- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
Gagasan Sederhana Tentang “Kolaborasi” Jokowi dan Prabowo


TS
epJay
Gagasan Sederhana Tentang “Kolaborasi” Jokowi dan Prabowo
Pertama saya mau share tulisan dari senior saya di kampus.
Ini berupa pendapat dan hasil pemikirannya pribadi mengenai pemilu nanti..
Sila disimak
Yang baik belum tentu benar, yang buruk belum tentu salah, yang dibutuhkan belum tentu yang diinginkan, begitupun yang diinginkan belum tentu yang dibutuhkan sebuah petuah yang menjadi prolog dan membuka sebuah wacana tentang hari Rabu di tanggal 9 Juli 2014 dimana saat itu adalah hari bersejarah untuk bangsa Indonesia, pesta demokrasi 5 tahun sekali pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang baru, setelah 10 tahun kita ada di era Pak SBY, hari ini sampai nanti saat semua prosesi ini dilalui adalah pembelajaran yang sangat “mahal” bagi seluruh entitas bangsa indonesia di semua elemen dan lapisan masyarakat. Banyak opini yang berkembang dan yang pastinya akan terus berkembang terutama sebelum semua warga mencoblos ke TPS dan memilih pemimpin dan presiden baru untuk Indonesia 5 tahun kedepan. Opini dan persepsi yang berkembang akhir – akhir ini makin tidak substansial sudah mulai menjemukan dan penuh suasana “persaingan” yang semu dan tidak sehat, masyarakat bukan disajikan adu program tapi adu citra, adu militansi pendukung, sampai banyak kampanye yang ada kebanyakan sekarang malah menyentuh area area yang tidak sepatutnya “diledek” dan “dihina” padahal mereka saja belum menjabat sebagai Presiden Indonesia, sampai akhirnya banyak masyarakat lupa bahwa siapapun presidennya kita tetap saja saudara satu tanah air, satu kandungan ibu pertiwi ya suka tidak suka salah satu nya akan jadi pasangan calon dan wakil presiden Republik Indonesia.
Sebenarnya tulisan ini khusus dipersembahkan terutama pada swing voter dan pemilih yang belum menentukan pilihan tentang siapa yang sebaiknya yang memipin seluruh rakyat Indonesia 5 tahun kedepan sebuah konstruksi pemikiran sebuah bangunan gagasan sederhana tentang siapa dan bagaimana ide yang kira kira pas dalam suksesi kepemimpinan Indonesia tercinta ini berdasarkan hasil dialektika terhadap diri sendiri, Ya bisa disimpulkan tulisan ini hanya opini iseng saya pribadi yang sedikit mengambil pengalaman saat dulu berkecimpung di dunia keorganisasian mahasiswa Trisakti yang memberikan kesempatan saya untuk melihat potret masyarakat secara lebih luas, masyarakat yang butuh tauladan, masyarakat yang butuh kesinambungan, dan masyarakat yang butuh suasana dan iklim elite politik yang kondusif serta bersatunya para pemimpin negri. Jadi izinkan pengamat luar pagar ini memberikan sedikit opini dan gagasan yang mungkin berbeda dari kebanyakan orang lain yang melakukan hal sama. Ini sebenarnya konsep yang sangat sederhana, gagasan yang sangat mudah dicerna namun kadang kebanyakan masyarakat hari ini terlalu mengkultuskan atau memuja terhadap kekuatan dan citra figur dan personal semata, tapi banyak yang tidak mengindahkan konsep, cita-cita,ide dan gagasan dalam membangun Indonesia, (karena buat saya potensi seseorang personal untukmengecewakan lebih besar daripada potensi mengecewakan sebuah Ide dan gagasan,jadi bercengkramalah dengan ide dan cita-cita bukan hanya figurnya), karena bagaimanapun Indonesia adalah Negara besar yang dari dulu sudah dibangun dengan cita-cita dibangun dengan janji janji besar para pemimpinnya, dibangun dengan peluh keringat, tetesan darah dan derai air mata sungguhpun tidak ada yang paling nikmat ketika hari ini masyarakat bisa melihat Negara yang besar ini para pemimpinnya ini bisa bersatu diatas kepentingan bangsa.
Kalau sudah sepakat kita bicara ide dan gagasan mari kita mulai dengan secara sederhana kita bahas calon yang “diamanahkan” oleh rakyat Indonesia untuk maju dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2014 – 2019 dimana pilihannya tinggal 2 orang Jokowi atau Prabowo,yang lebih baik dari mereka sebenarnya masih banyak namun secara objektif harus kita akui bahwa merekalah kader kader terbaik bangsa yang berhasil melaluiseluruh tahapan syarat dan dan prasyarat pada system politik yang ada di Indonesia, merekalah yang pada akhirnya bisa menjadi 2 putra terbaik bangsadari 240an juta rakyat Indonesia untuk memimpin bangsa yang besar ini. Sedikit kita lihat profil keduanya secara sederhana setelah itu baru kita sedikit konklusikan menjadi sebuah hipotesa kira kira gagasan apa yang kita bisalakukan dengan kedua calon yang tersedia hari ini.
JOKOWI :
Kenapa Pak Jokowi saya sebut lebih dulu adalah karena secara figur beliau saya rasa adalah potret baru dari kepemimpinan Indonesia hariini, suka atau tidak banyak kepala kepala daerah yang muncul sebagai pendobrak dan ter blow up oleh media karena dipelopori oleh Jokowi, 90an sekian persen hasil pemilihan Walikota Solo yang kedua adalah bukti masa kepemimpinan Jokowi di Solo adalah sebuah kotribusi nyata untuk masyarakat Solo. Sejujurnya saat saya mejabat di BEM Universitas Trisakti saya pernah bertemu dengan beliau sekitar Tahun 2011 di kwartal akhir saya lupa persisnya di sebuah acara launching sebuah majalah yang bernama The Politics. Saya bertemu Jokowi setelah beliau mempresentasikan tentang bagaimana beliau memimpin Solo, sangat sederhana memang dari olah tubuhnya, gaya bicaranya dan saya yakin itu bukan pencitraan (gatau kalau sekarang..hehe) saya sempat berbincang dan mengajaknya memberikan kuliah umum di Universitas Trisakti beliau hanya berkata “undang saja, tapi tolong ya siapkan penginapan dan tiket kereta” seperti itu katanya sangat sederhana bersahaja dan cenderung polos. Jokowi memang sebuah antitesa dari kepemimpinan hari ini dia egaliter dan merakyat walaupun tetap harus dibuktikan dengan kebijakan yang pro rakyat yang disusun dan direncanakan secara sistematis juga, bukan hanya mengandalkan dan mempertajam pencitraan tapi minim substansi, bagaimanapun Negara ini tidak bisa diblusuki satu demi satu, pasar pasar tidak bisa ditinjau satu demi satu (bahkan mungkin jokowi sudah jarang blusukan di daerah Jakarta setelah beliau dicapreskan..hehehe) tapi kebijakan seorang pemimpinlah yang akan bisa berdampak bagi seluruh bangsa Indonesia. Citra Jokowi adalah bentuk pertama dari antitesa citra Presiden kita saat ini Pak SBY jika SBY dulu dicitrakan sebagai pemimpin pintar, cerdas dan berwibawa sekarang Jokowi dicitrakan sebagai pemimpin apa adanya yang dekat dengan rakyat ditambah lagi Jokowi adalah tokoh yang lahir dari partai oposisi yang dicitrakan membawa “perubahan” dan lain sebagainya argumentasi yang menunjukan Jokowi adalah antitesa SBY. Secara figur kepibadian bisa disimpulkan bahwa Jokowi adalah figur Presiden yang unik dan menurut saya lebih disukai dan diinginkan rakyat Indonesia
PRABOWO :
Saya belum pernah bertemu beliau tapi saya sering penasaran dengan apa yang beliau selalu utarakan tentang bangsa Indonesia, Prabowo adalahsosok yang unik karena cerita hidupnya tidak terlalu mulus mungkin “ketidakberuntungan” adalah nama tengahnya, saat karir militernya dipercepat sebelum ada di puncak, ketika beliau gagal menjadi kandidat Capres dari konvensi Partai Golkar, ketika beliau gagal ketika maju bersama Megawati menjadi calon Wakil Presiden adalah beberapa contohnya, disamping terpaan kasus HAM yang timbul tenggelam tergantung situasi politik, tetapi keheranan saya adalah beliau selalu bisa bangkit dari ketidak beruntungan tersebut, mungkin doa dari ayah Prabowo sama dengan doa Jendral Douglas Mc Arthur untuk membimbing anaknya di jalan yang sulit agar menjadi pribadi yang tangguh, kesalutan terbesar saya adalah beliau masih eksis sampai sekarang dan bahkan menjadi Calon Presiden pada pemilihan kali ini beliau memang menapaki hidupnya diatas realita yang sangat manusiawi ada kalanya di masa jaya ada kalanya terpuruk. Lantas bagaimana kita bisa melihat dan menilai kinerja Prabowo karena beliau belum pernah menjadi walikota, citra yang melekat pada beliau bahwa dia orang yang tegas dan tidak mudah di intervensi juga masih harus dibuktikan lebih jauh, tapi satu hal yang harus kita akui bahwa Prabowo memberikan harapan, mimpi dan utopia besar tentang bangsa Indonesia visinya tentang Indonesia yang terukur (slogannya nyapun bisa diukur contoh sederhananya dia ingin menjadikan Indonesia sebagai Macan Asia, itu hal bisa dilihat oleh masyarakat apakah di tangan beliau Indonesia bisa jadi macan asia atau hanya jadi kucing garong.) yang tahan pangan, berdikari di bidang ekonomi berdaulat di bidang politik, dan berkepribadian di di bidang budaya bisa secara jelas dia paparkan runut dan sistematis sehingga “seolah olah” dia sudah berbuat banyak. Prabowo juga dicitrakan sebagai antitesa kedua dari SBY yang pemikir dan hati-hati sedangkan Prabowo yang tegas dan lugas dan akan membawa Indonesia menjadi bangsa yangkuat menghadapi era globalisasi yang tidak bisa didikte siapapun mengapa Prabowo bisa dicitrakan seperti ini karena beliau benar benar bisa menjelaskan visi dan mimpinya dengan baik dan sistematis walaupun beliau belum pernah masuk di pemerintahan sebelumnya, ditambah lagi beliau juga lahir sebagai oposisi utama dari SBY yang makin menguatkan citra ini. Secara visi, konsep, dan pengalaman tentang Ke Indonesiaan menurut saya Prabowo adalah figur Presiden yang lebih dibutuhkan masyarakat Indonesia.
REFLEKSI dan ANALISA :
Pada akhirnya kedua calon Presiden ini memang menawarkan janji, harapan, serta perubahan untuk Bangsa Indonesia, namun saya pribadi ragu untuk berekspektasi banyak terhadap keduanya. Mereka berdua adalah representasi dari kalangan Oposisi ( yang cenderung anti kemapanan dan menawarkan perubahan) tapi menjadi kontraproduktif ketika ternyata Jokowi menggandeng Jusuf Kalla dan Prabowo menggandeng Hatta Rajasa sebagai calon Wakil Presiden dimana keduanya secara jelas adalah representasi dari status quo dimana JK adalah mantan Wakil Presiden era SBY (dimana Jokowi dicitrakan sebagai antitesanya) dan Hatta Rajasa sudah 10 tahun di dalam kabinet SBY (dimana Prabowo dicitrakan sebagai antitesa dari SBY juga) jadi jika menengok secara sederhana kedua duanya memang masih melakukan perubahan yang setengah setengah, toh pada akhirnya hasil kedepannya tidak akan terlalu jauh karena keduanya adalah kombinasi dari tokoh oposisi dan status quo jadi saya sarankan jangan terlalu ber ekspektasi lebih terhadap dua pasangan ini bisa dibilang keduanya sama sama saja hanya berbeda kemasan dua duanya sama sama kader terbaik bangsa dan dua duanya sama punya banyak kekurangan. Kedua pasangan ini adalah kombinasi mimpi dan realitas, perubahan dan kemapanan, tidak nyambung bukan? Jadi, sebenarnya inilah dasar pemikirannya dari tulisan saya ini dari konsep inilah terlecut sebuah gagasan bahwa kedua orang ini Prabowo dan Jokowi adalah tokoh bangsa yang harus diakui adalah yang terbaik saat ini untuk memimpin bangsa ini karena mereka bukan saja lulus secara popularitas dan kualitas namun juga berhasil melalui seluruh tahapan politik dari sistem politik dalam iklim demokrasi yang ada di Indonesia (ini hal yang tidak banyak orang punya). Menurut saya jalan paling baik dikarenakan kita hanya memiliki dua pilihan Presiden ini adalah dengan “menggabungkannya” dan “memaksa” mereka untuk berkolaborasi.
Indonesia ini Negara besar yang tidak bisa dibebankan masalahnya kepada satu orang pemimpin saja, Negara ini luas belum lagi kepentingan kepentingan asing disekitar kita dimana dibutuhkan sebuah kolaborasi antar pemimpinnya, dibutuhkan suri tauladan dari para pemimpin dan petinggi negri ini cukuplah Mega dan SBY yang masih mau sendiri sendiri dan tidak mau berkolaborasi membangun Indonesia.
Lantas ketika semua sepakat bahwa Indonesia butuh keteladanan dari para pemimpinya, Indonesia butuh kerjasama setiap kader kader terbaik bangsanya bersatu membangun Indonesia, bahwa juga harus diakui bahwa persatuan dan kolaborasi antara Jokowi dan Prabowo lah yang terbaik untuk bangsa Indonesia, ya benar gagasannya adalah dengan menyatukan Jokowi dan Prabowo dalam suatu konsep pemerintahan mereka berdua harus berada dalam sistem pemerintahan di Indonesia mencoba merubah bangsa ini dari dalam, karena saya termasuk yang yakin jika ingin merubah suatu sistem kebangsaan ya harus masuk kedalam pemerintahannya juga masuk ke dalam sistem, dan berjuang dari dalam. Lalu jika mereka sekarang berkompetisi menjadi Presiden bagaimana cara menyatukan mereka berdua didalam satu pemerintahan?
GAGASAN :
Menyatukan mereka dalam suatu sistem pemerintahan nampak sangat sulit tapi kita bisa “memaksa” mereka untuk sama sama berada dalam pemerintahan meskipun dengan cara yang berbeda menyatukan yang diinginkan danyang dibutuhkan memang terlalu ideal, tapi kali ini apakah bisa? Jawabannya sangat bisa! Mungkin ini adalah peluang sekaligus celah dari keputusan yang diambil Jokowi sendiri ketika “hanya” memutuskan cuti dari tugasnya sebagai Gubernur DKI artinya setelah pilpres ini jika hasilnya beliau ternyata kalah beliau akan kembali menjabat sebagai Gubernur DKI, Gubernur Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jika Jokowi kalah kita berpeluang untuk melihat dua kader dan pemimpin terbaik di Indonesia saat ini berkolaborasi untuk Indonesia dan menyelesaikan masalahnya. Memang Jokowi jadi Gubernur hanya di DKI saja mungkin terjadi kecemburuan di daerah luar DKI tapi bukannya DKI adalah potret dari Indonesia juga, ini adalah ibukota Negara kawah candradimuka dari Indonesia, menyelesaikan masalah di Jakarta dan memperbaiki Jakarta juga memperbaiki Indonesia, mengurus Jakarta tidak kalah mulia dengan mengurus Indonesia, jika argumennya adalah banyak program di Jakarta banyak yang terhambat oleh pusat maka cara satu satunya bukan hanya merebut kekuasaan di pusat tapi berkolaborasilah dengan pusat, disinilah kita bisa melihat peluang kedua calon Presiden ini akan saling berkolaborasi demi Indonesia. Jakarta akan jadi proyek percontohannya akan jadi mercusuarnya dimana sehabis ini makin banyak kepala daerah kepalah daerah yang reformis yang akan hadir di setiap wilayah wilayah di Indonesia, dengan Jokowi sebagai pelopornya. Ada juga argumentasi yang mengatakan di Jakarta sudah ada Ahok yang bagus dan fasih mengurus Jakarta tapi bukannya inilah peluang melihat Prabowo Jokowi dan Ahok pada satu pemerintahan yang sama? Bayangkan kita berkesempatan melihat 2 kader terbaik bangsa yaitu Jokowi dan Prabowo ditambah Ahok berkolaborasi demi Indonesia, luar biasa bukan? Toh juga di Jakarta masih ada beberapa hal yangmasih harus diselesaikan MRT, Korupsi Bus Transjakarta, serta KJP dan KJS yang masih belum tepat sasaran dan lain sebagainya. Dengan “dimenangkannya” Prabowo dan “dikalahkannya” Jokowi lah peluang ini besar sekali terjadi karena jika yang terjadi sebaliknya maka konsep kolaborasi Jokowi dan Prabowo dalam suatu sistem pemerintahan akan mentah, karena Prabowo tidak cuti dari kepala pemerintahan mana mana. Peluang terjadinya kolaborasi dua pemimpin ini akan adadan masyarakat bisa mendapatkan semuanya dapat Prabowo dapat juga Jokowi, tidak ada yang dikalahkan jika Prabowo menang menjadi Presiden, masyarakat juga yang akan menang karena mereka dapat Jokowi dan Prabowo sekaligus sebagai pemimpin, tinggal kita lihat bagaimana keteladanan mereka menjalankan amanahnya masing masing. Untuk itu kapasitas saya bukan untuk mendukung salah satu pihak tapi saya dalam posisi memperjuangkan dan menyebarkan gagasan yang saya miliki dan sampai sekarang saya belum melihat ada ide dan gagasan sederhana yang dimilki oleh orang lain yang bisa “mengalahkan” argumentasi saya ini bahwa kedua tokoh ini harus “dipaksa” berkolaborasi dalam satu sistem pemerintahan, dua duanya ada didalam sistem baik pusat maupun daerah, dan pada akhirnya dua duanya berpeluang melakukan perubahan demi Indonesia.
Jadi silahkan nilai sendiri tulisan saya, Apakah tulisan saya memihak? Bisa jadi tapi saya berpihak pada ide dan gagasan, kalau ada gagasan yang lebih baik saya rela melepaskan ide ini. Apakah saya pendukung fanatik atau masuk dalam timses Prabowo? Tidak juga (saya cuma pengamat iseng yang hanya berlandaskan pengalaman kecil memimpin organisasi mahasiswa yang membuat saya bersentuhan dengan masyarakat). Tapi apakah saya akan memilih Prabowo nanti saat 9 Juli? jawaban saya kalau dengan memilih Prabowo bisa menjadikan kedua pemimpin ini berpeluang berkolaborasi untuk Indonesia maka saya bisa dicatat sebagai pemilih Prabowo di TPS saya nanti.
Pada akhirnya saya ingin mengajak untuk Sukseskan kolaborasi Prabowo – Jokowi sebagai pasangan Presiden dan Gubernur demi bersatunya dua pemimpin terbaik demi kemajuan bangsa Indonesia.
Salam,
Sutan Nalendra
Saya pribadi belum menentukan pilihan, masih mencari keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan dari capres-capres kita. Semoga kita yg belum menentukan pilihan bisa memilih apa yang kita yakini, terlepas dari artikel ini memihak kepada gagasan yang ditulis atau pilihan kita sendiri
sumber
Wah ini menarik nih, ada dari sudut pandang yg berbeda, dari sisi wetonnya, nice info bro
Hehe, iyaaa kalo emang bisa sih ya gpp, cuma pasti prabowo kalo kalah kan gk di pemerintahan, beda sama jokowi.. kecuali jokowi beneran berniat ngasih jatah mentri pertanian atau jabatan lain itu ke prabowo, bukan ke koalisi
Ini juga jagoan ane bro. Beliau mengubah ane yg tadinya gak peduli, menjadi tertarik untuk turun tangan
Sayaang masyarakat kurang aware dan melihat pak Anies, keburu kepincut sama walikota, gubernur, mentri dan pejabat - pejabat lain yg sering disorot media. Padahal pemikiran, visi misi beliau sangat mantab (IMO), walau pun masih sebatas retorika
Ini berupa pendapat dan hasil pemikirannya pribadi mengenai pemilu nanti..
Sila disimak
Quote:
Yang baik belum tentu benar, yang buruk belum tentu salah, yang dibutuhkan belum tentu yang diinginkan, begitupun yang diinginkan belum tentu yang dibutuhkan sebuah petuah yang menjadi prolog dan membuka sebuah wacana tentang hari Rabu di tanggal 9 Juli 2014 dimana saat itu adalah hari bersejarah untuk bangsa Indonesia, pesta demokrasi 5 tahun sekali pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang baru, setelah 10 tahun kita ada di era Pak SBY, hari ini sampai nanti saat semua prosesi ini dilalui adalah pembelajaran yang sangat “mahal” bagi seluruh entitas bangsa indonesia di semua elemen dan lapisan masyarakat. Banyak opini yang berkembang dan yang pastinya akan terus berkembang terutama sebelum semua warga mencoblos ke TPS dan memilih pemimpin dan presiden baru untuk Indonesia 5 tahun kedepan. Opini dan persepsi yang berkembang akhir – akhir ini makin tidak substansial sudah mulai menjemukan dan penuh suasana “persaingan” yang semu dan tidak sehat, masyarakat bukan disajikan adu program tapi adu citra, adu militansi pendukung, sampai banyak kampanye yang ada kebanyakan sekarang malah menyentuh area area yang tidak sepatutnya “diledek” dan “dihina” padahal mereka saja belum menjabat sebagai Presiden Indonesia, sampai akhirnya banyak masyarakat lupa bahwa siapapun presidennya kita tetap saja saudara satu tanah air, satu kandungan ibu pertiwi ya suka tidak suka salah satu nya akan jadi pasangan calon dan wakil presiden Republik Indonesia.
Sebenarnya tulisan ini khusus dipersembahkan terutama pada swing voter dan pemilih yang belum menentukan pilihan tentang siapa yang sebaiknya yang memipin seluruh rakyat Indonesia 5 tahun kedepan sebuah konstruksi pemikiran sebuah bangunan gagasan sederhana tentang siapa dan bagaimana ide yang kira kira pas dalam suksesi kepemimpinan Indonesia tercinta ini berdasarkan hasil dialektika terhadap diri sendiri, Ya bisa disimpulkan tulisan ini hanya opini iseng saya pribadi yang sedikit mengambil pengalaman saat dulu berkecimpung di dunia keorganisasian mahasiswa Trisakti yang memberikan kesempatan saya untuk melihat potret masyarakat secara lebih luas, masyarakat yang butuh tauladan, masyarakat yang butuh kesinambungan, dan masyarakat yang butuh suasana dan iklim elite politik yang kondusif serta bersatunya para pemimpin negri. Jadi izinkan pengamat luar pagar ini memberikan sedikit opini dan gagasan yang mungkin berbeda dari kebanyakan orang lain yang melakukan hal sama. Ini sebenarnya konsep yang sangat sederhana, gagasan yang sangat mudah dicerna namun kadang kebanyakan masyarakat hari ini terlalu mengkultuskan atau memuja terhadap kekuatan dan citra figur dan personal semata, tapi banyak yang tidak mengindahkan konsep, cita-cita,ide dan gagasan dalam membangun Indonesia, (karena buat saya potensi seseorang personal untukmengecewakan lebih besar daripada potensi mengecewakan sebuah Ide dan gagasan,jadi bercengkramalah dengan ide dan cita-cita bukan hanya figurnya), karena bagaimanapun Indonesia adalah Negara besar yang dari dulu sudah dibangun dengan cita-cita dibangun dengan janji janji besar para pemimpinnya, dibangun dengan peluh keringat, tetesan darah dan derai air mata sungguhpun tidak ada yang paling nikmat ketika hari ini masyarakat bisa melihat Negara yang besar ini para pemimpinnya ini bisa bersatu diatas kepentingan bangsa.
Kalau sudah sepakat kita bicara ide dan gagasan mari kita mulai dengan secara sederhana kita bahas calon yang “diamanahkan” oleh rakyat Indonesia untuk maju dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2014 – 2019 dimana pilihannya tinggal 2 orang Jokowi atau Prabowo,yang lebih baik dari mereka sebenarnya masih banyak namun secara objektif harus kita akui bahwa merekalah kader kader terbaik bangsa yang berhasil melaluiseluruh tahapan syarat dan dan prasyarat pada system politik yang ada di Indonesia, merekalah yang pada akhirnya bisa menjadi 2 putra terbaik bangsadari 240an juta rakyat Indonesia untuk memimpin bangsa yang besar ini. Sedikit kita lihat profil keduanya secara sederhana setelah itu baru kita sedikit konklusikan menjadi sebuah hipotesa kira kira gagasan apa yang kita bisalakukan dengan kedua calon yang tersedia hari ini.
JOKOWI :
Kenapa Pak Jokowi saya sebut lebih dulu adalah karena secara figur beliau saya rasa adalah potret baru dari kepemimpinan Indonesia hariini, suka atau tidak banyak kepala kepala daerah yang muncul sebagai pendobrak dan ter blow up oleh media karena dipelopori oleh Jokowi, 90an sekian persen hasil pemilihan Walikota Solo yang kedua adalah bukti masa kepemimpinan Jokowi di Solo adalah sebuah kotribusi nyata untuk masyarakat Solo. Sejujurnya saat saya mejabat di BEM Universitas Trisakti saya pernah bertemu dengan beliau sekitar Tahun 2011 di kwartal akhir saya lupa persisnya di sebuah acara launching sebuah majalah yang bernama The Politics. Saya bertemu Jokowi setelah beliau mempresentasikan tentang bagaimana beliau memimpin Solo, sangat sederhana memang dari olah tubuhnya, gaya bicaranya dan saya yakin itu bukan pencitraan (gatau kalau sekarang..hehe) saya sempat berbincang dan mengajaknya memberikan kuliah umum di Universitas Trisakti beliau hanya berkata “undang saja, tapi tolong ya siapkan penginapan dan tiket kereta” seperti itu katanya sangat sederhana bersahaja dan cenderung polos. Jokowi memang sebuah antitesa dari kepemimpinan hari ini dia egaliter dan merakyat walaupun tetap harus dibuktikan dengan kebijakan yang pro rakyat yang disusun dan direncanakan secara sistematis juga, bukan hanya mengandalkan dan mempertajam pencitraan tapi minim substansi, bagaimanapun Negara ini tidak bisa diblusuki satu demi satu, pasar pasar tidak bisa ditinjau satu demi satu (bahkan mungkin jokowi sudah jarang blusukan di daerah Jakarta setelah beliau dicapreskan..hehehe) tapi kebijakan seorang pemimpinlah yang akan bisa berdampak bagi seluruh bangsa Indonesia. Citra Jokowi adalah bentuk pertama dari antitesa citra Presiden kita saat ini Pak SBY jika SBY dulu dicitrakan sebagai pemimpin pintar, cerdas dan berwibawa sekarang Jokowi dicitrakan sebagai pemimpin apa adanya yang dekat dengan rakyat ditambah lagi Jokowi adalah tokoh yang lahir dari partai oposisi yang dicitrakan membawa “perubahan” dan lain sebagainya argumentasi yang menunjukan Jokowi adalah antitesa SBY. Secara figur kepibadian bisa disimpulkan bahwa Jokowi adalah figur Presiden yang unik dan menurut saya lebih disukai dan diinginkan rakyat Indonesia
PRABOWO :
Saya belum pernah bertemu beliau tapi saya sering penasaran dengan apa yang beliau selalu utarakan tentang bangsa Indonesia, Prabowo adalahsosok yang unik karena cerita hidupnya tidak terlalu mulus mungkin “ketidakberuntungan” adalah nama tengahnya, saat karir militernya dipercepat sebelum ada di puncak, ketika beliau gagal menjadi kandidat Capres dari konvensi Partai Golkar, ketika beliau gagal ketika maju bersama Megawati menjadi calon Wakil Presiden adalah beberapa contohnya, disamping terpaan kasus HAM yang timbul tenggelam tergantung situasi politik, tetapi keheranan saya adalah beliau selalu bisa bangkit dari ketidak beruntungan tersebut, mungkin doa dari ayah Prabowo sama dengan doa Jendral Douglas Mc Arthur untuk membimbing anaknya di jalan yang sulit agar menjadi pribadi yang tangguh, kesalutan terbesar saya adalah beliau masih eksis sampai sekarang dan bahkan menjadi Calon Presiden pada pemilihan kali ini beliau memang menapaki hidupnya diatas realita yang sangat manusiawi ada kalanya di masa jaya ada kalanya terpuruk. Lantas bagaimana kita bisa melihat dan menilai kinerja Prabowo karena beliau belum pernah menjadi walikota, citra yang melekat pada beliau bahwa dia orang yang tegas dan tidak mudah di intervensi juga masih harus dibuktikan lebih jauh, tapi satu hal yang harus kita akui bahwa Prabowo memberikan harapan, mimpi dan utopia besar tentang bangsa Indonesia visinya tentang Indonesia yang terukur (slogannya nyapun bisa diukur contoh sederhananya dia ingin menjadikan Indonesia sebagai Macan Asia, itu hal bisa dilihat oleh masyarakat apakah di tangan beliau Indonesia bisa jadi macan asia atau hanya jadi kucing garong.) yang tahan pangan, berdikari di bidang ekonomi berdaulat di bidang politik, dan berkepribadian di di bidang budaya bisa secara jelas dia paparkan runut dan sistematis sehingga “seolah olah” dia sudah berbuat banyak. Prabowo juga dicitrakan sebagai antitesa kedua dari SBY yang pemikir dan hati-hati sedangkan Prabowo yang tegas dan lugas dan akan membawa Indonesia menjadi bangsa yangkuat menghadapi era globalisasi yang tidak bisa didikte siapapun mengapa Prabowo bisa dicitrakan seperti ini karena beliau benar benar bisa menjelaskan visi dan mimpinya dengan baik dan sistematis walaupun beliau belum pernah masuk di pemerintahan sebelumnya, ditambah lagi beliau juga lahir sebagai oposisi utama dari SBY yang makin menguatkan citra ini. Secara visi, konsep, dan pengalaman tentang Ke Indonesiaan menurut saya Prabowo adalah figur Presiden yang lebih dibutuhkan masyarakat Indonesia.
REFLEKSI dan ANALISA :
Pada akhirnya kedua calon Presiden ini memang menawarkan janji, harapan, serta perubahan untuk Bangsa Indonesia, namun saya pribadi ragu untuk berekspektasi banyak terhadap keduanya. Mereka berdua adalah representasi dari kalangan Oposisi ( yang cenderung anti kemapanan dan menawarkan perubahan) tapi menjadi kontraproduktif ketika ternyata Jokowi menggandeng Jusuf Kalla dan Prabowo menggandeng Hatta Rajasa sebagai calon Wakil Presiden dimana keduanya secara jelas adalah representasi dari status quo dimana JK adalah mantan Wakil Presiden era SBY (dimana Jokowi dicitrakan sebagai antitesanya) dan Hatta Rajasa sudah 10 tahun di dalam kabinet SBY (dimana Prabowo dicitrakan sebagai antitesa dari SBY juga) jadi jika menengok secara sederhana kedua duanya memang masih melakukan perubahan yang setengah setengah, toh pada akhirnya hasil kedepannya tidak akan terlalu jauh karena keduanya adalah kombinasi dari tokoh oposisi dan status quo jadi saya sarankan jangan terlalu ber ekspektasi lebih terhadap dua pasangan ini bisa dibilang keduanya sama sama saja hanya berbeda kemasan dua duanya sama sama kader terbaik bangsa dan dua duanya sama punya banyak kekurangan. Kedua pasangan ini adalah kombinasi mimpi dan realitas, perubahan dan kemapanan, tidak nyambung bukan? Jadi, sebenarnya inilah dasar pemikirannya dari tulisan saya ini dari konsep inilah terlecut sebuah gagasan bahwa kedua orang ini Prabowo dan Jokowi adalah tokoh bangsa yang harus diakui adalah yang terbaik saat ini untuk memimpin bangsa ini karena mereka bukan saja lulus secara popularitas dan kualitas namun juga berhasil melalui seluruh tahapan politik dari sistem politik dalam iklim demokrasi yang ada di Indonesia (ini hal yang tidak banyak orang punya). Menurut saya jalan paling baik dikarenakan kita hanya memiliki dua pilihan Presiden ini adalah dengan “menggabungkannya” dan “memaksa” mereka untuk berkolaborasi.
Indonesia ini Negara besar yang tidak bisa dibebankan masalahnya kepada satu orang pemimpin saja, Negara ini luas belum lagi kepentingan kepentingan asing disekitar kita dimana dibutuhkan sebuah kolaborasi antar pemimpinnya, dibutuhkan suri tauladan dari para pemimpin dan petinggi negri ini cukuplah Mega dan SBY yang masih mau sendiri sendiri dan tidak mau berkolaborasi membangun Indonesia.
Lantas ketika semua sepakat bahwa Indonesia butuh keteladanan dari para pemimpinya, Indonesia butuh kerjasama setiap kader kader terbaik bangsanya bersatu membangun Indonesia, bahwa juga harus diakui bahwa persatuan dan kolaborasi antara Jokowi dan Prabowo lah yang terbaik untuk bangsa Indonesia, ya benar gagasannya adalah dengan menyatukan Jokowi dan Prabowo dalam suatu konsep pemerintahan mereka berdua harus berada dalam sistem pemerintahan di Indonesia mencoba merubah bangsa ini dari dalam, karena saya termasuk yang yakin jika ingin merubah suatu sistem kebangsaan ya harus masuk kedalam pemerintahannya juga masuk ke dalam sistem, dan berjuang dari dalam. Lalu jika mereka sekarang berkompetisi menjadi Presiden bagaimana cara menyatukan mereka berdua didalam satu pemerintahan?
GAGASAN :
Menyatukan mereka dalam suatu sistem pemerintahan nampak sangat sulit tapi kita bisa “memaksa” mereka untuk sama sama berada dalam pemerintahan meskipun dengan cara yang berbeda menyatukan yang diinginkan danyang dibutuhkan memang terlalu ideal, tapi kali ini apakah bisa? Jawabannya sangat bisa! Mungkin ini adalah peluang sekaligus celah dari keputusan yang diambil Jokowi sendiri ketika “hanya” memutuskan cuti dari tugasnya sebagai Gubernur DKI artinya setelah pilpres ini jika hasilnya beliau ternyata kalah beliau akan kembali menjabat sebagai Gubernur DKI, Gubernur Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jika Jokowi kalah kita berpeluang untuk melihat dua kader dan pemimpin terbaik di Indonesia saat ini berkolaborasi untuk Indonesia dan menyelesaikan masalahnya. Memang Jokowi jadi Gubernur hanya di DKI saja mungkin terjadi kecemburuan di daerah luar DKI tapi bukannya DKI adalah potret dari Indonesia juga, ini adalah ibukota Negara kawah candradimuka dari Indonesia, menyelesaikan masalah di Jakarta dan memperbaiki Jakarta juga memperbaiki Indonesia, mengurus Jakarta tidak kalah mulia dengan mengurus Indonesia, jika argumennya adalah banyak program di Jakarta banyak yang terhambat oleh pusat maka cara satu satunya bukan hanya merebut kekuasaan di pusat tapi berkolaborasilah dengan pusat, disinilah kita bisa melihat peluang kedua calon Presiden ini akan saling berkolaborasi demi Indonesia. Jakarta akan jadi proyek percontohannya akan jadi mercusuarnya dimana sehabis ini makin banyak kepala daerah kepalah daerah yang reformis yang akan hadir di setiap wilayah wilayah di Indonesia, dengan Jokowi sebagai pelopornya. Ada juga argumentasi yang mengatakan di Jakarta sudah ada Ahok yang bagus dan fasih mengurus Jakarta tapi bukannya inilah peluang melihat Prabowo Jokowi dan Ahok pada satu pemerintahan yang sama? Bayangkan kita berkesempatan melihat 2 kader terbaik bangsa yaitu Jokowi dan Prabowo ditambah Ahok berkolaborasi demi Indonesia, luar biasa bukan? Toh juga di Jakarta masih ada beberapa hal yangmasih harus diselesaikan MRT, Korupsi Bus Transjakarta, serta KJP dan KJS yang masih belum tepat sasaran dan lain sebagainya. Dengan “dimenangkannya” Prabowo dan “dikalahkannya” Jokowi lah peluang ini besar sekali terjadi karena jika yang terjadi sebaliknya maka konsep kolaborasi Jokowi dan Prabowo dalam suatu sistem pemerintahan akan mentah, karena Prabowo tidak cuti dari kepala pemerintahan mana mana. Peluang terjadinya kolaborasi dua pemimpin ini akan adadan masyarakat bisa mendapatkan semuanya dapat Prabowo dapat juga Jokowi, tidak ada yang dikalahkan jika Prabowo menang menjadi Presiden, masyarakat juga yang akan menang karena mereka dapat Jokowi dan Prabowo sekaligus sebagai pemimpin, tinggal kita lihat bagaimana keteladanan mereka menjalankan amanahnya masing masing. Untuk itu kapasitas saya bukan untuk mendukung salah satu pihak tapi saya dalam posisi memperjuangkan dan menyebarkan gagasan yang saya miliki dan sampai sekarang saya belum melihat ada ide dan gagasan sederhana yang dimilki oleh orang lain yang bisa “mengalahkan” argumentasi saya ini bahwa kedua tokoh ini harus “dipaksa” berkolaborasi dalam satu sistem pemerintahan, dua duanya ada didalam sistem baik pusat maupun daerah, dan pada akhirnya dua duanya berpeluang melakukan perubahan demi Indonesia.
Jadi silahkan nilai sendiri tulisan saya, Apakah tulisan saya memihak? Bisa jadi tapi saya berpihak pada ide dan gagasan, kalau ada gagasan yang lebih baik saya rela melepaskan ide ini. Apakah saya pendukung fanatik atau masuk dalam timses Prabowo? Tidak juga (saya cuma pengamat iseng yang hanya berlandaskan pengalaman kecil memimpin organisasi mahasiswa yang membuat saya bersentuhan dengan masyarakat). Tapi apakah saya akan memilih Prabowo nanti saat 9 Juli? jawaban saya kalau dengan memilih Prabowo bisa menjadikan kedua pemimpin ini berpeluang berkolaborasi untuk Indonesia maka saya bisa dicatat sebagai pemilih Prabowo di TPS saya nanti.
Pada akhirnya saya ingin mengajak untuk Sukseskan kolaborasi Prabowo – Jokowi sebagai pasangan Presiden dan Gubernur demi bersatunya dua pemimpin terbaik demi kemajuan bangsa Indonesia.
Salam,
Sutan Nalendra
Saya pribadi belum menentukan pilihan, masih mencari keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan dari capres-capres kita. Semoga kita yg belum menentukan pilihan bisa memilih apa yang kita yakini, terlepas dari artikel ini memihak kepada gagasan yang ditulis atau pilihan kita sendiri

sumber
KOMEN KASKUSER
Quote:
Original Posted By onyok►Ikut Komen Ah....tadinya saya juga berharap begitu karena kedua kandidat mempunyai potensi yang sama... 
tapi menurut perhitungan weton (hitungan hari lahir adat jawa) keduanya memiliki weton yang sama, jdi keduanya tidak akan akur bila berdampingan begitulah kata mbh2 di forsup
eace:

tapi menurut perhitungan weton (hitungan hari lahir adat jawa) keduanya memiliki weton yang sama, jdi keduanya tidak akan akur bila berdampingan begitulah kata mbh2 di forsup

Wah ini menarik nih, ada dari sudut pandang yg berbeda, dari sisi wetonnya, nice info bro

Quote:
Original Posted By grandoz528►ane punya gagasan jg. jokowi RI1, prabowo menteri pertanian. ahok gub DKI.
sama sama berkolaborasi kan?
sama sama berkolaborasi kan?

Quote:
Quote:
Original Posted By noherolikeme►Tenang gan, jokowi menang prabowo bakal masuk juga kok. Malah sesuai keahliannya jadi pengurus kuda di taman safari
#justkidding #nohardfeeling
Pertanyaan aye cuma kalo jokowi adalah semangat jaman knapa harus dijadiin gubernur skalian aja jadi presiden. Kan bisa saja Prabowo jadi menteri skalian coba pengalaman di pemerintahan sipil. Apa prabowo terlalu gengsi ngak mau jadi menteri?
Jaman utopia sudah selesai di masa bung karno dulu rakyat belom sekolah sehingga harus diajak bermimpi. Skarang doktor aja udah bertebarang setiap orang sudah punya mimpi maka yg dibutuhkan adalah figur yg mau mendengarkan dan berdialog menyelesaikan masalah bukan malah menyuruh orang lain untuk mendengarkan kemudia duduk ongkang ongkang kaki
Jadi biarkan saja rakyat yg memilih. Kebeteluan aye juga jumpa jokowi tahun 2011 sebelum dia terkenal di raker Kementerian dan aye udah yakin ininorang bakal jadi sesuatu yg kayaknya bentar lg terwujud jadi presiden
#justkidding #nohardfeeling
Pertanyaan aye cuma kalo jokowi adalah semangat jaman knapa harus dijadiin gubernur skalian aja jadi presiden. Kan bisa saja Prabowo jadi menteri skalian coba pengalaman di pemerintahan sipil. Apa prabowo terlalu gengsi ngak mau jadi menteri?
Jaman utopia sudah selesai di masa bung karno dulu rakyat belom sekolah sehingga harus diajak bermimpi. Skarang doktor aja udah bertebarang setiap orang sudah punya mimpi maka yg dibutuhkan adalah figur yg mau mendengarkan dan berdialog menyelesaikan masalah bukan malah menyuruh orang lain untuk mendengarkan kemudia duduk ongkang ongkang kaki
Jadi biarkan saja rakyat yg memilih. Kebeteluan aye juga jumpa jokowi tahun 2011 sebelum dia terkenal di raker Kementerian dan aye udah yakin ininorang bakal jadi sesuatu yg kayaknya bentar lg terwujud jadi presiden
Hehe, iyaaa kalo emang bisa sih ya gpp, cuma pasti prabowo kalo kalah kan gk di pemerintahan, beda sama jokowi.. kecuali jokowi beneran berniat ngasih jatah mentri pertanian atau jabatan lain itu ke prabowo, bukan ke koalisi

Quote:
Original Posted By comANDRE►maaf, jagoan gw tetep anies baswedan 

Ini juga jagoan ane bro. Beliau mengubah ane yg tadinya gak peduli, menjadi tertarik untuk turun tangan

Sayaang masyarakat kurang aware dan melihat pak Anies, keburu kepincut sama walikota, gubernur, mentri dan pejabat - pejabat lain yg sering disorot media. Padahal pemikiran, visi misi beliau sangat mantab (IMO), walau pun masih sebatas retorika

Diubah oleh epJay 15-06-2014 18:07
0
4K
Kutip
21
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan