BAGI pecinta film lokal, kalian pasti sudah familiar dengan nama Nayato Fio Nuala, seorang sutradara yang dinilai gemar membuat film-film kelas C. Begitu produktif dia membuat film-film yang tipikal, semua genre pun sudah dia cicipi. Dan tentulah kita ’semua’ tahu kalau sang sutradara ini punya seribu nama. Koya Pagayo, Pingkan Utari, Ian Jacob, dan belakangan Chiska Doppert.
Tapi, kenapa sineas ini sering dipakai produser film, ya?
Nama aslinya Yato Fio Nuala, lahir di Bireuuen, Nangroe Aceh Darussalam pada 1968. Dia adalah lulusan pendidikan seni perfilman di Taiwan. Dia kembali ke Indonesia pada 1996 dan debut film pertamanya adalah horor berjudul The Soul, yang dibintangi Marcella Zallianty. Film keduanya, Ekskul (2006) mendapat pengakuan dari FFI 2006. Film ini mendapatkan Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Editing Terbaik dan Tata Musik Terbaik. Kemenangan ini membawa kontroversi karena tata musik Ekskul ternyata copas-an dari film asing. Akibatnya, pelaku seni yang digawangi Mira Lesmana, Nia Dinata, Riri Riza dalam MFI, mengembalikan Piala Citra yang pernah mereka terima. Beberapa pemain film pun melakukan hal serupa. Alhasil, kemenangan film Ekskul dibatalkan.Sejak saat itu FFI kehilangan wibawa dan nilai prestisiusnya.
Dan ternyata, dia jugalah yang menyutradarai film Arief Muhammad, yang kemunculannya diisi dengan kontroversi. Nayato menggunakan nama samarannya Chiska Doppert. Wah.. Wah ..
Quote:
Tipikal Karya Nayato
Angle kamera tipikal video musik. Dia juga selalu menggunakan kamera video, bukan film dengan kamera 3.5 mm sebagaimana film seharusnya dibuat.
Selalu memberi kesan dramatis dengan tata pencahayaan yang muram.
Editing yang semrawut dan bikin mata pegel. Lebih sering editing stop motion seperdetik ala editing Termehek-mehek.
Beberapa angle kamera dibuat ala kamera tangan dengan pergerakan dinamis yang amat mengganggu.
Kalau lagi bikin horor, lebih sering tidak menakutkan.
Scene menyedihkan dalam film drama dibuat seintens mungkin.
Musik biasanya copasan.
Ide cerita dangkal dan beberapa kali bikin film dari skenario orang kayak skenarionya Viva Westi.
Selalu memasang aktor dan aktris muda dengan keberadaan fisik di atas rata-rata. Ya, iyalah. Namanya juga film mainstream.
Beberapa adegan nyontek scene film asing.
Pernah buat sekuel dari film box office. Tapi dia memperparah dengan membuat film sekuel sampah. Contoh: Virgin 2 dan Heart to Heart
Beberapa kali bikin film bertema mesum dengan balutan sok-sok artistik seperti Belum Cukup Umur, 18 +, Virgin 3, Akibat Pergaulan Bebas, dan sejenisnya.
Biasanya poster film-filmnya ‘mahakarya’ dan artistik. Namun konten ternyata tidak seindah penampakan.
Biasanya dia tak muncul dalam episode Behind the Scene yang sesekali muncul di televisi. Kalau biasanya sang sutradara menampakan rupanya, namun untuk yang satu ini, Nayato seakan menutup diri dari media. Entah karena sadar filmnya komersil semata atau bagaimana
Banyaknya nama ‘alter egonya’ mungkin untuk membedakan jenis-jenis film yang disutradarainya. Koya Pagayo identik dengan sutradara horor dan belakangan Chiska Doppert sutradara komedi. Yang jelas penamaan yang dia bikin itu cukup lucu. Entah apa artinya.
Filmografi
Produktivitas oke punya, tapi soal kualitas, enggak berani bilang, deh. Satu-satunya film dia yang pernah saya nikmati di bioskip adalah film Virgin 2, selebihnya sampah. Berikut film-film yang pernah dia bikin.
sebagai Nayato Fio Nuala
Spoiler for NAYATOL:
Spoiler for LIST film:
The Soul (2002)
Ekskul (2006)
Cinta Pertama (2006)
Kangen (2007)
The Butterfly (2007)
Kereta Hantu Manggarai (2008)
Hantu Perawan Jeruk Purut (2008)
Kuntilanak Kamar Mayat (2009)
Virgin 2: Bukan Film Porno (2009)
Putih Abu-Abu dan Sepatu Kets (2009)
18+ (2010)
Kain Kafan Perawan (2010)
Affair (2010)
Belum Cukup Umur (2010)
Akibat Pergaulan Bebas (2010)
Not For Sale (2010)
Nakalnya Anak Muda (2010)
Pocong Jumat Kliwon (2010)
Pengantin Pantai Biru (2010)
Gaby dan Lagunya (2010)
Heart 2 Heart (2010)
Pocong Ngesot (2011)
Virgin 3: Satu Malam Mengubah Segalanya (2011)
Kuntilanak Kesurupan (2011)
Kepergok Pocong (2011)
Tarung: City of The Darkness (2011)
My Last Love (2012)
Seandainya (2012)
3 Pocong Idiot (2012)
sebagai Koya Pagayo
Spoiler for Koya Pamaho:
Spoiler for list film:
Ada Hantu di Sekolah (2004)
Panggil Namaku Tiga Kali (2005)
12:00 am (film) (2005)
Hantu Jeruk Purut (2006)
Lewat Tengah Malam (2007)
Malam Jumat Kliwon (2007)
Hantu Ambulance (2008)
Hantu Jamu Gendong (2008)
Jeritan Kuntilanak (2009)
Te(Rekam) (2010)
Pocong Rumah Angker (2010)
Kalung Jailangkung (2011)
Pelet Kuntilanak (2011)
Keranda Kuntilanak (2011)
Santet Kuntilanak (2012)
Kuntilanak-Kuntilanak (2012)
Sebagai Ian Jacob
Spoiler for Ian janc*k:
Spoiler for List film:
Sarang Kuntilanak (2008)
Merem Melek (2008)
Kuntilanak Beranak (2009)
Pocong Kamar Sebelah (2009)
Pocong Jalan Blora (2009)
Sebagai Pingkan Utari
Me Versus High Heels
Sebagai Chiska Doppert
Spoiler for list film:
Enak Sama Enak
Quote:
FILM-FILM ny dianggap tidak bermutu oleh kritikus/apresiator film Indonesia. Meski di sisi lain, film-film mereka laku alias diminati pasar. Yang lebih lucu lagi, berbagai kritik yang terhampar tidak menjadikannya berubah untuk membikin film yang lebih waras dan berkualitas.
Salut deh kalau uang sudah menjadi raja.
KOMENG
Quote:
Quote:
Original Posted By HuSinZ►separah apapun film nya dia, toh saya tetap tidak bisa bikin film
filem 3gp gan
Quote:
Original Posted By parabot.euy►entah karna sutradaranya yang jelek
ato selera penonton yang rendah
pelem2 bigitu masih tetep diproduksi
Perlu pendalaman investigasi nih gan
Quote:
Original Posted By superandik►sekelas kk dheeraj
ga sepenuhnya salah produser dan sutradara tapi ini bisnis bung ; sesuai selera penonton dan laku dijual. liat aja film2 dan acara2 tv banyakan ga mutu tapi rating tinggi
Anda benar tapi kl di lihat dari kru dan alat yang di gunakan mungkin lebih cocok bikin film indie