- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Miranda, gadis keterbelakangan mental sendirian rawat ayah lumpuh


TS
Bobo93
Miranda, gadis keterbelakangan mental sendirian rawat ayah lumpuh
Quote:

Merdeka.com- Cerita menyedihkan datang dari bumi Kendari, Sulawesi Tenggara. Seorang gadis kecil keterbelakangan mental, dengan segala daya dan upaya merawat ayahnya seorang diri yang lumpuh karena stroke.
Gadis kecil yang tangguh itu bernama Miranda. Usianya baru 10 tahun. Setiap hari dengan tekun dia merawat ayahnya Andi Sukri Sondo (55) yang terbaring tak berdaya di tempat tidur. Miranda melakukan ini setiap hari selama dua tahun terakhir di kediamannya Jl Ir Soekarno Kel Dapu Dapura, Kec Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Miranda setiap hari merawat ayahnya mulai dari menyuapkan makanan, membersihkan kotoran sampai memandikan ayahnya di atas tempat tidur. Setiap harinya Miranda mengambil makanan di rumah sepupunya yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka. "Miranda tekun sekali merawat ayahnya meski dia sendiri susah," ujar Amri S Herman, tetangga Andi Sukri kepada merdeka.com, Selasa (25/2).
Ayah Miranda dulunya adalah seorang pengusaha kayu yang punya rumah besar, mobil, motor dan rumah makan serta punya lahan pertanian. Sejak jatuh sakit sekitar 10 tahun yang lalu seluruh usahanya diambil alih oleh istrinya dan sejak saat itu pula bisnisnya mulai jatuh bangkrut.
Segala harta yang dimiliki hanya tersisa rumah tinggal saja. Belakangan istrinya meninggalkan Andi Sukri, dan harta satu- satunya milik Andi Sukri yaitu rumah dijual untuk membayar utang istrinya. Sisanya dipakai untuk bertahan hidup serta membeli obat.
Menurut cerita Amri, sekitar enam tahun yang lalu Andi Sukri pindah ke kota Kendari untuk numpang tinggal di rumah keponakan bersama anaknya Miranda. Rumah tumpangan itulah yang sekarang mereka huni.
Miranda sebenarnya pernah duduk di bangku SD, namun karena keterbelakangan mental dia duduk di kelas 1 selama 4 tahun. Sampai sekarang, Miranda tidak sekolah lagi.
Sejauh ini, belum ada perhatian dari perangkat desa atas nasib Miranda dan ayahnya. "Saya juga tidak tahu mengapa sampai sekarang perangkat desa belum memberi perhatian. Dengan alasan kemanusiaan, saya menceritakan kondisi yang dialami Miranda dan Pak Andi Sukri," ujar Amri.
source
Quote:
Miranda menangis diminta pulang ke ibu: Siapa nanti rawat ayah?
Merdeka.com- Kisah mengharukan ditunjukkan Miranda (10) tekun merawat ayahnya yang lumpuh karena stroke. Miranda merawat ayahnya Andi Sukri (55) dari memandikan, memberi makan, hingga menemaninya meski dia sendiri dalam kondisi keterbelakangan mental.
Tetangga Miranda di Jl Ir Soekarno Kel Dapu Dapura, Kec Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Amri S Herman mengakui Miranda sebagai sosok yang tangguh.
"Miranda seharusnya berhak mendapatkan belaian kasih sayang dari kedua orang tuanya justru Miranda yang keterbelakangan mental itu memberikan kasih sayangnya terhadap ayahnya," ujar Amri kepada merdeka.com, Selasa (25/2).
Menurut dia, sebenarnya Andi Sukri ayah Miranda berasal dari keluarga kaya. Namun, mereka bangkrut karena sakit yang lama diderita.
Andi Sukri memiliki lima orang anak tetapi kesemuanya seakan tidak peduli dengan nasib ayah dan Miranda. "Saya yang masih tetangga dengan Miranda pernah bercanda kepada Miranda untuk menyarankannya pulang ke ibunya, spontan Miranda menangis hebat lalu berkata siapa yang merawat ayah saya jika saya tinggalkan ayah. Saya tidak mau tinggalkan ayah dan saya tidak mau pernah pulang ke ibu yang sudah menyakiti ayah," kata Amri.
Sejauh ini, belum ada perhatian dari perangkat desa atas nasib Miranda dan ayahnya. "Saya juga tidak tahu mengapa sampai sekarang perangkat desa belum memberi perhatian. Dengan alasan kemanusiaan, saya menceritakan kondisi yang dialami Miranda dan Pak Andi Sukri," ujar Amri.
source
Quote:
Original Posted By daeng.eky►
KENDARI, KOMPAS.com — Dengan tekun dan penuh kesabaran, Miranda, bocah berusia 10 tahun, merawat bapaknya, Andi Sukri Sondo (55), yang lumpuh akibat stroke. Bukan hanya masih belia, Miranda adalah bocah berkebutuhan khusus.
Di kamar berukuran 3 x 2 meter, Miranda bersama ayahnya hidup bersama. Selama hampir tiga tahun, ia seorang diri berjuang merawat ayahnya yang hanya terbaring tak berdaya di tempat tidur.
Kamar yang ditempati Miranda dan ayahnya tampak kotor, lembab, dan bau. Tak sepantasnya kamar tersebut dihuni oleh orang sakit. Kondisi tambah parah bila hujan turun. Atap kamar yang bocor membuat air hujan masuk dan membasahi kasur tempat Miranda dan ayahnya tidur.
Bersama ayahnya, Miranda menumpang tinggal di rumah keluarganya di lorong Tabbaci, Jalan Ir Soekarno, Kelurahan Dapu Dapura, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Saat dikunjungi, Rabu (26/2/2014), Miranda terlihat malu-malu dan menutup wajahnya. Sesekali Miranda kecil tersenyum dan mengusap rambut ayahnya dengan penuh kasih sayang.
Sore itu, ia menemani ayahnya. Tugasnya menyuapi makan dan memandikan ayahnya sudah selesai dilakukan.
"Untung ada anakku yang satu ini yang rawat dan temani, kasihan. Sudah tiga tahun mi saya tidak bisa gerakkan badan," tutur Andi Sukri dengan suara terbata-bata.
Putus sekolah
Menurut Sukri, Miranda pernah mengenyam bangku sekolah dasar, tetapi hanya sampai kelas 1 selama 4 tahun. Sebab, kondisi Miranda tak memungkinkannya belajar seperti anak-anak normal lainnya.
"Di sekolahnya, dia sering diejek teman-temannya, jadi tambah parah anakku, kasihan," ujarnya sedih.
Kalimat penolakan dilontarkan Miranda saat Amri S Herman, Ketua RT 02/RW 04, memintanya agar kembali sekolah.
"Tidak mau, tidak ada baju sekolahku. Siapa nanti yang rawat bapakku kalau saya sekolah," ungkap Miranda spontan.
Kepada Miranda, Amri menjelaskan akan menitipkan ayahnya ke panti jompo agar ia bisa sekolah lagi. Namun, Miranda menangis. "Saya tidak mau bapakku dibawa ke panti, saya tetap merawatnya," isak Miranda.
Menurut Amri, Miranda sangat telaten merawat ayahnya. Tak hanya menyuapkan makan, memandikan, bahkan membersihkan buang air besar dan air kecil pun dikerjakannya.
"Dalam rumah itu ada dua kepala keluarga, yakni keponakan Sukri dan mertua keponakannya, tetapi sepertinya mereka tidak peduli," ujar Amri.
Untuk makan, Miranda terpaksa mengambil makanan ke rumah sepupunya yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Namun, Amri mengaku selalu mendengar anak itu menangis ketika lewat di samping rumahnya.
"Saya duga Miranda habis dimarahi lagi sama sepupunya saat mengambil nasi," kata Amri.
Kini, Miranda bersama ayahnya sudah bisa menikmati makanan sendiri. Sebab, banyak dermawan memberikan bantuan setelah melihat langsung kondisinya.
"Setelah saya menyebarkan foto-foto dan cerita sedih Miranda dan bapaknya melalui jaringan media sosial, banyak masyarakat yang sudah datang memberikan bantuan. Bahkan, ada juga yang mengirimkan dana melalui nomor rekeningku dan saya laporkan ke bapaknya," papar Amri.
Kebanyakan bantuan itu datang dari swasta dan perorangan. Namun, bantuan dari pemerintah di tingkat kelurahan sampai Pemerintah Kota Kendari belum kunjung datang.
Bekas pengusaha
Bagaimana kisah pilu menimpa Andi Sukri Sondo dan Miranda? Dengan mata berkaca, Sukri menceritakan, awalnya ia adalah seorang pengusaha kaya. Usaha penjualan kayu dan perkebunannya maju saat dia berdomisili di Kabupaten Konawe Utara.
"Setelah saya terserang stroke delapan tahun lalu, semua usaha dikelola sama istriku. Tetapi, sayang kepercayaan dikhianati istriku, semua usahaku dijual dan uangnya dibawa kabur, ditambah istriku selingkuh dengan karyawan di perusahaanku sendiri," kata Sukri.
Sukri sempat beberapa kali berobat ke Makassar, tetapi stroke yang dialami tak kunjung sembuh. Ia pun memilih untuk kembali ke Kendari dan menempati rumah pemberian keluarganya.
"Rumahku disita untuk membayar utang bekas istriku, empat anakku yang lain juga pergi dengan mamanya. Tersisa Miranda anak bungsuku yang mau temani dan rawat saya," kata Sukri lirih.
SUMBER
KENDARI, KOMPAS.com — Dengan tekun dan penuh kesabaran, Miranda, bocah berusia 10 tahun, merawat bapaknya, Andi Sukri Sondo (55), yang lumpuh akibat stroke. Bukan hanya masih belia, Miranda adalah bocah berkebutuhan khusus.
Di kamar berukuran 3 x 2 meter, Miranda bersama ayahnya hidup bersama. Selama hampir tiga tahun, ia seorang diri berjuang merawat ayahnya yang hanya terbaring tak berdaya di tempat tidur.
Kamar yang ditempati Miranda dan ayahnya tampak kotor, lembab, dan bau. Tak sepantasnya kamar tersebut dihuni oleh orang sakit. Kondisi tambah parah bila hujan turun. Atap kamar yang bocor membuat air hujan masuk dan membasahi kasur tempat Miranda dan ayahnya tidur.
Bersama ayahnya, Miranda menumpang tinggal di rumah keluarganya di lorong Tabbaci, Jalan Ir Soekarno, Kelurahan Dapu Dapura, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Saat dikunjungi, Rabu (26/2/2014), Miranda terlihat malu-malu dan menutup wajahnya. Sesekali Miranda kecil tersenyum dan mengusap rambut ayahnya dengan penuh kasih sayang.
Sore itu, ia menemani ayahnya. Tugasnya menyuapi makan dan memandikan ayahnya sudah selesai dilakukan.
"Untung ada anakku yang satu ini yang rawat dan temani, kasihan. Sudah tiga tahun mi saya tidak bisa gerakkan badan," tutur Andi Sukri dengan suara terbata-bata.
Putus sekolah
Menurut Sukri, Miranda pernah mengenyam bangku sekolah dasar, tetapi hanya sampai kelas 1 selama 4 tahun. Sebab, kondisi Miranda tak memungkinkannya belajar seperti anak-anak normal lainnya.
"Di sekolahnya, dia sering diejek teman-temannya, jadi tambah parah anakku, kasihan," ujarnya sedih.
Kalimat penolakan dilontarkan Miranda saat Amri S Herman, Ketua RT 02/RW 04, memintanya agar kembali sekolah.
"Tidak mau, tidak ada baju sekolahku. Siapa nanti yang rawat bapakku kalau saya sekolah," ungkap Miranda spontan.
Kepada Miranda, Amri menjelaskan akan menitipkan ayahnya ke panti jompo agar ia bisa sekolah lagi. Namun, Miranda menangis. "Saya tidak mau bapakku dibawa ke panti, saya tetap merawatnya," isak Miranda.
Menurut Amri, Miranda sangat telaten merawat ayahnya. Tak hanya menyuapkan makan, memandikan, bahkan membersihkan buang air besar dan air kecil pun dikerjakannya.
"Dalam rumah itu ada dua kepala keluarga, yakni keponakan Sukri dan mertua keponakannya, tetapi sepertinya mereka tidak peduli," ujar Amri.
Untuk makan, Miranda terpaksa mengambil makanan ke rumah sepupunya yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Namun, Amri mengaku selalu mendengar anak itu menangis ketika lewat di samping rumahnya.
"Saya duga Miranda habis dimarahi lagi sama sepupunya saat mengambil nasi," kata Amri.
Kini, Miranda bersama ayahnya sudah bisa menikmati makanan sendiri. Sebab, banyak dermawan memberikan bantuan setelah melihat langsung kondisinya.
"Setelah saya menyebarkan foto-foto dan cerita sedih Miranda dan bapaknya melalui jaringan media sosial, banyak masyarakat yang sudah datang memberikan bantuan. Bahkan, ada juga yang mengirimkan dana melalui nomor rekeningku dan saya laporkan ke bapaknya," papar Amri.
Kebanyakan bantuan itu datang dari swasta dan perorangan. Namun, bantuan dari pemerintah di tingkat kelurahan sampai Pemerintah Kota Kendari belum kunjung datang.
Bekas pengusaha
Bagaimana kisah pilu menimpa Andi Sukri Sondo dan Miranda? Dengan mata berkaca, Sukri menceritakan, awalnya ia adalah seorang pengusaha kaya. Usaha penjualan kayu dan perkebunannya maju saat dia berdomisili di Kabupaten Konawe Utara.
"Setelah saya terserang stroke delapan tahun lalu, semua usaha dikelola sama istriku. Tetapi, sayang kepercayaan dikhianati istriku, semua usahaku dijual dan uangnya dibawa kabur, ditambah istriku selingkuh dengan karyawan di perusahaanku sendiri," kata Sukri.
Sukri sempat beberapa kali berobat ke Makassar, tetapi stroke yang dialami tak kunjung sembuh. Ia pun memilih untuk kembali ke Kendari dan menempati rumah pemberian keluarganya.
"Rumahku disita untuk membayar utang bekas istriku, empat anakku yang lain juga pergi dengan mamanya. Tersisa Miranda anak bungsuku yang mau temani dan rawat saya," kata Sukri lirih.
SUMBER
Quote:
tambahan video mengenai malaikat kecil ini

Diubah oleh Bobo93 27-02-2014 16:04
0
72K
Kutip
950
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan