- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
{Bulu Jagung Hot} Pelajar Pontianak Jual 32 Temannya ke Lelaki Hidung Belang


TS
pukihunter
{Bulu Jagung Hot} Pelajar Pontianak Jual 32 Temannya ke Lelaki Hidung Belang
Spoiler for :
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Korban praktik prostitusi anak di bawah umur di Kota Pontianak bertambah. Saat ini, diketahui telah ada 32 anak yang menjadi korban. (Baca Juga: Terlibat Prostitusi, Siswi SMP Dibayar Rp 1 Juta)
Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN), Devi Tiomana, Rabu (11/2/2015) mengatakan, semula M (14) mengaku hanya menjual dua orang temanya yaitu L dan Ly.
Belakangan kepada Devi, M yang berstatus siswi SMP di Pontianak mengaku telah menjual 32 orang temannya kepada pria hidung belang sejak 2013 silam.
Beberapa korban ini ada yang juga merupakan korban dari jaringan Ls yang lebih dulu tertangkap. Selain itu juga ada fakta lain, menurut pengakuannya M juga merupakan pengguna sabu- sabu. (Baca Juga: Banyak yang Tak Percaya Prostitusi Pelajar Terjadi di Pontianak)
Wakil KPAID Kalbar, Hasanah, menilai bahwa hal ini terjadi karena bebasnya pornografi di kalangan remaja. Hal ini telah dianggap hal yang bahkan biasa-biasa saja, bahkan tanpa beban karena tidak adanya kontrol lingkungan di sekitarnya.
"Setelah dia sering melakukannya lalu terfikir jadi profit sehingga bisa menghasilkan sesuatu," kata mantan anggota DPRD Kabupaten Mempawah yang dulu masih bernama Kabupaten Pontianak ini.
Razia juga sangat sering dilakukan. Tamu-tamu di penginapan juga dilihat. Pihak KPAID juga sudah cukup mengkampanyekan antipornografi. "Inilah yang bisa menyebabkan kemunduran generasi dunia yang berkaitan dengan tumbuh kembang yang tidak maksimal dan menyebabkan ke hal yang negatif," katanya.
Kontrol sosial di masyarakat dikatakan Hasanah, setidaknya juga dilakukan setidaknya di keluarga serta dari pemerintah. Adiksi Pornografi sendiri dapat terjadi dari kebiasaan orangtua memberikan gadget canggih kepada anaknya. Selain itu gaya hidup hedonis terhadap barang bagus juga sangat berpengaruh sehingga anak-anak ini berfikiran pendek.
"Tidak hanya di kalangan perempuan yang tetapi juga di kalangan laki-laki. Tetapi memang belum ada penelitian ilmiah mengenai hal ini. Kadang juga bahkan kejahatan yang paling berbahaya itu berasal dari orang-orang terdekat atau keluarga," ujarnya.
Dikatakannya, kontrol utama dalam kasus seperti ini adalah adanya kasih sayang dari orangtua maupun keluarga terdekat, karena kebutuhan seksual juga bisa berasal dari kasih sayang dan juga perhatian. Selama ini pemerintah hanya berfokus pada Komisi AIDS dan Narkoba saja. (Baca Juga: Tarif Kencan Ditentukan Pelanggan, Perawan Capai Rp 6 Juta)
Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN), Devi Tiomana, Rabu (11/2/2015) mengatakan, semula M (14) mengaku hanya menjual dua orang temanya yaitu L dan Ly.
Belakangan kepada Devi, M yang berstatus siswi SMP di Pontianak mengaku telah menjual 32 orang temannya kepada pria hidung belang sejak 2013 silam.
Beberapa korban ini ada yang juga merupakan korban dari jaringan Ls yang lebih dulu tertangkap. Selain itu juga ada fakta lain, menurut pengakuannya M juga merupakan pengguna sabu- sabu. (Baca Juga: Banyak yang Tak Percaya Prostitusi Pelajar Terjadi di Pontianak)
Wakil KPAID Kalbar, Hasanah, menilai bahwa hal ini terjadi karena bebasnya pornografi di kalangan remaja. Hal ini telah dianggap hal yang bahkan biasa-biasa saja, bahkan tanpa beban karena tidak adanya kontrol lingkungan di sekitarnya.
"Setelah dia sering melakukannya lalu terfikir jadi profit sehingga bisa menghasilkan sesuatu," kata mantan anggota DPRD Kabupaten Mempawah yang dulu masih bernama Kabupaten Pontianak ini.
Razia juga sangat sering dilakukan. Tamu-tamu di penginapan juga dilihat. Pihak KPAID juga sudah cukup mengkampanyekan antipornografi. "Inilah yang bisa menyebabkan kemunduran generasi dunia yang berkaitan dengan tumbuh kembang yang tidak maksimal dan menyebabkan ke hal yang negatif," katanya.
Kontrol sosial di masyarakat dikatakan Hasanah, setidaknya juga dilakukan setidaknya di keluarga serta dari pemerintah. Adiksi Pornografi sendiri dapat terjadi dari kebiasaan orangtua memberikan gadget canggih kepada anaknya. Selain itu gaya hidup hedonis terhadap barang bagus juga sangat berpengaruh sehingga anak-anak ini berfikiran pendek.
"Tidak hanya di kalangan perempuan yang tetapi juga di kalangan laki-laki. Tetapi memang belum ada penelitian ilmiah mengenai hal ini. Kadang juga bahkan kejahatan yang paling berbahaya itu berasal dari orang-orang terdekat atau keluarga," ujarnya.
Dikatakannya, kontrol utama dalam kasus seperti ini adalah adanya kasih sayang dari orangtua maupun keluarga terdekat, karena kebutuhan seksual juga bisa berasal dari kasih sayang dan juga perhatian. Selama ini pemerintah hanya berfokus pada Komisi AIDS dan Narkoba saja. (Baca Juga: Tarif Kencan Ditentukan Pelanggan, Perawan Capai Rp 6 Juta)
sungai kapuas tercemar
berita sebelumnya
Spoiler for :
Terlibat Prostitusi, Siswi SMP Dibayar Rp 1 Juta
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Praktik prostitusi seakan sudah tak lagi mengenal usia. Iming-iming uang yang banyak dan didapat dalam waktu yang relatif cepat dengan cara mudah menjadikan beberapa anak usia sekolah menengah memilih terjun ke jalan pintas.
Seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di Pontianak berinisial M (14) mengaku sudah terjun ke dunia prostitusi sejak 2013. Ia mengaku awalnya dijual oleh temannya kepada seorang pria hidung belang.
Terungkapnya kasus ini saat aparat gabungan dari Satpol Pamong Praja, Polisi, TNI menggelar razia di hotel kelas melati, Minggu (8/2) subuh.
Saat ini puluhan pasangan tanpa ikatan pernikahan termasuk pelajar SMA dan SMP terjaring razia. Kini, M dan beberapa temannya di-advokasi oleh Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN).
Setelah kejadian itu, persoalan M dan teman-temannya semakin runyam. Penyebabnya, satu di antara teman korban berinisial L sedang hamil 8 bulan. Paman L yang tak terima dengan kasus ini melapor ke Polresta Pontianak pada 7 Februari lalu.
Dengan berlinang air mata M menceritakan awal mula ia terjerumus ke dunia hitam kepada Tribun, Minggu (8/2/2015). Ia menuturkan, yang menjual dirinya pertama kali adalah temannya berinisial S.
"Setelah dikenalkan oleh S, saya bersama koko (abang, red) pun pergi ke hotel. Itulah pertama kali saya terjun ke dunia jual-jual itu. Hari itu saya dapat Rp 1 juta, Rp 200 ribu saya kasih ke S, sisanya saya simpan," cerita M mengenang peristiwa tahun 2013 silam.
Tapi uang hasil keringatnya itu tak pernah ia nikmati, lantaran uang tersebut raib. Padahal ia sudah yakin menyimpan uangnya di tempat yang benar. Malah ia hanya mendapatkan uang Rp 80 ribu saja.
Mirisnya lagi uang tersebut disinyalir diambil oleh S yang telah menjualnya ke pria hidung belang. Karena setelah dari hotel, M membawa S ke rumahnya.
"Uangnya saya simpan di buku kerja kelompok. S memang ada di sekitar tas saya di rumah dan saya tinggalkan mandi. Setelah itu saya antar dia pulang, uang itu belum saya lihat lagi karena takut ketahuan mama. Begitu mama pergi, saya mau periksa uang tapi ternyata pas dilihat sudah tidak ada lagi. Hanya tinggal Rp 80 ribu," katanya.
Spoiler for :
Banyak yang Tak Percaya Prostitusi Pelajar Terjadi di Pontianak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN), Devi Tiomana telah bertemu langsung dengan M, korban prostitusi anak di bawah umur. (Baca Juga: Tarif Kencan Ditentukan Pelanggan, Perawan Capai Rp 6 Juta)
Devi mengaku prihatin dengan perjalanan M hingga terjun ke dunia prostitusi. Ia menilai M sebagai korban, di mana kasus ini merupakan yang tidak terpikirkan oleh banyak orang.
"Orang hanya lihat kesalahannya saja. Mereka tidak melihat apa yang terjadi sesungguhnya. Orang melihat dia sebagai pelaku, padahal dia sebagai korban," katanya, Selasa (10/2/2015).
Dikatakannya, ketika si anak menjadi korban, proses hukum atau proses ke depannya harus dibuat berimbang, sehingga mereka tetap ditempatkan sebagai objek anak dan korban bukan pelaku.
"Pemerintah harusnya melihat ini bukan hanya menutupi. Sudah rata sekolah-sekolah seperti ini, hanya saja belum naik ke permukaan. Jaringan si mami ini kan terselubung dan rapi. Saya yakin masih ada banyak jaringan di hotel yang lain," ujarnya.
Ia menyayangkan apa yang terjadi. "Mau jadi apa Pontianak jika anak-anaknya seperti ini. Begitu kita lempar fakta ini, banyak orang yang teriak dan tak percaya, padahal memang seperti itu adanya. Tapi yang menjadi bukti adalah mereka yang positif tertular penyakit," jelasnya. (Baca Juga: Dijanjikan Rp 4 Juta untuk Kencan di Hotel Selama 30 Menit)
Spoiler for :
Tarif Kencan Ditentukan Pelanggan, Perawan Capai Rp 6 Juta
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Berdasarkan pengakuan M, seorang temannya juga terlibat praktik prostitusi di Kota Pontianak. (Baca Juga: Terlibat Prostitusi, Siswi SMP Dibayar Rp 1 Juta)
M yang sejak 2013 terjebak prostitusi, beberapa waktu lalu minta minta diantar rekannya, V untuk pergi berkunjung ke salon yang berlokasi di depan satu hotel di sekitar Jl Gajahmada.
Saat itu, rekannya yang lain, Ly, bersikeras untuk ikut bersama mereka.
"Tempat mami itu memang biasa jual-jual. Ly mau ikut, dia juga nanya di sana pelanggannya tua apa muda. Saya sih tidak tahu karena jujur saja saya baru sekali ke tempat mami, itu pun banyak yang tua," ujar M kepada Tribun Pontianak, Minggu (8/2/2015) lalu.
Saat itu, Ly mengaku kepada M bahwa ia sangat membutuhkan uang. Maka dari itu berangkatlah mereka ke tempat mami untuk menjual Ly.
"Pergilah kami ke sana, sampai sana kami bilang ke mami kalau ada yang mau kami jual. Kira-kira berapa kalau tidak perawan. Mami pun mematok harga Rp 400 ribu. Setelah Ly lihat orang yang mau main sama dia, Ly pun mau dan main ke atas," katanya.
Selama 30 menit berlalu, Ly turun dengan mengantongi uang Rp 400 ribu. Ly kemudian membagi uang tersebut kepada dua orang temannya itu. V mendapat bagian Rp 100 ribu dan M Rp 50 ribu.
"Kalau mami, sebelumnya saya pernah kenal saat dibawa N ke sana, waktu itu N mau jual saya tapi saya tidak mau. Nama asli mami saya tidak tahu siapa. Mamilah yang mengenalkan ke pria hidung belang, di sana ramai tamu berjejer di ruang tamu. Ruang tamu mami ada dua. Tempat mami ini depannya salon," jelasnya.
Dikatakan M, salon tempat mami sebenarnya hanya kedok. Di dalam tempat itu sebenarnya telah menjadi tempat prostitusi terselubung. Para tamu akan datang dan menunggu di ruang yang telah disiapkan.
Mereka sebenarnya merupakan anak usia sekolah. M merupakan seorang siswi SMP swasta di Pontianak, A beserta V saat ini masih bersekolah di sebuah SMKN di Pontianak.
Ly tidak bersekolah lagi dan hanya tamatan SD, sedangkan T saat ini sudah menikah, sisanya M tidak diketahui keberadaannya sekarang.
"Saya jual diri cuma sekali saat dijual S. Lalu saya jual dua teman saya, yaitu Ly dan L pada tahun 2013. Tahun 2014 tidak pernah lagi," katanya.
Menurut M, tarif yang dikenakan beragam, pelangganlah yang menentukan harga. Untuk perawan dihargai Rp 4 juta sampai Rp 6 juta. Kalau yang tidak perawan Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu per 30 menit. (Baca Juga:Banyak yang Tak Percaya Prostitusi Pelajar Terjadi di Pontianak)
masih SMP udah jadi mucikari
hebat bener dah nih anak
ane bingung nih anak mana ya?
anak pontim, ponbar, ponsel. ponkot, apa ponteng?
Quote:
Original Posted By gembalakomodo13►ane bantuin ts nongolin barbuk saja deh
Spoiler for :

Spoiler for :

Spoiler for :
Spoiler for :

Spoiler for :

Spoiler for :

Diubah oleh pukihunter 12-02-2015 11:33
0
37.4K
Kutip
46
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan