APAKAH KILANG SEBESAR TPPI AKAN DI PANDANG SEBELAH MATA OLEH PERTAMINA YANG NOTABENE TPPI DIDIRIKAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BBM NASIONAL SUPAYA KITA INDONESIA BISA MANDIRI DALAM BIDANG KETAHANAN ENERGI.......APAKAH HANYA KARENA ULAH BEBERAPA OKNUM PEMERINTAHAN YANG HANYA MENGERUK KEUNTUNGAN DARI TPPI ATAU ADA SKANDAL BUSUK ORANG2 BERDASI YANG MEMPERMAINKAN INI SEMUA.....SEMOGA INI BISA TERKUAK.....
SELAMATKAN ASET NEGARA..!!!!
cekidot :
Tuban - PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban, kembali terancam berhenti beroperasi. Hal itu disebabkan kerjasama pengoperasian (Tolling Agreement) kilang minyak antara Pertamina dan TPPI akan berakhir 20 Mei 2014.
Untuk menyelamatkan TPPI agar tidak ditutup, ratusan pekerja menggelar unjukrasa di dalam pabrik yang berlokasi di Desa Remen Kecamatan Jenu. Mereka meminta pemerintah khususnya Pertamina mengambil alih pengelolaan TPPI.
"Aksi ini adalah spontanitas teman-teman yang ingin meminta pemerintah untuk mengambil alih TPPI," kata Ketua Serikat SENSORja TPPI, Suhariyadi, kepada sejumlah wartawan, Jumat (16/5/2014).
"Karena kilang (TPPI) kita ini cukup potensial bisa memproduksi premium untuk suplay kebutuhan BBM (Bahan Bakar Minyak) nasional," lanjutnya.
Diketahui sebelumnya TPPI Tuban yang mengalami kendala keuangan sempat berhenti beroperasi pada tahun 2011 lalu. Perusahaan pengolahan kondensat itu bahkan memiliki hutang kepada negara hingga sebesar 2,4 triliun.
Setelah terhenti selama 2 tahun, pengelolaan TPPI Tuban diambil alih pemerintah melalui Pertamina. Kemudian mulai 1 November 2013, kilang TPPI Tuban kembali beroperasi yang merupakan bagian dari perjanjian kerjasama pengoperasian (Tolling Agreement) antara Pertamina dan TPPI.
Sesuai Tolling Agreement, pengolahan akan berlangsung efektif selama 6 bulan. Jadi dengan kata lain kilang TPPI Tuban terancam kembali berhenti beroperasi, karena hingga kini belum ada keputusan lanjutan dari pemerintah "Tolling Agreement akan berakhir pada tanggal 20 mei ini. Tapi sampai saat ini belum ada kejelasan siapa yang akan melanjutkan pengoperasian kilang tersebut," jelasnya.
"Makanya kita minta pemerintah bertindak cepat, jangan sampai aset negara sebesar ini dibiarkan mangkrak dan dikuasai asing," imbuh Suhariyadi.
Dijelaskan, Kilang TPPI Tuban merupakan satu-satunya kilang minyak di Indonesia yang bisa mengolah kondensat menjadi BBM berupa premium. Jadi apabila dimanfaatkan untuk memproduksi BBM, maka bisa mengurangi impor dan menghemat uang negara.
"Kita bisa suplay premium 30 ribu barel per hari, jadi total bisa 900 ribu barel per bulan atau 5 persen dari kebutuhan (BBM) nasional. Tapi bisa digenjot sampai 50 ribu barel per hari," terangnya.
"Kilang TPPI Tuban ini sangat potensial, sangat disayangkan jika dibiarkan bisa rusak. Jadi kita minta pemerintah untuk mengambil alih TPPI, selamatkan aset negara," pungkasnya.
sumber :
http://news.detik.com/read/2014/05/1...erja-unjukrasa
Quote:
Original Posted By pujangga1992►Sekedar info gan, tu TPPI merupakan kilang dengan pelabuhan khusus terbesar ketiga di indonesia.dulu ketika masih beroperasi sebagai KB hasil produksinya di ekspor dan sisa bahan baku hasil produksinya bisa dibikin bahan bakar gas kayak semacam LPG. Jadi TPPI tu multi talented bgt lah, sampai2 bahan sisa produksi masih bisa dibikin produk baru.
Quote:
Original Posted By ajiandriyas471►ya simpel aja gan
kalo ampe TPPI lepas ya brarti ada tangan yang nerima duit dari orang yang menginginkan hal tersebut
kebetulan temen ane lagi kuliah di stem akamigas cepu
ane sedikit tau mengenai permainan duit dan orang dalam
bahkan sebagian cita2 anak bangsa kita itu pake duit biar bisa cepet kaya juga
#MESAKKEBANGSAKU
Quote:
Original Posted By tubpet►kebetulan ane cukup konsen didunia migas. setau ane tppi produksi petrokimia hulu. ini sangat strategis bagi kelangsungan industri petrokimia indonesia.
dengan supply dari dalam negeri, ini berpotensi mengurangi import, dan menyelamatkan neraca perdagangan negara.
ASET TPPI HARUS DISELAMATKAN
Quote:
Original Posted By rossion►TPPI adalah satu2nya kilang di Indonesia yg mmpu mengolah kondensat menjadi bbm dan aromatik. Dengan kapasitas terbesar se Asia Tenggara. Sementara kondensat kita melimpah ruah. Apa mau dijual murah dan tetap impor bbm? Mana hati nuraninya?
Quote:
Original Posted By rossion►Kilang TPPI Tuban merupakan satu-satunya kilang minyak di Indonesia yang bisa mengolah kondensat menjadi BBM berupa premium. Jadi apabila dimanfaatkan untuk memproduksi BBM, maka bisa mengurangi impor dan menghemat uang negara.Kilang TPPI ini sangat potensial, jadi sangat disayangkan jika ini tidak segera diambil alih Pemerintah. TPPI bisa mensuplay premium 30 ribu barel per hari, jadi total bisa 900 ribu barel per bulan atau 5 persen dari kebutuhan (BBM) nasional. Tapi bisa digenjot sampai 50 ribu barel per hari. Apa gak hebat itu gan? Salut buat putra daerah tuban yg mampu mengoperasikan kilang tanpa campur tangan asing. Gimana gan masih meragukan?
tambahan info mak nyusss
Quote:
Original Posted By luky021►Ni gan secuil info yang ane kutip di mbah google gan....ane kutip aja yg berkaitan dengan TPPI...monggo disimak
1. Penjualan Kondensat Bagian Negara Kepada PT TPPI dan BP Migas sudah
melakukan transaksi produk Migas bagian negara secara melanggar hukum sejak tanggal 23 Mei 2009 dan akibatnya negara dirugikan melalui kolusi dan nepotisme TPPI dengan BP Migas. Kerugian negara itu dapat dirinci sebagai berikut :
Pada tanggal 19 Nopember 2009 kerugian negara akibat kolusi BP Migas dan TPPI sebesar US$ 101,04 juta atau hampir Rp. 1.2 triliun.
Pada tanggal 4 Februari 2010 kerugian negara naik menjadi US$ 105,37 juta
atau Rp. 1.25 triliun. Pada tanggal 21 April 2010 kerugian negara mencapai US$ 161 juta atau Rp. 1.9 triliun Pada tanggal 30 Agustus 2010 kerugian negara sudah mencapai US$ 172,3 juta atau Rp. 2 triliun akibat kolusi dan korupsi TPPI bersama BP Migas. Posisi terakhir 31 Desember 2010 kerugian negara akibat korupsi TPPI mencapai US$ 203 juta atau Rp. 2.385
triliun !! Kerugian negara akibat korupsi TPPI ini tidak terbatas hanya pada utang penjualan kondensat bagaian negara dari BP Migas ke TPPI, tetapi juga
kerugian negara sebelumnya yaitu US$ 600 juta atau Rp. 7 triliun berupa
tunggakan TPPI kepada PT Pertamina. Semua utang TPPI tersebut di atas
adalah tindak pidana korupsi karena proses timbulnya utang piutang itu dari
sebab yang ilegal atau secara melanggar hukum dan kolusi dengan
itikad buruk yakni membobol keuangan negara melalui skema utang piutang
yang tidak dibenarkan oleh peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Terlihat sangat jelas bagaimana kolusi antara Honggo Wendratno Direktur
Utama TPPI, Dirjen Migas ESDM Evita Legowo, Kepala BP Migas Raden
Prijono, Kepala BPH Migas Tubagus Haryono, Dirjen Kekayaan Negara
Hadiyanto, WS Wirjawan Deputi Pengendalian Keuangan BP Migas dan
oknum pejabat di BP Migas, BPH Migas, Kementerian ESDM, Pertamina, dan
seterusnya. Secara detail dapat disebutkan pihak –
pihak yang seharusnya bertanggung jawab dan potensial ditetapkan menjadi
tersangka korupsi oleh KPK, sebagai berikut :
Daftar Terduga Korupsi di TPPI US$ 203
juta plus US$ 600 juta yang dilindungi
mafia hukum Bambang Widjajanto
Wakil Ketua KPK dan antek – antekanya
di KPK :
Honggo Wendratno (TPPI)
Raden Prijono (BP Migas)
WS Wirjawan (BP Migas)
Evita Legowo (ESDM)
Hadiyanto (Kemenkeu)
Tubagus Haryono (BPH Migas)
Djoko Harsono (BP Migas)
Ira Miriati (BP Migas)
Agus Budianto (BP Migas)
Mariatul Aini (Kemenkeu)
Affan (Kemenkeu)
Dona Muslimatiah (BP Migas)
Dulas Menan (BP Migas)
Nifira Jalanti (BP Migas)
Irawan Djati P (BP Migas)
Nanggo Wendratno (TPPI)
Bambang Dam S (TPPI)
Syamsirwan (TPPI)
Haryono Widodo (TPPI)
Purwoko (TPPI)
Dewi Suranta (TPPI)
Bambang L.M Soedibjo (TPPI)
Dulas Ritonga (BP Migas)
Arief S (BP Migas)
A Rinto Pudyantoro (BP Migas)
Ahmad Rizki Afdjar (BP Migas)
Fuad Zaen (Kemenkeu)
Ahmad Fahri (TPPI)
Bimo Sakti (TPPI)
Dewi Soeranta (TPPI)
Erman Jaya Kusuma (Kemenkeu)
Wisnu Prabowo Taher (BP Migas)
Martin Edwey (BP Migas)
Ahmad Haskal (BP Migas)
Arief Baskoro (BP Migas)
Rudi Satwilko (BP Migas)
Pebi G (BP Migas)
Pramu (BP Migas)
Sitaresmi Purbaningtyas (BP Migas)
Ahmad Fanny AT (TPPI)
D Bimo Sakti (TPPI)
Dianan Gentania (TPPI)
Devi Muetia (BP Migas)
T Supriadi S ( Kemenkeu)
Budi Indinto (BP Migas)
Emma Purmaningrum (BP Migas)
Lambok H Hutauruk (BP Migas)
Erman Jaya Kusuma (Kemenkeu)
Poppy A Nafis (BP Migas)
Sujoko (BP Migas)
Irnanda Laksnawan (KemenBUMN)
Boyke W Moekijat (PPA)
Amir Sambodo (TPI)
Andi Saddawero (PPA)
Ahmad Syakhroza (BP Migas
Dan seterusnya
Mereka tersebut di atas adalah oknum –oknum terduga korupsi di TPPI yang
telah merugikan negara sedikitnya US$ 203 juta atau Rp. 2.385 triliun plus US$ 600 juta atau Rp. 7 triliun, utang TPPI yang menunggak dan timbul dari
praktek KKN antara TPPI dengan pejabat – pejabat BP Migas, Kemenkeu, BPH Migas, PPA dan lain – lain. Laporan korupsi ini sudah diserahkan
oleh terdakwa Rudi Rubiandini kepada KPK tetapi sampai sekarang dipetieskan KPK karena oknum pimpinan KPK terutama Bambang Widjanarko adalah jongos mafia korupsi Setya Novanto dan Raden Prijono.
Dengan kualitas KPK seperti sarang antek mafia dan koruptor seperti ini
entah sampai kapan korupsi di TPPI Rp. 9,385 triliun dapat diusut dan para
pelakunya dapat diseret ke pengadilan untuk dihukum seberat – beratnya.

Sumur : radennuh.org/2014/04/26/5-korupsi-migas-yang-dilindungi-bambang-widjajanto-kpk/
Komen agan ganteng yang satu ini mak nyoss tp akhire gokil....hahaha...
Quote:
Original Posted By zohel►nyuwun sewu kulo badhe urun rembuk,
kalau melihat dan membaca dari awal sampai akhir sangat memprihatinkan sekali dengan kondisi tppi,karena kilang yang begitu besar bisa terpuruk hanya di karenakan banyak kepentingan golongan dan pribadi untuk mengeruk uang negara.secara logika mestinya kilang itu bisa beroperasi secara normal andai tidak ada kepentingan -kepentingan yg jahat.serta kalau melihat dari riwayat tppi ini dan berita2 yg ada relevansinya dgn tppi memang terasa berat sekali untuk menormalkan tppi.karena baik yang punya tppi dan org2 jahat di sekitar tppi tidak menghendaki jatuh ke pemerintah.tp patut di acungi jempol wat teman2 sp yg di tulis di atas mereka mewakili karyawan walau tdk semua nya mersetui sp tetep berjuang untuk itu saya berharap agar perjuangannya membawa hasil.yg penting berjuang pekara hasil apa tidak hanya tuhan yang tau
secara kasar kalau hasil terburuk .wes gak kesuwen di situ banyak motor finfan,pompa2 dan aksesorisnya preteli wae gawe nyambung rokok kwkwkwkwkwkwkwkwkkw
Terima kasih buat temen2 yang telah peduli dengan thread ini....semoga apa harapan kita untuk indonesia bisa didengar oleh penguasa indonesia..
UPDATE INFO :
Sebulan TPPI Laba 2 Juta US Dolar
SuaraBanyuurip.com - Edy Purnomo
Tuban – Dibutuhkan dana sebesar USD5 juta apabila PT Trans Pacifik Petrochemical Indotama (TPPI) akan melanjutkan pengolahan kilang minyak yang ada di Desa Remen, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Hal ini diungkapkan General Manager (GM) PT TPPI, Masputra Agung, ketika ditanya berapa dana yang diperlukan apabila kilang minyak tersebut akan dioperasikan kembali. Usai berakhirnya Tolling Agreement atau perjanjian kerja sama pengolahan dengan Pertamina yang berakhir pada Selasa (20/5/2014) hari ini.
Dengan modal sebesar itu, menurut Masputra Agung, TPPI dapat menghasilkan laba sekitar USD2 juta per bulan. Jumlah itu sudah di luar margin.
“Dengan harga (minyak) normal dapat menghasilkan laba sebesar 2 juta USD perbulan di luar margin,” jelas Masputra.
Apakah perusahaan menjamin uang negara tersebut akan kembali? Masputra Agung mengatakan, jaminannya potensi fasilitas, dan hasil produksi yang ada di kilang minyak kondensat tersebut. Termasuk juga dengan lokasi TPPI yang dinilai sangat strategis, yaitu dekat dengan gas sumber, SPM Petrochina, dan juga gas sumber di Kecamatan Merakurak.
Sementara itu, data yang didapat Suarabanyuurip.com dari karyawan di TPPI menyebutkan, bahwasanya TPPI melakukan loading Premium 88 ke Kapal MT Fastron dengan tujuan TT Manggis sejumlah 150.000 barrel per hari pada Sabtu (17 Mei 2014) kemarin. TPPI juga melakukan loading lagi pada Senin (19 Mei 2014) kemarin, TPPI melakukan loading LPG ke Kapal MT Gas Patra 3 tujuan makassar sejumlah 1.000 Matric Ton (MT).
“Perbulan TPPI dapat memproduksi premium 88 sejumlah 900 ribu barrel. Angka tersebut senilai 35 persen dari kuota impor saat ini,” jelas Eko, salah satu karyawan PT TPPI kepada Suarabanyuurip.com. (edp)
sumur :
http://suarabanyuurip.com/kabar/baca...-juta-us-dolar
Sedikit fakta tentang PT TPPI....

ayo mas " rossion " terus kasih komen baik lainnya....
Quote:
Original Posted By rossion►Pertamina tak biarkan kilang TPPI tutup dan pecat 700 karyawan
Reporter : Ardyan Mohamad
Merdeka.com - Kilang petrokimia PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, terancam tutup bulan ini. Itu karena kerja sama pasokan pengolahan kondensat (tolling agreement) dengan PT Pertamina berakhir pada 20 Mei 2014.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang energi yang punya saham 15 persen di TPPI itu baru saja bertindak. Surat sudah dikirim ke Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), mengabarkan bahwa perjanjian tolling diperpanjang sementara hingga Juni 2014.
"Masih kita tolling," kata Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan di sela-sela Pameran Indonesia Petroleum Association (IPA) ke-38, Jakarta, Kamis (22/5).
Ditemui terpisah, Juru Bicara Pertamina Ali Mundakir menegaskan perpanjangan itu dilakukan sementara, untuk kemudian TPPI memformulasikan skema bisnis baru. Khususnya untuk mengolah kondensat menjadi mogas (motor gasolin) dan solar. "Jadi inti surat kita supaya SKK tetap memasok kondensat ke TPPI," kata Ali.
Pertamina Surati SKK Migas Agar TPPI Tetap Pasok Kondesat
Kamis, 22 Mei 2014 - 17:34 wib
Dani Jumadil Akhir - Okezone
Ilustrasi: (Foto: Okezone) enlarge this image
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyatakan akan mengirimkan surat kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) agar pasokan kondesat ke kilang petrokomia PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir mengatakan, saat ini status kilang tersebut telah diperpanjang tiga hari untuk pengolahan kondesat (tolling agreement). Hal ini dilakukan agar kilang tetap beroperasi.
"Kita perpanjang dulu sementara selama tiga hari. Supaya tetap beroperasi. setelah itu kita sampaikan surat ke SKK Migas untuk pasokan kondensatnya sampai satu bulan. Supaya bisa beroperasi satu bulan. Nanti TPPI biar mandiri, selama satu bulan itu untuk cari partner," ucap Ali di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (22/5/2014).
Dia menambahkan, perpanjangan ini sampai bulan Juni, sambil itu tetap beroperasi dan manajemen TPPI negosiasi dengan partner bagaimana mereka bisa beroperasi sendiri