompetisi ini diadakan dalam sebuah Workshop One day Design School yang diikuti 200 mahasiswa jurusan Interior Design dari 6 perguruan tinggi, yaitu Untar, Binus University, Lasalle College, Raffles Design School, dan Universitas Trisakti. Setelah workshop, para peserta diminta untuk membawa akar budaya yang mereka kuasai untuk mereka angkat dan kemudian diterjemahkan ke dalam design.
"Di kelas mereka dibekali mengenai konsep dengan luar biasa keras, di mana design tidak boleh maju sebelum konsepnya bagus," kata Ketua Jurusan design interior UPH Martin Katopo dalam rilis yang diterima, Rabu (18/7).
Quote:
3. 3 Anak desa juara kompetisi robot & terbang ke Singapura

Lahir dari keluarga sederhana dan dari desa terpencil bukan sebuah 'kutukan' yang harus disesali. Tapi memacu semangat untuk menjadi lebih baik. Dan ini dibuktikan tiga anak Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Gresik, Jawa Timur yang lahir dari keluarga berpenghasilan rata-rata Rp 60 ribu perhari.
Ahmad Khoirul Hadi (15), anak pedagang ikan, Nabil Al Annisi (14), anak sopir freeline, dan Mohammad Harris Riqin (13), anak seorang nelayan dari desa pesisir Pantai Utara perbatasan Gresik-Lamongan, telah membuktikan kemampuan sebagai anak desa.
Mereka bertiga, November lalu, secara beruntun menjuarai kompetisi robot tingkat nasional di Jember dan Bandung. Untuk kemudian, akan terbang ke Tay Eng Soon Convention Centre, ITE Headquarters, Singapura pada 28 Januari 2015. Prestasi moncer dari tiga anak desa ini juga memberi kejutan bagi warga desanya, termasuk keluarga mereka sendiri.
"Ya ada yang enggak percaya mereka akan berangkat ke Singapura ikut lomba robot. Malah keluarganya sendiri juga enggak percaya anaknya mau ke Singapura," terang AM Muhklis Indrawan, guru ekstrakulikuler MTs Tarbiyatul Wathon, pada merdeka.com, Kamis (11/12) lalu.
Untuk menciptakan robot yang mampu berjalan di atas track dan memindah barang dari tempat asalnya ke tempat lain, tentu dibutuhkan modal besar. Memilih barang-barang elektronik berkualitas dan canggih juga memakan biaya cukup mahal.
Namun, Muhklis, guru ekstrakulikuler di Madrasah Tsanawiyah (MTs/sederajat SMP) Tarbiyatul Wathon, Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Gresik, Jawa Timur, cukup dengan sekitar Rp 1,5 juta untuk membuat robot berkualitas terbaik.
Rinciannya, PCB seharga Rp 200 ribu, dua unit dinamo masing-masing Rp 200 ribu (total Rp 400 ribu), baterai litium Rp 200 ribu, LCD Rp 250 ribu, serta ratusan rupiah untuk harga komponen seperti beberapa resistor (R), beberapa IC, beberapa dioda led dan lain sebagainya.
"Total semuanya sekitar Rp 1,5 juta, sebagian kita beli di Surabaya, karena di sini tidak ada yang menjual," terang guru ekstrakulikuler MTs Tarbiyatul Wathon, yang akrab disapa Wawan itu kepada, Kamis (11/12) lalu.

Lahir dari keluarga sederhana dan dari desa terpencil bukan sebuah 'kutukan' yang harus disesali. Tapi memacu semangat untuk menjadi lebih baik. Dan ini dibuktikan tiga anak Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Gresik, Jawa Timur yang lahir dari keluarga berpenghasilan rata-rata Rp 60 ribu perhari.
Ahmad Khoirul Hadi (15), anak pedagang ikan, Nabil Al Annisi (14), anak sopir freeline, dan Mohammad Harris Riqin (13), anak seorang nelayan dari desa pesisir Pantai Utara perbatasan Gresik-Lamongan, telah membuktikan kemampuan sebagai anak desa.
Mereka bertiga, November lalu, secara beruntun menjuarai kompetisi robot tingkat nasional di Jember dan Bandung. Untuk kemudian, akan terbang ke Tay Eng Soon Convention Centre, ITE Headquarters, Singapura pada 28 Januari 2015. Prestasi moncer dari tiga anak desa ini juga memberi kejutan bagi warga desanya, termasuk keluarga mereka sendiri.
"Ya ada yang enggak percaya mereka akan berangkat ke Singapura ikut lomba robot. Malah keluarganya sendiri juga enggak percaya anaknya mau ke Singapura," terang AM Muhklis Indrawan, guru ekstrakulikuler MTs Tarbiyatul Wathon, pada merdeka.com, Kamis (11/12) lalu.
Untuk menciptakan robot yang mampu berjalan di atas track dan memindah barang dari tempat asalnya ke tempat lain, tentu dibutuhkan modal besar. Memilih barang-barang elektronik berkualitas dan canggih juga memakan biaya cukup mahal.
Namun, Muhklis, guru ekstrakulikuler di Madrasah Tsanawiyah (MTs/sederajat SMP) Tarbiyatul Wathon, Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Gresik, Jawa Timur, cukup dengan sekitar Rp 1,5 juta untuk membuat robot berkualitas terbaik.
Rinciannya, PCB seharga Rp 200 ribu, dua unit dinamo masing-masing Rp 200 ribu (total Rp 400 ribu), baterai litium Rp 200 ribu, LCD Rp 250 ribu, serta ratusan rupiah untuk harga komponen seperti beberapa resistor (R), beberapa IC, beberapa dioda led dan lain sebagainya.
"Total semuanya sekitar Rp 1,5 juta, sebagian kita beli di Surabaya, karena di sini tidak ada yang menjual," terang guru ekstrakulikuler MTs Tarbiyatul Wathon, yang akrab disapa Wawan itu kepada, Kamis (11/12) lalu.
Quote:
4. 2 Tim mahasiswa Indonesia lolos kompetisi Airbus

Catatan prestasi diraih dua tim mahasiswa asal Indonesia. Tim yang masing-masing bernama Rajawali dari UGM dan Fly Green dari Universitas Sebelas Maret ini mampu lolos ke dalam 100 besar kompetisi 'Fly Your Ideas' yang digelar produsen pesawat terbang Airbus.
Tak hanya itu, mereka juga menyisihkan 418 tim mahasiswa lainnya dari seluruh dunia. Keberhasilan itu juga membuat keduanya memiliki peluang besar untuk merebut hadiah sebesar Rp 450 juta.
Tidak mudah untuk bisa lolos dan masuk dalam 100 besar. Sebab, setiap proposal yang masuk harus melalui penilaian dan evaluasi khusus oleh lebih dari 50 pakar Airbus.
"Kami bangga dapat mewakili Indonesia di antara 100 tim terbaik yang terpilih berkat ide-ide inovatifnya. Keberhasilan kami memasuki babak ini telah mengantarkan kami untuk bisa berada di bawah bimbingan pakar Airbus untuk mengembangkan ide-ide kami lebih jauh," kata ketua Tim Rajawali sekaligus mahasiswa teknik mesin UGM, Hibran Maksum dalam keterangan pers Airbus yang diterima merdeka.com, Senin (23/2).
Hibrah mengungkapkan, dia dan timnya mengusung pengembangan sumber listrik alternatif bagi bandara. Apalagi, saat ini bandara melayani ribuan orang dan beroperasi selama 24 jam sehingga membuat biaya operasional semakin menanjak.
"Namun, dengan sistem yang disebut 'piezzoelectrics', kita dapat memanfaatkan para pengguna bandara ini sebagai sumber listrik alternatif dengan cara mengumpulkan arus listrik yang sebenarnya dihantarkan oleh manusia setiap kali kita melangkah," papar dia.
Dengan memanfaatkan sumber daya yang telah tersedia tersebut, kata Hibran, biaya penyediaan jasa transportasi udara dapat dikurangi lebih jauh lagi. Hal ini akan menjadi nilai lebih bagi industri penerbangan dengan tingkat pertumbuhan tinggi, seperti di Indonesia.
Dengan keberhasilan itu, kedua tim asal Indonesia berhak mendapat pendampingan dari seorang mentor dan pakar Airbus yang akan mengembangkan ide dan inovasi mereka. Hanya lima tim terbaik yang akan masuk ke babak final dan mempresentasikannya dalam sebuah acara di fasilitas Airbus pada bulan Mei 2015 mendatang.

Catatan prestasi diraih dua tim mahasiswa asal Indonesia. Tim yang masing-masing bernama Rajawali dari UGM dan Fly Green dari Universitas Sebelas Maret ini mampu lolos ke dalam 100 besar kompetisi 'Fly Your Ideas' yang digelar produsen pesawat terbang Airbus.
Tak hanya itu, mereka juga menyisihkan 418 tim mahasiswa lainnya dari seluruh dunia. Keberhasilan itu juga membuat keduanya memiliki peluang besar untuk merebut hadiah sebesar Rp 450 juta.
Tidak mudah untuk bisa lolos dan masuk dalam 100 besar. Sebab, setiap proposal yang masuk harus melalui penilaian dan evaluasi khusus oleh lebih dari 50 pakar Airbus.
"Kami bangga dapat mewakili Indonesia di antara 100 tim terbaik yang terpilih berkat ide-ide inovatifnya. Keberhasilan kami memasuki babak ini telah mengantarkan kami untuk bisa berada di bawah bimbingan pakar Airbus untuk mengembangkan ide-ide kami lebih jauh," kata ketua Tim Rajawali sekaligus mahasiswa teknik mesin UGM, Hibran Maksum dalam keterangan pers Airbus yang diterima merdeka.com, Senin (23/2).
Hibrah mengungkapkan, dia dan timnya mengusung pengembangan sumber listrik alternatif bagi bandara. Apalagi, saat ini bandara melayani ribuan orang dan beroperasi selama 24 jam sehingga membuat biaya operasional semakin menanjak.
"Namun, dengan sistem yang disebut 'piezzoelectrics', kita dapat memanfaatkan para pengguna bandara ini sebagai sumber listrik alternatif dengan cara mengumpulkan arus listrik yang sebenarnya dihantarkan oleh manusia setiap kali kita melangkah," papar dia.
Dengan memanfaatkan sumber daya yang telah tersedia tersebut, kata Hibran, biaya penyediaan jasa transportasi udara dapat dikurangi lebih jauh lagi. Hal ini akan menjadi nilai lebih bagi industri penerbangan dengan tingkat pertumbuhan tinggi, seperti di Indonesia.
Dengan keberhasilan itu, kedua tim asal Indonesia berhak mendapat pendampingan dari seorang mentor dan pakar Airbus yang akan mengembangkan ide dan inovasi mereka. Hanya lima tim terbaik yang akan masuk ke babak final dan mempresentasikannya dalam sebuah acara di fasilitas Airbus pada bulan Mei 2015 mendatang.
Koment Kaskuser :
Quote:
Original Posted By mckenzie76►Semoga pemerintah Indonesia mau mengembangkan karya2 mereka untuk digunakan untuk negara ini

Quote:
Original Posted By jailbreakmalang►keren mudahn mudahan banyak anak muda indonesia yang lebih pintar lagi,,

Quote:
Original Posted By serbetmen►Wah keren kursinya bisa mengambang,semoga nanti karya-karyanya dapat digunakan di indonesia



Quote:
Original Posted By forki►ini tmen ane satu angkatan gan hehe namanya Hibran sma Faiz






























Diubah oleh unitedd 26-02-2015 11:09
0
4.2K
Kutip
39
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan