
BIODATA
Nama : Sersan KKO Janatin alias Usman bin Haji Muhamad Ali
Lahir : Purbalingga, 18 Maret 1943
Meninggal : Singapura, 17 Oktober 1968 (umur 25 tahun)
Dimakamkan : TMP Kalibata, Jakarta
Pengabdian : Indonesia
Dinas/cabang : TNI Angkatan Laut
Lama dinas : 1962–1965
Penghargaan : Pahlawan Nasional Indonesia
Sumber: Wikipedia/TNI AL

BIODATA
Nama : Kopral KKO Tohir alias Harun bin Said
Lahir : Pulau Bawean, 4 April 1947
Meninggal : Singapura, 17 Oktober 1968 (umur 21 tahun)
Dimakamkan : TMP Kalibata, Jakarta
Pengabdian : Indonesia
Dinas/cabang: TNI Angkatan Laut
Lama dinas : 1964-1965
Penghargaan : Pahlawan Nasional Indonesia
Sumber: Wikipedia/TNI AL
Quote:
Semua berawal pada tahun 1961 ketika konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia terjadi. Malaysia pada masa itu berusaha menggabungkan Brunei Darussalam, Sabah, dan Sarawak menjadi Federasi Malaysia. Hal ini diduga melanggar Perjanjian Manila Accord.
Presiden Soekarno menentang upaya ini. Menurutnya, pembentukan Federasi Malaysia adalah bentuk kolonialisme dan imperialisme baru ala Inggris. Selain itu, pembentukan Federasi Malaysia dinilai sebagai dukungan atas pemberontakan di Indonesia.
Maka, dibentuklah sukarelawan untuk dikirim ke negara itu setelah dikomandokannya Dwikora oleh Presiden Soekarno pada tanggal 3 Mei 1964 di Jakarta. Tugasnya, menyabotase kepentingan Malaysia. Singapura yang merupakan wilayah bagian dari Malaysia, pada masa itu, jadi sasarannya.
Akhirnya, Usman dan Harun ditugaskan ke Singapura sebagai mata-mata. Ketika masa sabotase, mereka mengebom Hotel Mac Donald House yang dihuni oleh warga Inggris pada 10 Maret 1965. 33 orang terluka dan tiga lainnya meninggal dunia.
Usman dan Harun ditangkap di tengah laut oleh petugas patroli Singapura pada 13 Maret 1965. Upaya diplomasi oleh pemerintah pun gagal. Eksekusi gantung mati dijatuhkan kepada keduanya pada 17 Oktober 1968. Setelah mendapatkan penghormatan terakhir dari masyarakat Indonesia di KBRI Singapura, jenazah diberangkatkan ke tanah air.
Sesampainya di Indonesia, keduanya langsung dianugerahkan sebagai pahlawan nasional. Pada 20 Oktober 1968, jasad Usman dan Harun dimakamkan secara militer di Taman Makan Pahlawan Kalibata.
Selang lima tahun pasca pemakaman, Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew berkunjung ke makan Usman dan Harun. Pada kesempatan itu, dia memberikan karangan bunga di dua makan tersebut.
Sumber