TEMPO.CO, Tangerang--Operator jalan tol Tangerang-Merak, PT Marga Mandala Sakti berjanji akan menyelesaikan masalah kemacetan parah yang terjadi di ruas tol tersebut hingga akhir Februari mendatang. "Akhir Februari proses pembetonan di jalur A dan B selesai, sehingga kendaraan bisa dipindahkan ke dua lajur tersebut," ujar Manager Peningkatan Jalan Wilayah 2, PT Marga Mandalasakti, Budiyanto kepada Tempo, Kamis 30 Januari 2014.

Dua lajur dengan lebar 8,3 meter tersebut, menurut Budi, akan menjadi solusi sementara dalam mengatasi kemacetan parah di ruas tol Balaraja Barat hingga menjelang gerbang tol Cikupa arah Jakarta dikarenakan rusaknya jalan tol di Km 32 hingga Km 34. Saat ini, pekerjaan betonisasi dan pengaspalan terus dilakukan agar lajur tersebut bisa digunakan sehingga kemacetan bisa terurai.

Budi mengatakan kemacetan yang terjadi di jalan tol Tangerang-Merak saat ini disebabkan oleh rusaknya badan jalan tol disejumlah titik dikarenakan hujan. Proses pengaspalan jalan dalam proyek pelebaran jalan tol dari tol Balaraja Barat sampai gerbang tol Cikupa terkendala oleh cuaca. "Sangat menganggu, pengaspalan tidak bisa dilakukan karena hujan terus," katanya.

Untuk menimalisir kemacetan di jalan tol, pengelola tol telah melakukan langkah preventif seperti mengalihkan kendaraan kecil ke lajur yang sudah selesai di cor pada jam-jam sibuk." Cara ini lumayan efektif, mengurangi antrian kendaraan," kata Budi.

Kemacetan parah di tol Tangerang-Merak terjadi setiap waktu sejak beberapa pekan terakhir ini. Antrian kendaraan mengular panjang dari tol Balaraja Barat hingga menjelang gerbang tol Cikupa setiap harinya dari pagi, siang hingga malam.

Berdasarkan pengamatan Tempo, setiap harinya kemacetan mengular panjang dari KM 38 arah Jakarta hingga menjelang gerbang tol Cikupa. Kemacetan terjadi di dua arah Jakarta dan Merak karena kondisi jalan yang rusak serta pekerjaan proyek pelebaran jalan dan peninggian jalan. Balaraja-Tangerang dalam kondisi normal bisa ditempuh dalam waktu 20-30 menit, karena macet ini menjadi dua jam lebih.

Kondisi serupa juga terjadi di arah Jakarta-Tangerang tepatnya setelah keluar dari gerbang tol Cikupa, pengendara kembali terjebak macet hingga beberapa kilometer karena jalan juga rusak. Kadang kemacetan mulai terjadi dari Bitung sampai depan pabrik KMK atau 1 kilometer setelah gerbang tol Cikupa. "Ini membuat kami stress, capek perjalanan jadi tak menentu dan melelahkan," kata Sri Rahayu, pengguna jalan tol tersebut.

Menurutnya, perbaikan tol Tangerang-Merak seolah tak ada ujungnya dan menganggu arus lalu lintas di jalan yang semestinya bebas hambatan itu. "Sejak dari dulu, sepertinya sudah puluhan tahun perbaikan jalan melulu, kapan selesainya, tarif tol gak salah salah naik terus, tapi layanannya memble," kata warga Tigaraksa, Kabupaten Tangerang ini.

Bagi para sopir angkutan, kondisi jalan tol seperti ini jelas sangat merugikan. Sudirman,38 tahun, sopir angkutan Balaraja-Tangerang mengatakan kemacetan di jalur ini terjadi hampir 24 jam setiap harinya membuat mereka merugi. "Macetnya gak kenal waktu dari pagi, siang sampai malam, perjalanan kami jadi sangat melelahkan," katanya.

Kemacetan parah yang terjadi sejak keluar tol Balaraja Barat hingga menjelang tol Cikupa, menurut, Sudirman, menjadi kendala mereka mengantarkan penumpang. Sebab, jika dalam kondisi normal, daya tempuh Balaraja-Tangerang bisa dikejar dalam tempo 20 hingga 30 menit. "Tapi kalau macetnya parah begini bisa dua jam lebih perjalanan," katanya.

Lambatnya perjalanan itu, ia meneruskan, berdampak buruk pada pelayanan Shuttle Bus tersebut yang terjadwal setiap satu jam sekali untuk mengangkut penumpang tujuan Tangerang -Balaraja dan Balaraja-Tangerang. "Penumpang jadi banyak yang marah karena bus tak bisa tepat waktu," katanya.

Sudirman menambahkan, pendapatan para sopir menjadi jauh berkurang. "Pendapatan kami kan dari ritasi, kalau dalam kondisi normal kami bisa 8-9 kali bolak balik, sekarang cuma 3 kali bolak balik, jelas kami buntung dan cuma dapat capeknya saja," katanya. (sumber ; http://id.berita.yahoo.com/macet-di-...010843493.html

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Operator jalan tol Tangerang-Merak, PT Marga Mandala Sakti (MMS), memastikan ruas jalan tol tersebut siap dilalui pemudik minimal pada saat H-10 Lebaran 2013. "Saat ini sedang ada pekerjaan pelebaran jalan tetapi kita akan buat lajur yang sekarang terpakai dapat berfungsi kembali," kata Presiden Direktur MMS, Wiwiek D Santoso, di Jakarta, Jumat (19/7).

Wiwiek mengatakan, MMS akan menerjunkan team khusus yang bertugas menambal jalan berlubang di jalan tol untuk memberikan kenyamanan kepada pengguna jalan. "Kita bukan sekedar memenuhi ketentuan BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) yang mensyaratkan tidak ada lubang di jalan tol, tetapi juga sudah menjadi komitmen MMS untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna jalan," ujar Wiwiek.

Sesuai dengan undang-undang jalan dan ketentuan yang ditetapkan BPJT, lubang di jalan tol harus ditutup dalam waktu 1x24 jam nantinya akan dipakai sebagai dasar penilaian standar pelayanan minimum jalan tol tersebut. Terkait masih adanya ruas jalan yang berlubang di tol Tangerang-Merak, Direktur Teknik dan Operasi MMS Sunarto Sastrowiyoto mengatakan, lebih disebabkan kondisi cuaca yakni hujan turun terus menerus di sejumlah ruas tol.

Tetapi Sunarto juga tidak menampik lubang yang terjadi disebabkan kualitas aspal yang kurang baik di beberapa tempat, tetapi itu masih menjadi tanggungjawab kontraktor yang melaksanakan rehabilitas dan rekonstruksi. MMS sendiri belum genap enam bulan menyelesaikan pekerjaan rehabilitas dan rekonstruksi di sepanjang ruas jalan tol Tangerang-Merak sepanjang 72,45 kilometer.

"Kita mendapat jaminan pemeliharaan selama dua tahun dari kontraktor yang terlibat dalam rehabilasi dan rekonstruksi, para kontraktor itu yang bertanggungjawab untuk menutup lubang dalam waktu kurang dari 1x24 jam," ujar Sunarto.

Sunarto mengatakan, MMS juga telah melakukan pemeriksaan atas lubang-lubang tersebut, sebagian dipermukaan tidak sampai ke dasar konstruksi di bawahnya yang merupakan perkerasan beton. "Saya kira kondisi beton di bawahnya aman, paling penting agar air tidak masuk ke dalam konstruksi beton yang dapat menimbulkan rongga di bawahnya sehingga dapat mengakibatkan retak atau patah seperti kondisi tol sebelum direhab dan rekon," ujar dia.

Ia menambahkan, secara keseluruhan tol Tangerang-Merak dirancang untuk menahan beban kendaraan sampai dengan di atas MST (muatan sumbu terberat) 13 ton, di atas standar jalan nasional MST 8 dan 10 ton. Dengan standar tersebut maka usia pakai jalan tol Tangerang - Merak dirancang sampai dengan 20 tahun sebelum dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi kembali.

Untuk mengamankan pengguna jalan di beberapa ruas juga dilengkapi dengan wire rope (kabel baja) yang mampu menahan benturan sampai 80 ton sehingga tidak akan mengakibatkan kecelakaan fatal bagi pengguna jalan. Pihaknya juga melengkapi dengan rumble dot (titik kejut) untuk menjaga agar pengemudi kendaraan tetap antisipasi disepanjang perjalanan. (sumber : http://www.republika.co.id/berita/na...rak-tuntas-h10)

Serang,FESBUK BANTEN News (9/2) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Front Aksi Mahasiswa (FAM) Banten berujukrasa di halaman kantor PT Marga Mandala Sakti (MMS),dalam aksinya mereka menilai kinerja PT MMS sangat buruk dibuktikan dengan mahalnya tarif Tol namun kondisi jalannya sangat buruk.



“Kualitas jalan Tol yang dikelola PT MMS adalah terburuk di dunia,oleh karena itu,kami mendesak agar secepatnya MMS memperbaiki jalan tersebut.Selain itu kami juga meminta agar pengelolaan jalan tol dialihkan ke PT Jasa Marga,” kata Gege,salah satu orator.



Dia juga mengatakan,saat ini kondisi jalan Tol sangat tidak layak dan membahayakan para pengguna jalan Tol,sehingga tidak sedikit kecelakaan yang ditimbulkan akibat ketidakbecusan PT MMS yang mengelola jalan tersebut.



Seharusnya,tambahnya,jika PT MMS melakukan pekerjaannya dengan cara profesional,maka tidak akan ada kecelakaan yang diakibatkan perbaikan yang dilakukan PT MMS.



“Ini sudah mahal,malah sangat jelek kondisi jalannya.Jelaslah,bahwa rakyat sangat dirugikan PT MMS,” terangnya.



Biki Mubyarto Hadi,Korlap aksi tersebut mengatakan,selain mendesak PT MMS untuk segera memperbaiki jalan Tol,FAM Banten juga menuntut agar PT MMS menyerahkan pengelolaanya kepada PT Jasa Marga.



“Kami juga mendesak,agar tarif tol yang mahal ini dikaji ulang,karena tidak sesuai dengan kondisi jalan yang terburuk di dunia,” kata Biki.



Sementara itu,salah seorang pengemudi yang keluar dari pintu Tol Serang Timur,kepada FBn mengatakan,bahwa kondisi jalan Tol yang rusaj sangat merugikan,selain perjalanan jadi lambat,juga akibat perbaikan tersebut kendaraanya jadi sering rusak.



“Wah,sangat merugikan pak,karena jalannya jelek,perjalanan jadi lambat dan sering merusak mobil saya,” katanya.



Sementara itu,ditemui langsung ke kantornya,Kepala Divisi Operasi PT MMS,Aziz Ariwibowo,kepada FBn mengatakan,bahwa saat ini pihaknya meski sedang melakukan perbaikan,namun tetap menomorsatukan keselamatan para pengguna jalan.



Ia juga mengatakan,bahwa perbaikan yang saat ini dilakukan PT MMS,selain mengejar waktu,juga mengutamakan mutu,agar jalan Tol Jakarta – Merak layak dipakai untuk jangka waktu yang sangat lama.



Aziz membeberkan,bahwa beberapa waktu lalu,seringnya jalan rusak,akibat banyaknya kendaraan truk yang muatannya melebihi kapasitas,akibatnya jalan Tol Jakarta-Merak cepat rusak.



Sementara ,PT MMS tidak bisa mengetahui atau menghentikan kendaraan tersebut,sebab yang berwenang adalah Dinas Perhubungan.



“Sejak tahun 2004 kami berkordinasi dengan Dinas Perhubungan selaku pihak yang berwenang mengurusi truk yang melebihi kapasitas muatan,melarang truk tersebut masuk,namun hingga saat ini belum ada tanggapan.Jadi kami tidak bisa apa-apa,sebab kami tidak punya wewenang,” katanya.



Meski demikian,lanjut Aziz,pihaknya meminta maaf kepada para pengguna jalan tol Jakarta-Merak,sebab akibat adanya perbaikan,perjalannya terganggu.(LLJ) (sumber : https://www.facebook.com/notes/fesbu...-banten-news/t[color=purple]ol-jakarta-merak-tarifnya-mahal-kondisinya-sangat-buruk/497884606716)