- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Surat Nabi Muhammad Kepada Raja-Raja (With Pics.)


TS
andre.akmal1987
Surat Nabi Muhammad Kepada Raja-Raja (With Pics.)
Spoiler for No repos:

Spoiler for Thanks for cendol:
Terima kasih kepada para pemberi cendol
[img]https://fbcdn-sphotos-a-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/q71/s720x720/1455946_180670628793387_1224402701_n.jpg[img]

Quote:
Rasulullah dalam berdakwah menyamapaikan Risalah Islam menggunakan berbagai macam cara, diantaranya adalah surat menyurat, terutama dalam berdakwah kepada pembesar-pembesar dimasa itu yang berada jauh dari Madinah, tempat kediaman Nabi.
Isi dari surat-surat Rasulullah yang ditulis oleh para Sekretaris beliau adalah ajakan untuk memeluk Islam, yaitu berserah diri hanya kepada Allah yang maha kuasa, tidak menyekutukan Nya dengan suatu apapun dalam Ibadah.
Isi dari surat-surat Rasulullah yang ditulis oleh para Sekretaris beliau adalah ajakan untuk memeluk Islam, yaitu berserah diri hanya kepada Allah yang maha kuasa, tidak menyekutukan Nya dengan suatu apapun dalam Ibadah.

SURAT KEPADA HERACLIUS (KAISAR ROMAWI)
Spoiler for Heraclius:
Isi surat:
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Heraclius Kaisar Romawi yang agung.”
“Salam bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Salain dari pada itu, sesungguhnya aku mengajak kamu untuk memeluk Islam. Masuklah kamu ke agama Islam maka kamu akan selamat dan peluklah agama Islam maka Allah memberikan pahala bagimu dua kali dan jika kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa orang orang Romawi. “Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. Al-Imron 64”

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Heraclius Kaisar Romawi yang agung.”
“Salam bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Salain dari pada itu, sesungguhnya aku mengajak kamu untuk memeluk Islam. Masuklah kamu ke agama Islam maka kamu akan selamat dan peluklah agama Islam maka Allah memberikan pahala bagimu dua kali dan jika kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa orang orang Romawi. “Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. Al-Imron 64”

SURAT KEPADA MUQAUQIS (Cyrus of Alexandria)
Spoiler for Muqauqis:
Isi surat:
Dengan nama Allah yagn Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah dan utusanNya kepada Muqauqis raja Qibthi. Keselamatan bagi orang yang mengiktui petunjuk. Amma ba’du: Aku mengajakmu dengan ajakan Islam. Masuklah Islam maka engkau akan selamat. Masuklah Islam maka engkau akan diberikan Alah pahala dua kali. Jika kau menolak maka atasmu dosa penduduk Qibthi.
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang orang yang berserah diri (kepada Allah)” (QS ali Imran 3:64)

Dengan nama Allah yagn Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah dan utusanNya kepada Muqauqis raja Qibthi. Keselamatan bagi orang yang mengiktui petunjuk. Amma ba’du: Aku mengajakmu dengan ajakan Islam. Masuklah Islam maka engkau akan selamat. Masuklah Islam maka engkau akan diberikan Alah pahala dua kali. Jika kau menolak maka atasmu dosa penduduk Qibthi.
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang orang yang berserah diri (kepada Allah)” (QS ali Imran 3:64)

SURAT NABI KEPADA NEGUS (Raja Habasyah / Ethiopia)
Spoiler for Negus:
Isi surat:
“Dari Muhammad utusan Allah untuk An-Najasyi, penguasa Abyssinia (Ethiopia).”
“Salam bagimu, sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, dan aku bersaksi bahwa Isa putra Maryam adalah ruh dari Allah yang diciptakan dengan kalimat Nya yang disampaikan Nya kepada Maryam yang terpilih, baik dan terpelihara. Maka ia hamil kemudian diciptakan Isa dengan tiupan ruh dari-Nya sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan tangan Nya. Sesungguhnya aku mengajakmu ke jalan Allah. Dan aku telah sampaikan dan menasihatimu maka terimalah nasihatku. Dan salam bagi yang mengikuti petunjuk.”

“Dari Muhammad utusan Allah untuk An-Najasyi, penguasa Abyssinia (Ethiopia).”
“Salam bagimu, sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, dan aku bersaksi bahwa Isa putra Maryam adalah ruh dari Allah yang diciptakan dengan kalimat Nya yang disampaikan Nya kepada Maryam yang terpilih, baik dan terpelihara. Maka ia hamil kemudian diciptakan Isa dengan tiupan ruh dari-Nya sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan tangan Nya. Sesungguhnya aku mengajakmu ke jalan Allah. Dan aku telah sampaikan dan menasihatimu maka terimalah nasihatku. Dan salam bagi yang mengikuti petunjuk.”

SURAT KEPADA RAJA KHOSRAU II (Raja Persia)
Spoiler for Khosrau II:
Isi surat:
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Khosrau, penguasa Persia yang agung.”
“Salam bagi orang yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan RasulNya, dan bagi orang yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bagi yang bersaksi bawha Muhammad itu hamba Nya dan utusan Nya. Aku mengajakmu kepada panggilan Allah sesungguhnya aku adalah utusan Allah bagi seluruh manusia supaya aku memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat. Jika kamu menolak maka kamu akan menanggung dosa orang orang Majusi.”

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Khosrau, penguasa Persia yang agung.”
“Salam bagi orang yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan RasulNya, dan bagi orang yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bagi yang bersaksi bawha Muhammad itu hamba Nya dan utusan Nya. Aku mengajakmu kepada panggilan Allah sesungguhnya aku adalah utusan Allah bagi seluruh manusia supaya aku memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat. Jika kamu menolak maka kamu akan menanggung dosa orang orang Majusi.”

SURAT KEPADA MUNDZIR BIN SAWA RAJA BAHRAIN

Spoiler for Raja Bahrain:
Isi Surat :
Dengan nama Allah Maha Penyayang, dari Muhammad, Rasulullah kepada Mundzir bin Sawa, damai sejahtera atasmu, saya Memuji Allah bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, dan aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Amma ba'du: Saya mengingatkan Anda tentang Tuhan Yang Maha Esa, Sesungguhnya siapa yang memberi nasehat, maka ia (sebenarnya juga) telah menasehati dirinya sendiri, dan siapa mematuhi utusanku maka dia telah mematuhi saya, dan siapa yang menasehati untuk mereka maka ia telah menasehati bagiku, utusanku memuji Anda dengan sesuatu yang baik, dan aku telah memberimu syafa'at kepada kaummu, biarkanlah orang-orang yang telah masuk Islam...S E N S O Rst.".
(Terjemahan diatas hanya sebagai pendekatan makna, dan tidak mewakili makna sebenarnya, dikarenakan gaya bahasa aslinya yang agak sulit untuk diterjemahkan, red.)
Quote:
Selain kepada Raja-Raja diatas, Rasulullah juga menyurati penguasa-penguasa lain di sekitar semenanjung arabia, diantaranya :
1. Mundzir bin Sawa, Penguasa Bahrain
2. Haudzah Al Hanafi, Penguasa Yamamah
3. Raja Oman
4. Al-harits Al-himyari, Penguasa Yaman
5. Al-Harits Al ghassaany, Penguasa Ghassan
1. Mundzir bin Sawa, Penguasa Bahrain
2. Haudzah Al Hanafi, Penguasa Yamamah
3. Raja Oman
4. Al-harits Al-himyari, Penguasa Yaman
5. Al-Harits Al ghassaany, Penguasa Ghassan
Tanggapan Raja-raja Terhadap Surat Rasulullah

Spoiler for :
Spoiler for Hasil Surat Kepada Heraclius:
Pada waktu itu Kaisar sedang merayakan kemenangannya atas Negeri Persia. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah mengirim Dihyah bin Khalifah Al-Kalby sebagai utusan kepada Kaisar Heraklius penguasa Kekaisaran Romawi, negara adi daya pada masa itu. Dihyah pun diterima oleh Heraclius dengan sangat baik. Kemudian ia menyampaikan surat dakwah dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada sang Kaisar Romawi.
Setelah Heraclius membaca pesan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, Sang Kaisar pun berkeinginan untuk melakukan penelitian guna memeriksa kebenaran kenabian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Maka ia segera menyuruh pengawalnya untuk mencari orang-orang yang mengenal Nabi Muhammad yang berasal dari bangsa Arab. Saat itu Abu Sufyan berada di sana bersama serombongan kafilah dagang Quraisy.
Para pengawal kerajaan pun melaporkan keberadaan Abu Sufyan dan teman-temannya kepada sang kaisar. Kemudian dipanggillah Abu Sufyan yang saat itu masih kafir dan membenci Islam bersama teman-temannya ke hadapan Kaisar Romawi. Abu Sufyan dan teman-temannya datang menghadap Heraclius, beliau diminta berdiri paling depan sebagai juru bicara karena memiliki nasab yang paling dekat dengan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Rombongan yang lain berdiri di belakangnya sebagai saksi, sehingga beliau tidak berani berbohong. Itulah strategi Kaisar untuk mendapatkan keterangan yang valid.
Dengan didampingi seorang penerjemah, sang Kaisar mengawali pembicaraan dengan pertanyaan: “Siapa di antara kalian yang paling dekat garis keturunannya dengan orang yang mengaku sebagai nabi ini?”
Abu Sufyan menjawab: “Saya, Tuan!”
Kemudian terjadilah dialog di antara keduanya di hadapan para petinggi istana kekaisaran Romawi. Berikut ini dialog yang diceritakan langsung oleh Abu Sufyan dan diriwayatkan kembali oleh Bukhari.
Heraclius: “Bagaimana kedudukan keluarganya di antara kalian?”
Abu Sufyan: “Ia berasal dari keturunan bangsawan.”
Heraclius: “Adakah di antara keluarganya mengaku Nabi?”
Abu Sufyan: “Tidak.”
Heraclius: “Adakah di antara nenek moyangnya yang menjadi raja atau kaisar?”
Abu Sufyan: “Tidak ada.”
Heraclius: “Apakah pengikut agamanya itu orang kaya ataukah orang kebanyakan?”
Abu Sufyan: “Pengikutnya adatah orang lemah, miskin, budak, dan wanita muda.”
Heraclius: “Jumlah pengikutnya bertambah atau berkurang?”
Abu Sufyan: “Terus bertambah dari waktu ke waktu.”
Heraclius: “Setelah menerima agamanya, apakah pengikutnya itu tetap setia kepadanya ataukah merasa kecewa, lalu meninggalkannya?”
Abu Sufyan: “Tidak ada yang meninggalkannya.”
Heraclius: “Sebelum dia menjadi nabi, apakah dia suka berdusta?”
Abu Sufyan: “Tidak pernah.”
Heraclius: “Pernahkah orang itu ingkar janji atau mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya?”
Abu Sufyan: “Tidak pernah. Kami baru saja melakukan perjanjian gencatan senjata dengannya dan menunggu apa yang akan diperbuatnya.”
Heraclius: “Pernahkah engkau berperang dengannya?”
Abu Sufyan: “Pernah.”
Heraclius: “Bagaimana hasilnya?”
Abu Sufyan: “Kadang-kadang kami yang menang, kadang-kadang dia yang lebih baik daripada kami.”
Heraclius: “Apa yang dia perintahkan kepadamu?”
Abu Sufyan : “Dia hanya memerintahkan kami untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun, meninggalkan takhayul dan kepercayaan leluhur kami, mengerjakan shalat, membayar zakat dan berbuat baik kepada fakir miskin, bersikap jujur dan dapat dipercaya, memelihara apa yang dititipkan kepada kita dan mengembalikan dengan utuh, memelihara silaturrahim dengan semua orang, dan yang paling penting dengan keluarga sendiri.”
Lalu, seperti dikisahkan oleh Abu Sufyan r.a, Heraclius memberikan tanggapan sebagai berikut melalui penerjemahnya.
Heraclius: “Aku bertanya kepadamu tentang silsilah keluarganya dan kau menjawab dia adalah keturunan bangsawan terhormat. Nabi-nabi terdahulu pun berasai dari keluarga terhormat di antara kaumnya.
Aku bertanya kepadamu apakah ada di antara keluarganya yang menjadi nabi, jawabannya tidak ada. Dari sini aku menyimpulkan bahwa orang ini memang tidak dipengaruhi oleh siapa pun dalam hal kenabian yang diikrarkannya, dan tidak meniru siapa pun dalam keluarganya.
Aku bertanya kepadamu apakah ada keluarganya yang menjadi raja atau kaisar. Jawabannya tidak ada. Jika ada leluhurnya yang menjadi penguasa, aku beranggapan dia sedang berusaha mendapatkan kembali kekuasaan leluhurnya.
Aku bertanya kepadamu apakah dia pernah berdusta dan ternyata menurutmu tidak pernah. Orang yang tidak pernah berdusta kepada sesamanya tentu tidak akan berdusta kepada Allah.
Aku bertanya kepadamu mengenai golongan orang-orang yang menjadi pengikutnya dan menurutmu pengikutnya adalah orang miskin dan rendah. Demikian pula halnya dengan orang-orang terdahulu yang mendapat panggilan kenabian.
Aku bertanya kepadamu apakah jumlah pengikutnya bertambah atau berkurang. Jawabanmu, terus bertambah. Hal ini juga terjadi pada iman sampai keimanan itu lengkap.
Aku bertanya kepadamu apakah ada pengikutnya yang meninggalkannya setelah menerima agamanya dan menurutmu tidak ada. Itulah yang terjadi jika keimanan sejati telah mengisi hati seseorang.
Aku bertanya kepadamu apakah dia pernah ingkar janji dan menurutmu tidak pernah. Sifat dapat dipercaya adalah ciri kerasulan sejati.
Aku bertanya kepadamu apakah engkau pernah berperang dengannya dan bagaimana hasilnya. Menurutmu engkau berperang dengannya, kadang engkau yang menang dan kadang dia yang menang dalam urusan duniawi. Para nabi tidak pernah selalu menang, tetapi mereka mampu mengatasi masa-masa sulit perjuangan, pengorbanan, dan kerugiannya sampai akhirnya mereka memperoleh kemenangan.
Aku bertanya kepadamu apa yang diperintahkannya, engkau menjawab dia memerintahkanmu untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya, serta melarangmu untuk menyembah berhala, dan dia menyuruhmu shalat, bicara jujur, serta penuh perhatian. Jika apa yang kaukatakan itu benar, dia akan segera berkuasa di tempat aku memijakkan kakiku saat ini.
Aku tahu bahwa orang ini akan lahir, tetapi aku tidak tahu bahwa dia akan lahir dari kaummu (orang Arab). Jika aku tahu aku bisa mendekatinya, aku akan pergi menemuinya. Jika dia ada di sini, aku akan membasuh kedua kakinya dan agamanya akan menguasa tempat dua telapak kakiku!”
Selanjutnya, Heraclius berkata kepada Dihyah Al-Kalbi: “Sungguh, aku tahu bahwa sahabatmu itu seorang nabi yang akan diutus, yang kami tunggu-tunggu dan kami ketahui berita kedatangannya dalam kitab kami. Namun, aku takut orang-orang Romawi akan melakukan sesuatu kepadaku. Kalau bukan karena itu, aku akan mengikutinya!”
Untuk membuktikan perkataannya tersebut, Heraclius memerintahkan orang-orangnya untuk mengumumkan: “Sesungguhnya kaisar telah mengikuti Muhammad dan meninggalkan agama Nasrani!” Seluruh pasukannya dengan persenjataan lengkap serentak menyerbu ke dalam ruangan tempat Kaisar berada, lalu mengepungnya.
Kemudian Kaisar Romawi itu berkata: “Engkau telah melihat sendiri bagaimana bangsaku. Sungguh, aku takut kepada rakyatku!”
Heraclius membubarkan pasukannya dengan menyuruh pengawalnya mengumumkan berita: “Sesungguhnya kaisar lebih senang bersama kalian. Tadi ia sedang menguji kalian untuk mengetahui kesabaran kalian dalam agama kalian. Sekarang pergilah!” (Sahih Bukhari Book: 1, Hadith: 7)
Setelah Heraclius membaca pesan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, Sang Kaisar pun berkeinginan untuk melakukan penelitian guna memeriksa kebenaran kenabian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Maka ia segera menyuruh pengawalnya untuk mencari orang-orang yang mengenal Nabi Muhammad yang berasal dari bangsa Arab. Saat itu Abu Sufyan berada di sana bersama serombongan kafilah dagang Quraisy.
Para pengawal kerajaan pun melaporkan keberadaan Abu Sufyan dan teman-temannya kepada sang kaisar. Kemudian dipanggillah Abu Sufyan yang saat itu masih kafir dan membenci Islam bersama teman-temannya ke hadapan Kaisar Romawi. Abu Sufyan dan teman-temannya datang menghadap Heraclius, beliau diminta berdiri paling depan sebagai juru bicara karena memiliki nasab yang paling dekat dengan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Rombongan yang lain berdiri di belakangnya sebagai saksi, sehingga beliau tidak berani berbohong. Itulah strategi Kaisar untuk mendapatkan keterangan yang valid.
Dengan didampingi seorang penerjemah, sang Kaisar mengawali pembicaraan dengan pertanyaan: “Siapa di antara kalian yang paling dekat garis keturunannya dengan orang yang mengaku sebagai nabi ini?”
Abu Sufyan menjawab: “Saya, Tuan!”
Kemudian terjadilah dialog di antara keduanya di hadapan para petinggi istana kekaisaran Romawi. Berikut ini dialog yang diceritakan langsung oleh Abu Sufyan dan diriwayatkan kembali oleh Bukhari.
Heraclius: “Bagaimana kedudukan keluarganya di antara kalian?”
Abu Sufyan: “Ia berasal dari keturunan bangsawan.”
Heraclius: “Adakah di antara keluarganya mengaku Nabi?”
Abu Sufyan: “Tidak.”
Heraclius: “Adakah di antara nenek moyangnya yang menjadi raja atau kaisar?”
Abu Sufyan: “Tidak ada.”
Heraclius: “Apakah pengikut agamanya itu orang kaya ataukah orang kebanyakan?”
Abu Sufyan: “Pengikutnya adatah orang lemah, miskin, budak, dan wanita muda.”
Heraclius: “Jumlah pengikutnya bertambah atau berkurang?”
Abu Sufyan: “Terus bertambah dari waktu ke waktu.”
Heraclius: “Setelah menerima agamanya, apakah pengikutnya itu tetap setia kepadanya ataukah merasa kecewa, lalu meninggalkannya?”
Abu Sufyan: “Tidak ada yang meninggalkannya.”
Heraclius: “Sebelum dia menjadi nabi, apakah dia suka berdusta?”
Abu Sufyan: “Tidak pernah.”
Heraclius: “Pernahkah orang itu ingkar janji atau mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya?”
Abu Sufyan: “Tidak pernah. Kami baru saja melakukan perjanjian gencatan senjata dengannya dan menunggu apa yang akan diperbuatnya.”
Heraclius: “Pernahkah engkau berperang dengannya?”
Abu Sufyan: “Pernah.”
Heraclius: “Bagaimana hasilnya?”
Abu Sufyan: “Kadang-kadang kami yang menang, kadang-kadang dia yang lebih baik daripada kami.”
Heraclius: “Apa yang dia perintahkan kepadamu?”
Abu Sufyan : “Dia hanya memerintahkan kami untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun, meninggalkan takhayul dan kepercayaan leluhur kami, mengerjakan shalat, membayar zakat dan berbuat baik kepada fakir miskin, bersikap jujur dan dapat dipercaya, memelihara apa yang dititipkan kepada kita dan mengembalikan dengan utuh, memelihara silaturrahim dengan semua orang, dan yang paling penting dengan keluarga sendiri.”
Lalu, seperti dikisahkan oleh Abu Sufyan r.a, Heraclius memberikan tanggapan sebagai berikut melalui penerjemahnya.
Heraclius: “Aku bertanya kepadamu tentang silsilah keluarganya dan kau menjawab dia adalah keturunan bangsawan terhormat. Nabi-nabi terdahulu pun berasai dari keluarga terhormat di antara kaumnya.
Aku bertanya kepadamu apakah ada di antara keluarganya yang menjadi nabi, jawabannya tidak ada. Dari sini aku menyimpulkan bahwa orang ini memang tidak dipengaruhi oleh siapa pun dalam hal kenabian yang diikrarkannya, dan tidak meniru siapa pun dalam keluarganya.
Aku bertanya kepadamu apakah ada keluarganya yang menjadi raja atau kaisar. Jawabannya tidak ada. Jika ada leluhurnya yang menjadi penguasa, aku beranggapan dia sedang berusaha mendapatkan kembali kekuasaan leluhurnya.
Aku bertanya kepadamu apakah dia pernah berdusta dan ternyata menurutmu tidak pernah. Orang yang tidak pernah berdusta kepada sesamanya tentu tidak akan berdusta kepada Allah.
Aku bertanya kepadamu mengenai golongan orang-orang yang menjadi pengikutnya dan menurutmu pengikutnya adalah orang miskin dan rendah. Demikian pula halnya dengan orang-orang terdahulu yang mendapat panggilan kenabian.
Aku bertanya kepadamu apakah jumlah pengikutnya bertambah atau berkurang. Jawabanmu, terus bertambah. Hal ini juga terjadi pada iman sampai keimanan itu lengkap.
Aku bertanya kepadamu apakah ada pengikutnya yang meninggalkannya setelah menerima agamanya dan menurutmu tidak ada. Itulah yang terjadi jika keimanan sejati telah mengisi hati seseorang.
Aku bertanya kepadamu apakah dia pernah ingkar janji dan menurutmu tidak pernah. Sifat dapat dipercaya adalah ciri kerasulan sejati.
Aku bertanya kepadamu apakah engkau pernah berperang dengannya dan bagaimana hasilnya. Menurutmu engkau berperang dengannya, kadang engkau yang menang dan kadang dia yang menang dalam urusan duniawi. Para nabi tidak pernah selalu menang, tetapi mereka mampu mengatasi masa-masa sulit perjuangan, pengorbanan, dan kerugiannya sampai akhirnya mereka memperoleh kemenangan.
Aku bertanya kepadamu apa yang diperintahkannya, engkau menjawab dia memerintahkanmu untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya, serta melarangmu untuk menyembah berhala, dan dia menyuruhmu shalat, bicara jujur, serta penuh perhatian. Jika apa yang kaukatakan itu benar, dia akan segera berkuasa di tempat aku memijakkan kakiku saat ini.
Aku tahu bahwa orang ini akan lahir, tetapi aku tidak tahu bahwa dia akan lahir dari kaummu (orang Arab). Jika aku tahu aku bisa mendekatinya, aku akan pergi menemuinya. Jika dia ada di sini, aku akan membasuh kedua kakinya dan agamanya akan menguasa tempat dua telapak kakiku!”
Selanjutnya, Heraclius berkata kepada Dihyah Al-Kalbi: “Sungguh, aku tahu bahwa sahabatmu itu seorang nabi yang akan diutus, yang kami tunggu-tunggu dan kami ketahui berita kedatangannya dalam kitab kami. Namun, aku takut orang-orang Romawi akan melakukan sesuatu kepadaku. Kalau bukan karena itu, aku akan mengikutinya!”
Untuk membuktikan perkataannya tersebut, Heraclius memerintahkan orang-orangnya untuk mengumumkan: “Sesungguhnya kaisar telah mengikuti Muhammad dan meninggalkan agama Nasrani!” Seluruh pasukannya dengan persenjataan lengkap serentak menyerbu ke dalam ruangan tempat Kaisar berada, lalu mengepungnya.
Kemudian Kaisar Romawi itu berkata: “Engkau telah melihat sendiri bagaimana bangsaku. Sungguh, aku takut kepada rakyatku!”
Heraclius membubarkan pasukannya dengan menyuruh pengawalnya mengumumkan berita: “Sesungguhnya kaisar lebih senang bersama kalian. Tadi ia sedang menguji kalian untuk mengetahui kesabaran kalian dalam agama kalian. Sekarang pergilah!” (Sahih Bukhari Book: 1, Hadith: 7)
Spoiler for Hasil surat kepada Muqauqis:
Rasulullah mengirim surat kepada Muqauqis melalui Hatib bin Balta'ah, menyeru raja agar memeluk Islam. Raja Muqauqis menerima Hatib dengan hangat, namun dengan ramah dia menolak memeluk Islam, justru dia mengirimkan Mariyah, Sirin, dan seorang budak bernama Maburi, serta hadiah-hadiah hasil kerajinan dari Mesir untuk Rasulullah.
Spoiler for Hasil Surat Kepada Negus of Habasyah:
Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menulis surat kepada An-Najasyi yakni Ashhamah bin Al-Abjar dan menyerunya kepada Islam. Raja An-Najasyi mengambil surat itu, beliau lalu meletakkan ke wajahnya dan turun dari singgasana. Beliaupun masuk Islam melalui Ja’far bin Abi Tholib radiyallahu ‘anhu.
Beliau lalu mengirimkan surat kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan menyebutkan tentang keislamannya. Raja An-Najasyi akhirnya meninggal dunia pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriyyah. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberitakan hal itu pada hari wafatnya lalu melakukan shalat ghaib untuknya. Beliau juga mengabarkan bahwa Raja An-Najasyi kelak akan masuk surga.
Beliau lalu mengirimkan surat kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan menyebutkan tentang keislamannya. Raja An-Najasyi akhirnya meninggal dunia pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriyyah. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberitakan hal itu pada hari wafatnya lalu melakukan shalat ghaib untuknya. Beliau juga mengabarkan bahwa Raja An-Najasyi kelak akan masuk surga.
Spoiler for Hasil Surat Kepada Khosrau II:
Sewaktu surat itu dibacakan kepada Kisra, iapun merobeknya sambil berkata: “Budak rendahan dari rakyatku menuliskan namanya mendahuluiku.”
Ketika berita tersebut sampai kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliaupun mengatakan: “Semoga Allah mencabik-cabik kerajaannya.” Doa tersebut dikabulkan. Persia akhirnya kalah dalam perang menghadapi Romawi dengan kekalahan yang menyakitkan. Kemudian iapun digulingkan oleh anaknya sendiri yakni Syirawaih. Ia dibunuh dan dirampas kekuasaannya.
Seterusnya kerajaan itu kian tercabik-cabik dan hancur sampai akhirnya ditaklukkan oleh pasukan Islam pada jaman Khalifah Umar bin Khaththab radiyallahu ‘anhu hingga tidak bisa lagi berdiri.
Ketika berita tersebut sampai kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliaupun mengatakan: “Semoga Allah mencabik-cabik kerajaannya.” Doa tersebut dikabulkan. Persia akhirnya kalah dalam perang menghadapi Romawi dengan kekalahan yang menyakitkan. Kemudian iapun digulingkan oleh anaknya sendiri yakni Syirawaih. Ia dibunuh dan dirampas kekuasaannya.
Seterusnya kerajaan itu kian tercabik-cabik dan hancur sampai akhirnya ditaklukkan oleh pasukan Islam pada jaman Khalifah Umar bin Khaththab radiyallahu ‘anhu hingga tidak bisa lagi berdiri.
Spoiler for FAQ:
Aslikah manuskrip surat-surat tsb. ?
Quote:
Original Posted By andre.akmal1987►
Dapat dikatakan asli, dengan kecocokan :
1. Umur surat yang sudah sangat tua;
2. Bahan surat yang sama dengan bahan yang umum dipakai pada masa Nabi
3. Jenis dan gaya tulisan yang umum dipakai pada masa Nabi
4. Isi konten surat yang sama dengan apa yang terdapat dalam kitab-kitab Hadits dan sejarah, yang ditulis oleh ulama-ulama abad pertama dan pertengahan.
Dapat dikatakan asli, dengan kecocokan :
1. Umur surat yang sudah sangat tua;
2. Bahan surat yang sama dengan bahan yang umum dipakai pada masa Nabi
3. Jenis dan gaya tulisan yang umum dipakai pada masa Nabi
4. Isi konten surat yang sama dengan apa yang terdapat dalam kitab-kitab Hadits dan sejarah, yang ditulis oleh ulama-ulama abad pertama dan pertengahan.
Nabikah yang menulis surat-surat tsb.? kalau bukan siapa?
Quote:
Original Posted By andre.akmal1987►
Bukan gan, itu tulisan sekretaris beliau, Nabi tidak bisa membaca dan menulis (beliau seorang yang natural / Ummi), dalam tulis menulis beliau mempunyai banyak juru tulis, juga penulis-penulis wahyu)
Bukan gan, itu tulisan sekretaris beliau, Nabi tidak bisa membaca dan menulis (beliau seorang yang natural / Ummi), dalam tulis menulis beliau mempunyai banyak juru tulis, juga penulis-penulis wahyu)
Quote:
Original Posted By andre.akmal1987►
Memang beliau tidak bisa baca Tulis gan, surat-surat tsb ditulis oleh juru tulis beliau. Dinegara manapun seorang pemimpin ada juru tulisnya, Beliau mempunya beberapa juru tulis, diantaranya : Ubay bin ka`ab, Juhaim ibnu ash -Shalt bin makhramah, Hanzhalah bin rabi`, Khalid bin sa`id, Zaid bin tsabit dll.
lihat : http://islamsejatih.blogspot.com/201...ammad-saw.html
Memang beliau tidak bisa baca Tulis gan, surat-surat tsb ditulis oleh juru tulis beliau. Dinegara manapun seorang pemimpin ada juru tulisnya, Beliau mempunya beberapa juru tulis, diantaranya : Ubay bin ka`ab, Juhaim ibnu ash -Shalt bin makhramah, Hanzhalah bin rabi`, Khalid bin sa`id, Zaid bin tsabit dll.
lihat : http://islamsejatih.blogspot.com/201...ammad-saw.html
Quote:


Quote:
Diubah oleh andre.akmal1987 10-12-2013 08:11


iskrim memberi reputasi
1
26.6K
Kutip
115
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan