Ibas Sampaikan Sikap Resmi Demokrat, Dukung Pilkada Langsung
JAKARTA - Partai Demokrat menyampaikan pernyataan resmi terkait polemik Rancangan Undang-undang (RUU) Pilkada.
Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono mengatakan partainya setuju jika pemilu secara langsung tetap dipertahankan karena sejalan dengan aspirasi masyarakat.
Terkait polemik RUU Pilkada, Partai Demokrat setuju dengan nafas reformasi dan pematangan demokrasi. Intinya harus sejalan dengan pemikiran rakyat termasuk aspirasi kepala-kepala daerah yang menginginkan hak politik warga negara RI tidak boleh dipangkas, ujar Ibas, panggilan akrabnya, di Jakarta (Rabu, 17/9).
Namun demikian Ibas mengingatkan bahwa perlu ada perbaikan-perbaikan dalam pasal RUU Pilkada yang berpotensi merusak nafas demokrasi.
Hanya saja PD memandang perlu perbaikan-perbaikan secara terinci terkait pasal-pasal yang berpotensi menimbulkan ekses terhadap pilkada langsung tersebut, tambahnya.
Ibas juga mengajak seluruh pihak yang peduli dengan kemajuan demokrasi Indonesia untuk melihat secara jernih dan berorientasi pada kemajuan dan upaya pendewasaan berdemokrasi di Indonesia.
Mari kita berfikir jernih, melangkah ke depan dengan tekad untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan sistim demokrasi kita, ujarnya.
Ditambahkannya, PD akan terus berada di depan untuk mengawal demokrasi berjalan di jalur yang benar.
Intinya, Partai Demokrat yang lahir dari roh demokrasi akan terus berkontribusi secara konkrit menjaga demokrasi senantiasa berada di arah yang benar sesuai dasar negara kita. Pak SBY dipilih secara langsung oleh rakyat untuk memimpin juga merupakan produk demokrasi kita yang kian berkembang positif, pungkasnya. (wid/RMOL)
SUMBER ->
http://berita.plasa.msn.com/nasional...lkada-langsung
Om Wowo g boleh mewek ya....
Nih yg masih penasaran dengan sikap Demokrat sebagai "penyeimbang"
Quote:
Original Posted By jimmy.k►
sudah fix?
SBY Pastikan Partai Demokrat Tidak Ikut Koalisi Merah Putih dan Jokowi
NasionalSBY Pastikan Partai Demokrat Tidak Ikut Koalisi Merah Putih dan Jokowi
youtubeKetua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam wawancara Suara DemokratSenin, 15 September 2014 | 05:54 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrat akhirnya memastikan diri tidak berada dalam Koalisi Merah Putih dan koalisi Jokowi-JK. Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menekankan, partainya hanya menjadi penyeimbang, tidak ikut dalam koalisi mana pun.
"Terus terang saya katakan memang Partai Demokrat dan saya diajak oleh kedua-duanya dengan cara yang berbeda-beda. Akan tetapi, saya sudah menyatakan, Partai Demokrat lebih baik menjadi penyeimbang yang betul, tidak masuk ke kubunya Jokowi, tidak masuk juga ke kubunya Pak Prabowo," kata SBY dalam sebuah wawancara di akun Suara Demokrat yang tayang di YouTube dan diunggah
pada Minggu (14/9/2014) malam.
SBY mengingatkan, ia sebenarnya tidak ingin memberikan pernyataan terkait arah koalisi partai yang didirikannya tersebut, meski ia mengakui bahwa Demokrat acap kali diajak.
Adapun alasan SBY memilih tidak ikut koalisi mana pun didasari pada kerasnya pertarungan partai politik yang diprediksinya akan terus berlanjut selama beberapa tahun ke depan.
"Sebab, kalau Partai Demokrat masuk ke situ, sudah bisa dibayangkan, politik lima tahun ke depan, Demokrat ikut terlibat dalam politik yang amat keras," papar SBY.
SBY menerangkan, kerasnya pertarungan partai politik selama beberapa tahun ke depan terlihat dari beberapa hal. SBY menyebut ada intrik dalam intip-mengintip, serang-menyerang, dan hancur-menghancurkan, "Itu bukan kepribadian saya. Itu bukan kepribadian Partai Demokrat. Kami punya prinsip dan etika politik tersendiri."
SBY menekankan, partainya tidak masuk dalam kubu koalisi mana pun. Ia berharap rakyat tidak lagi bertanya-tanya mengenai arah koalisi Partai Demokrat.
"Jadi, jawabannya jelas seperti itu, dan rakyat kita yang masih bertanya-tanya, apa betul Demokrat akan masuk kubu A atau kubu B, sudah saya jawab lagi pada wawancara hari ini," ucapnya.
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono kembali menyatakan partainya bukan anggota Koalisi Merah Putih. Ia mengungkapkan, partai yang dipimpinnya telah menolak tawaran koalisi yang dipimpin Partai Gerindra tersebut. Tawaran itu diberikan dengan sangat konkret dan jelas.
"Partai Demokrat memang diajak kedua kubu dengan cara yang berbeda-beda," kata SBY dalam wawancara khusus yang diunggah ke media sosial YouTube.com, Ahad, 14 September 2014. (Baca: SBY Bingung Disalahkan Soal RUU Pilkada
)
Ia menyatakan, dalam periode lima tahun mendatang, situasi politik di antara pemerintah dan parlemen akan sangat keras. Ia memperkirakan kedua kubu itu akan saling menyerang dan menghancurkan. Partai Demokrat, menurut SBY, tak mau mengambil bagian dan posisi dalam situasi tersebut.
"Kami punya prinsip dan etika politik sendiri," kata SBY. (Baca: Soal RUU Pilkada, SBY Sebut Demokrat Belum Bersikap
)
Ia juga mengklaim punya pengalaman perihal adanya kelompok atau partai yang senantiasa menyerang dan menolak kebijakan pemerintahnya secara konsisten selama 10 tahun. Menurut dia, kondisi ini akan sangat buruk jika kembali dialami Jokowi saat berhadapan dengan Koalisi Merah Putih. "Jangan menjadi Baratayuda."
Demokrat, kata SBY, memilih masuk ke wilayah yang konstruktif, yaitu menjadi partai penyeimbang dan tak berada baik di kubu pemerintah maupun Koalisi Merah Putih. Demokrat memastikan diri akan mendukung jika kebijakan pemerintah Jokowi memihak rakyat. Namun Demokrat akan menolak dan melawan jika Jokowi-Jusuf Kalla mengeluarkan kebijakan yang menyengsarakan rakyat atau tak realistis.
http://nasional.kompas.com/read/2014...tih.dan.Jokowi
pegangan yg kuat!!

@TS taro pejwan
