Bermain papan luncur di daratan yang rata saja sudah sulit dan berbahaya, apalagi jika kegiatan ini dilakukan di arena yang terapung di atas air. Tentu ada rasa takut, karena air mudah sekali bergerak, sehingga kita harus benar-benar menjaga keseimbangan.

Meski di bawahnya air, hal ini tetap saja lebih berbahaya dibandingkan jika dilakukan di jalanan yang rata. Inilah mengapa arena itu dibuat mengapung di atas Danau Tahoe, bukan di laut terbuka.
Arena papan seluncur yang terbuat dari kayu ini merupakan gagasan dari seorang skater profesional bernama Bob Burnquist. Dia merasa jalanan yang rata dan pipa-pipa besi yang biasa digunakan para skater terlalu membosankan.

Karena itu, Bob bekerja sama dengan Jerry Blohm dan Jeff Raja untuk membuat arena papan seluncur dari kayu yang terapung di atas air

Hutan terapung ini terletak di Homebush Bay, Sidney, dan sudah berumur 42 tahun. Hutan apung ini sebenarnya bangkai kapal SS Aryfield, yang dibuat di Inggris pada tahun 1911, dan digunakan selama Perang Dunia II.
Ketika diluncurkan pertama di Inggris, kapal ini masih bernama SS Corrimal, dan difungsikan sebagai kapal pengangkut batubara. Dalam Perang Dunia II, kapal ini digunakan untuk mengangkut berbagai perbekalan tentara Amerika Serikat di Pasifik.

Selanjutnya, pada tahun 1950, kapal ini kembali difungsikan untuk mengangkut batubara dari Kota Newcastle (Inggris) ke Sydney (Australia). Tetapi, sejak 1972, kapal tak digunakan lagi dan teronggok di Homebush Bay.
Secara alami, tanaman mangrove (bakau) tumbuh di setiap ruangan yang ada di dalam maupun tepi kapal, tumbuh lebat selama 42 tahun, dan membentuk hutan bakau yang terapung di atas air.

Kolam renang tentu berisi air. Tetapi bagaimana jika kolam renang yang berisi air ini juga terapung di atas air? Wah, tentu sangat unik, dan ini bisa dijumpai di Arena Badeschiff, Berlin.

Badeschiff (bahasa Jerman) berarti kolam mandi, tetapi bisa dimaknai sebagai kolam renang terapung. Kolam renang ini diapungkan di sungai.
Banyak warga Berlin dan sekitarnya, bahkan turis asing, yang datang ke Arena Badeschiff. Inilah tempat sempurna untuk menghabiskan hari-hari musim panas di Berlin yang ramai.
Kolam sepanjang 105 kaki ini mengapung di atas Sungai Spree. Pengunjung bisa bersantai, berjemur, melakukan yoga, dan berenang di dalamnya. Arena Badeschiff dikembangkan oleh AMP Arquitectos, Wilk Salinas, Thomas Freiwald, dan artis Susanne Lorenz

Keren sekali bukan? Kita bisa menonton film di bioskop terapung, dikelilingi perairan biru yang indah di Thailand. Bioskop apung ini dirancang Ole Scheeren, arsitek kelahiran Jerman namun berdomisili di Beijing, China.
Ole Scheeren merakit auditorium yang dirancang sedemikian rupa sehingga bisa mengapung di laut. Bioskop apung ini sudah diujicoba beberapa waktu lalu, saat pemutaran perdana film On the Rocks Yao Noi Festival.

Stadion sepakbola terapung ini terletak di Marina Bay, atau dikenal dengan nama Marina Bay Float Platform. Inilah stadion sepakbola terbesar di dunia. Lokasinya terletak di perairan Marina Reservoir, Marina Bay, Singapura.
Seluruh area di stadion terbuat dari baja, dengan panjang 120 meter dan lebar 83 meter, atau lima persen lebih besar daripada lapangan sepakbola di Stadion Nasional Singapura.
Stadion ini mampu menahan beban sampai 1.070 ton, setara dengan berat 9.000 orang, dan 200 ton perlengkapan panggung, serta tiga buah kendaraan militer seberat 30 ton. Adapun galeri stadion ini mampu menampung 30.000 orang penonton.

Setiap dua tahun sekali, Bregenzer Performing Arts Festival di Austria membangun panggung besar terapung, yang belum pernah dibuat dalam opera sebelumnya.
Sebanyak 7.000 kursi seebuhne mengapung di atas air, di tepi Danau Constance. Desain yang ditampilkan menggambarkan masa lalu, termasuk kepala manusia, mesin uap, dan gunung-gunung yang tertutup es.

Pulau buatan terapung terbesar di dunia ini baru saja diresmikan di Kota Seoul, Korea Selatan. Pulau ini dibangun di Hangang (Han River), yang menjadi inovasi pertama, dilengkapi pusat konvensi air, dan bisa digunakan untuk menggelar konser, konvensi, pameran, hingga olahraga air.

Pulau terapung ini terdiri atas tiga pulau yang saling terhubung. Pulau pertama (Islet 1) memiliki luas 10.845 m2. Itu sudah termasuk convention hall berkapasitas 700 kursi.
Adapun Islet 2 memiliki struktur tiga lantai, dengan luas 5.373 m2, yang terfokus pada fasilitas untuk acara-acara kebudayaan. Islet 3 memiliki luas 4.164 m2, digunakan untuk berbagai kegiatan olahraga rekreasi air.

Total jumlah kursi untuk pameran dan konvensi adalah 1.400 buah. Pulau-pulau ini bisa menampung 6.200 orang.

Hotel berwawasan lingkungan (eco hotel) ini sejatinya merupakan sebuah kapal pesiar, dengan panjang 147 kaki (sekitar 49 meter), yang diletakkan di sekitar Sungai Amazon, Peru. Perancangnya adalah Jordi Puig, arsitek asli Peru.
Hotel ini hanya mampu menampung 32 tamu, karena hanya memiliki 16 kamar, yang masing-masing diisi dua orang. Fasilitasnya antara lain sebuah lounge besar, ruang latihan, dan jacuzzi outdoor.
Setiap pengunjung berkesempatan menjelajahi Sungai Amazon yang sangat legendaris. Pihak eco hotel akan membawa para tamu ke daerah terpencil, unik, namun indah, yaitu Pacaya Samiria National Reserve.

Para penggemar golf bisa merasakan sensasi bermain golf di Coeur d’Alene Resort di Idaho, Amerika Serikat. Ya, inilah lapangan golf terapung yang mengasyikkan sekaligus penuh tantangan
Sebab lapangan golf ini bisa bergerak, terutama jika ketika datang ombak yang lumayan tinggi. Selain itu, bola golf bisa melambung melewati batas lapangan, sehingga tercebur ke perairan danau. Untuk mengambilnya, ada petugas khusus yang akan menyelam dan mencarinya.
Jika sudah bosan main di lokasi tertentu, pengelola lapangan golf terapung bisa memindahkannya ke titik lokasi lain, dengan panorama alam yang berbeda. Asyik bukan?