- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[must read] Bukti Kejayaan Indonesia Yang Hilang


TS
ariesco
[must read] Bukti Kejayaan Indonesia Yang Hilang
![[must read] Bukti Kejayaan Indonesia Yang Hilang](https://dl.kaskus.id/semogakamiselamat.files.wordpress.com/2012/05/bismillah1.jpg)
Quote:
Met malem gan2 kaskuser, sebelum disimak alangkah baiknya jika di
dan ane dengan senang hati nerima
mohon maaf apabila trit ane
karna semata-mata ane mau berbagi info sesama kaskuser 


mohon maaf apabila trit ane


Quote:
Indonesia dimasa kejayaannya selalu membuat decak kagum negara lain. Maka tak jarang dulunegara kita disanjung banyak orang. Ada banyak bukti sejarah kejayaan negara kita di masa lalu. Salah satunya bakal ane bahas dimari.
Spoiler for Kri Irian:
![[must read] Bukti Kejayaan Indonesia Yang Hilang](https://dl.kaskus.id/www.indonesiamatters.com/images-2/kri-irian.jpg)
Sedikit sekali di antara kita yang menyadari jika TNI-AL pernah memiliki kapal perang terbesar Kelas Sverdlovdengan bobot mati mencapai 16.640 ton. Pada masa itu, hanya Indonesia yang diperkenankan oleh Uni Sovyet (Rusia) untuk memiliki kapal jenis penjelajah ringan (light cruiser battleship). Kelas Sverdlov termasuk di antara kapal yang paling disegani oleh NATO semasa perang dingin. Indonesia membeli kapal ini untuk mendukung operasi Trikora dalam rangka membebaskan Irian Barat yang ketika itu masih dikuasai Kerajaan Belanda.
Ada rasa bangga sekaligus sedih bila mendengar tentang KRI Irian, kapal penjelajah kelas Sverdlov buatan Uni Soviet yang pernah membuat Angkatan Laut RI begitu berjaya di masa lalu. Bangga karena hanya Indonesia, satu-satunya negara di Asia Tenggara yang pernah mencicipi punya kapal penjelajah. Bahkan berkat kedigdayaan KRI Irian, Belanda jadi tunduk untuk menyerahkan Irian Barat.
Sayangnya, seolah tak ada wujud KRI Irian yang bisa dilihat oleh generasi muda saat ini. Karena ukuran yang super besar (panjang 210 meter), opsi untuk menjadikan museum apung terpinggirkan karena biaya yang besar. Akhir masa pengabdiannya pun terus diselimuti misteri hingga kini. Publik di Indonesia kini hanya bisa melihat jejak sejarah KRI Irian lewat foto-foto hitam putih. Kalau pun ada wujud penjelajah kelas Sverdlov dalam museum apung, hanya bisa dinikmati dengan biaya mahal, karena adanya di Rusia.
Quote:
![[must read] Bukti Kejayaan Indonesia Yang Hilang](https://dl.kaskus.id/www.indonesiamatters.com/images-2/dzerzhinsky.jpg)
KRI Irian adalah sebuah kapal penjelajah kelas Sverdlov (Project 68-bis) milik TNI AL pada tahun 1960-an. Kapal jenis ini adalah kapal penjelajah konvensional terakhir yang dibuat untuk AL Uni Soviet, 13 kapal diselesaikan sebelum Nikita Khrushchev menghentikan program ini karena kapal jenis ini dianggap kuno dengan munculnya rudal (peluru kendali). Kapal ini adalah versi pengembangan dari kapal penjelajah kelas Chapayev.


Spoiler for Desain:
![[must read] Bukti Kejayaan Indonesia Yang Hilang](https://dl.kaskus.id/4.bp.blogspot.com/-ZkmL4NqleUc/UxNe50WTS8I/AAAAAAAAAY4/XO8nQCXvk5c/s1600/IndCASverdlov_Irian1.gif)
Kapal-kapal dari kelas Sverdlov merupakan versi dari kapal penjelajah kelas Chapayev yang sedikit diperbesar dan ditingkatkan kualitasnya. Mereka memiliki persenjataan, permesinan dan proteksi lambung yang sama dengan kapal pendahulunya (kelas Chapayev), namun dengan kapasitas bahan bakar yang lebih besar untuk jarak tepuh yang lebih jauh, lambung yang sudah dilas, peningkatan proteksi bawah air, serta penambahan perlindungan antipesawat tempur dan radar.
Perlengkapan radar dari KRI Irian adalah:
![[must read] Bukti Kejayaan Indonesia Yang Hilang](https://dl.kaskus.id/3.bp.blogspot.com/-eBN9LCuVJyo/UF0vXlDCfsI/AAAAAAAAKRs/yjAMRbQEQPc/s640/kri-irian-meriam.jpg)
1x radar penjejak udara Big Net atau Top Trough
1x radar penjejak udara High Sieve atau Low Sieve
1x radar penjejak udara Knife Rest
1x radar penjejak udara Slim Net
1x radar navigasi Don-2 atau Neptune
2x radar pengatur penembakan senjata Sun Visor
2x radar pengatur penembakan meriam kapal B-38, Top Bow
8x radar pengatur penembakan senjata Egg Cup
2x sistem jamming elektronik Watch Dog
Kapal Admiral Nakhimov memiliki sistem rudal antikapal SS-N-1 yang dipasang di antara kubah A dan B sebagai percobaan tahun 1957. Pemasangan ini tidak berhasil, dan Admiral Nakhimov pun dibebastugaskan lebih cepat, lalu digunakan sebagai sasaran tembak tahun 1961.
Kapal Dzerzhinsky memiliki sistem rudal antikapal untuk rudal S-75 Dvina (kode NATO: SA-2 Guideline), menggantikan kubah-kubah di buritan antara 1960-1962. Pemasangan ini juga tidak berhasil, dan tidak ada lagi kapal lainnya yang dimodifikasi. Karena pemasangan sistem rudal diletakkan di atas dek dan S-75 sendiri berbahan bakar cair (asam/minyak tanah), hal itu akan menyebabkan bencana serius untuk kapal ketika beraksi.
Kapal Senyavin dan Zhdanov dikonversi menjadi kapal komando tahun 1971 dengan mengganti kubah-kubah di buritan dengan akomodasi serta elektronik tambahan. Kedua kapal komando ini dilengkapi dengan landasan helikopter kecil, sebuah hangar, serta sistem rudal SA-N-4 dan 4 pucuk meriam kembar kaliber 30 mm.


Spoiler for Senjata:
![[must read] Bukti Kejayaan Indonesia Yang Hilang](https://dl.kaskus.id/2.bp.blogspot.com/-rb5I72cwOpI/TWSDCmcdsJI/AAAAAAAAANg/oda0JuRdqXY/s320/kanon.jpg)
Senjata utama dari KRI Irian adalah4 buah turret/kubah, dimana setiap kubah berisi 3 meriam kaliber 6 inci/152 mm. Sehingga total ada 12 meriam kaliber 6 inci di geladaknya.

![[must read] Bukti Kejayaan Indonesia Yang Hilang](https://dl.kaskus.id/indomiliter.files.wordpress.com/2012/05/wnrussian_6-57_m1938_chapaev_pic.jpg)
![[must read] Bukti Kejayaan Indonesia Yang Hilang](https://dl.kaskus.id/2.bp.blogspot.com/-6k0skBPeheI/UxNecKnXFtI/AAAAAAAAAYw/ntQW4cOhbVo/s1600/KRI-Irian-201.jpg)
10 tabung torpedo antikapal selam kaliber 533 mm
12 buah meriam kapal B-38/L57 kaliber 152 mm (6 di depan, 6 di belakang)
12 buah meriam Model 1934/L56 kaliber 100 mm, ditempatkan dalam 6 kubah SM-5-1 (2 meriam per 1 kubah)
32 buah meriam multifungsi kaliber 37 mm
4 buah triple gun Mk5-bis kaliber 20 mm (untuk keperluan antiserangan udara)
Tenaga penggerak
Sebagai tenaga penggerak, KRI Irian mengandalkan 2 buah turbin uap TB-72yang mendapat pasokan uap dari 6 buah ketel KV-68 dan disalurkan melalui 2 buah shaft.
Tenaga total yang dihasilkan adalah @110.000 HP sampai 122.000 HP pada kedua shaft, tenaga ini mampu membuat kapal seberat 13.600 ton ini mencapai kecepatan maksimal 32,5 knot. Sedangkan jarak maksimal yang bisa ditempuh adalah 9000 mil laut dengan kecepatan konstan 18 knot.

![[must read] Bukti Kejayaan Indonesia Yang Hilang](https://dl.kaskus.id/indomiliter.files.wordpress.com/2012/09/geladak1.jpg)
Bentuk kubah meriam 152mm yang asli pada KRI Irian


Spoiler for Riwayat:
KRI Irian sebelumnya adalah kapal bernama Ordzhonikidze 310 (Орджоникидзе 310) (Object 055, diambil dari nama Menteri Industri Berat era Stalin, Grigory "Sergo" Ordzhonikidze) dari Armada Baltik AL Uni Soviet, kemudian dibeli oleh pemerintah Indonesia tahun 1962. Saat itu KRI Irian adalah kapal terbesar di belahan bumi selatan.Kapal ini digunakan secara aktif untuk persiapan merebut Irian Barat (operasi Trikora).
Kapal ini dibuat di galangan kapal Admiralty, Leningrad. Peletakan lunas pertama dilakukan tanggal 9 Oktober 1949, diluncurkan tanggal 17 September 1950, dan pertama kali dioperasikan tanggal 30 Juni 1952.
Pada 11 Januari 1961, pemerintah Uni Soviet mulai mengeluarkan instruksi kepada Biro Desain Pusat #17 untuk memodifikasi Ordzhonikidze supaya cocok beroperasi di daerah tropis. Modernisasi skala besar dilakukan untuk membuat kapal ini dapat dioperasikan pada suhu +40 °C, kelembapan 95%, dan temperatur air +30 °C.
Tetapi perwakilan dari Angkatan Laut Republik Indonesia yang berkunjung ke kota Baltiysk menyatakan bahwa mereka tidak sanggup untuk menanggung biaya proyek sebesar itu. Akhirnya modernisasi dialihkan untuk instalasi genset diesel yang lebih kuat guna menggerakkan ventilator tambahan.
Tanggal 14 Februari 1961 kapal ini tiba di Sevastopol, dan tanggal 5 April 1962 kapal ini memulai uji coba lautnya. Pada saat itu kru dari ALRI untuk kapal ini sudah terbentuk dan ada di atas kapal. Mekanik kapal ini, Bapak Yatijan, di kemudian hari menjadi Kepala Departemen Teknik ALRI. Begitu juga banyak dari pelaut yang lain, banyak yang dikemudian hari mampu menduduki posisi penting.
KRI Irian tiba di Surabaya pada 5 Agustus 1962 dan dinyatakan keluar dari kedinasan AL Uni Soviet pada 24 Januari 1963. Sebelumnya Uni Soviet tidak pernah menjual kapal dengan bobot seberat ini kepada negara lain kecuali kepada Indonesia. ALRI yang belum pernah mempunyai armada sendiri sebelumnya, belajar untuk mengoperasikan kapal-kapal canggih dan mahal ini dengan cara trial and error/coba-coba. Bulan November 1962, tercatat sebuah mesin diesel kapal selam rusak karena benturan hidrolis saat naik ke permukaan, sebuah destroyer rusak dan 3 dari 6 boiler KRI Irian rusak. Suhu yang panas dan kelembapan tinggi berefek negatif terhadap armada ALRI, akibatnya banyak peralatan yang tidak bisa dioperasikan secara optimal. Di lain pihak, kehadiran kapal ini membuat AL Kerajaan Belanda secara drastis mengurangi kehadirannya di perairan Irian Barat.
Pada 1964kapal penjelajah ini sudah benar-benar kehilangan efisiensi operasionalnya dan akhirnya dikirim ke Vladivostok untuk perbaikan. Bulan Maret 1964, KRI Irian sampai di Pabrik Dalzavod. Para pelaut dan teknisi Soviet terkejut melihat kondisi kapal dan banyaknya perbaikan kecil yang seharusnya sudah dilakukan oleh para awak kapal ternyata tidak dilakukan. Mereka juga tertarik dengan sedikit modifikasi yang dilakukan ALRI yaitu mengubah ruang pakaian menjadi ruang ibadah (sesuatu yang tentu tidak mungkin terjadi di Uni Soviet).
Setelah perbaikan selesai pada bulanAgustus 1964 kapal kembali berlayar menuju Surabaya dengan dikawal oleh kapal perusak AL Uni Soviet. Setahun kemudian (1965), terjadi peristiwa G30S di Indonesia. Kekuasaan pemerintah praktis berada di tangan Jenderal Soeharto. Perhatian Soeharto terhadap ALRI sangat berbeda dibandingkan Presiden Sukarno. Kapal ini dibiarkan terbengkalai di Surabaya, bahkan kadang-kadang digunakan sebagai penjara bagi lawan politik Soeharto.
Terdapat beberapa versi tentang riwayat KRI Irian setelah peristiwa G30S:
Versi pertama, menyebutkan bahwa tahun 1970, KRI Irian sudah sedemikian parah keadaannya hingga sedikit demi sedikit mulai dibanjiri air. Tidak ada orang yang peduli untuk menyelamatkan kapal penjelajah ini. Sehingga pada masa Laksamana Sudomo menjabat sebagai KSAL, maka KRI Irian dibesituakan (scrap) di Taiwan pada tahun 1972 dengan alasan kekurangan komponen suku cadang kronis.
Versi kedua, menurut Hendro Subroto, kapal perang yang dibuat sebanyak empatbelas buahini (enambelas buah lainnya dibatalkan pembangunannya) dijual ke Jepang setelah persenjataannya dipreteli. "Padahal di Tanjung Priok masih terdapat dua gudang suku cadang. Tapi karena perawatan sebelumnya di tangani orang Rusia, selepas Gestapu, kita tidak punya teknisi lagi," kata Hendro.
Versi ketiga menyebutkan bahwa ketika dibawa untuk dibesituakan, di tengah perjalanan KRI Irian dicegat oleh kapal Uni Soviet. Versi ketiga ini adalah analisis dari penulis sendiri setelah membaca laporan dari berbagai majalah militer yang mengulas mengenai persenjataan Uni Soviet semasa Perang Dingin. Uni Soviet hanya menjual penjelajah ringan kelas Sverdlov kepada dua negara, yaitu Indonesia (1962) dan India (1989–discrap). Ada dugaan bahwa pihak yang paling tidak menginginkan apabila kelas Sverdlov jatuh ke tangan pihak Barat adalah Uni Soviet. Teori ketiga, ada kemungkinan Uni Soviet mencegat kapal tersebut dan kemudian mengambil alih dengan kesepakatan, bisa jadi dengan mengurangi sejumlah utang pembelian senjata yang belum dilunasi atau bisa jadi dengan melunaskannya. Dari ke-14 buah itu, hanya KRI Irian (Ordzhonikidze/Object 055) yang keberadaannya masih misterius.

Awal
Kapal ini dibuat di galangan kapal Admiralty, Leningrad. Peletakan lunas pertama dilakukan tanggal 9 Oktober 1949, diluncurkan tanggal 17 September 1950, dan pertama kali dioperasikan tanggal 30 Juni 1952.
Persiapan Pengoperasian di Indonesia
Pada 11 Januari 1961, pemerintah Uni Soviet mulai mengeluarkan instruksi kepada Biro Desain Pusat #17 untuk memodifikasi Ordzhonikidze supaya cocok beroperasi di daerah tropis. Modernisasi skala besar dilakukan untuk membuat kapal ini dapat dioperasikan pada suhu +40 °C, kelembapan 95%, dan temperatur air +30 °C.
Tetapi perwakilan dari Angkatan Laut Republik Indonesia yang berkunjung ke kota Baltiysk menyatakan bahwa mereka tidak sanggup untuk menanggung biaya proyek sebesar itu. Akhirnya modernisasi dialihkan untuk instalasi genset diesel yang lebih kuat guna menggerakkan ventilator tambahan.
Tanggal 14 Februari 1961 kapal ini tiba di Sevastopol, dan tanggal 5 April 1962 kapal ini memulai uji coba lautnya. Pada saat itu kru dari ALRI untuk kapal ini sudah terbentuk dan ada di atas kapal. Mekanik kapal ini, Bapak Yatijan, di kemudian hari menjadi Kepala Departemen Teknik ALRI. Begitu juga banyak dari pelaut yang lain, banyak yang dikemudian hari mampu menduduki posisi penting.
Operasional
KRI Irian tiba di Surabaya pada 5 Agustus 1962 dan dinyatakan keluar dari kedinasan AL Uni Soviet pada 24 Januari 1963. Sebelumnya Uni Soviet tidak pernah menjual kapal dengan bobot seberat ini kepada negara lain kecuali kepada Indonesia. ALRI yang belum pernah mempunyai armada sendiri sebelumnya, belajar untuk mengoperasikan kapal-kapal canggih dan mahal ini dengan cara trial and error/coba-coba. Bulan November 1962, tercatat sebuah mesin diesel kapal selam rusak karena benturan hidrolis saat naik ke permukaan, sebuah destroyer rusak dan 3 dari 6 boiler KRI Irian rusak. Suhu yang panas dan kelembapan tinggi berefek negatif terhadap armada ALRI, akibatnya banyak peralatan yang tidak bisa dioperasikan secara optimal. Di lain pihak, kehadiran kapal ini membuat AL Kerajaan Belanda secara drastis mengurangi kehadirannya di perairan Irian Barat.
Perbaikan
Pada 1964kapal penjelajah ini sudah benar-benar kehilangan efisiensi operasionalnya dan akhirnya dikirim ke Vladivostok untuk perbaikan. Bulan Maret 1964, KRI Irian sampai di Pabrik Dalzavod. Para pelaut dan teknisi Soviet terkejut melihat kondisi kapal dan banyaknya perbaikan kecil yang seharusnya sudah dilakukan oleh para awak kapal ternyata tidak dilakukan. Mereka juga tertarik dengan sedikit modifikasi yang dilakukan ALRI yaitu mengubah ruang pakaian menjadi ruang ibadah (sesuatu yang tentu tidak mungkin terjadi di Uni Soviet).
Penugasan Kembali
Setelah perbaikan selesai pada bulanAgustus 1964 kapal kembali berlayar menuju Surabaya dengan dikawal oleh kapal perusak AL Uni Soviet. Setahun kemudian (1965), terjadi peristiwa G30S di Indonesia. Kekuasaan pemerintah praktis berada di tangan Jenderal Soeharto. Perhatian Soeharto terhadap ALRI sangat berbeda dibandingkan Presiden Sukarno. Kapal ini dibiarkan terbengkalai di Surabaya, bahkan kadang-kadang digunakan sebagai penjara bagi lawan politik Soeharto.
Pemensiunan
Terdapat beberapa versi tentang riwayat KRI Irian setelah peristiwa G30S:
Versi pertama, menyebutkan bahwa tahun 1970, KRI Irian sudah sedemikian parah keadaannya hingga sedikit demi sedikit mulai dibanjiri air. Tidak ada orang yang peduli untuk menyelamatkan kapal penjelajah ini. Sehingga pada masa Laksamana Sudomo menjabat sebagai KSAL, maka KRI Irian dibesituakan (scrap) di Taiwan pada tahun 1972 dengan alasan kekurangan komponen suku cadang kronis.
Versi kedua, menurut Hendro Subroto, kapal perang yang dibuat sebanyak empatbelas buahini (enambelas buah lainnya dibatalkan pembangunannya) dijual ke Jepang setelah persenjataannya dipreteli. "Padahal di Tanjung Priok masih terdapat dua gudang suku cadang. Tapi karena perawatan sebelumnya di tangani orang Rusia, selepas Gestapu, kita tidak punya teknisi lagi," kata Hendro.
Versi ketiga menyebutkan bahwa ketika dibawa untuk dibesituakan, di tengah perjalanan KRI Irian dicegat oleh kapal Uni Soviet. Versi ketiga ini adalah analisis dari penulis sendiri setelah membaca laporan dari berbagai majalah militer yang mengulas mengenai persenjataan Uni Soviet semasa Perang Dingin. Uni Soviet hanya menjual penjelajah ringan kelas Sverdlov kepada dua negara, yaitu Indonesia (1962) dan India (1989–discrap). Ada dugaan bahwa pihak yang paling tidak menginginkan apabila kelas Sverdlov jatuh ke tangan pihak Barat adalah Uni Soviet. Teori ketiga, ada kemungkinan Uni Soviet mencegat kapal tersebut dan kemudian mengambil alih dengan kesepakatan, bisa jadi dengan mengurangi sejumlah utang pembelian senjata yang belum dilunasi atau bisa jadi dengan melunaskannya. Dari ke-14 buah itu, hanya KRI Irian (Ordzhonikidze/Object 055) yang keberadaannya masih misterius.


Spoiler for Dimana:
Tidak ada kepastian mengenai keberadaan kapal yang berhasil menenggelamkan 2 Kapal Penjelajah milik Belanda disekitar pulau Natunahingga saat ini. Beberapa sumber majalah militer internasional juga tidak memberikan informasi yang jelas, atau masih misterius tentang keberadaan KRI Irian. Hingga saat ini, setidaknya ada 2 versi tentang keberadaan atau nasib terakhir KRI Irian.
Pertama, menyebutkan bahwa KRI Irian di besi tuakan (scrap) di Taiwan semasa TNI-AL di pimpin oleh Laksamana Soedomo (KSAL) pada tahun 1970. Alasanya, keberadaan KRI Irian sudah tidak memungkinkan lagi untuk di pertahankan mengingat kondisi fisik yang sudah memprihatinkan.
Jika saja di besi tuakan di Taiwan, akan tetapi tidak di temukan catatan administratif mengenai keberadaan kapal penjelajah ringan kelas Sverdlov di dok besi tua Taiwan.
Kedua, KRI Irian di jual ke Jepang setelah semua persenjataannya di lucuti. Tidak jelas pula alasannya karena di Tanjung Priok ketika itu masih terdapat dua buah gudang suku cadang. Sekalipun demikian, tidak di temukan laporan adanya kapal penjelajah ringan kelas Sverdlov yang mangkir di dermaga ataupun dok di Jepang.
Pada pembahasan di awal di sebutkan jika Uni Soviet hanya menjual penjelajah ringan kelas Sverdlov kepada dua negara, yaitu Indonesia (1962) dan India (1989 scrap). Ada dugaan jika pihak yang paling tidak menginginkan apabila kelas Sverdlov jatuh ketangan pihak Barat adalah Uni Soviet. Seperti kita ketahui KRI Irian di bawa keluar sekitar tahun 1970 dimana pada waktu itu sedang berada pada puncak masa perang dingin.
Baling-baling yang mampu membuat kapal sebesar KRI Irian merapat kedok tanpa bantuan kapal tunda masih menjadi misteri pihak barat. Artinya teknologi rahasia dari Uni Soviet yang masih belum bisa di bongkar oleh pihak Barat.
Diantara keseluruhan kelas Sverdlov sebanyak 14 biji itu, hanya keberadaan KRI Irian (Ordzhonikidze Object 055) yang masih misterius.
Pertama, menyebutkan bahwa KRI Irian di besi tuakan (scrap) di Taiwan semasa TNI-AL di pimpin oleh Laksamana Soedomo (KSAL) pada tahun 1970. Alasanya, keberadaan KRI Irian sudah tidak memungkinkan lagi untuk di pertahankan mengingat kondisi fisik yang sudah memprihatinkan.
Jika saja di besi tuakan di Taiwan, akan tetapi tidak di temukan catatan administratif mengenai keberadaan kapal penjelajah ringan kelas Sverdlov di dok besi tua Taiwan.
Kedua, KRI Irian di jual ke Jepang setelah semua persenjataannya di lucuti. Tidak jelas pula alasannya karena di Tanjung Priok ketika itu masih terdapat dua buah gudang suku cadang. Sekalipun demikian, tidak di temukan laporan adanya kapal penjelajah ringan kelas Sverdlov yang mangkir di dermaga ataupun dok di Jepang.
Pada pembahasan di awal di sebutkan jika Uni Soviet hanya menjual penjelajah ringan kelas Sverdlov kepada dua negara, yaitu Indonesia (1962) dan India (1989 scrap). Ada dugaan jika pihak yang paling tidak menginginkan apabila kelas Sverdlov jatuh ketangan pihak Barat adalah Uni Soviet. Seperti kita ketahui KRI Irian di bawa keluar sekitar tahun 1970 dimana pada waktu itu sedang berada pada puncak masa perang dingin.
Baling-baling yang mampu membuat kapal sebesar KRI Irian merapat kedok tanpa bantuan kapal tunda masih menjadi misteri pihak barat. Artinya teknologi rahasia dari Uni Soviet yang masih belum bisa di bongkar oleh pihak Barat.
Diantara keseluruhan kelas Sverdlov sebanyak 14 biji itu, hanya keberadaan KRI Irian (Ordzhonikidze Object 055) yang masih misterius.
Quote:
Sendainya KRI irian masih ada kapal itu bisa di modifikasi lagi dengan teknologi sekarang
, sayang ya sebuah legenda hilang tanpa bekas


Quote:
Jangan Lupa Komeng - Rate - Cendolya gan 

Spoiler for SUMBER:
Tambahan Kaskuser
Spoiler for Komeng Bermutu:
Quote:
Original Posted By sasrabirawa►Dahsyat emang KRI IRIAN Gan.. Australia saja sampai pipis di celana waktu KRI IRIAN melintasi garis perbatasan mereka. Konon cukup dengan memunculkan moncong kanon di garis cakrawala saja musuh sudah kabur ketakutan
bisa dibilang saat itu cuma Indonesia saja negara selain negara Adidaya yang punya kapal destroyer sehebat KRI IRIAN.. Gw kira kalau saat itu seluruh moncong kanon KRI IRIAN Diarahkan ke Kuala Lumpur, kota itu bisa terhapus dari peta...
Ah andai saja KRI IRIAN Masih ada, Malaysia bakal pipis di celana juga...
bisa dibilang saat itu cuma Indonesia saja negara selain negara Adidaya yang punya kapal destroyer sehebat KRI IRIAN.. Gw kira kalau saat itu seluruh moncong kanon KRI IRIAN Diarahkan ke Kuala Lumpur, kota itu bisa terhapus dari peta...
Ah andai saja KRI IRIAN Masih ada, Malaysia bakal pipis di celana juga...
Diubah oleh ariesco 16-04-2014 02:58
0
8.2K
Kutip
42
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan