- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jokowi : Biarin Warga Yang Pusing, Saya Gak Mau Ikutan Pusing!


TS
antikekerasan
Jokowi : Biarin Warga Yang Pusing, Saya Gak Mau Ikutan Pusing!
Sebuah kebetulan atau sebuah keberuntungan, malam ini ketika TIM WARAWIRI sedang meliput keadaan banjir terkini di Jakarta, TIM WARAWIRI bertemu dengan bapak Jokowi. Walau sedikit kumal sepertinya Pak Jokowi masih tetap bersemangat blusukan ke pelosok Jakarta. Berikut ini adalah petikan wawancara TIM WARAWIRI dengan beliau malam ini (25/01/2014)
W : Bagaimana pak? Banyak temuan dari blusukan hari ini ?
J : Alhamdulillah banjir sudah mulai surut ya. Mudahan - mudahan segera kembali normal.
W : Setelah kemaren sodetan cisadane batal di lakukan, apa ide yang bapak miliki untuk mengantisipasi banjir di Jakarta ?
J : Kalau saya sih punya tiga cara jitu untuk mengatasi banjir ke depannya.
W : Bisa beri kita bocoran pak?
J : Opsi pertama saya sarankan untuk membuat street tunnel. Jadi semua jalur transjakarta nanti di bawahnya akan di keruk selebar jalan dan sedalam 3 meter lalu di cor beton. Jadi nantinya di bawah jalur transjakarta itu di buat sebagai jalan alternatif khusus sepeda motor. Tapi kalau lagi dapat serangan air dari bogor maka jika di perlukan jalur itu di tutup dan di jadikan saluran air. Jadi semua air yang melalui tunnel di bawah jalur transjakarta akan di hitung berapa banyak lalu setiap kubik kita tagih 1 rupiah lah kepada Pemda Jawa Barat karena airnya lewat tunnel kita.
W : Looo kok mesti bayar pak?
J : Ya biasa dong. Gak ada yang gratis kan di Jakarta? Lagian itu air kan dari bogor mau di kirim ke laut melalui Jakarta. Ya mereka mesti kena biaya ongkos kirim dong. 1 Rupiah per kubik itu sudah murah! masa mau gratisan aja. Selama ini mereka ngirim air ke laut gak pernah permisi kok. masa gratisan terus.
W : Jadi opsi pertama ini mirip deep tunnel gitu pak?
J : Iya mirip tapi gak pakai bor. Jalannya aja yang di keruk trus di cor atas bawah bentuknya kotak. Jadi atasnya tetap bisa di lalui TransJakarta sedang bawahnya dipakai buat jalur motor untuk mengurangi kemacetan. Jadi jalannya 2 tingkat tapi bukan ke atas, malah ke bawah. Jadi multi fungsi kan? Bisa jadi jalan bisa jadi gorong - gorong raksasa untuk air. Maka itu nanti jalurnya di hubungkan ke sungai sungai di Jakarta.
W : Apakah itu cuma jalur transjakarta saja pak? Bukankah lebih bagus di buat seperti itu semua jalan di jakarta?
J : Ya mestinya begitu semua. Dii uji coba dulu di jalur transjakarta
W : Bagaimana dengan opsi kedua pak Jokowi?
J : Nah opsi kedua ini sedikit ekstrem tapi saya jamin bisa langsung mengatasi bajir dan macet juga.
W: Bagaimana itu pak?
J : Jadi semua jalanan di ibukota semua di keruk sedalam 10 meter lalu di isi air dan dijadikan sungai sekalian. Jadi nanti Jakarta bebas kendaraan bermotor karena kemana - mana mesti naik perahu atau boat. Jadi mirip - mirip dengan di kota Venice/Venesia itu ya kalau gak salah.
W : Wah. Terus bagaimana nasib transjakarta pak?
J : Nanti kalau opsi ini yang dipilih maka armada transjakarta ya mesti di ganti semua jadi kapal selam.
W : Trus gimana kalau malah nanti jalanan sungai itu pinggir - pinggirnya dijadikan pemukiman kumuh pak?
J : Ya itu memang masalahnya. Saya belum mikir sampai situ juga!
W : Opsi ketiga pak?
J : Jadi kalau kebiasaan warga buang sampah sembarangan, bangun pemukiman di bantaran kali dan waduk tidak bisa di hilangkan juga, terpaksa dibuatkan saja tembok raksasa keliling jakarta lalu isi air biar kelelep (baca : tenggelam) sekalian. Jadi nanti Indonesia menjadi negara pertama yang punya ibukota negara di bawah air (UNDER WATER CITY).
W : Waduh gimana warga bisa hidup di bawah air pak?
J : Ah itu gak usah di pikirin. Warga kita kreatif - kreatif kok. Kita bikin peraturan semua bisa mereka langgar. Jalur busway di pagar aja mereka bisa kok angkat motornya keluar pagar kalau kejebak patroli. Jalur Three In One juga begitu di buat langsung ada jasa joki. Mosok cuma masalah gimana bisa hidup di bawah air aja mereka gak bisa.
W : Lah kok gitu pak?
J : Udah mas, gak usah pusing. Jangan pusing mikirin orang, biarin orang yg pusing mikirin kita. Di buat ini itu dirusak, di buat aturan di langgar. Mumet mas. Jadi alternatif ketiga itu nanti jadi pilihan terakhir saja. Kalau masih susah di atur ini warga - warganya kita pakai opsi ketiga saja. Jadi semua masalah langsung selesai. Gak ada macet, gak ada banjir karena udah kelelep, bebas buang sampah sembarangan karena sampahnya langsung ngambang. Gak perlu debat - debat macem - macem, Selesai urusan.! Wong saya cuma mikirin diri sendiri aja udah pusing gimana Gubernur yang harus mikirin jutaan orang susah di atur seperti warga jakarta. Makanya kalau kemaren itu ada yang ngomong banyak monyet di Jakarta, ya emang saya setuju. Lah... ini, tiap hari saya munguti sampah - sampah yang mereka buang itu kok.
Kadang harga diri saya jatuh rasanya mosok saya manusia mesti ngutipin sampah - sampah monyet gak tau diri itu. Tapi ya mau gimana lagi jaman sekarang monyet lebih sukses mas daripada manusia normal. Jadi monyet itu enak mas. Karena jenjang karirnya jelas. Dari monyet tengil, trus jadi kepala preman, jadi Caleg trus jadi pejabat. Gak perlu sekolah yang bener mas! Karena di negara ini yang penting pintar ngibul ama pintar ngeles. Udah bisa jadi pejabat!
Demikian wawancara kami dengan Pak Joko Widodi (JOKOWI) pemulung yang biasa belusukan mencari sampah keliling ibukota beda dengan JOKO WIDODI abang bakso. Lain ayah lain ibu
Baca bukan berita Jokowi,Ahok dan SBY lainnya :
- Jokowi : Biarin Warga Yang Pusing, Saya Gak Mau Ikutan Pusing!
- Jokowi,Ahok & SBY Apel Siaga Jakarta Anti Monyet
- SBY : Jokowi - Ahok Salah Perhitungan Pimpin Jakarta
- AHOK: Saya Sudah Capek Mikirin Jakarta
- Jokowi : GUBERNUR DKI lebih cocok di jabat oleh monyet!
- [URL="SBY : Sinabung Meletus! Menkominfo Ngapain Naik Gunung? "]SBY : Sinabung Meletus! Menkominfo Ngapain Naik Gunung? [/URL]
W : Bagaimana pak? Banyak temuan dari blusukan hari ini ?
J : Alhamdulillah banjir sudah mulai surut ya. Mudahan - mudahan segera kembali normal.
W : Setelah kemaren sodetan cisadane batal di lakukan, apa ide yang bapak miliki untuk mengantisipasi banjir di Jakarta ?
J : Kalau saya sih punya tiga cara jitu untuk mengatasi banjir ke depannya.
W : Bisa beri kita bocoran pak?
J : Opsi pertama saya sarankan untuk membuat street tunnel. Jadi semua jalur transjakarta nanti di bawahnya akan di keruk selebar jalan dan sedalam 3 meter lalu di cor beton. Jadi nantinya di bawah jalur transjakarta itu di buat sebagai jalan alternatif khusus sepeda motor. Tapi kalau lagi dapat serangan air dari bogor maka jika di perlukan jalur itu di tutup dan di jadikan saluran air. Jadi semua air yang melalui tunnel di bawah jalur transjakarta akan di hitung berapa banyak lalu setiap kubik kita tagih 1 rupiah lah kepada Pemda Jawa Barat karena airnya lewat tunnel kita.
W : Looo kok mesti bayar pak?
J : Ya biasa dong. Gak ada yang gratis kan di Jakarta? Lagian itu air kan dari bogor mau di kirim ke laut melalui Jakarta. Ya mereka mesti kena biaya ongkos kirim dong. 1 Rupiah per kubik itu sudah murah! masa mau gratisan aja. Selama ini mereka ngirim air ke laut gak pernah permisi kok. masa gratisan terus.
W : Jadi opsi pertama ini mirip deep tunnel gitu pak?
J : Iya mirip tapi gak pakai bor. Jalannya aja yang di keruk trus di cor atas bawah bentuknya kotak. Jadi atasnya tetap bisa di lalui TransJakarta sedang bawahnya dipakai buat jalur motor untuk mengurangi kemacetan. Jadi jalannya 2 tingkat tapi bukan ke atas, malah ke bawah. Jadi multi fungsi kan? Bisa jadi jalan bisa jadi gorong - gorong raksasa untuk air. Maka itu nanti jalurnya di hubungkan ke sungai sungai di Jakarta.
W : Apakah itu cuma jalur transjakarta saja pak? Bukankah lebih bagus di buat seperti itu semua jalan di jakarta?
J : Ya mestinya begitu semua. Dii uji coba dulu di jalur transjakarta
W : Bagaimana dengan opsi kedua pak Jokowi?
J : Nah opsi kedua ini sedikit ekstrem tapi saya jamin bisa langsung mengatasi bajir dan macet juga.
W: Bagaimana itu pak?
J : Jadi semua jalanan di ibukota semua di keruk sedalam 10 meter lalu di isi air dan dijadikan sungai sekalian. Jadi nanti Jakarta bebas kendaraan bermotor karena kemana - mana mesti naik perahu atau boat. Jadi mirip - mirip dengan di kota Venice/Venesia itu ya kalau gak salah.
W : Wah. Terus bagaimana nasib transjakarta pak?
J : Nanti kalau opsi ini yang dipilih maka armada transjakarta ya mesti di ganti semua jadi kapal selam.
W : Trus gimana kalau malah nanti jalanan sungai itu pinggir - pinggirnya dijadikan pemukiman kumuh pak?
J : Ya itu memang masalahnya. Saya belum mikir sampai situ juga!
W : Opsi ketiga pak?
J : Jadi kalau kebiasaan warga buang sampah sembarangan, bangun pemukiman di bantaran kali dan waduk tidak bisa di hilangkan juga, terpaksa dibuatkan saja tembok raksasa keliling jakarta lalu isi air biar kelelep (baca : tenggelam) sekalian. Jadi nanti Indonesia menjadi negara pertama yang punya ibukota negara di bawah air (UNDER WATER CITY).
W : Waduh gimana warga bisa hidup di bawah air pak?
J : Ah itu gak usah di pikirin. Warga kita kreatif - kreatif kok. Kita bikin peraturan semua bisa mereka langgar. Jalur busway di pagar aja mereka bisa kok angkat motornya keluar pagar kalau kejebak patroli. Jalur Three In One juga begitu di buat langsung ada jasa joki. Mosok cuma masalah gimana bisa hidup di bawah air aja mereka gak bisa.
W : Lah kok gitu pak?
J : Udah mas, gak usah pusing. Jangan pusing mikirin orang, biarin orang yg pusing mikirin kita. Di buat ini itu dirusak, di buat aturan di langgar. Mumet mas. Jadi alternatif ketiga itu nanti jadi pilihan terakhir saja. Kalau masih susah di atur ini warga - warganya kita pakai opsi ketiga saja. Jadi semua masalah langsung selesai. Gak ada macet, gak ada banjir karena udah kelelep, bebas buang sampah sembarangan karena sampahnya langsung ngambang. Gak perlu debat - debat macem - macem, Selesai urusan.! Wong saya cuma mikirin diri sendiri aja udah pusing gimana Gubernur yang harus mikirin jutaan orang susah di atur seperti warga jakarta. Makanya kalau kemaren itu ada yang ngomong banyak monyet di Jakarta, ya emang saya setuju. Lah... ini, tiap hari saya munguti sampah - sampah yang mereka buang itu kok.
Kadang harga diri saya jatuh rasanya mosok saya manusia mesti ngutipin sampah - sampah monyet gak tau diri itu. Tapi ya mau gimana lagi jaman sekarang monyet lebih sukses mas daripada manusia normal. Jadi monyet itu enak mas. Karena jenjang karirnya jelas. Dari monyet tengil, trus jadi kepala preman, jadi Caleg trus jadi pejabat. Gak perlu sekolah yang bener mas! Karena di negara ini yang penting pintar ngibul ama pintar ngeles. Udah bisa jadi pejabat!
Demikian wawancara kami dengan Pak Joko Widodi (JOKOWI) pemulung yang biasa belusukan mencari sampah keliling ibukota beda dengan JOKO WIDODI abang bakso. Lain ayah lain ibu

Baca bukan berita Jokowi,Ahok dan SBY lainnya :
- Jokowi : Biarin Warga Yang Pusing, Saya Gak Mau Ikutan Pusing!
- Jokowi,Ahok & SBY Apel Siaga Jakarta Anti Monyet
- SBY : Jokowi - Ahok Salah Perhitungan Pimpin Jakarta
- AHOK: Saya Sudah Capek Mikirin Jakarta
- Jokowi : GUBERNUR DKI lebih cocok di jabat oleh monyet!
- [URL="SBY : Sinabung Meletus! Menkominfo Ngapain Naik Gunung? "]SBY : Sinabung Meletus! Menkominfo Ngapain Naik Gunung? [/URL]
Diubah oleh antikekerasan 26-01-2014 21:17
0
9.9K
55


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan