- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Rahasia Kursi Paku Sang Fakir (The Secret of Fakir's Nail Chair)


TS
kendifa
Rahasia Kursi Paku Sang Fakir (The Secret of Fakir's Nail Chair)

Spoiler for "Bukti No Repost":

Spoiler for "Inilah Rahasianya":
Rahasia Kursi Paku Sang Fakir
(The Secret of Fakir's Nail Chair)
Belum lama, kami sekeluarga mengunjungi Puspa
Iptek Sundial di Padalarang. Lokasi Sundial yang
tak jauh dari gerbang tol Padalarang (tepatnya di
Kota Baru Parahyangan) membuatnya
sebenarnya sangat mudah dijangkau bagi
pelancong dari mana saja, terutama dari
Jabodetabek. Kegiatan yang bisa dilakukan di
sini memang tak jauh-jauh dari aktivitas belajar
sambil bermain, mengingat fasilitas yang
dimilikinya sebenarnya memang berupa alat-alat
peraga iptek. Namun berkunjung ke Sundial
terasa menyenangkan karena suasana
'belajarnya' yang fun. Nyaris tak terasa seperti
sedang belajar.

Satu di antara puluhan alat peraga yang sangat
anak-anak kami minati adalah kursi paku. Tahu
kan kursi paku? Itu lho, kursi penuh paku yang
suka diduduki oleh para fakir dari India. Tokoh
favorit kami, sang wartawan Tintin saja dalam
salah satu komik petualangannya pernah
bertemu dengan fakir yang selalu duduk di atas
kursi paku.

Meski awalnya takut-takut mencoba, akhirnya
anak-anak kami berani juga mencoba duduk di
atasnya.
Dalam lanjutan perjalanan ke rumah
mertua kami di Bandung, anak-anak tak habis-
habis bertanya ini itu seputar sang kursi paku.
Pertanyaan-pertanyaan berbau ilmiah begini
untungnya sudah menjadi makanan sehari-hari
untuk suami kami, yang dengan panjang lebar
kemudian menjelaskan rahasia kursi paku sang
fakir. Anda-anda juga mau tahu? Begini kurang-
lebih penjelasan suami kami ketika itu :
Kebiasaan para fakir yang sekaligus
berguna untuk menunjukkan kemampuan
supranatural serta kedekatan mereka dengan
para dewa ini mulai berkembang pada sekitar
2000 tahun sebelum masehi (SM). Sejak 2000
SM pula lah jutaan orang dibuat berdecak kagum
oleh kemampuan ini. “Luar biasa!” demikian
mungkin seru mereka.
Ya, mungkin tampak luar biasa. Namun
demikian, iptek ternyata memiliki penjelasan
berbeda atas kemampuan duduk di atas kursi
paku ini. Penjelasan yang sesungguhnya bertolak
belakang dengan kesan ajaib yang
ditimbulkannya. Iptek justru mengatakan bahwa
semua orang sebenarnya bisa melakukan
pertunjukan duduk di atas kursi paku! Perhatikan
gambar di bawah :

Gambar di atas menunjukkan seorang
fakir yang sedang duduk bersila di atas kursi
pakunya. Jika diperhatikan pula, sang fakir selalu
sengaja mengatur paku-paku tersebut saling
berdekatan satu sama lain. Entah kursi atau pun
ranjang paku umumnya memiliki paku-paku yang
disusun rapat-rapat.
Pertanyaannya : apa tujuan menyusun
paku serapat ini? Apakah memang ini rahasia di
balik pertunjukan duduk atau berbaring di atas
paku?
Katakanlah kondisi saat fakir duduk di
atas kursi paku adalah sbb. :
Massa tubuh sang fakir 50 kg.
Jarak antar paku pada kursi
yang diduduki 1 cm.
Sikap duduk sang fakir
melingkupi daerah yang secara
garis besar berukuran 30 x 40
cm. Artinya, terdapat tak kurang
dari 31 baris x 41 kolom paku =
1271 buah paku yang menopang
tubuh sang fakir.
Maka, massa tubuh sang fakir
akan terbagi rata ke seluruh
1271 buah paku tersebut.
Jadi, tiap paku akan menerima
beban 50 kg / 1271 paku = 0.039
kg alias hanya sekitar 39 gram.
Di sini berlaku hukum gaya aksi-
reaksi antara paku dengan
bagian tubuh sang fakir yang
bersentuhan dengan paku-paku
tersebut. Artinya, bagian tubuh
sang fakir pun seolah hanya
ditusuk oleh paku dengan beban
39 gram. Beban seringan ini tak
akan membahayakan atau
melukai kulit sama sekali,
apalagi jika sang fakir
mengenakan kain atau bahan
lain sebagai celananya. Kain
akan semakin memperkecil efek
pembebanan paku terhadap kulit
tubuhnya.
Sebagai gambaran, kulit di daerah
telapak tangan manusia yang amat peka umunya
baru akan mulai dapat merasakan tusukan paku
jika paku tersebut dibebani massa 100 gram.
Beban 39 gram belum akan terasa oleh kulit
telapak tangan, apalagi kulit di bagian lain yang
tidak sepeka kulit telapak tangan.
Sehelai kain katun (bahan kemeja biasa)
bahkan dapat meredam efek tusukan paku
sehingga kulit dibalik sehelai kain tersebut baru
akan mulai dapat merasakan tusukan paku pada
angka beban 400 gram.
Jadi, mengurangi jumlah paku pun
sebenarnya masih memungkinkan bagi sang fakir
sehingga beban yang dirasakannya bertambah
menjadi 100 gram. Nilai beban 100 gram toh
belum akan membahayakan kulit sang fakir.
Dengan cara perhitungan yang sama akan
didapatkan :
Jumlah paku = 50 kg / 0.1 kg
tiap paku = 500 buah paku.
Karena luas daerah duduk sang
fakir tetaplah 30 x 40 cm, maka
kini alas duduk sang fakir cukup
memiliki sekitar 500 buah paku
yang didapat dari konfigurasi
18.18 baris x 25 kolom paku.
Konfigurasi baris x kolom paku
tersebut diperoleh dengan jarak
antar paku sekitar 1.6 cm, tidak
lagi 1 cm seperti contoh
sebelumnya.
Dari penjelasan di atas, susunan rapat
paku pada kursi atau ranjang paku sang fakir
memang merupakan kunci keberhasilan mereka
dalam pertunjukan ini. Semua orang sebenarnya
dapat melakukannya asal mengetahui
rahasianya.
Namun demikian, meditasi dan latihan
berulang-ulang yang menempa tubuh sang fakir
memang akan membuat mereka memiliki
ketahanan lebih terhadap efek tusukan paku
dibandingkan orang biasa (yang tak pernah
berlatih). Jika kulit orang biasa mulai dapat
merasakan tusukan paku pada angka beban 100
gram, maka sang fakir berkat latihan
berulangnya akan dapat lebih menahan rasa
sakit akibat tusukan paku ke angka 200 gram
atau lebih tinggi tanpa terluka.
Kesimpulannya : menurut iptek, pertunjukan
duduk atau berbaring di atas alas paku sangat
mungkin dilakukan oleh semua orang selama
susunan pakunya cukup rapat tanpa melibatkan
unsur supranatural/mistik sama sekali.
Entah benar-benar paham atau tidak, anak-anak
kami mendengarkan dengan serius penjelasan
ayahnya. Dan tak terasa, kami pun tiba di rumah
mertua yang kami tuju untuk menghabiskan
liburan akhir pekan saat itu.
Spoiler for "Jika Berkenan Ijo nya gan":

[spoiler="Jangan kasih ane"]

Terima Cendol
Sumurnya dalam gan
Quote:
Original Posted By geol13►
ilmiah sekali gan penjelasannya....
dan ane pun tetep ga brani gan buat duduk di atas paku
walaupun dah tau dari agan klo itu ga berbahaya, harusnya tetep di kasih tagline "Jangan lakukan ini dirumah tanpa pengawasan ahlinya"

dan ane pun tetep ga brani gan buat duduk di atas paku

walaupun dah tau dari agan klo itu ga berbahaya, harusnya tetep di kasih tagline "Jangan lakukan ini dirumah tanpa pengawasan ahlinya"
Diubah oleh kendifa 12-05-2014 12:53
0
2.8K
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan