- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sebutan Cina Resmi Diganti dengan Tionghoa/Tiongkok


TS
isnancimeng
Sebutan Cina Resmi Diganti dengan Tionghoa/Tiongkok

Quote:
Kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pergantian Kata Cina Menjadi Tiongkok atau Tionghoa disambut baik keturunan Tionghoa di Jambi.
Ketua Harian Wushu Eisen Gauw mengatakan hal tersebut merupakan kebijakan yang sudah lama dinanti-nanti oleh semua keturunan Tionghoa di Indonesia.
"Itu memang bagus sekali karena selama ini ada konotasi yang negatif dengan sebutan Cina. Jadi dengan adanya keppres ini tentu bagus karena meng-clear-kan yang selama ini terganjal," ungkapnya, Sabtu (22/3).
Disebutkan Eisen saat ini sebenarnya sebagian orang sudah merasa terbiasa dengan penyebutan Cina. Tapi untuk generasi lama yang tahun 50-70an masih merasa ganjil.
"Tapi kalau yang muda-muda sudah terbiasa. Dengan adanya keppres ini, semoga hubungan antar kita lebih harmonis. Lebih saling menghargai dan jangan ada lagi keturunan Tionghoa yang diperlakukan diskriminatif," harapnya.
Ketua Harian Wushu Eisen Gauw mengatakan hal tersebut merupakan kebijakan yang sudah lama dinanti-nanti oleh semua keturunan Tionghoa di Indonesia.
"Itu memang bagus sekali karena selama ini ada konotasi yang negatif dengan sebutan Cina. Jadi dengan adanya keppres ini tentu bagus karena meng-clear-kan yang selama ini terganjal," ungkapnya, Sabtu (22/3).
Disebutkan Eisen saat ini sebenarnya sebagian orang sudah merasa terbiasa dengan penyebutan Cina. Tapi untuk generasi lama yang tahun 50-70an masih merasa ganjil.
"Tapi kalau yang muda-muda sudah terbiasa. Dengan adanya keppres ini, semoga hubungan antar kita lebih harmonis. Lebih saling menghargai dan jangan ada lagi keturunan Tionghoa yang diperlakukan diskriminatif," harapnya.
Quote:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pencabutan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pred.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967. Melalui keppres itu, Presiden SBY mengganti istilah "China" dengan "Tionghoa". Pertimbangan pencabutan tersebut, seperti dikutip dari situs Sekretariat Kabinet, istilah "Tjina" sebagaimana disebutkan dalam Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera, yang pada pokoknya merupakan pengganti istilah "Tionghoa/Tiongkok" telah menimbulkan dampak psikososial-diskriminatif dalam hubungan sosial warga bangsa Indonesia dari keturunan Tionghoa.
Dalam keppres yang ditandatangani pada 14 Maret 2014 itu, Presiden SBY menilai, pandangan dan perlakuan diskriminatif terhadap seseorang, kelompok, komunitas dan/atau ras tertentu pada dasarnya melanggar nilai atau prinsip perlindungan hak asasi manusia. "Itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia, dan Undang-Undang tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis," demikian bunyi menimbang poin b pada keppres tersebut.
Presiden juga menjelaskan, sehubungan dengan pulihnya hubungan baik dan semakin eratnya hubungan bilateral dengan Tiongkok, maka diperlukan sebutan yang tepat bagi negara People’s Republic of China dengan sebutan negara Republik Rakyat Tiongkok.
Dalam diktum menimbang keppres itu disebutkan bahwa, ketika UUD 1945 ditetapkan, para perumus UUD tidak menggunakan sebutan "China", tetapi frase "peranakan Tionghoa" bagi orang-orang bangsa lain yang dapat menjadi warga negara, apabila kedudukan dan tempat tinggalnya di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya, dan bersikap setia kepada negara Republik Indonesia. Karena itu, melalui Keppres No 12/2014 tertanggal 14 Maret 2014 itu, Presiden SBY mencabut dan menyatakan bahwa Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pred.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967 tidak berlaku. Selanjutnya, dengan berlakunya Keppres Nomor 12 Tahun 2014 itu, maka semua kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan penggunaan istilah orang dari atau komunitas "Tjina/China/Cina" diubah menjadi orang dan/atau komunitas "Tionghoa". Penyebutan "Republik Rakyat China" diubah menjadi "Republik Rakyat Tiongkok". "Keputusan Presiden ini berlaku mulai tanggal ditetapkan," demikian bunyi keppres yang ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 Maret 2014 itu.
Dalam keppres yang ditandatangani pada 14 Maret 2014 itu, Presiden SBY menilai, pandangan dan perlakuan diskriminatif terhadap seseorang, kelompok, komunitas dan/atau ras tertentu pada dasarnya melanggar nilai atau prinsip perlindungan hak asasi manusia. "Itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia, dan Undang-Undang tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis," demikian bunyi menimbang poin b pada keppres tersebut.
Presiden juga menjelaskan, sehubungan dengan pulihnya hubungan baik dan semakin eratnya hubungan bilateral dengan Tiongkok, maka diperlukan sebutan yang tepat bagi negara People’s Republic of China dengan sebutan negara Republik Rakyat Tiongkok.
Dalam diktum menimbang keppres itu disebutkan bahwa, ketika UUD 1945 ditetapkan, para perumus UUD tidak menggunakan sebutan "China", tetapi frase "peranakan Tionghoa" bagi orang-orang bangsa lain yang dapat menjadi warga negara, apabila kedudukan dan tempat tinggalnya di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya, dan bersikap setia kepada negara Republik Indonesia. Karena itu, melalui Keppres No 12/2014 tertanggal 14 Maret 2014 itu, Presiden SBY mencabut dan menyatakan bahwa Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pred.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967 tidak berlaku. Selanjutnya, dengan berlakunya Keppres Nomor 12 Tahun 2014 itu, maka semua kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan penggunaan istilah orang dari atau komunitas "Tjina/China/Cina" diubah menjadi orang dan/atau komunitas "Tionghoa". Penyebutan "Republik Rakyat China" diubah menjadi "Republik Rakyat Tiongkok". "Keputusan Presiden ini berlaku mulai tanggal ditetapkan," demikian bunyi keppres yang ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 Maret 2014 itu.
Quote:
Alasan SBY
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menandatangani Keputusan Presiden No 12 Tahun 2014. Dengan adanya Keppres itu, seluruh istilah China berubah menjadi Tionghoa atau Tiongkok.
Keppres ini diteken Presiden SBY pada 14 Maret lalu. Kehadiran Keppres ini membuat Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pred.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967 tidak berlaku lagi.
Dikutip dari setkab.go.id, Jumat (21/3/2014), Keppres ini akan membuat semua kegiatan penyelenggaraan pemerintahan, penggunaan istilah orang dari atau komunitas Tjina/China/Cina diubah menjadi orang dan/atau komunitas Tionghoa. Bahkan untuk penyebutan negara Republik Rakyat China diubah menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
"Keputusan Presiden ini berlaku mulai tanggal ditetapkan," demikian bunyi Keputusan Presiden tersebut.
Lantas apa alasan SBY menerbitkan aturan ini?
Pertimbangan istilah 'Tjina' yang merupakan pengganti istilah 'Tionghoa/Tiongkok' telah menimbulkan dampak psikososial-diskriminatif dalam hubungan sosial warga Indonesia dari keturunan Tionghoa. Presiden SBY menilai, pandangan dan perlakuan diskriminatif terhadap seorang, kelompok, komunitas dan/atau ras tertentu, pada dasarnya melanggar nilai, prinsip perlindungan hak asasi manusia.
"Karena itu, bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia, dan Undang-Undang tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis," petik Menimbang poin b Keppres tersebut.
Hubungan Indonesia dengan Tiongkok semakin baik. Itulah yang membuat presiden menetapkan sebutan yang tepat bagi negara People’s Republic of China dengan sebutan negara Republik Rakyat Tiongkok.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menandatangani Keputusan Presiden No 12 Tahun 2014. Dengan adanya Keppres itu, seluruh istilah China berubah menjadi Tionghoa atau Tiongkok.
Keppres ini diteken Presiden SBY pada 14 Maret lalu. Kehadiran Keppres ini membuat Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pred.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967 tidak berlaku lagi.
Dikutip dari setkab.go.id, Jumat (21/3/2014), Keppres ini akan membuat semua kegiatan penyelenggaraan pemerintahan, penggunaan istilah orang dari atau komunitas Tjina/China/Cina diubah menjadi orang dan/atau komunitas Tionghoa. Bahkan untuk penyebutan negara Republik Rakyat China diubah menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
"Keputusan Presiden ini berlaku mulai tanggal ditetapkan," demikian bunyi Keputusan Presiden tersebut.
Lantas apa alasan SBY menerbitkan aturan ini?
Pertimbangan istilah 'Tjina' yang merupakan pengganti istilah 'Tionghoa/Tiongkok' telah menimbulkan dampak psikososial-diskriminatif dalam hubungan sosial warga Indonesia dari keturunan Tionghoa. Presiden SBY menilai, pandangan dan perlakuan diskriminatif terhadap seorang, kelompok, komunitas dan/atau ras tertentu, pada dasarnya melanggar nilai, prinsip perlindungan hak asasi manusia.
"Karena itu, bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia, dan Undang-Undang tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis," petik Menimbang poin b Keppres tersebut.
Hubungan Indonesia dengan Tiongkok semakin baik. Itulah yang membuat presiden menetapkan sebutan yang tepat bagi negara People’s Republic of China dengan sebutan negara Republik Rakyat Tiongkok.
Quote:
Ahok mendukung kebijakan tersebut
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendukung dikeluarkannya keputusan presiden (Keppres) yang mengubah istilah penyebutan "China/Cina" menjadi "Tionghoa".
Basuki yang akrab disapa Ahok itu menilai, Keppres lama yang dikeluarkan pada era Orde Baru telah bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945.
"Keppres yang lama itu bertentangan dengan UUD, cuma zaman dulu orang tidak berani mengujinya. Saya kira tepat setelah 10 tahun menjabat, Pak SBY mencabutnya sebelum turun," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (21/3/2014).
Ahok menilai, kata China lebih merujuk pada negara Republik Rakyat China. Padahal, kata dia, warga Tionghoa bukan warga negara tersebut.
"Orang China sendiri menyebut negara mereka Zhong Guo. Kalau internasional kan China, bukan Cina," ujar Ahok.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendukung dikeluarkannya keputusan presiden (Keppres) yang mengubah istilah penyebutan "China/Cina" menjadi "Tionghoa".
Basuki yang akrab disapa Ahok itu menilai, Keppres lama yang dikeluarkan pada era Orde Baru telah bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945.
"Keppres yang lama itu bertentangan dengan UUD, cuma zaman dulu orang tidak berani mengujinya. Saya kira tepat setelah 10 tahun menjabat, Pak SBY mencabutnya sebelum turun," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (21/3/2014).
Ahok menilai, kata China lebih merujuk pada negara Republik Rakyat China. Padahal, kata dia, warga Tionghoa bukan warga negara tersebut.
"Orang China sendiri menyebut negara mereka Zhong Guo. Kalau internasional kan China, bukan Cina," ujar Ahok.
Spoiler for INGAT:

Quote:
Quote:
Original Posted By symkai►kebanyakan kaskuser keliatannya bnyak yg gk tau sejarah..
penyebab keturunan cina kurang suka di panggil cina itu juga karna diskriminasi pribumi jaman dulu..
sudah menjadi rahasia umum kalo sebagian pribumi merasa iri dengan keturunan etnis tionghoa..
Sampek dulu pun ada pembantaian habis2an etnis tionghoa oleh para pribumi..
sorry kalau agak menyinggung tapi itulah sejarah.. mungkin lebih lengkapnya cari aja di google..
mungkin juga keliatannya ane seperti memihak etnis tionghoa tapi sumpah ane gk bermaksud memihak atau menyudutkan siapapun.. ane cuma menceritakan secuil sejarah buat yg belum tau
Nb: ane bukan turunan tionghoa
penyebab keturunan cina kurang suka di panggil cina itu juga karna diskriminasi pribumi jaman dulu..
sudah menjadi rahasia umum kalo sebagian pribumi merasa iri dengan keturunan etnis tionghoa..
Sampek dulu pun ada pembantaian habis2an etnis tionghoa oleh para pribumi..
sorry kalau agak menyinggung tapi itulah sejarah.. mungkin lebih lengkapnya cari aja di google..
mungkin juga keliatannya ane seperti memihak etnis tionghoa tapi sumpah ane gk bermaksud memihak atau menyudutkan siapapun.. ane cuma menceritakan secuil sejarah buat yg belum tau

Nb: ane bukan turunan tionghoa
Quote:
Original Posted By wind_@85►Bener gan..saya sendiri pernah punya pengalaman. Waktu itu saya lagi pendataan Bangunan Cagar Budaya di daerah Pemalang. Nah pas kami mau mendata bangunan2 yang berciri arsitektur tionghoa & kami mewawancarai seorang yang dianggap sesepuh di lingkungan masyarakat tionghoa sana. Pas kami mengutarakan maksud, teman ane bilang "Kami mau minta informasi tentang perkembangan kebudayaan cina di sini, pak"..Trus bapaknya diam sejenak sambil pasang tampang agak sewot gitu gan, trus beliau bilang gini "Maaf mas, kalau tentang Cina, yaa di daratan sana (maksudnya Cina daratan/RRC), saya gak tau apa-apa kalau itu". Teman ane waktu itu ya agak bingung, untung ane agak tanggap trus teman ane tak bisikin, kalau jangan bilang cina tapi tionghoa. Akhirnya teman ane minta maaf dan meralat ucapannya gan, dan akhirnya beliau bisa menerima dan wawancara berjalan dengan baik.
Kesimpulan saya, memang di kalangan sdr kita yang etnis tionghoa, penyebutan istilah cina itu memang agak sensitif gan, karena kalau kita menyebut mereka dengan istilah cina, seolah-olah kita tidak mengakui bahwa mereka warga negara indonesia juga gan.
Sebenarnya sentimen antara pribumi dengan China awal mulanya ya dicetuskan oleh Kolonial Belanda waktu itu, karena memang persaingan bisnis, hingga akhirnya muncul pembantaian etnis tionghoa di Batavia.
Kesimpulan saya, memang di kalangan sdr kita yang etnis tionghoa, penyebutan istilah cina itu memang agak sensitif gan, karena kalau kita menyebut mereka dengan istilah cina, seolah-olah kita tidak mengakui bahwa mereka warga negara indonesia juga gan.
Sebenarnya sentimen antara pribumi dengan China awal mulanya ya dicetuskan oleh Kolonial Belanda waktu itu, karena memang persaingan bisnis, hingga akhirnya muncul pembantaian etnis tionghoa di Batavia.
Spoiler for Sumur:
SEKIAN TRIT DARI ANE GAN


Diubah oleh isnancimeng 08-05-2014 11:08
0
37.9K
Kutip
259
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan