- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ini Gan 5 Temuan pelajar yang menuai decak kagum


TS
iklank0talemank
Ini Gan 5 Temuan pelajar yang menuai decak kagum
Quote:
Quote:
Quote:
Spoiler for My Thread HT:
Alhamdulillah HT gan... Terimaksih Buat Mimin, Momod Dan Semua Kaskuser Tercinta
Agan" n Sista" Sekalian.
Agan" n Sista" Sekalian.
Quote:
Indonesia sebagai sebuah negara, sering dikenal dengan sejumlah stigma yang kurang baik di mata dunia internasional. Berbagai predikat dari mulai negara terkorup, salah satu penghasil polusi tertinggi, pengonsumsi plastik dalam skala besar, dan lain sebagainya, kerap kali disematkan pada negeri berpenduduk 250 juta jiwa ini. Namun, kalaupun sedemikian pentingnya berbagai keburukan itu harus dibahas, bukankah sangat tidak adil jika sedemikian banyak prestasi yang membanggakan hanya diacuhkan begitu saja?
Tentang puluhan anak bangsa yang memenangkan lomba dan merampas hampir seluruh medali emas yang ada di kejuaraan-kejuaraan dunia, tentang tim Kopassus yang selalu memborong emas pada kejuaraan menembak se-ASEAN, atau bahkan para anak negeri yang berhasil memenangkan kompetisi riset dan sains internasional, dengan penemuan mereka yang menggemparkan dunia.
Berikut ini adalah lima contoh dari sederetan kebanggaan yang bisa diraih anak asli negeri ini gan, di antara sedemikian banyak lagi kebanggaan-kebanggaan karya anak negeri yang lainnya.
Tentang puluhan anak bangsa yang memenangkan lomba dan merampas hampir seluruh medali emas yang ada di kejuaraan-kejuaraan dunia, tentang tim Kopassus yang selalu memborong emas pada kejuaraan menembak se-ASEAN, atau bahkan para anak negeri yang berhasil memenangkan kompetisi riset dan sains internasional, dengan penemuan mereka yang menggemparkan dunia.
Berikut ini adalah lima contoh dari sederetan kebanggaan yang bisa diraih anak asli negeri ini gan, di antara sedemikian banyak lagi kebanggaan-kebanggaan karya anak negeri yang lainnya.
Quote:
Quote:
Quote:
1. Pembersih jamur kentang dari ekstrak batang pepaya
Quote:

Quote:
Locelyne Livia Kusuma (16), berhasil meneliti ekstrak batang pepaya dan memproduksinya menjadi sabun untuk membersihkan jamur pada buah kentang.
Siswi yang berasal dari SMA Santa Laurensia Tangerang ini pun berhasil meraih medali emas dalam International Conference of Young Scientists ke-21 di Belgrade, Serbia.
Locelyne mengaku tidak menyangka bahwa penelitiannya itu bisa memenangkan kompetisi, karena awalnya dia sempat merasa pesimis dengan saingannya dari negara lain yang memiliki alat lebih modern dan canggih daripada Indonesia.
Saya sempat minder lawan Belanda. Tapi tidak disangka, saya menang. Ternyata yang dinilai bukan soal kecanggihannya, tapi soal metodologi yang simpel. Ini semua berkat dukungan pembina dan orang tua saya," kata Locelyne.
Locelyne menjelaskan, riset sabun ekstrak batang pepaya yang sudah ditelitinya sejak satu tahun lalu itu, dapat menyelamatkan kualitas kentang yang menurun akibat tumbuhnya jamur.
Dirinya juga mengatakan, penemuannya ini dapat memanfaatkan limbah batang pepaya menjadi sesuatu yang lebih berguna, daripada sekedar dibuang.
Kalau kentang sehabis panen didiamkan, maka akan tumbuh jamur. Jadi sabun tersebut bisa digunakan untuk mencuci kentang saat pasca panen, sekaligus sebagai daur limbah dari batang pepaya yang bisa jadi inovasi dari pada dibuang, katanya.
Siswi yang berasal dari SMA Santa Laurensia Tangerang ini pun berhasil meraih medali emas dalam International Conference of Young Scientists ke-21 di Belgrade, Serbia.
Locelyne mengaku tidak menyangka bahwa penelitiannya itu bisa memenangkan kompetisi, karena awalnya dia sempat merasa pesimis dengan saingannya dari negara lain yang memiliki alat lebih modern dan canggih daripada Indonesia.
Saya sempat minder lawan Belanda. Tapi tidak disangka, saya menang. Ternyata yang dinilai bukan soal kecanggihannya, tapi soal metodologi yang simpel. Ini semua berkat dukungan pembina dan orang tua saya," kata Locelyne.
Locelyne menjelaskan, riset sabun ekstrak batang pepaya yang sudah ditelitinya sejak satu tahun lalu itu, dapat menyelamatkan kualitas kentang yang menurun akibat tumbuhnya jamur.
Dirinya juga mengatakan, penemuannya ini dapat memanfaatkan limbah batang pepaya menjadi sesuatu yang lebih berguna, daripada sekedar dibuang.
Kalau kentang sehabis panen didiamkan, maka akan tumbuh jamur. Jadi sabun tersebut bisa digunakan untuk mencuci kentang saat pasca panen, sekaligus sebagai daur limbah dari batang pepaya yang bisa jadi inovasi dari pada dibuang, katanya.
Quote:
Quote:
2. Pengharum ruangan dari kotoran sapi
Quote:

Quote:
Dwi Nailul Izzah dan Rintya Aprianti Miki yang baru berusia 17 tahun, membuat terobosan baru berupa pengharum ruangan dari kotoran sapi.
Dua orang remaja putri asal Lamongan, Jawa Timur itu mencoba untuk mendayagunakan kembali limbah kotoran sapi, menjadi pengharum ruangan yang ramah lingkungan.
Mereka mengumpulkan limbah kotoran dari peternakan sapi di lingkungannya, dan melakukan proses fermentasi selama tiga hari. Kotoran sapi yang telah di fermentasi tersebut lalu diekstraksi dan dicampur dengan air kelapa, untuk kemudian disuling guna menghilangkan kotorannya.
Setelah itu, maka jadilah produk akhir dari kotoran sapi terfermentasi itu berupa udara cair dengan aroma alami dari tumbuh-tumbuhan.
Meskipun terbuat dari kotoran hewan, tapi ternyata pengharum ruangan ini memiliki aroma segar dan baik untuk kesehatan manusia karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya (aerosol) seperti produk lain di pasaran.
Berkat penemuan mereka itu, keduanya berhasil memenangkan hadiah pertama di Olimpiade Sains Project, sambil terus melaju di kancah lomba sains internasional lainnya guna memperkenalkan penemuan mereka tersebut.
Dua orang remaja putri asal Lamongan, Jawa Timur itu mencoba untuk mendayagunakan kembali limbah kotoran sapi, menjadi pengharum ruangan yang ramah lingkungan.
Mereka mengumpulkan limbah kotoran dari peternakan sapi di lingkungannya, dan melakukan proses fermentasi selama tiga hari. Kotoran sapi yang telah di fermentasi tersebut lalu diekstraksi dan dicampur dengan air kelapa, untuk kemudian disuling guna menghilangkan kotorannya.
Setelah itu, maka jadilah produk akhir dari kotoran sapi terfermentasi itu berupa udara cair dengan aroma alami dari tumbuh-tumbuhan.
Meskipun terbuat dari kotoran hewan, tapi ternyata pengharum ruangan ini memiliki aroma segar dan baik untuk kesehatan manusia karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya (aerosol) seperti produk lain di pasaran.
Berkat penemuan mereka itu, keduanya berhasil memenangkan hadiah pertama di Olimpiade Sains Project, sambil terus melaju di kancah lomba sains internasional lainnya guna memperkenalkan penemuan mereka tersebut.
Quote:
Quote:
3. Mobil bertenaga kapur
Quote:

Quote:
Lima mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang, membuat mobil dengan tenaga kapur yang direaksikan dengan larutan asam. Atas penemuan tersebut, mereka berhasil meraih juara 2 dalam kompetisi Chem E-Car di Perth, Australia.
Kelima mahasiswa Fakultas Teknik yang mewakili Indonesia itu adalah Dobita A Feliciana, Rizka Dwi Octaria, Dwi C Pujayanti, Afida Khofsoh, dan Sidiq Darmawan.
Ketua tim Universitas Brawijaya, Dobita A Feleciana mengatakan, mobil karya mereka yang dipamerkan dan diperagakan dalam kompetisi purwarupa (prototype) itu, merupakan mobil dengan bahan bakar terbarukan yang diikuti sejumlah perguruan tinggi di Asia dan Australia.
"Mobil ini digerakkan dengan menggunakan batu kapur yang direaksikan dengan larutan asam," kata Dobita seperti dikutip dari Antara, Minggu (2/11).
Dobita mengemukakan prinsip kerja mobil tersebut memanfaatkan reaksi antara batu kapur dengan Hcl. Reaksi ini akan menghasilkan reaksi eksotermis, yang kemudian diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan susunan bahan semikonduktor tipe-p dan tipe-n.
Semi konduktor itu disusun sedemikian rupa dan energi listrik inilah yang digunakan untuk menggerakkan motor DC dan akan ditransmisikan ke roda mobil.
"Kami memulai semuanya dari nol dengan otodidak dan kami senang dengan hasil yang kami peroleh. Apalagi dalam kompetisi tersebut, kami tergolong pendatang baru. Namun, ternyata kami mampu mengalahkan beberapa perguruan tinggi ternama di Asia dan Australia," kata Dobita.
"Tujuan dari kompetisi dan keberadaan mobil purwarupa ini untuk memberi alternatif lain bahan bakar dalam mengembangkan kendaraan yang diproduksi secara massal, apalagi bahan baku batu kapur di wilayah Malang ini cukup melimpah, terutama di Malang selatan," pungkasnya.
Kelima mahasiswa Fakultas Teknik yang mewakili Indonesia itu adalah Dobita A Feliciana, Rizka Dwi Octaria, Dwi C Pujayanti, Afida Khofsoh, dan Sidiq Darmawan.
Ketua tim Universitas Brawijaya, Dobita A Feleciana mengatakan, mobil karya mereka yang dipamerkan dan diperagakan dalam kompetisi purwarupa (prototype) itu, merupakan mobil dengan bahan bakar terbarukan yang diikuti sejumlah perguruan tinggi di Asia dan Australia.
"Mobil ini digerakkan dengan menggunakan batu kapur yang direaksikan dengan larutan asam," kata Dobita seperti dikutip dari Antara, Minggu (2/11).
Dobita mengemukakan prinsip kerja mobil tersebut memanfaatkan reaksi antara batu kapur dengan Hcl. Reaksi ini akan menghasilkan reaksi eksotermis, yang kemudian diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan susunan bahan semikonduktor tipe-p dan tipe-n.
Semi konduktor itu disusun sedemikian rupa dan energi listrik inilah yang digunakan untuk menggerakkan motor DC dan akan ditransmisikan ke roda mobil.
"Kami memulai semuanya dari nol dengan otodidak dan kami senang dengan hasil yang kami peroleh. Apalagi dalam kompetisi tersebut, kami tergolong pendatang baru. Namun, ternyata kami mampu mengalahkan beberapa perguruan tinggi ternama di Asia dan Australia," kata Dobita.
"Tujuan dari kompetisi dan keberadaan mobil purwarupa ini untuk memberi alternatif lain bahan bakar dalam mengembangkan kendaraan yang diproduksi secara massal, apalagi bahan baku batu kapur di wilayah Malang ini cukup melimpah, terutama di Malang selatan," pungkasnya.
Spoiler for Tim Prototipe Mobil Exotric FTUB Taklukkan Chem-E-Car Challenge Malaysia:
Quote:

Quote:
Prestasi kembali ditorehkan oleh tim mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) dikancah internasional. Tim prototipe mobil exotric yang terdiri dari Dobita A Feliciana, Rizka Dwi Octaria, Dwi C Pujayanti, Afida Khofsoh ini berhasil meraih juara 1 di kompetisi Chem-E-Car Challenge di Universiti Teknologi Petronas Malaysia pada Jumat-Minggu (28-30/11).
Tim Chem-E-Car Challenge UB berhasil menaklukkan beberapa pesaingnya yang berasal dari negara lainnya untuk kedua kalinya di Malaysia, setelah menaklukan kompetisi pertamanya di West Australia pada Oktober lalu. Tim Brawijaya merupakan satu satunya perwakilan dari Indonesia sedangkan peserta lain dari universitas di Malaysia.
Mobil exotric yang diikutkan dalam kompetisi ini adalah mobil generasi ke 3 setelah mobil ke 2 yang diikutkan dalam kompetisi di Australia. Setiap kompetisi memiliki rules yang berbeda seperti dimensi mobil dan lintasan mobil, untuk itu Tim Prototipe Exotric UB menciptakan inovasi mobil baru ketika mengikuti kompetisi yang berbeda. Namun secara prinsip, sumber energi tetap menggunakan bahan bakar batu kapur dan larutan asam.di dalam kompetisi kali ini yang dinilai bukan hanya bahan bakarnya tetapi akurasi data dari mobil Exotric UB itu sendiri. Bahan bakar dari renewable energy hanya syarat awal mengikuti lomba. Tantangan terbesar adalah ketika harus mengkalibrasi data pada Chem-E-Car Challenge.
Pada kompetisi Race juri akan memberikan jarak tempuh dan penambahan beban mobil satu jam sebelum race dimulai. Tim UB mendapat tantangan untuk menghentikan mobilnya pada jarak 19m 20 cm dan penambahan beban mobil 300ml. Factor suhu lingkungan, suhu heat sink, komposisi batu kapur,dan komposisi asam sangat berpengaruh pada mobil kami.
Akhirnya Tim UB hanya mampu menjalankan mobil dan berhenti pada jarak 19m 7cm. dalam keadaan selisih 13 cm dari garis finish dan menjadi satu-satunya mobil yang mampu berhenti dijarak terdekat dengan garis finish. Tim UB menempati urutan pertama pada kategori Race. Kompetisi Presentasi adalah saatnya Tim UB menjelaskan sumber energi, desain mobil Chem-E-Car Challenge, serta analisis data pada dewan juri. Juri pada kompetisi presentasi berasal dari Universiti Teknologi Petronas, Universiti Sains Malaysia dan Halliburton.
Tim Prototipe Mobil Exotric FT-UB telah menjuarai beberapa kompetisi Chem-E-Car Challenge, juara 1 Universitas Brawijaya, juara 2 Universiti Teknologi Petronas, Juara 3 Universiti Teknologi Petronas.
Tim Chem-E-Car Challenge UB berhasil menaklukkan beberapa pesaingnya yang berasal dari negara lainnya untuk kedua kalinya di Malaysia, setelah menaklukan kompetisi pertamanya di West Australia pada Oktober lalu. Tim Brawijaya merupakan satu satunya perwakilan dari Indonesia sedangkan peserta lain dari universitas di Malaysia.
Mobil exotric yang diikutkan dalam kompetisi ini adalah mobil generasi ke 3 setelah mobil ke 2 yang diikutkan dalam kompetisi di Australia. Setiap kompetisi memiliki rules yang berbeda seperti dimensi mobil dan lintasan mobil, untuk itu Tim Prototipe Exotric UB menciptakan inovasi mobil baru ketika mengikuti kompetisi yang berbeda. Namun secara prinsip, sumber energi tetap menggunakan bahan bakar batu kapur dan larutan asam.di dalam kompetisi kali ini yang dinilai bukan hanya bahan bakarnya tetapi akurasi data dari mobil Exotric UB itu sendiri. Bahan bakar dari renewable energy hanya syarat awal mengikuti lomba. Tantangan terbesar adalah ketika harus mengkalibrasi data pada Chem-E-Car Challenge.
Pada kompetisi Race juri akan memberikan jarak tempuh dan penambahan beban mobil satu jam sebelum race dimulai. Tim UB mendapat tantangan untuk menghentikan mobilnya pada jarak 19m 20 cm dan penambahan beban mobil 300ml. Factor suhu lingkungan, suhu heat sink, komposisi batu kapur,dan komposisi asam sangat berpengaruh pada mobil kami.
Akhirnya Tim UB hanya mampu menjalankan mobil dan berhenti pada jarak 19m 7cm. dalam keadaan selisih 13 cm dari garis finish dan menjadi satu-satunya mobil yang mampu berhenti dijarak terdekat dengan garis finish. Tim UB menempati urutan pertama pada kategori Race. Kompetisi Presentasi adalah saatnya Tim UB menjelaskan sumber energi, desain mobil Chem-E-Car Challenge, serta analisis data pada dewan juri. Juri pada kompetisi presentasi berasal dari Universiti Teknologi Petronas, Universiti Sains Malaysia dan Halliburton.
Tim Prototipe Mobil Exotric FT-UB telah menjuarai beberapa kompetisi Chem-E-Car Challenge, juara 1 Universitas Brawijaya, juara 2 Universiti Teknologi Petronas, Juara 3 Universiti Teknologi Petronas.
Quote:
Quote:
4. Gel penyembuh luka dari kaktus
Quote:

Quote:
Lima mahasiswa kedokteran UGM berhasil membuat kaktus centong yang tumbuh liar di pantai Samas, Bantul, menjadi gel penyembuh luka. Mereka adalah Ditya Devale, Nadira, Ruli Aulia, Aulia Fitri dan Khairunnisa, yang berhasil membuktikan bahwa kaktus centong bisa mempercepat proses penyembuhan luka terbuka.
Percobaan awal dilakukan pada seekor tikus. Dari uji coba yang mereka lakukan itu, gel tersebut terbukti mampu mempercepat proses penyembuhan luka dari biasanya.
"Kami uji pada tikus, kami amati perkembangan sel dengan mikroskop dan ternyata proses regenerasi sel fibroblast lebih cepat, sehingga luka pada tikus cepat sembuh," kata Ruli.
Hingga saat ini Ruli mengatakan masih terus melakukan penelitian lebih lanjut. Karena selain bisa mempercepat penyembuhan luka, ekstrak kaktus centong ini diakui juga berpotensi menjadi bahan baku kosmetik, karena kandungan vitaminnya yang tinggi.
"Kami berharap ini bisa diteruskan, saat ini kami mencoba menggali nilai ekonomis produk ini. Selain penyembuhan luka, ternyata ada juga potensi untuk menjadi kosmetik," jelasnya.
Percobaan awal dilakukan pada seekor tikus. Dari uji coba yang mereka lakukan itu, gel tersebut terbukti mampu mempercepat proses penyembuhan luka dari biasanya.
"Kami uji pada tikus, kami amati perkembangan sel dengan mikroskop dan ternyata proses regenerasi sel fibroblast lebih cepat, sehingga luka pada tikus cepat sembuh," kata Ruli.
Hingga saat ini Ruli mengatakan masih terus melakukan penelitian lebih lanjut. Karena selain bisa mempercepat penyembuhan luka, ekstrak kaktus centong ini diakui juga berpotensi menjadi bahan baku kosmetik, karena kandungan vitaminnya yang tinggi.
"Kami berharap ini bisa diteruskan, saat ini kami mencoba menggali nilai ekonomis produk ini. Selain penyembuhan luka, ternyata ada juga potensi untuk menjadi kosmetik," jelasnya.
Quote:
Quote:
5. Vaksin Flu Burung Organik dari ekstrak buah Mahkota Dewa
Quote:

Quote:
Artina Prastiwi, mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, berhasil menemukan vaksin penghambat virus flu burung (H5N1). Vaksin yang berhasil dibuatnya itu bukan berasal dari bahan kimia, melainkan dari bahan organik atau herbal dari ekstrak buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa).
"Ekstrak buah Mahkota Dewa itu mengandung senyawa saponin yang berfungsi untuk menghambat perkembangan virus flu burung," kata Artina.
Artina menjelaskan, ekstrak buah Mahkota Dewa mengandung senyawa saponin yang berfungsi untuk menghambat perkembangan virus flu burung. Menurutnya, jika senyawa itu digunakan dalam dosis yang tepat, hal itu bahkan bisa menghambat virus mencapai 87 persen.
Setelah melewati beberapa kali penelitian, akhirnya ditemukan dosis yang tepat untuk menghambat virus tersebut secara efektif dalam diri unggas. "Dari hasil penelitian saya, dosis yang tepat adalah 10 persen," pungkasnya.
Artina berharap vaksin flu burung organik bisa diproduksi secara massal. Sebab, vaksin yang beredar saat ini selain mengandung bahan kimia yang memberikan efek samping negatif pada unggas, ternyata harganya juga cukup mahal.
"Ekstrak buah Mahkota Dewa itu mengandung senyawa saponin yang berfungsi untuk menghambat perkembangan virus flu burung," kata Artina.
Artina menjelaskan, ekstrak buah Mahkota Dewa mengandung senyawa saponin yang berfungsi untuk menghambat perkembangan virus flu burung. Menurutnya, jika senyawa itu digunakan dalam dosis yang tepat, hal itu bahkan bisa menghambat virus mencapai 87 persen.
Setelah melewati beberapa kali penelitian, akhirnya ditemukan dosis yang tepat untuk menghambat virus tersebut secara efektif dalam diri unggas. "Dari hasil penelitian saya, dosis yang tepat adalah 10 persen," pungkasnya.
Artina berharap vaksin flu burung organik bisa diproduksi secara massal. Sebab, vaksin yang beredar saat ini selain mengandung bahan kimia yang memberikan efek samping negatif pada unggas, ternyata harganya juga cukup mahal.
Spoiler for Penampakan:
Quote:
Original Posted By t0mkr00s►
ini Gan karya anak bangsa, karyanya bisa jadi trend di tahun 2015 juga
http://nyata.co.id/kisah/kulkas-tanp...usi-banyuasin/Quote:
Original Posted By kuroko91►Ni gan yang paling baru.siswa sma semarang nyiptain rompi anti peluru dari sabut kelapa.
Ni linknya gan.http://m.liputan6.com/tekno/read/214...pi-anti-peluru
taruh Pejwan gan.
Ni linknya gan.http://m.liputan6.com/tekno/read/214...pi-anti-peluru
taruh Pejwan gan.

Quote:
Original Posted By adityafirmanto►ini gan juga gak di masukin? ini dari semarang juga
Pelajar Indonesia Temukan Pendeteksi Borax
link : Cek dimari
pekiwan ya gan
Pelajar Indonesia Temukan Pendeteksi Borax
link : Cek dimari
pekiwan ya gan
Quote:
Original Posted By oonk►tambahan nih gan salatiga bersaudara
Quote:
Sekian n terima kasih Gan Uda mau Mampir N Lihat Trit Ane Ini, Semoga Bisa Memotivasi Kita Untuk lebih baik Lagi N Indonesia Kita Tercinta Ini. Sumbernya Disini Gan
Kunjungi Thread Ane Yg Lain Gan
Diubah oleh iklank0talemank 09-01-2015 19:12
0
135.6K
Kutip
1.2K
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan