Where is My Family? Where is My Home?

Aku kehilangan Mataku, tanganku, dan kakiku.. Tapi aku tetap dihargai sepenuhnya oleh negaraku. Memang tak setimpal, tapi inilah jalanku

Kurindu pertemuan kita, wahai saudaraku. Walaupun kau disana (Korea Utara) kau tetaplah saudaraku. Kuingat dlu saat kita bermain-main ditemani ibu dan bapak, cepatlah kembali, cepatlah kembali dunia yang damai

We are Human, perbedaan itu sangat indah. Resapi dan dalami, bagaimana jikalau engkau disana

Peluk aku nak, tak usah khawatir dengan rumah yang tersapu angin itu. Bersyukurlah, kita masih hidup untuk melanjutkan hidup kita

10 tahun berlalu semenjak peristiwa 9/11. Aku merindukanmu wahai anakku, hanya disini aku bisa merasakan kehadiranmu. Kuingat disaat-saat dlu aku memangkumu, ku menggendongmu. Rest in Peace, My Son

Terlihat seorang biksu mendoakan seorang pria yang saat itu tiba-tiba meninggal. Hidup ini indah dengan adanya kebersamaan.

Perang? bukanlah sesuatu yang indah bagiku. Kulihat kendaraan perang ini, yang kurasakan hanyalah kepedihan, penyesalan dan kesedihan yang begitu dalam. Andai dizamanku tak ada perang, mungkin aku bisa terus melihat ibu dan ayahku saat itu dan anak cucuku nantinya

Ku menangis bukan karena takut, ku menangis bukan karena kutahu bahwa aku akan mati. Tapi ku menangis, mengapa dunia ini senang sekali berkecamuk (perang)

Terima Kasih Tuhan, ternyata masih ada manusia yang peduli dengan kami. Manusia yang sederhana, tapi mempunyai hati yang kuat akan sesama makhluk hidup

atau
CTRL + D