Jakarta - Calon presiden yang diusung koalisi pimpinan Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengatakan dirinya akan membuka opsi untuk memperpanjang kontrak karya perusahaan Amerika Serikat pengolah sumber daya mineral di Papua, PT. Freeport Indonesia yang kontraknya akan habis pada 2021.
"Kita menilai sangat mungkin mereka bisa diperpanjang, kenapa tidak, jika sejalan," kata Prabowo dalam diskusi dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Jakarta, Jumat (20/6) malam.
Dia menyebutkan, kemungkinan perpanjangan kontrak Freeport, yang sudah menambang mineral di Indonesia sejak puluhan tahun silam, menjadi pertimbangan penting pemerintah mendatang, dengan prioritas kepentingan nasional.
"Jadi semua masalah akan dibahas dengan rasional dengan kepentingan nasional," ujar capres yang didampingi cawapres Mantan Menko Perekonomian Hatta Rajasa ini.
Namun, Prabowo tidak merinci klausul atau syarat apa yang akan dia prioritaskan untuk kepentingan Indonesia, dalam perpanjangan kontrak Freeport itu.
Beberapa klausul penting yang sempat mengemuka beberapa waktu terakhir mengenai perpanjangan kontrak Freeport di Indonesia adalah kenaikan royalti untuk pemerintah, dan divestasi saham bagi pemerintah, maupun BUMN atau BUMD.
Sementara itu, Freeport telah menyatakan komitmennya untuk mendukung penghentian ekspor mineral, dengan membangun instalasi pengolahan dan pemurnian mineral emas di Gresik, Jawa Timur, sebesar 2,3 miliar dollar AS.
Perpanjangan kontrak Freeport dan sejumlah perusahaan asing di sektor energi dan sumber daya mineral memang menjadi hal krusial yang akan dihadapi pemerintah periode 2014-2019.
Presiden yang terpilih, akan menentukan perpanjangan kontrak Freeport pada dua tahun sebelum kontrak itu habis.
Original Posted By cow.shake►
Berencana Bebaskan Freeport dari Penaikan Pajak, Adik Prabowo Dikritik
- 06 Juni 2014 01:30 wib
Metrotvnews.com, Jakarta: Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, mendapat kritik dari Ketua Eksekutif Human Rights Committee for Social Justice (IHCS), Gunawan.
Pasalnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu telah berjanji dalam pidatonya tidak akan menaikan pajak untuk Freeport yang diperkirakan sudah mulai beroperasi di Indonesia sejak 1967.
Alih-alih berencana menaikkan pajak Freeport, Hashim malah berencana memperbanyak pembayaran pajak dari rakyat.
"Seharusnya Hashim dan Gerindra mengingatkan pemerintah dan Freeport untuk menghormati UUD 1945 dan UU Minerba. Hashim seharusnya tidak begitu saja membebankan semua pajak ke rakyat kebanyakan," tegas Gunawan di Jakarta, Kamis (5/6/2014).
Seperti diberitakan sebelumnya, awal bulan ini beredar di YouTube sebuah video Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, yang berpidato di acara The United States-Indonesia (Usindo) Society Washington Special Open Forum Luncheon.
"Bagi orang-orang Partai Republik yang ada di sini (AS), jangan khawatir. Kami tidak akan menaikkan tarif pajak Anda sama sekali. Freeport, kami akan melakukan hal-hal lain untuk Anda. Tetapi rate pajak sudah bagus, rate pajak sudah bagus. Freeport telah membayar $2,5 miliar pajak tahun lalu. Bagus buat Freeport," demikian salah satu petikan pidato Hashim.
Pidato tersebut disampaikan di Washington DC, pada 17 Juli 2013 dan diunggah oleh seseorang dengan identitas Dwiko Sulistyo pada 1 Juni lalu. Pihak pengunggah mengklaim tayangan tersebut diambil dari akun GerindraTV.
Video berjudul 'Hashim Djojohadikusumo Memaparkan Visi Partai Gerindra di acara USINDO Open Forum Luncheon' tersebut berdurasi 1 jam 30 menit. Adapun link video yang diunggah Dwiko ialah:
Menurut Gunawan, Hashim dan Gerinda seharusnya mengevaluasi Freeport karena telah mendapat untung besar di Indonesia. Evaluasi, lanjutnya, juga harus diarahkan apakah kontrak sudah melahirkan pengurusan dan pengelolaan tambang sesuai mandat UUD 1945 dan UU Minerba atau tidak.
“Tolok ukurnya adalah apakah Freeport memberi kesejahteraan bagi suku-suku di Papua dan bagi penerimaan negara serta perbaikan lingkungan hidup,” kritik Gunawan.
Gunawan mengatakan sulit membuktikan dukungan keuangan dari Freeport dalam Pemilu Presiden yang kini diikuti Prabowo dan pasangannya Hatta Rajasa. Karena, dana keamanan ke aparat hukum dari Freeport saja tak pernah diungkap.
“Tapi keberadaan Freeport cukup mempengaruhi karena menjadi simbol dominasi ekonomi dan kehadiran Amerika,” pungkasnya. (*)
Code:
http://news.metrotvnews.com/read/2014/06/06/249609/berencana-bebaskan-freeport-dari-penaikan-pajak-adik-prabowo-dikritik
Pidato Hashim di AS Dinilai Manjakan Freeport
Kamis, 5 Juni 2014 | 20:55
[JAKARTA] Ketua Eksekutif Human Rights Committee for Social Justice (IHCS), Gunawan, mengkritik sikap Prabowo Subianto dan Partai Gerindra yang terkesan lebih memilih untuk memperbanyak pembayaran pajak dari rakyat, sementara perusahaan besar asing seperti PT Freeport justru dipuja.
Sikap seperti disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo itu dianggap menafikan rakyat dan tak mau membuka diri pada dugaan pelanggaran hukum yang mungkin dilakukan perusahaan besar seperti Freeport.
"Seharusnya tak begitu saja membebankan pajak ke rakyat kebanyakan. Seharusnya Hashim dan Gerindra mengingatkan Pemerintah dan perusahaan seperti Freeport untuk menghormati UUD 45 dan UU Minerba," kata Gunawan di Jakarta, Kamis (5/6).
"Tolok ukurnya adalah seharusnya apakah tambang Freeport memberi kesejahteraan bagi suku-suku di Papua dan sumbangsihnya bagi penerimaan negara dan perbaikan lingkungan hidup."
Padahal, lanjutnya, pajak Freeport yang angkanya terkesan besar harus dilihat lebih jauh, apakah sebanding dengan keuntungan yang dibawa Freeport ke luar Indonesia. Apalagi sebelum ada UU Minerba, kontrak membolehkan Freeport mengekspor bahan tambang mentah sehingga sulit diketahui sesungguhnya apa saja yang dibawa Freeport ke luar.
Sebagai tambahan, harus diketahui bahwa hingga kini Freeport hanya membayar royalti emas 1 persen lebih rendah dari yang ditentukan peraturan pemerintah yaitu minimal 3,75 persen.
Karena itulah, menurutnya, (jika berkuasa) Hashim dan Gerinda seharusnya melakukan evaluasi terhadap Freeport, apakah kontrak sudah melahirkan pengurusan dan pengelolaan tambang sesuai mandat UUD 45 dan UU Minerba atau tidak. Dan bukan malah hendak membebankan pajak ke rakyat kebanyakan begitu saja.
"Karena Freeport untung besar di Indonesia," kata dia.
Entah kebetulan atau tidak,
calon wapres yang akan berpasangan dengan Prabowo adalah Hatta Radjasa, yang bersama Jero Wacik mengurusi renegosiasi Freeport. Seperti diketahui, pemerintah baru saja memperpanjang kontrak Freeport hingga 2041.
Kepada Gunawan, wartawan juga menanyakan apakah masalah Freeport bisa jadi penentu siapa pemenang pilpres Indonesia.
"Cukup memengaruhi, karena menjadi simbol dominasi ekonomi dan kehadiran Amerika," jawab Gunawan.
Soal kaitan langsung Freeport dan Pilpres, lanjut Gunawan, sulit membuktikan dukungan keuangan dari perusahaan AS itu. Dan toh soal dana keamanan ke aparat hukum dari Freeport tak pernah diungkap dan berdampak secara hukum.
Sebelumnya, saat berpidato dalam acara The United States-Indonesia (Usindo) Society Washington Special Open Forum Luncheon yang diadakan di Washington DC, pada 17 Juli 2013, Hasjim menyatakan (jika terpilih menjadi presiden RI), Prabowo dan Gerindra akan memperbanyak tingkat pembayaran pajak dari rumah tangga-rumah tangga di Indonesia.
Sebab ada sekitar 15-16 jutaan rumah tangga di Indonesia yang belum membayar pajak. Dengan itu, akan ada tambahan pemasukan 5 persen GDP dari orang Indonesia yang harus membayar pajak itu. Dengan demikian, tarif pajak perusahaan besar tak perlu dinaikkan.
"Salah satu hal baik dari pemerintahan (SBY) saat ini adalah menurunkan rate pajak penghasilan. Kalian tahu saya ini seorang kapitalis, dan saya suka rate pajak yang rendah," kata Hashim.
"Dan tanpa menaikkan rate pajak, tapi dengan mendapatkan lebih banyak pembayaran pajak dari masyarakat Indonesia. Publik itu masuk ke dalam jaring pembayaran pajak. Kita akan mendapatkan 5 persen itu."
Hashim lalu berbicara kepada audiens yang mengikuti acara itu, yakni para elite Amerika Serikat (AS).
"Bagi Anda pendukung Partai Republik (AS) yang ada di sini, jangan khawatir. Kami takkan menaikkan rate pajak Anda sama sekali. Untuk Freeport, kami akan melakukan hal-hal lain untuk Anda. Tetapi rate pajak sudah bagus, rate pajak sudah bagus. Freeport sudah membayar US$ 2,5 miliar pajak tahun lalu. Bagus buat Freeport," kata Hashim.
Mendengar pernyataan itu, sejumlah audiens yang hadir langsung tertawa. Seorang warga AS yang hadir terdengar menyatakan "(Angka US$ 2,5 miliar) Itu sudah bagus untuk orang Indonesia", dan Hashim mengikutinya, "Ya, bagus untuk Indonesia."
Code:
http://www.suarapembaruan.com/internasional/pidato-hashim-di-as-dinilai-manjakan-freeport/56880