sehubungan baru berakhirnya laga Semen Padang FC vs AREMA yang berakhir imbang 2-2, menimbulkan keributan karena jelas ada beberapa keputusan wasit yang merugikan SPFC. keputusan ini yang pertama terjadi diawal pertandingan yang dimana striker SPFC Asasaha yang jelas-jelas dijatuhkan oleh penjaga gawang AREMA, yang dimana Asasaha berhadapan 1 lawan 1 dengan penjaga gawang AREMA ini jelas dibuat jatuh dan pelanggaran, akan tetapi sang hakim pada pertandingan ini menganggap itu bukanlah sebuah pelanggaran. tidak lama kemudian terciptalah sebuah gool oleh AREMA, yang menjadikan skor 0-1 bagi AREMA.

setelah turun minum dan berakhirnya babak pertama dan dimulainya babak kedua SPFC menyamai kedudukan menjadi 1-1. lanjutnya SPFC kembali tertinggal 1-2, dan baru menyamai kedudukan pada menit 84 menjadi 2-2 yang membuat pemain dari SPFC berambisi sekali untuk memenangkan laga ini, dan di menit-menit akhir pada kotak penalty Viscara jelas dijatuhkan dan digunting kakinya oleh back AREMA, akan tetapi wasit menganggap ini bukanlah sebuah pelanggaran yang pastinya akan menguntungkan SPFC. tapi apalah kata keputusan wasit adalah keputusan mutlak yang mrengakabatkan sekarang semua pemain dari SPFC, para suporter SPFC, penikmat sepak bola sangat marah dan kecewa atas kebijakan wasit ini, dan pastinya para suporter SPFC tidak akan tinggal diam terhadap keputusan wasit ini, dan bisa-bisa wasit akan dihantui oleh kumpulan warga Padang yang berambisi untuk menghabisi wasit beserta karirnya. Arema mampu menahan seri Semen Padang 2-2 di GOR Agus Salim dan memastikan satu tempat di semifinal menemani Persipura yang menang atas Persela 4-1.

Namun pertandingan yang penuh tensi tinggi dan menentukan ini harus dicederai karena kepemimpinan wasit. Keputusan wasit yang sangat kontroversial dan merugikan Semen Padang harus membuat pertandingan yang menarik ini akhirnya menjadi seperti adegan sinetron yang sudah penuh dengan settingan.

Ya bro, seluruh pecinta bola di Indonesia mungkin bisa menilai secara fair bagaimana kepemimpinan wasit.

Semen Padang kalah dan harus tersingkir. Namun bukan karena kekalahannya itu yang disesali, tapi cara kekalahan itu didapatlah yang tidak bisa diterima dengan logika sehat.

Selamat untuk Arema, Selamat untuk Wasit dan Selamat serta respect yang sangat tinggi untuk PSSI yang untuk kesekian kalinya harus kembali kecolongan dengan tindakan wasit yang sangat ‘terpuji’.

Original Posted By lumbagoreng►Ane AREMANIA gan, ane ga nonton langsung emang pertandingannya. Tapi ane udah liat beberapa cuplikannya. Emang wasit berat sebelah ane akuin. Apalagi pelanggaran viktor igbonefo yang jelas2 ambil kaki pemain SPFC, dan posisi wasit sama hakim garis ga terlalu jauh, harusnya mutlak kartu merah.

Liga indonesia sendiri emang udah ga beres gan, dari pertandingan2 yang skor nya udah di atur sama mafia2 perjudian asia, pengurus PSSI yang korup, dsb. Ane sendiri sebagai AREMANIA malu kalo liat kaya gini.

Untuk suporter2 di Indonesia, kalau jadi suporter tidak perlu sampe ngefans buta. Kalo timnya emang dibelain wasit akuin, kalo pemain tim yg didukung eang pelanggaran akuin. Pesenku gae aremania, Isin ker mosok kelakuan mu koyo arek licek ae, seng dewasa dadi suporter. Dadi suporter seng sportif, ga isin ta tim e menang tapi gara2 dibelani wasit. Ati2 'IB' iku dudu wong bersih, arema wes ga bersih ker manajemen e.

Mari buka mata gan..

PADANG, KACAMATASEJATI – Wasit kembali menuai kontroversi, hal ini terjadi dipertandingan babak 8 besar antara Tuan rumah Semen Padang bertemu dengan Arema Cronus. Di akhir babak kedua, pada pertandingan Semen Padang vs Arema sore tadi, Rabu (29/10) , sejumlah pemain Semen Padang ramai-ramai mendekati Wasit Novari Ikhsan Arilaha. Beberapa dari mereka terlihat mendorong-dorong sang wasit dengan tubuhnya.

Kejadian itu diduga lantaran para pemain Semen Padang merasa tidak puas dengan keputusan wasit Novari atas sebuah kejadian di kotak penalti Arema. Dalam tayangan ulang, tampak terlihat seorang pemain Semen Padang terjatuh karena ditekel pemain lawan. Setelah didesak desak, wasit sempat mendatangi asistennya dan keduanya tampak berdiskusi. Hasilnya, tidak ada hadiah penalti seperti yang diklaim kubu Semen Padang.

Pada babak pertama, saat pertandingan baru memasuki menit kedua, juga ada sebuah kontroversi. Kiper Arema, Kurnia Meiga, meninggalkan sarangnya sampai ke luar kotak penalti, untuk menghadang aksi pemain Semen Padang, Osas Saha. Dalam tayangan ulang terlihat jelas Kurnia menerjang kaki Saha, yang langsung terkapar. Anehnya, wasit tidak memberi hukuman apapun pada Meiga, bahkan tidak terlihat memberi peringkatan kepada si pemain.

Dari siaran langsung sempat terekam adegan wasit dilempari gelas air minum oleh penonton, ketika akan meninggalkan lapangan. Komentator televisi yang menyiarkan pertandingan itu menyebut, “ada beberapa keputusan wasit yang mengganggu pertandingan ini.”

Pertandingan yang berkesudahan 2-2, membuat Semen Padang gagal ke semifinal Indonesia Super League. Arema lolos sebagai runner-up Grup K, dan akan bertemu juara Grup L, Persib Bandung.(ags/KS)