bagaimana mahasiswa seharusnya , sebuah opini pribadi
TS
wozo
bagaimana mahasiswa seharusnya , sebuah opini pribadi
assalamualaikum dan selamat pagi.
selamat pagi gan , setelah sekian lama sempat jadi silent reader, akhirnya ane memberanikan diri untuk posting. jika format tulisan kurang enak dibaca atau ada kesalahan ane mohon maap sebesar besar nya gan.
tulisan ini ane buat karena ada unsur terprovokasi juga oleh sebuah tulisan di kaskus tentang mahasiswa IPK 3.5, ya ane pengen mengungkapkan pendapat aja dan ini sekedar opini pribadi yang boleh disetujui atau tidak. boleh beri cendol ataupun bata. it's your right.
pertama saya akan menyampaikan dwi fungsi mahasiswa (versi saya tentunya)
1. Fungsi Sosial
Quote:
tidak bisa dipungkiri mahasiswa memiliki fungsi sosial , apa yang saya maksud dengan fungsi sosial? maksud saya adalah mahasiswa haruslah peka terhadap lingkungan nya , bukan sekedar belajar di kelas kelas. karena mahasiswa adalah cendekiawan , orang yang berpengetahuan yang harus memiliki manfaat sosial. baik itu dalam hal lingkungan maupun dalam urusanya dengan pemerintahan. sub sub dari fungsi sosial:
1. hubunganya dengan lingkungan
Quote:
pernahkah anda merasa hati anda tergerak ketika melihat sebuah kemunkaran atau keerroran dalam masyarakat? semisal ketika ada teman anda mencontek , atau ada orang membuang sampah , apapun itu. pernahkah anda merasa ada yang salah dengan bangsa ini? tidak perlu berbicara hal besar. kalau anda sudah tidak peka dengan hal kecil. susahlah bagi anda untuk peka terhadap hal hal besar. memang tidak bisa serta merta kita berubah 180 derajat. harus ada proses pembiasaan. pekalah terhadap ke error an dalam masyarakat. negara tidak maju bukan karena tidak ada yang berbuat baik. tapi karena tidak ada yang mencegah kemunkaran terjadi. tanpa tendensi agama , izinkanlah saya mengutip arti dari kitab agama saya. surat ali imran ayat 104. yang intinya "hendaklah ada sekelompok diantara kamu yang menyeru kepada kebenaran dan mencegah kepada kemungkaran" kenapa banyak orang berbuat baik tp sedikit yang mencegah kemungkaran? karena tidak ada yang memusuhi orang yang mengajak kepada kebaikan tapi sangat banyak orang yang akan memusuhi anda jika anda mencegah kemungkaran. saya ambil contoh jika anda kenal seorang pencuri. tentu pencuri tersebut tidak akan marah kalau anda mengajak nya untuk bersedekah. tapi coba anda suruh dia untuk berhenti mencuri. mungkin akan lain ceritanya. kepekaan terhadap lingkungan adalah kelebihan yang dimiliki mahasiswa jaman orde baru. tetapi ini bukan satu satu nya hal penting yang harus dimiliki. karena masyarakat sekarang sudah benar benar rusak, hal amoral dianggap normal. melakukan hal baik dimusuhi, mengingatkan diperangi. pernah saya mengatakan "kalian ini niat ambil jurusan ini apa gak? udah kuliah milih jurusan sendiri masih aja nyontek" hasilnya? hampir dimusuhi saya. orang buang sampah sembarangan? dianggap sudah biasa, tak perlulah kalian bicara koruptor kalau terhadap hal kecil saja kalian tidak mau "kotor". bedanya koruptor sama maling sendal? maling sendal yang bisa dicuri pada saat itu cuma sendal, ya dia ambil. coba dia punya jabatan tinggi, ya yang diambil uang rakyat. tak ada bedanya. mulailah dari hal kecil kawan
2.hubunganya dengan politik dengan pemerintahan
Quote:
kita juga harus peka terhadap kelakuan orang orang penguasa. kita ini jiwa merdeka , jiwa merdeka yang bahkan sudah di revolusi 2x. penjatuhan orde lama dan orde baru. tapi entah kenapa masalah kita masih sama. ijin nyelipin sajak ane gan
Quote:
sajak revolusi
aku tak tahu, apa itu revolusi
mereka bilang perubahan
mereka bilang perombakan pemerintah
yang aku tau,
revolusi harusnya menjadi pembebasan
pembebasan bagi ibu pertiwi,
nyatanya bangsa masih memiliki masalah yang sama
dan ibu pertiwi masih terus dirudapaksa
pemerkosa yang lama ditangkap
digantikan dengan yang baru
bahkan orang orang yang dulu "menangkap"
sekarang menjadi pemerkosanya
yang aku tau
revolusi kita itu revolusi sampah
apa artinya revolusi kalau kita masih bicara soal yang sama
soal kemiskinan, soal korupsi , soal kolusi
entah kenapa tak basi basi dari tahun 65
revolusi kita berhasil?
ya, kita berhasil.
berhasil menjatuhkan kesombongan
para pemimpin dengan absolutisme mereka
tapi nyatanya demokrasi juga tak bersahabat
karena demokrasi tak mau bersahabat dengan orang orang bodoh.
jadi bagiku,
revolusi hanya ajang penjatuhan kekuasaan.
yang ane pikirkan adalah. ane tau revolusi rusia, revolusi perancis. revolusi pernacis berhasil menumbangkan kekuasaan, mengganti ideologi bahkan memusnahkan sistem kasta. dan terjadi sebuah progress yang cepat. yang revolusioner sehingga pantas disebut revolusi. tapi tidak di negeri ini. berapa kali kita revolusi. tatanan masyarakat dirombak. dwi fungsi abri dihapuskan , undang undang di amandemen. tapi masih saja kawan, masih saja. masalah kita sama. bisa dibilang musuh abadi. kemiskinan , korupsi , kebodohan , dan kehancuran moral. apa bedanya kita dengan jaman dulu? hanya beda sistem pemerintahan. sekarang kita demokratis. demos dan kratos. pemerintahan oleh rakyat. tapi dengan rakyat yang bodoh. bukankah sama saja menyuruh orang bodoh untuk memimpin? lihat saja berapa suara yang terbeli dengan beberapa lembar uang 50rb dalam pemilu. di daerah saya sudah mulai orang bagi bagi duit. bahkan mereka sudah mencapai tahap gila menurut saya. suatu saat di daerah saya ada calon legislatif yang benar benar anti money politicbeliau sendiri seorang ustad dan kerap mengingatkan hadist tentang suap. tapi apa tanggapan masyarakat? ada yang bilang "alah ora sanggup mein duit ka nyalon" atau dalam bahasa indonesia "alah gak sanggup ngasih uang aja sok nyalon jadi dprd". oke. lalu dimana peran mahasiswa? kita sebagai mahasiswa tidak boleh terjerumus dalam money politik. bahkan dalam berpolitik. kita harus menjadi oposisi mutlak bagi pemerintahan. karena sekarang ini sistem oposisi sudah tidak sehat. bagaimana bisa pemerintahan, dimusuhi oleh orang orang berkepentingan dari 16 partai. kepentingan dalam arti kepentingan partai mereka masing masing. dan oleh karena itu mahasiswa harus menjadi oposisi mutlak yang tidak terlibat dalam kepentingan partai. kalau bisa, kaderisasi kaderisasi partai di kampus (banyak melalui organisasi ortonom partai partai) dihapuskan. bagaimana menjadi oposisi mutlak? dengan meluncurkan kritik kritik sosial dan membangun opini masyarakat. selama ini masyarkat masih di dikte dengan kaum politisi. maka dari itu mereka menganggap money politik itu wajar. sudah saatnya mahasiswa yang meluruskan rakyat. mari berkarya dalam bentuk apapun, yang bermanfaat bagi masyarakat
demikianlah opini saya , eits ini baru fungsi sosial. masih ada fungsi akademik
2.fungsi akademik mahasiswa
Quote:
setelah saya berpanjang lebar tentang mahasiswa sebagai penggerak sosial. bukan berati saya mengabaikan yang namanya fungsi akademik. fungsi akademik juga penting. tak kalah pentingnya dengan fungsi sosial mahasiswa. saya setuju dengan tidak mementingkan IPK. tapi cara mementingkan nya bukan dengan berlarut larut dalam organisasi sampai gak pernah belajar dan cukup bangga menjadi aktivis saja. tidak mementingkan IP yang saya maksud adalah dengan mengedepankan kejujuran. dan tidak perlu takut IP rendah asal sudah BERUSAHA belajar dan tidak perlu MENCONTEK.
kawan, ijinkan saya memberikan opini. mahasiswa aktivis yang pintar. memiliki nilai yang lebih tinggi daripada mahasiswa aktivis yang sekedar aktif saja dalam organisasi. kenapa? kalau anda tidak pernah baca buku, ataupun belajar. akan jadi mahasiswa yang cuma MENUNTUT tanpa bisa memberi solusi. kawan, ingatlah dalam bidang bidang ilmu yang kalian pelajari. ada banyak yang bisa kalian terapkan untuk masyarakat.misalkan anda jurusan elektro. anda cuma aktif mengkritik tanpa memperhatikan studi anda. padahal dalam jurusan elektro ada ilmu tentang konversi energi dan energi terbaharukan. yang bermanfaat untuk negeri kita tercinta. ketika anda tidak belajar, secara anda jurusan elektro mungkin anda akan mengkritik dengan gaya penuh pengetahuan (padahal kosong) bahwa negeri kita kaya akan energi terbaharukan dan bla bla tapi ketika ditanya BAGAIMANA? diam.
kawan, terutama yang aktivis. mungkin kalian ingin mencontoh pergerakan orde baru orde lama. sungguh tak akan bisa kawan. pemerintahan yang absolut seperti sukarno dan suharto. ditambah dengan memang orang orang "kotor" dipemerintahan dulu belum terlalu pintar. tentu akan mudah dijatuhkan hanya menggunakan konsep CHAOS. atau aksi aksi penuntutan dan pengrusakan, dan sekedar kritik kritik pemerintahan. tapi zaman sudah berbeda, apalagi parahnya masyarakat kita sudah mulai nerimonasibnya yang mau saja ditindas dan lebih memilih mengikuti arus. di suap pemerintah, ah hal yang biasa. kalau kita mau merubah, jadilah cendekiawan yang tidak hanya kritk disana sini, tidak hanya aktif di organisasi. dan jangan juga menjadi orang pintar yang lupa bahwa bangsa masih ditindas.
sekian kawan opini opini saya. jadi bagi saya mahasiswa harus
1.peka terhadap lingkungan
2.peka terhadap pemerintah
3.menuntut ilmu
4.memiliki kemampuan tidak HANYA untuk mengkritik tapi juga memberi solusi
5.mau membaca buku (blog banyak yang kurang bisa dipercaya) untuk menambah wawasan
6.membaca sejarah
kalau ditanya panutan saya dalam bergerak mungkin akan saya jawab SOE HOK GIE. karena karakteristik beliau paling mendekati apa yang saya nyatakan diatas. dia pintar ,dia pemberani,dia peduli lingkungan. kritiknya tidak cuma kepada orang besar dipemerintahan. bahkan orang orang bawah yang sekedar membuang sampah sembarangan pun menggangu pikiranya yang ia tuliskan dalam buku harianya. dia pintar, dibuktikan dengan wawasan nya yang sangat luas yang merupakan imbas dari ia membaca buku dan berfilsafat setiap saat.
kalau aktivis kita pintar. dan orang pintar tidak sungkan membangun bangsa dan tidak cuma nerimo insya allah kita maju. mungkin ini terlalu idealis. ya tapi ini murni opini saya. seorang mahsiswa yang mencoba menyerukan dwi fungsi mahasiswa.
ini tanggapan agan agan yang menurut ane worth to be mentioned
Spoiler for tanggapan:
Quote:
Original Posted By ranz45►Opini nya sudah umum didengar kalau seperti ini. Dan menurut saya tidak terlalu mengacu ke idealis.
Tapi yang jelas, Sekarang2 ini mahasiswa nya banyak kurang berotak. sebelum memikirkan porsi sebagai mahasiswa untuk banyak, lebih baik mengedepankan porsi sebagai orang yg berguna trhadap diri sendiri (arti positif).
yang kurang berotak , itu maksud nya. Lebih banyak yg memajukan ego dalam beraspirasi. seperti point yg agan sampaikan. Aspirasi sudah mencapai taraf "Twenty one my age" tapi ditanya solusi bablas, akhir2 nya melontarkan kalimat pengakhiran yg mnunjukan pembelaan yg justru malah terlihat bodoh.
sisa nya, jgnkan peduli lingkungan khalayak, lingkungan kampus aja masih acuh tak acuh.
parah nya lagi dari sisa yg busuk itu, masih ada sisa lagi. seperti gaya nya yang masih aja alay2an padahal dah umuran. Padahal penampilan mencerminkan kepribadian
No offense.. saya juga mahasiswa di bandung, hanya prihatin dan masih membenah2 diri sebelum terjun ke ruang masyarakat.
kalau dikaitkan agama, beda lagi cerita. Agama punya kunci khusus dengan Tuhan yang maha pengampun.
di dunia sebagai porsi mahasiswa, bener2 perhitungan mau dari segi ilmu pngetahuan, kepribadian dll. jarang sekali yang mentolerir kesalahan dan mau diberi kritik. Embel2 masyarakat bilang "bisanya cuma demo" "ngasi aspirasi ga ngasi solusi konkrit" "bisa nya ngerusak blabla..
tapi ya sial nya, memang rata2 semua sperti yg masyarakat bilang.
dan kalo mnurut sy nih gan. dr point rangkuman agan akan lbih afdol bila di putar-putar dulu jadi :
1. (bukan tidak lupa, tapi wajib) Tuntut Ilmu dan pahami, mampu berfikir kritis.
barulah..
2. Terjun terhadap lingkungan masyarakat, jadikan ajang bidang studi dibalik kegiatan sosial.
3. jadikan ilmu yg dipelajari mnjadi penerus aspirasi masyarakat trhadap pemerintah (berfikir kritis tentunya)
"kenali diri sendiri sebelum orang lain"
sangat disayangkan, kompetensi mahasiswa skrng tidak sesuai yg diharapkan sebagai porsi "suara rakyat" . kuliah jadi ajang kumpul, nyari cewe, pngen gaul, peningkat "strata" sebagai org yg mampu. banyak lah..
moga2 aja, masih banyak mahasiswa penggerak yg cukup pandai membaca keadaan negara ini, meski harus ngelawan "angin"
kebanyakan ga pandai2
salam pergerakan mahasiswa kawan!
billahi fi sabil haq
fastabiqul khairat
wassalamualaikum wr wb.