- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Beras Lagi....Beras Lagi...Ah Sudah Biasa] Harga Beras di DKI Naik 30%


TS
Michhy
[Beras Lagi....Beras Lagi...Ah Sudah Biasa] Harga Beras di DKI Naik 30%
Terima kasih sudah berkunjung ke Trit ane, Warga Kaskus

Bagi yang masih kelas bawah, harap banyak berdoa agar badai ini cepat berlalu

Harga Beras di DKI Naik 30%, Pedagang Sebut Harganya Sudah 'Lompat'
Quote:
![[Beras Lagi....Beras Lagi...Ah Sudah Biasa] Harga Beras di DKI Naik 30%](https://dl.kaskus.id/images.detik.com/content/2015/02/20/4/cipinang.jpg)
Jakarta -Rata-rata harga beras di DKI Jakarta khususnya di Pasar Induk Cipinang mengalami kenaikan signifikan dalam 10 hari terakhir. Pedagang beras menyebutkan kenaikan harga beras di Jakarta saat ini sudah di luar kebiasaan.
"Bukan naik lagi tapi lompat harganya," ungkap Hilyas pemilik Toko Beras Hilyas di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, kepada detikFinance Jumat (20/02/2015).
Hilyas mengungkapkan harga seluruh jenis beras naik di Pasar Cipinang. Seperti beras jenis IR 4 yang paling murah saat ini dijual dengan harga Rp 10.000/kg, padahal normalnya Rp 8.500/kg. Kemudian disusul IR 3 dengan kualitas medium, naik dari Rp 9.000/kg menjadi Rp 10.600/kg.
Selain itu beras jenis IR 2 juga naik dari Rp 9.500/kg menjadi Rp 11.000/kg dan beras jenis IR I naik dari Rp 10.000/kg menjadi Rp 12.000/kg. "Kenaikan terjadi setiap hari secara bertahap," imbuhnya.
Menurut Hilyas kenaikan beras terjadi disebabkan karena beberapa daerah sentra produksi beras yang biasa memasok ke Jakarta, belum mengalami panen raya. Hal itu diperparah lagi dengan kondisi jalan yang rusak sehingga proses distribusi beras terganggu.
"Karena gabahnya nggak ada. Stok kurang. Semua beras ini ada dari Sumedang, Karawang, Solo, Demak. Memang belum panen baru sebagian yang panen," katanya.
Kemarin, dari pantauan detikFinance di Pasar Induk Cipinang sebelumnya, terlihat ada kenaikan beras yang terjadi secara bertahap mulai 9 Februari 2015. Hingga tanggal 19 Februari 2015, harga beras jenis IR 2 dijual Rp 11.000/kg dari yang biasa dipasarkan dengan harga Rp 8.500/kg atau naik 29%.
Hal yang sama juga terjadi pada beras IR 1 yang biasa Rp 9.500/kg naik menjadi Rp 12.000/kg atau naik 26%. Kenaikan harga juga terjadi pada jenis beras premium. Biasa harga beras premium dibanderol Rp 10.000/kg kini naik menjadi Rp 13.000/kg atau naik 30%.
(wij/hen)
Source : Banyak Doa
Tak Hanya di DKI, Harga Beras di Lumbung Padi Karawang Pun Meroket
Quote:
Jakarta -Kenaikan harga beras ternyata juga tidak hanya terjadi di DKI Jakarta. Hal ini pun terjadi sampai ke Jawa Barat, termasuk Karawang yang notabene merupakan daerah lumbung padi.
"Di Karawang, Bekasi, hingga Jatibarang (Cirebon/Jawa Barat) juga harganya tinggi," ungkap Hilyas, pemilik Toko Beras Hilyas kepada detikFinance di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (19/02/2015).
Sayangnya, ia tidak memberikan gambaran jelas berapa tingkat kenaikan harga gabah di tingkat petani. Dia hanya menyebutkan bahwa harga beras di Karawang, Bekasi, hingga Jatibarang hampir sama dengan Jakarta.
"Tidak hanya di Jakarta, harga beras di Jatibarang untuk kualitas premium sudah ada yang sampai Rp 15.000/kg dari harga normal Rp 10.000/kg," paparnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Pengembangan PT Food Station selaku pengelola Pasar Induk Cipinang Heri Muchtarsid mengungkapkan dasar kuat harga beras di Jakarta bergerak liar. Menurutnya, kenaikan harga beras pada Februari biasa terjadi setiap tahun. Namun untuk tahun ini, kenaikan dianggapnya cukup tinggi karena tidak ada peran Bulog.
"Hal ini sama seperti Februari tahun lalu. Yang beda tahun lalu digelontorkan beras OP (Operasi Pasar) oleh Bulog, sekarang tidak. Tahun lalu OP beras murah melalui Pasar Induk sehingga beras bisa diolah dan didistribusikan kepada masyarakat. Jadi harga terjangkau," jelasnya.
(wij/hds)
Source : Yang Sabar
"Di Karawang, Bekasi, hingga Jatibarang (Cirebon/Jawa Barat) juga harganya tinggi," ungkap Hilyas, pemilik Toko Beras Hilyas kepada detikFinance di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (19/02/2015).
Sayangnya, ia tidak memberikan gambaran jelas berapa tingkat kenaikan harga gabah di tingkat petani. Dia hanya menyebutkan bahwa harga beras di Karawang, Bekasi, hingga Jatibarang hampir sama dengan Jakarta.
"Tidak hanya di Jakarta, harga beras di Jatibarang untuk kualitas premium sudah ada yang sampai Rp 15.000/kg dari harga normal Rp 10.000/kg," paparnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Pengembangan PT Food Station selaku pengelola Pasar Induk Cipinang Heri Muchtarsid mengungkapkan dasar kuat harga beras di Jakarta bergerak liar. Menurutnya, kenaikan harga beras pada Februari biasa terjadi setiap tahun. Namun untuk tahun ini, kenaikan dianggapnya cukup tinggi karena tidak ada peran Bulog.
"Hal ini sama seperti Februari tahun lalu. Yang beda tahun lalu digelontorkan beras OP (Operasi Pasar) oleh Bulog, sekarang tidak. Tahun lalu OP beras murah melalui Pasar Induk sehingga beras bisa diolah dan didistribusikan kepada masyarakat. Jadi harga terjangkau," jelasnya.
(wij/hds)
Source : Yang Sabar
Selain Masalah Produksi, Ini Penyebab Harga Beras di Jakarta Melonjak
Quote:
Jakarta -Melonjaknya harga beras di Jakarta selama sepekan terakhir dipicu oleh masalah produksi di sentra-sentra padi. Selain itu, ada faktor suplai dari sistem operasi pasar yang dilakukan Perum Bulog.
"Biasanya beras Bulog turun langsung dan Bulog melakukan peninjauan," kata Hilyas seorang pedagang kepada detikFinance di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (20/02/2015).
Hilyas menjelaskan Bulog selalu rutin mengucurkan beras operasi pasar setiap 2 hari kepada pedagang beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, bila ada gangguan pasokan. Tujuannya untuk mengintervensi harga beras di tingkat pedagang khususnya di Cipinang.
"Kalau dulu 2 hari sekali kami diberikan jatah 5 ton per pedagang dengan harga tebus Rp 7.100/kg. Kalau sekarang kami hitung 5 ton per pedagang per bulan," imbuhnya.
Ia mengatakan hal ini menjadi salah satu faktor harga beras di Pasar Cipinang bergerak liar hingga mencapai 26%-30%. Ia meminta Bulog segera mengintervensi harga beras di Pasar Cipinang.
"Sekarang sekali sebulan dan setop lagi. Otomatis harga naik. Seharusnya beras Bulog segera kucurkan. Tinjaulah kemari dan lihat suasana," jelasnya.
Harga seluruh jenis beras di DKI Jakarta khususnya di Pasar Induk Cipinang, untuk beras jenis IR 4 yang paling murah dijual Rp 10.000/kg, padahal normalnya Rp 8.500/kg. Kemudian disusul IR 3 dengan kualitas medium dari Rp 9.000/kg menjadi Rp 10.600/kg.
Selain itu beras jenis IR 2 juga naik dari Rp 9.500/kg menjadi Rp 11.000/kg, dan beras jenis IR I naik dari Rp 10.000/kg menjadi Rp 12.000/kg.
Source :
"Biasanya beras Bulog turun langsung dan Bulog melakukan peninjauan," kata Hilyas seorang pedagang kepada detikFinance di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (20/02/2015).
Hilyas menjelaskan Bulog selalu rutin mengucurkan beras operasi pasar setiap 2 hari kepada pedagang beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, bila ada gangguan pasokan. Tujuannya untuk mengintervensi harga beras di tingkat pedagang khususnya di Cipinang.
"Kalau dulu 2 hari sekali kami diberikan jatah 5 ton per pedagang dengan harga tebus Rp 7.100/kg. Kalau sekarang kami hitung 5 ton per pedagang per bulan," imbuhnya.
Ia mengatakan hal ini menjadi salah satu faktor harga beras di Pasar Cipinang bergerak liar hingga mencapai 26%-30%. Ia meminta Bulog segera mengintervensi harga beras di Pasar Cipinang.
"Sekarang sekali sebulan dan setop lagi. Otomatis harga naik. Seharusnya beras Bulog segera kucurkan. Tinjaulah kemari dan lihat suasana," jelasnya.
Harga seluruh jenis beras di DKI Jakarta khususnya di Pasar Induk Cipinang, untuk beras jenis IR 4 yang paling murah dijual Rp 10.000/kg, padahal normalnya Rp 8.500/kg. Kemudian disusul IR 3 dengan kualitas medium dari Rp 9.000/kg menjadi Rp 10.600/kg.
Selain itu beras jenis IR 2 juga naik dari Rp 9.500/kg menjadi Rp 11.000/kg, dan beras jenis IR I naik dari Rp 10.000/kg menjadi Rp 12.000/kg.
Source :
Tanggapan Kementan :
Harga Beras Melonjak,
Kementan: Ada Anomali Cuaca
Kementan: Ada Anomali Cuaca
Quote:
Jakarta -Pihak Kementerian Pertanian (Kementan) mengakui faktor anomali cuaca menjadi penyebab pasokan beras terganggu, sehingga memicu naiknya harga beras khususnya di Jakarta dan daerah lainnya.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementerian Pertanian (Kementan) Yusni Emilia menjelaskan bahwa ada fenomena alam berupa perubahan iklim yang tidak diprediksi sebelumnya.
Kondisi anomali cuaca tahun ini lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu terjadi pergeseran musim hujan. Kondisi ini membuat masa musim panen padi tak merata, sehingga mengganggu pasokan.
"Saya bilang ini ada anomali cuaca karena ada perubahan iklim. Ada pergeseran musim yang seharusnya belum hujan, tapi sudah hujan. Kita harus waspada, ekstrem cuaca ini tidak bisa dianggap enteng dampaknya," kata Emilia di Kementan, Jakarta, Jumat (20/2/2015).
Selain itu, faktor bencana alam seperti banjir juga menyebabkan terganggunya produksi dan kualitas panen padi di beberap sentra produksi.
Ia mencontohkan akibat anomali cuaca, proses pengeringan bulir padi setelah dipanen juga terganggu. Dampaknya, gabah hasil panen tak bisa digiling menjadi beras.
"Kalau basah kan nggak bisa digiling. Kalau penggilingannya terganggu otomatis berasnya juga terganggu di stoknya," jelas Humas dan Sekretaris Pasar Tani Kantor Pusat Kementerian Pertanian Tiwi Hartati kepada detikFinance secara terpisah.
Sebelumnya Billy Haryanto, seorang pedagang beras Pasar Induk Cipinang mengungkapkan kenaikan harga beras pada Februari 2015 adalah yang tertinggi. Ia bahkan menyebabkan, bahkan sejak Presiden Pertama hingga Presiden Ke 7 ini, harga beras kali ini adalah yang tertinggi.
"Dari zaman Presiden Soekarno sampai Pak Jokowi, paling mahal beras sekarang. Saat ini beras paling murah (IR 2) Rp 11.000/kg, kualitas IR I Rp 12.000/kg," kata Billy kemarin.
Crooot : Tanggapan Kementan
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementerian Pertanian (Kementan) Yusni Emilia menjelaskan bahwa ada fenomena alam berupa perubahan iklim yang tidak diprediksi sebelumnya.
Kondisi anomali cuaca tahun ini lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu terjadi pergeseran musim hujan. Kondisi ini membuat masa musim panen padi tak merata, sehingga mengganggu pasokan.
"Saya bilang ini ada anomali cuaca karena ada perubahan iklim. Ada pergeseran musim yang seharusnya belum hujan, tapi sudah hujan. Kita harus waspada, ekstrem cuaca ini tidak bisa dianggap enteng dampaknya," kata Emilia di Kementan, Jakarta, Jumat (20/2/2015).
Selain itu, faktor bencana alam seperti banjir juga menyebabkan terganggunya produksi dan kualitas panen padi di beberap sentra produksi.
Ia mencontohkan akibat anomali cuaca, proses pengeringan bulir padi setelah dipanen juga terganggu. Dampaknya, gabah hasil panen tak bisa digiling menjadi beras.
"Kalau basah kan nggak bisa digiling. Kalau penggilingannya terganggu otomatis berasnya juga terganggu di stoknya," jelas Humas dan Sekretaris Pasar Tani Kantor Pusat Kementerian Pertanian Tiwi Hartati kepada detikFinance secara terpisah.
Sebelumnya Billy Haryanto, seorang pedagang beras Pasar Induk Cipinang mengungkapkan kenaikan harga beras pada Februari 2015 adalah yang tertinggi. Ia bahkan menyebabkan, bahkan sejak Presiden Pertama hingga Presiden Ke 7 ini, harga beras kali ini adalah yang tertinggi.
"Dari zaman Presiden Soekarno sampai Pak Jokowi, paling mahal beras sekarang. Saat ini beras paling murah (IR 2) Rp 11.000/kg, kualitas IR I Rp 12.000/kg," kata Billy kemarin.
Crooot : Tanggapan Kementan
Spoiler for Komen TS:
Badai pasti berlalu. Terima Kasih Pak Jokowi

Udahlah, Jok, lupain aje swasembada - swasembada'an dulu. Beras sebagai makanan pokok rakyat lebih penting. Impor beras sekarang, Jok !!!!
Impor memang legit & manis

Udahlah, Jok, lupain aje swasembada - swasembada'an dulu. Beras sebagai makanan pokok rakyat lebih penting. Impor beras sekarang, Jok !!!!
Impor memang legit & manis


TS Minta Damai
Spoiler for Damai, Gan:






Komen Warga Kaskus :
Spoiler for Komentator 1:
Quote:
Original Posted By jiwamysoul►ssttt rahasia ya ini karena JOKOWI EFFEK....jangan ngasih tahu siapa siapa
eth dah nemu berita 2014 katanya beras sudah nipis eh masih ga ditambah juga ya blangsak dah
AKARTA. Pemerintah harus segera menghitung ketersedian beras selama tiga bulan ke depan. Sebab diperkirakan, mulai bulan depan hingga Januari 2015 ketersedian atau stok pangan bakal menipis seiring dengan datangnya musim tanam, sementara musim panen raya telah lewat.
Kondisi ini akan membuat harga pangan bakal melompat hingga 20% pada Februari mendatang. Apalagi pasokan beras raskin sudah makin sulit dicari di pasar sejak November hingga Desember. Kondisi itu diperparah dengan masuknya musim tidak tanam sehingga stok, dan kenaikan harga BBM subsidi.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir memprediksi harga beras naik 20% dari harga pokok penjualan (HPP). Misalnya, jika saat ini harga beras medium Rp 6.600 per kg nantinya bisa mencapai Rp 7.300 per kg sampai Rp 7.900 per kg. Plus harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani naik menjadi Rp 4.200 per kg sampai Rp 4.400 per kg dari Rp 3.300 per kg.
“Pemerintah juga harus segera menghitung berapa kebutuhan beras sepanjang tiga bulan ke depan. Kalau sekarang ada stok 1,9 juta ton sampai 2 juta ton selama tujuh bulan ke depan apakah masih cukup? Jika tidak jalannya harus impor,” tandas Winarno pada Kamis (20/11).
Sebelumnya Kepala Bulog Sutarto Alimoeso memastikan, beras di pasar masih aman dan meminta masyarakat tetap tidak panik untuk membeli beras secara berlebihan. Sebab, stok beras di pasar sampai tujuh bulan mendatang juga masih aman.
Ia menyebut masih ada 1,9 juta ton hingga 2 juta ton cadangan beras yang belum dikeluarkan. Rinciannya, Bulog 1,6 juta ton dan pemerintah punya cadangan beras 310.000 ton. Sisanya, jenis beras premium 150.000 ton.
sumber
jadi bukan cuaca yang bikin mahal tapi pemerintah ga mau nyetok beras dari bulan sebelumnya......mungkin untuk program revolusi mental, biar mental kuat tahan lapar
eth dah nemu berita 2014 katanya beras sudah nipis eh masih ga ditambah juga ya blangsak dah
AKARTA. Pemerintah harus segera menghitung ketersedian beras selama tiga bulan ke depan. Sebab diperkirakan, mulai bulan depan hingga Januari 2015 ketersedian atau stok pangan bakal menipis seiring dengan datangnya musim tanam, sementara musim panen raya telah lewat.
Kondisi ini akan membuat harga pangan bakal melompat hingga 20% pada Februari mendatang. Apalagi pasokan beras raskin sudah makin sulit dicari di pasar sejak November hingga Desember. Kondisi itu diperparah dengan masuknya musim tidak tanam sehingga stok, dan kenaikan harga BBM subsidi.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir memprediksi harga beras naik 20% dari harga pokok penjualan (HPP). Misalnya, jika saat ini harga beras medium Rp 6.600 per kg nantinya bisa mencapai Rp 7.300 per kg sampai Rp 7.900 per kg. Plus harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani naik menjadi Rp 4.200 per kg sampai Rp 4.400 per kg dari Rp 3.300 per kg.
“Pemerintah juga harus segera menghitung berapa kebutuhan beras sepanjang tiga bulan ke depan. Kalau sekarang ada stok 1,9 juta ton sampai 2 juta ton selama tujuh bulan ke depan apakah masih cukup? Jika tidak jalannya harus impor,” tandas Winarno pada Kamis (20/11).
Sebelumnya Kepala Bulog Sutarto Alimoeso memastikan, beras di pasar masih aman dan meminta masyarakat tetap tidak panik untuk membeli beras secara berlebihan. Sebab, stok beras di pasar sampai tujuh bulan mendatang juga masih aman.
Ia menyebut masih ada 1,9 juta ton hingga 2 juta ton cadangan beras yang belum dikeluarkan. Rinciannya, Bulog 1,6 juta ton dan pemerintah punya cadangan beras 310.000 ton. Sisanya, jenis beras premium 150.000 ton.
sumber
jadi bukan cuaca yang bikin mahal tapi pemerintah ga mau nyetok beras dari bulan sebelumnya......mungkin untuk program revolusi mental, biar mental kuat tahan lapar
Spoiler for Komentator 2:
Quote:
Original Posted By febrian88►emang lagi masanya habis stock panen gan,, di tambah anomali cuaca.. yg biasa di jemur gratis tanpa gas.. skrg pake oven gan.. ya jelas harga ikut naik..
keluarga ane usahanya di beras gan jd tau banget keadaannya,, emang lg susah cari gabahny.. jgn dikaitin ke yg aneh2.. gara2 presiden lah dll..
keluarga ane usahanya di beras gan jd tau banget keadaannya,, emang lg susah cari gabahny.. jgn dikaitin ke yg aneh2.. gara2 presiden lah dll..

Spoiler for Komentator 3:
Quote:
Original Posted By masterchief►Klo mnrt ane sih mslh kenaikan harga beras di medio triwulan I harusnya tidak setinggi ini yg mencapai 30%.. (Ini rekor tertinggi ~ wajib msk MURI).
Yg bikin ane bingung knapa tidak ada instruksi atau permintaan Operasi Pasar dr Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.. Padahal setiap Pemkot/Pemkab memiliki jatah CBP (Cadangan Beras Pemerintah) sbyk +/- 100 Ton dan CBP Pemprov +/- 200 Ton (cmiiw bout kuantitas nya) yg dititipkan di BULOG. Sesuai dgn mekanisme yg ada Pemkot & Pemprov berhak mengajukan dikeluarkannya CBP utk kepentingan OP atau Bencal.
Dan apakah Program Raskin alokasi Januari & Februari 2015 blom disalurkan ? Pdhl apabila raskin disalurkan, sedikit banyak mampu meredam kenaikan harga beras.
Dengan stok 1,9 jt ton beras yg dikuasai Bulog seperti yg disampaikan oleh Dirut Bulog harusnya kenaikan harga hingga 30% ini tidak perlu terjadi apabila Bulog menjalankan Fungsinya sebagai Stabilisator Harga Pangan Pokok... Yg jadi pertanyaan apakah Bulog ga pede ngeluarin cadangan beras nya ke Pasar krn kualitas nya jelek ? (Jangankan dijual ke pasar dgn hrg tebus Rp. 6600 ~ Rp. 7300, wong dijual ke Raskin seharga Rp. 1600 aja byk yg komplen.. Hihihi)
Prihal anomali cuaca mnrt ane cuaca pd musim tanam Gadu 2014 (musim tanam ke II) tidak terlalu ektrim, malah lbh parah tahun 2011 'gan.. Terbukti byk nya lahan gagal panen pd tahun itu.
Kesimpulan ane sih.. Mungkin pd semester II 2014, pemerintah lg sibuk"nya bertransisi dilanjut dgn euforia kemenangan politik dan isu kenaikan harga BBM sehingga lupa klo 99% penduduk masih menjadikan Beras sbg Pangan Pokok..
Yg bikin ane bingung knapa tidak ada instruksi atau permintaan Operasi Pasar dr Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.. Padahal setiap Pemkot/Pemkab memiliki jatah CBP (Cadangan Beras Pemerintah) sbyk +/- 100 Ton dan CBP Pemprov +/- 200 Ton (cmiiw bout kuantitas nya) yg dititipkan di BULOG. Sesuai dgn mekanisme yg ada Pemkot & Pemprov berhak mengajukan dikeluarkannya CBP utk kepentingan OP atau Bencal.
Dan apakah Program Raskin alokasi Januari & Februari 2015 blom disalurkan ? Pdhl apabila raskin disalurkan, sedikit banyak mampu meredam kenaikan harga beras.
Dengan stok 1,9 jt ton beras yg dikuasai Bulog seperti yg disampaikan oleh Dirut Bulog harusnya kenaikan harga hingga 30% ini tidak perlu terjadi apabila Bulog menjalankan Fungsinya sebagai Stabilisator Harga Pangan Pokok... Yg jadi pertanyaan apakah Bulog ga pede ngeluarin cadangan beras nya ke Pasar krn kualitas nya jelek ? (Jangankan dijual ke pasar dgn hrg tebus Rp. 6600 ~ Rp. 7300, wong dijual ke Raskin seharga Rp. 1600 aja byk yg komplen.. Hihihi)
Prihal anomali cuaca mnrt ane cuaca pd musim tanam Gadu 2014 (musim tanam ke II) tidak terlalu ektrim, malah lbh parah tahun 2011 'gan.. Terbukti byk nya lahan gagal panen pd tahun itu.
Kesimpulan ane sih.. Mungkin pd semester II 2014, pemerintah lg sibuk"nya bertransisi dilanjut dgn euforia kemenangan politik dan isu kenaikan harga BBM sehingga lupa klo 99% penduduk masih menjadikan Beras sbg Pangan Pokok..

Diubah oleh Michhy 27-02-2015 22:55
0
3.1K
Kutip
37
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan