- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
ORANG MISKIN DI CINA VS ORANG MISKIN DI INDONESIA


TS
abma.lanank
ORANG MISKIN DI CINA VS ORANG MISKIN DI INDONESIA


Quote:
ane jamin no repsol deh gan,,,!!
orang miskin di cina
Quote:
Rumah yang lebih cocok dikatakan Gubuk/Rumah Kardus ini terlihat sangat memprihatikan. Lebih dari 5 Tahun Pria bernama Liu Liangchao ini membawa Rumah berukuran 2,2 m x 1,5 m ini dipundaknya kemudian menaruhnya dipinggir jalan sambil berjalan ratusan meter memungut Botol -botol bekas Mineral untuk dimasukkan ke dalam karungnya. Liangcho meninggalkan kampung halamannya 20 tahun yang lalu saat mencari pekerjaan di Guangzhou dan Shenzen.
Tidak memiliki tempat untuk berteduh dan terpaksa tidur dijalanan, akhirnya Liangcho memiliki Ide untuk membuat Rumahnya sendiri. Rumah dengan berat 60 kg yang sudah berumur 5 tahun itu selalu dibawanya kemanapun dia pergi. Walau hidup sangat kekurangan, Liangcho menolak untuk menerima bantuan dari orang lain. Dirinya hanya mengandalkan uang yang didapat dari hasil menjual sampahnya. Hingga kini, Tidur dan memasak makanannya selalu dilakukan dirumah mungilnya
Tidak memiliki tempat untuk berteduh dan terpaksa tidur dijalanan, akhirnya Liangcho memiliki Ide untuk membuat Rumahnya sendiri. Rumah dengan berat 60 kg yang sudah berumur 5 tahun itu selalu dibawanya kemanapun dia pergi. Walau hidup sangat kekurangan, Liangcho menolak untuk menerima bantuan dari orang lain. Dirinya hanya mengandalkan uang yang didapat dari hasil menjual sampahnya. Hingga kini, Tidur dan memasak makanannya selalu dilakukan dirumah mungilnya
Spoiler for pic:





Spoiler for sumber:
http://www.anehdankonyol.com/2013/06/pemulung-gendong-rumahnya-selama-5-tahun.html#ixzz2vKM3mzub
Quote:
coba agan2 baca lagi kalimat dalam cerita diatas yang ane kasih warna biru,,,
sangat berbeda dengan apa yang terjadi di tanah air,
kalo di tanah air kita tercinta
indonesia mungkin orang seperti Liangcho akan jarang terlihat bahkan gak ada kayaknya gan,
jangan dilihat dari apa2nya gan, tapi liat dari perjuangan untuk bertahan hidup dan kemandiriannya untuk menjalani kehidupan ini gan,
maaf sekali bukan berniat menbanding-bandingkan masyarakat miskin kita yang apabila bernasib sama seperti Liangcho pasti akan lebih mengandalkan pemberian dari orang lain dari pada betul2 berjuang seperti yang di lakukan Liangcho
tapi ini semua sebagai pelajaran bahwa semiskin apapun kita masih ada seribu bahkan jutaan cara untuk bertahan hidup tanpa harus mengemis, merampok atau mencuri.
sangat berbeda dengan apa yang terjadi di tanah air,
kalo di tanah air kita tercinta

jangan dilihat dari apa2nya gan, tapi liat dari perjuangan untuk bertahan hidup dan kemandiriannya untuk menjalani kehidupan ini gan,
maaf sekali bukan berniat menbanding-bandingkan masyarakat miskin kita yang apabila bernasib sama seperti Liangcho pasti akan lebih mengandalkan pemberian dari orang lain dari pada betul2 berjuang seperti yang di lakukan Liangcho
tapi ini semua sebagai pelajaran bahwa semiskin apapun kita masih ada seribu bahkan jutaan cara untuk bertahan hidup tanpa harus mengemis, merampok atau mencuri.
Quote:
ada komen dari orang yang bisa dikatakan miskin seperti ini gan
Quote:
"KAMI TIDAK MENYALAHKAN TUHAN ATAU PUN ORANG LAIN KARNA KEMISKINAN KAMI.
NAMUN, KAMI SEPERTI INI PUN BUKAN BERARTI TIDAK ADA USAHA UNTUK MEMPERBAIKI KEADAAN.
KAMI SUDAH BERSUSAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN,NAMUN KEADAAN NYA BELUM BERPIHAK TERHADAP KAMI.
JIKA ENTE MAU BILANG DAN BERCERITA TENTANG CERITA CERITA PENGUSAHA YANG DULU NYA SANGAT MISKIN NAMUN SEKARANG SANGAT KAYA KARNA USAHA MEREKA.
KAMI RASA CUKUP, DAN DIAM JANGAN BERBICARA.
KAMI PUN MEMPUNYAI RASA JENUH, DAN MUNGKIN TUHAN BERKEHENDAK LAIN DENGAN KAMI.
BAYANGKAN JIKA SEMUA ORANG MISKIN SEMUA NYA KAYA, AKAN BAGAIMANA NEGARA INI.?
BAKAL TIDAK ADA TOLERAN SALING MENGHORMATI, DAN SALING MENGHARGAI.
SO, URUS DULU DIRI SENDIRI, JANGAN BERANI BERANI MENGHAKIMI ORANG MISKIN.
JANGAN MANJA, DAN JANGAN MELIHAT DARI SEBAGIAN SAJA.
TAPI LIHAT LAH DARI KESELURUHAN NYA.
TIDAK SEMUA ORANG MISKIN SEPERTI DI ATAS.!
"NAMUN, KAMI SEPERTI INI PUN BUKAN BERARTI TIDAK ADA USAHA UNTUK MEMPERBAIKI KEADAAN.
KAMI SUDAH BERSUSAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN,NAMUN KEADAAN NYA BELUM BERPIHAK TERHADAP KAMI.
JIKA ENTE MAU BILANG DAN BERCERITA TENTANG CERITA CERITA PENGUSAHA YANG DULU NYA SANGAT MISKIN NAMUN SEKARANG SANGAT KAYA KARNA USAHA MEREKA.
KAMI RASA CUKUP, DAN DIAM JANGAN BERBICARA.
KAMI PUN MEMPUNYAI RASA JENUH, DAN MUNGKIN TUHAN BERKEHENDAK LAIN DENGAN KAMI.
BAYANGKAN JIKA SEMUA ORANG MISKIN SEMUA NYA KAYA, AKAN BAGAIMANA NEGARA INI.?
BAKAL TIDAK ADA TOLERAN SALING MENGHORMATI, DAN SALING MENGHARGAI.
SO, URUS DULU DIRI SENDIRI, JANGAN BERANI BERANI MENGHAKIMI ORANG MISKIN.
JANGAN MANJA, DAN JANGAN MELIHAT DARI SEBAGIAN SAJA.
TAPI LIHAT LAH DARI KESELURUHAN NYA.
TIDAK SEMUA ORANG MISKIN SEPERTI DI ATAS.!
Quote:
iya ane juga tau apa yang dia katakan memang benar gan???
tapi jangan mengkambing hitamkan kemiskian untuk menghalalkan perambokan, pencurian dan menjadikan mengemis sebagai pekerjaan.
tapi jangan mengkambing hitamkan kemiskian untuk menghalalkan perambokan, pencurian dan menjadikan mengemis sebagai pekerjaan.
Quote:
Quote:
ini beberapa berita orang miskin yang selalu mengkambing hitamkan kemiskinan di indonesia
Spoiler for http://m.poskotanews.com/2013/11/28/pengemis-bukan-miskin-tetapi-pemalas/:
Banyak warga jadi pengemis bukan karena miskin tapi karena malas bekerja. Sebab itu, pekerjaan mengemis dijadikan profesi, dan untuk mencegah mereka agar tidak mengemis masyarakat jangan memberikan uang.
Itu disampaikan Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Prof Dr Didin Hafidhudin di Jakarta, Kamis. “Agama Islam mengajarkan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Itu artinya, Islam melarang keras mengemis, atau meminta-minta,” ujar Didin.
Ada yang menilai mereka mengemis karena miskin, menurut Didin, sebetulnya mereka mengemis bukan karena miskin, tapi karena mereka malas bekerja. “Mereka maunya bekerja yang ringan-ringan saja
seperti, mengemis tidak mau bekerja keras,” papar Didin.
Karenanya, menurut Didin, lebih terhormat mereka yang bekerja menyapu jalan, membersihkan WC umum, karena memang mau bekerja keras. “Jadi ini persoalan mental saja, mereka lebih memilih menjadi pengemis daripada bekerja keras menjadi tukang sapu di jalanan,” papar Didin.
Ia menambahkan pengemis merupakan kewenangan dinas sosial agar menertibkannya, dan mereka diberikan pendidikan agar tidak memiliki mental pengemis. “Apalagi banyak juga di antara mereka yang menjadi pengemis itu berasal dari luar daerah Jakarta. Saya mendengar kabar rumah mereka di kampungnya bagus-bagus,” papar dia.
Baznas, dikatakan Didin, tidak memiliki program bantuan langsung kepada para pengemis di jalanan karena membantu mereka sama saja menggarami air lautan. “Baznas lebih memilih memberikan bantuan
dalam pengembangan ekonomi umat, dan bantuan keagamaan lainnya, termasuk peningkatan pendidikan umat,” tutur Didin.
Seperti diberitakan sebelumnya Suku Dinas (Sudin) Jakarta Selatan menangkap seorang pengemis yang memiliki uang Rp 25 juta.
Walang bin Kilon,54, dan Sa`aran,60, misalnya pengemis asal Subang, Jawa Barat ini menyimpan Rp25 juta di balik gerobak saat terjaring razia oleh aparat Sudin Sosial Jaksel di bawah kolong jembatan layang Pancoran, Selasa (26/11) malam.
Ihwal penangkapan tersebut kata Abdurrahman berdasarkan informasi masyarakat tentang aktivitas kedua pengemis jutawan itu khususnya yang beroperasi saat malam hari.
Setiap beraksi, kedua pria gaek itu berbagi peran. Walang yang lebih muda bertindak sebagai bos dengan mendorong gerobak. Adapun Sa`aran berakting sebagai orang sakit dan tiduran lemas tak berdaya di gerobak dan butuh pengobatan.
Walang mengaku nekad mengemis di Ibukota lantaran di kampungnya ia menganggur. “Saya pengin secepatnya bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Rencananya uang ini akan saya setorkan untuk biaya berangkat haji ke kampung,” katanya,” Ehh tapi keburu diciduk seperti ini.”
Walang enggan menceritakan ihwal keluarganya di kampung. Selebihnya mereka mengaku gelandangan di Jakarta.
Menurut Abdurrahman, kedua pengemis itu digelandang untuk dibina ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBIBD) 2 Jl Raya Bina Marga No 48, Cipayung, Jakarta Timur. “Berikut uang Rp25 juta yang diserahkan melalui tanda bukti dari pengurus panti,” pungkasnya. (johara)
Itu disampaikan Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Prof Dr Didin Hafidhudin di Jakarta, Kamis. “Agama Islam mengajarkan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Itu artinya, Islam melarang keras mengemis, atau meminta-minta,” ujar Didin.
Ada yang menilai mereka mengemis karena miskin, menurut Didin, sebetulnya mereka mengemis bukan karena miskin, tapi karena mereka malas bekerja. “Mereka maunya bekerja yang ringan-ringan saja
seperti, mengemis tidak mau bekerja keras,” papar Didin.
Karenanya, menurut Didin, lebih terhormat mereka yang bekerja menyapu jalan, membersihkan WC umum, karena memang mau bekerja keras. “Jadi ini persoalan mental saja, mereka lebih memilih menjadi pengemis daripada bekerja keras menjadi tukang sapu di jalanan,” papar Didin.
Ia menambahkan pengemis merupakan kewenangan dinas sosial agar menertibkannya, dan mereka diberikan pendidikan agar tidak memiliki mental pengemis. “Apalagi banyak juga di antara mereka yang menjadi pengemis itu berasal dari luar daerah Jakarta. Saya mendengar kabar rumah mereka di kampungnya bagus-bagus,” papar dia.
Baznas, dikatakan Didin, tidak memiliki program bantuan langsung kepada para pengemis di jalanan karena membantu mereka sama saja menggarami air lautan. “Baznas lebih memilih memberikan bantuan
dalam pengembangan ekonomi umat, dan bantuan keagamaan lainnya, termasuk peningkatan pendidikan umat,” tutur Didin.
Seperti diberitakan sebelumnya Suku Dinas (Sudin) Jakarta Selatan menangkap seorang pengemis yang memiliki uang Rp 25 juta.
Walang bin Kilon,54, dan Sa`aran,60, misalnya pengemis asal Subang, Jawa Barat ini menyimpan Rp25 juta di balik gerobak saat terjaring razia oleh aparat Sudin Sosial Jaksel di bawah kolong jembatan layang Pancoran, Selasa (26/11) malam.
Ihwal penangkapan tersebut kata Abdurrahman berdasarkan informasi masyarakat tentang aktivitas kedua pengemis jutawan itu khususnya yang beroperasi saat malam hari.
Setiap beraksi, kedua pria gaek itu berbagi peran. Walang yang lebih muda bertindak sebagai bos dengan mendorong gerobak. Adapun Sa`aran berakting sebagai orang sakit dan tiduran lemas tak berdaya di gerobak dan butuh pengobatan.
Walang mengaku nekad mengemis di Ibukota lantaran di kampungnya ia menganggur. “Saya pengin secepatnya bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Rencananya uang ini akan saya setorkan untuk biaya berangkat haji ke kampung,” katanya,” Ehh tapi keburu diciduk seperti ini.”
Walang enggan menceritakan ihwal keluarganya di kampung. Selebihnya mereka mengaku gelandangan di Jakarta.
Menurut Abdurrahman, kedua pengemis itu digelandang untuk dibina ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBIBD) 2 Jl Raya Bina Marga No 48, Cipayung, Jakarta Timur. “Berikut uang Rp25 juta yang diserahkan melalui tanda bukti dari pengurus panti,” pungkasnya. (johara)
Spoiler for http://www.antaranews.com/berita/92350/warga-miskin-mulai-mengemis-akibat-kenaikan-harga-sembako:
Warga miskin di Kabupaten Lebak, Banten, mulai mengemis ke rumah-rumah penduduk akibat kenaikan harga sembilan bahan pokok (Sembako).
"Jika kami tidak mengemis tentu keluarga di rumah tidak makan, karena saat ini harga beras sudah mencapai Rp 5.500 per liter. Harga sebesar itu kami tak mampu membelinya," kata Rokayah (55), warga Oteng, Desa Jagabaya, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Minggu.
Ia mengatakan, akibat lilitan kemiskinan di kampung, dirinya terpaksa menjadi seorang pengemis untuk dapat bertahan hidup bersama lima anaknya. Apalagi, saat ini harga-harga sembako dinilai sangat memberatkan ekonomi keluarga.
Oleh karena itu, pihaknya memaksakan diri, walau mengemis malu rasanya. Akan tetapi, pekerjaan mengemis sangat membantu, terutama untuk membeli kebutuhan beras. "Setiap hari kami mampu membeli beras antara dua sampai tiga liter dengan harga Rp15.000 dari hasil mengemis karena himpitan ekonomi itu," katanya.
Ahmad (60) seorang pengemis warga Legok, Desa Pasir Kupa, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, mengaku selama terjadi lonjakan harga sembako, pihaknya kesulitan untuk membeli beras, sehingga memaksakan diri mengemis ke rumah-rumah penduduk, perkantoran dan tempat keramaian.
"Pendapatan sehari bisa mencapai Rp20 ribu dan mampu membeli beras sebanyak dua liter serta lauk pauknya. Jika tak mengemis dipastikan tidak mampu makan," katanya.
Ia menyebutkan, pekerjaan minta belas kasihan itu dilakukan sudah dua bulan karena tak mampu membeli beras akibat adanya kenaikan harga sembako itu. "Selama ini saya tak mampu beli beras karena sudah tidak bekerja lagi dengan alasan tenaga berkurang akibat dimakan usia," kata Ahmad menambahkan.
Sementara itu, Sekretaris Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Cipta Wahana, Kabupaten Lebak, Uce Kelana, mengemukakan pihaknya merasa prihatin banyaknya warga miskin kesulitan membeli beras akibat kenaikan harga sembako.
Mereka untuk memenuhi kebutuhan sembako itu mengemis atau minta belas kasihan orang agar keluarganya tak kelaparan. "Saya minta pemerintah daerah agar segera memberikan bantuan beras bagi warga miskin, apalagi sampai saat ini beras raskin juga belum disalurkan," katanya.
Pantauan ANTARA sejak adanya kenaikan sembako makin banyak warga miskin menjadi pengemis, bahkan setiap hari bisa mencapai antara empat puluh sampai lima puluh orang. mereka masuk ke perkampungan serta perkantoran.
"Hari ini (Minggu, 3/2) pengemis yang datang ke rumah sudah tujuh orang. Semuanya saya kasih uang Rp1.000," kata Ny Endang (40) Warga Komplek Perumahan Depag, Rangkasbitung.
Spoiler for https://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=573:
Warga miskin di Kabupaten Lebak, Banten, mulai mengemis ke rumah-rumah penduduk akibat kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako). "Jika kami tidak mengemis tentu keluarga di rumah tidak makan, karena saat ini harga beras sudah mencapai Rp 5.500 per liter. Harga sebesar itu kami tak mampu membelinya," kata Rokayah, warga Oteng, Desa Jagabaya,
Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, belum lama ini.Perempuan berusia 55 tahun itu mengatakan, akibat lilitan kemiskinan di kampung, dirinya terpaksa menjadi seorang pengemis untuk dapat bertahan hidup bersama lima anaknya. Apalagi, saat ini harga-harga sembako dinilai sangat memberatkan ekonomi keluarga. Karena itu, pihaknya memaksakan diri, walau mengemis malu rasanya. Namun, pekerjaan mengemis sangat membantu, terutama untuk membeli kebutuhan beras. "Setiap hari kami mampu membeli beras antara dua sampai tiga liter dengan harga Rp 15.000 dari hasil mengemis karena impitan ekonomi itu," kata dia.Ahmad, seorang pengemis warga Legok, Desa Pasir Kupa, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, mengaku selama terjadi lonjakan harga sembako, pihaknya kesulitan untuk membeli beras, sehingga memaksakan diri mengemis ke rumah-rumah penduduk, perkantoran dan tempat keramaian. "Pendapatan sehari bisa mencapai Rp 20 ribu dan mampu membeli beras sebanyak dua liter serta lauk pauknya. Jika tak mengemis dipastikan tidak mampu makan," ujar lelaki berusia 60 tahun tersebut.Ia menyebutkan, pekerjaan minta belas kasihan itu dilakukan sudah dua bulan karena tak mampu membeli beras akibat adanya kenaikan harga sembako itu. "Selama ini saya tak mampu beli beras karena sudah tidak bekerja lagi dengan alasan tenaga berkurang akibat dimakan usia," imbuh Ahmad.Sementara itu, sekretaris lembaga swadaya masyarakat Cipta Wahana, Kabupaten Lebak, Uce Kelana, mengemukakan pihaknya merasa prihatin banyaknya warga miskin kesulitan membeli beras akibat kenaikan harga sembako. "Saya minta pemerintah daerah agar segera memberikan bantuan beras bagi warga miskin, apalagi sampai saat ini beras raskin juga belum disalurkan," ucap Uce.(ANS/Antara)
Spoiler for pic:





Spoiler for sumber gambar:
https://www.google.com/search?q=pengemis&client=firefox-a&hs=Of7&rls=org.mozilla:en-US
fficial&channel=sb&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=OXEaU5-iI8GHrgeZ0oFo&ved=0CCcQsAQ&biw=1366&bih=664#channel=sb&q=perampok&rls=org.mozilla:en-US
fficial&tbm=isch


Quote:
yah itu lah kehidupan gan, sedikit cerita yang membedakan orang miskin di indonesia di indonesia dan di cina
semoga dapat menjadi pelajaran berarti bagi kita semua

ane cuma minta tanggapan ente2 sekalian gan mengenai pengemis2 yang ada di indonesia ini yang semakin hari tentunya semakin meningkat
sekian trit ane gan, kalo ada kesalahan mohon
koreksinya!









yang udah iso boleh dah bantu ane pakek

yang belum cukup

asal ane jangan di

Quote:




Quote:
pendapat2 dari kaskuser
Quote:
Original Posted By gondezz123456►Beda mental plus pola pikir gan!
Quote:
Original Posted By kyosinagi►coba cari artikel tentang kampung singkong gan,itu perkampungan pengemis...banyak pengemis yang ngontrak disitu,pemilik kontrakannya pernah diundang ke salah satu nikahan anak pengemis gan,eh di indramayu sana rumahnya gede banget,,trus kamar tamu aja ada bathtubenya,,,
Quote:
Original Posted By cherea►mungkin yg ditulis di atas orang miskin cina yg kerja keras sama org miskin indonesia yg malas
tp sebenernya ada kok org cina pemalas, org indonesia yg kerja keras
knapa rumput selalu lebih hijau sih? jangan digeneralisir gan
tp sebenernya ada kok org cina pemalas, org indonesia yg kerja keras
knapa rumput selalu lebih hijau sih? jangan digeneralisir gan

Quote:
Original Posted By bokirmandara►kalo menurut ane gan , di china ga menutup kemungkinan jg pasti ada orang ekonomi ke bawah yg mentalnya pengemis jg , cuma kebetulan yg agan angkat di cerita ini rakyatnya yg mandiri. sama jg di indonesia gan , sebetulnya masi ada rakyat indonesia yg ekonomi ke bawah bermental mandiri , tapi ya itu yg agan jadiin perbandingan orang kita yg males. bergantung sudut pandang aja sih. well , kalo sebagai komparasi bagus lah , biar mengacu rakyat kita jadi lebih maju lagi pola pikir dan pola tindak nya ke depan. imho ya gan 

Quote:
Original Posted By surya.oppa►ini lah kesalahan yang turut menjatuhkan bangsa.. memberikan contoh yang yang bagus dari luar tapi membandingkannya dengan contoh yang buruk di Indonesia..
Ga seimbang lah..
KATA SIAPA ORANG MISKIN DI CINA GA KAYAK INDONESIA ???
Ni sekilas beritanya :
Malu deh,, ketauan pura2nya,
Ini contoh pemulung Indonesia
yang ga mau mengemis :
taro pejwan klo berkenan
Ga seimbang lah..
KATA SIAPA ORANG MISKIN DI CINA GA KAYAK INDONESIA ???
Ni sekilas beritanya :
Malu deh,, ketauan pura2nya,

Ini contoh pemulung Indonesia

taro pejwan klo berkenan

Quote:
Original Posted By oncelocelo►beda negara mungkin beda mental , namun di indonesia pun banyak seperti contoh diatas (yang kuat dan tidak mau menerima bantuan)
kembali lagi ke personal masing2
kembali lagi ke personal masing2

Quote:
Original Posted By semprul.wibawa►bukannya di Indonesia / Jkt ada manusia yg tinggal di gerobak gan 
dia kerja mungutin sampah dan tempat tidurnya juga di gerobak itu
banyak sekali gan orang Indonesia yg taraf kehidupannya jauh di bawah garis kemiskinan tapi tetap tidak mau mengemis
dia menyembunyikan kemiskinannya. jauh berbeda mentalnya dengan pengemis gan, walaupun hidupnya tidak miskin, tapi dia rela menjual harga dirinya dengan mengemis di jalan2 raya
banyak gan, kitanya aja yg gak tau. karena mereka memang tidak mau diketahui sebagai orang miskin. bahkan mereka masih bisa menderma untuk orang lain

dia kerja mungutin sampah dan tempat tidurnya juga di gerobak itu

banyak sekali gan orang Indonesia yg taraf kehidupannya jauh di bawah garis kemiskinan tapi tetap tidak mau mengemis

dia menyembunyikan kemiskinannya. jauh berbeda mentalnya dengan pengemis gan, walaupun hidupnya tidak miskin, tapi dia rela menjual harga dirinya dengan mengemis di jalan2 raya

banyak gan, kitanya aja yg gak tau. karena mereka memang tidak mau diketahui sebagai orang miskin. bahkan mereka masih bisa menderma untuk orang lain

Quote:
Original Posted By kawamara►Ane mau curhat gan. Pernah ada orang ngamen di rumah ane. Tapi suaranya cempreng gan 
Ane nawarin gini gan ke beliau. Saya kasih kamu uang tapi cuci mobil saya. NOLAK GAN. Emang dasar mereka males aja gan

Gitu kalau keciduk sok" PLAY VICTIM

Ane nawarin gini gan ke beliau. Saya kasih kamu uang tapi cuci mobil saya. NOLAK GAN. Emang dasar mereka males aja gan


Gitu kalau keciduk sok" PLAY VICTIM

Quote:
Original Posted By Koncoycommunity►iya gan di Indonesia mengemis dijadikan budaya. padahal mereka bisa aja jualan atau bantu-bantu tapi karena sebagian pada malas untuk berusaha, dan pikir mereka toh tinggal nadah uang dengan belas kasih orang juga dikasih ngapain kerja keras.
itu pendapat ane gan
itu pendapat ane gan

Quote:
Original Posted By Fujiyamateh►gan ane ga percaya sm yg namanya kl orang miskin itu emg takdir lah atau jalan TUHAN lah atau apa lah 
ane sering pelajarin soal beginian dan banyak buku yg uda ane baca. banyak filsuf2 jaman dulu dan pemikir jaman dulu yg juga yakin kalo miskin itu bukan karena takdir atau apapun lah namanya.
oke kalo di telaah emg bener mereka uda usaha keras buat ngerubah nasib tapi coba ditelaah lebih jauh lagi tapi inget jangan cm ditelaah soal kerjaan lah tindakan lah lingkungan lah tapi coba selain itu ditelaah lagi soal jalan pikir, cara berpikir, sudut pandang itu orang. nah gua yakin 1000% bakal ditemuin alasan kenapa orang itu miskin
buat orang2 yg nyalahin takdir alam apalagi TUHAN atas kemiskinan yg dialami

ane sering pelajarin soal beginian dan banyak buku yg uda ane baca. banyak filsuf2 jaman dulu dan pemikir jaman dulu yg juga yakin kalo miskin itu bukan karena takdir atau apapun lah namanya.
oke kalo di telaah emg bener mereka uda usaha keras buat ngerubah nasib tapi coba ditelaah lebih jauh lagi tapi inget jangan cm ditelaah soal kerjaan lah tindakan lah lingkungan lah tapi coba selain itu ditelaah lagi soal jalan pikir, cara berpikir, sudut pandang itu orang. nah gua yakin 1000% bakal ditemuin alasan kenapa orang itu miskin

Quote:
Original Posted By Sniper_CoEPoE►Kalau mau berusaha semua yg dibutuhkan pasti bisa didapat gan, dengan halal yah tentu ny 
Mari kita berpikir positif aj gan, di negara mana pun sama saja mental pengemis ny
Tp yg ingin agan TS jelaskan disini adlh yg positif di contoh
Kita saring positifny aj gan

Mari kita berpikir positif aj gan, di negara mana pun sama saja mental pengemis ny
Tp yg ingin agan TS jelaskan disini adlh yg positif di contoh

Kita saring positifny aj gan

Quote:
Original Posted By dyfagrahatama3►bukanya rasis ya gan, sekali lagi ane bukan maksut sara ya
.
Emang sih menurut ane orang chinese tu mereka sangat ulet dan enggak mau menyerah walau keadaan mereka sedang gonjang ganjing masalnye ane punya tetangga chinese gan
, beda dengan masyarakat pribumi ini yang sedikit dikit cuman bisa minta minta padal fisik nya masih sehat

Emang sih menurut ane orang chinese tu mereka sangat ulet dan enggak mau menyerah walau keadaan mereka sedang gonjang ganjing masalnye ane punya tetangga chinese gan

yah maaf kalo memang masih ada kekurangan,
tapi memang tujuan dari trit ini bukan untuk menjelekkan masyarakan miskin, tapi lebih ke koreksi diri kita masing2 aja gan,,,
sebagai motivasi pastinya,,,
Diubah oleh abma.lanank 20-03-2014 10:02
0
93.7K
Kutip
577
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan