- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Share] Rasanya Ditinggal Mati


TS
Blood++
[Share] Rasanya Ditinggal Mati
Quote:
Pernah merasakan ditinggal mati oleh orang-orang yang kita cintai ? bisa orang tua, pasangan hidup, anak, saudara atau siapa pun ? apa yang anda rasakan ? kesedihan yang tak berkesudahan atau merelakan orang yang kita cintai kembali ke Sang Pencipta ?
Menurut artikel di kompas.com. Rasa kehilangan itu, bersifat individual. Begitu juga dengan proses untuk kembali bangkit dari keterpurukan. Kata seorang psikolog yang masih berduka setelah suaminya berpulang setahun lalu, “Buku atau teori adalah pengalaman kata yang kadang seperti tidak menyentuh realitas pengalaman.”
Barangkali psikiater Judith Lewis Herman dalam "Trauma and Recovery" (1997) dapat memberi penjelasan. Ia menulis, dalam kedukaan yang pekat ada satu situasi kritis di mana seseorang seperti berada di tepi jurang. Ada tiga pilihan di situ: diam, mundur, atau melompatinya.
Banyak orang memilih melompat dan berhasil karena kesadaran yang kuat bahwa hidup harus dilanjutkan. Untuk sampai pada keputusan itu, prosesnya bergantung pada pergulatan yang sangat personal dalam diri setiap orang. Yang bisa dikenali hanya pola, meski dukungan sangat dibutuhkan.
”Setiap orang akan mengalami pengalaman yang unik dan khusus, tergantung caranya ditinggalkan,” ujar Bu Sap, profesor di bidang psikologi. ”Saya bahagia karena Pak Sadli pergi dalam damai, tidak tampak kesakitan, dan saya ada di situ.”
Namun diakui, teman dan anggota keluarga adalah faktor penting pada masa-masa seperti itu. ”Teman itu kan pelabuhan hati,” ujar Ny Sophie Sarwono. Meski demikian, ketergantungan pada teman, sebagaimana pada anggota keluarga, ada batasnya. ”Semua orang sibuk, anak- anak kita juga sibuk. Hidup kita tidak boleh berhenti setelah pemakaman.”
Ia merasa ”beruntung” karena saat itu disibukkan acara reuni besar teman-teman sekolah di HBS (Hogere Burger School/sekolah setingkat SMP zaman Hindia Belanda) yang sudah disusun rencananya setahun sebelumnya. ”Saya punya kegiatan yang menyita tenaga dan perhatian,” kenangnya. Setelah itu ia pelan-pelan kembali aktif di berbagai kegiatan sosial.
Kuncinya Menerima
”Life must go on,” sambung Puri, yang selama enam bulan setelah kesibukan pasca-pemakaman selesai, tak tahu apa yang harus dilakukan. Sampai pada satu titik, ia dikenalkan seorang teman pada teman-teman (perempuan) yang menggandengnya menuju pencerahan spiritual-ilmiah. Dari pertemuan reguler ia menjadi lebih memahami hakikat kehidupan dan kematian.
Dalam bahasa lebih sederhana, Ny. Ratna Sridharti mengatakan, ”Yang pulang tidak akan kembali. Saya ikhlas, karena kita semua memang harus pulang. Tinggal waktunya saja.” Pergulatan batin menuju ikhlas itu berlangsung sekitar tiga bulan. Setelah itu ia melanjutkan kegemarannya, merajut, berkebun, dan membaca; yang semuanya bersifat meditatif. ”Sekarang sudah tidak bisa berkebun lagi karena jalan saja harus pakai tongkat,” ujarnya.
Pertemuan dengan teman-teman dan keluarga dalam arisan reguler juga sangat membantu, dan karenanya, selalu ditunggu. ”Tetapi teman-teman yang sudah sepuh lama-lama juga habis karena pulang duluan.” Ny. Lien menarik diri dari seluruh kegiatan sekitar satu tahun. Namun teman-teman dan anggota keluarga tak jera mendekatinya, sampai akhirnya Lien dapat menangis. Ajaib, tangisan itulah yang menyembuhkan.
”Akhirnya terpikir, untuk apa saya begitu terus. Kesedihan membuat saya meninggalkan orang-orang yang mencintai saya,” ujar Ny. Lien yang kini aktif di organisasi sosial Ikatan Wanita Melur di Bandung.
Karena menyadari pentingnya peran teman dalam masa-masa transisi seusai pemakaman suami, Ny. Sophie Sarwono mengajak Bu Sap untuk sering bertemu, nanti, kalau kesibukannya sudah berkurang. ”Ayo, kita ngobrol, yang ringan-ringan saja… talking nonsense….” (Kompas.com, Minggu 27 Januari 2008, 12:24 WIB, MH/IND)
Sumber : erander.wordpress.com
Menurut artikel di kompas.com. Rasa kehilangan itu, bersifat individual. Begitu juga dengan proses untuk kembali bangkit dari keterpurukan. Kata seorang psikolog yang masih berduka setelah suaminya berpulang setahun lalu, “Buku atau teori adalah pengalaman kata yang kadang seperti tidak menyentuh realitas pengalaman.”
Barangkali psikiater Judith Lewis Herman dalam "Trauma and Recovery" (1997) dapat memberi penjelasan. Ia menulis, dalam kedukaan yang pekat ada satu situasi kritis di mana seseorang seperti berada di tepi jurang. Ada tiga pilihan di situ: diam, mundur, atau melompatinya.
Banyak orang memilih melompat dan berhasil karena kesadaran yang kuat bahwa hidup harus dilanjutkan. Untuk sampai pada keputusan itu, prosesnya bergantung pada pergulatan yang sangat personal dalam diri setiap orang. Yang bisa dikenali hanya pola, meski dukungan sangat dibutuhkan.
”Setiap orang akan mengalami pengalaman yang unik dan khusus, tergantung caranya ditinggalkan,” ujar Bu Sap, profesor di bidang psikologi. ”Saya bahagia karena Pak Sadli pergi dalam damai, tidak tampak kesakitan, dan saya ada di situ.”
Namun diakui, teman dan anggota keluarga adalah faktor penting pada masa-masa seperti itu. ”Teman itu kan pelabuhan hati,” ujar Ny Sophie Sarwono. Meski demikian, ketergantungan pada teman, sebagaimana pada anggota keluarga, ada batasnya. ”Semua orang sibuk, anak- anak kita juga sibuk. Hidup kita tidak boleh berhenti setelah pemakaman.”
Ia merasa ”beruntung” karena saat itu disibukkan acara reuni besar teman-teman sekolah di HBS (Hogere Burger School/sekolah setingkat SMP zaman Hindia Belanda) yang sudah disusun rencananya setahun sebelumnya. ”Saya punya kegiatan yang menyita tenaga dan perhatian,” kenangnya. Setelah itu ia pelan-pelan kembali aktif di berbagai kegiatan sosial.
Kuncinya Menerima
”Life must go on,” sambung Puri, yang selama enam bulan setelah kesibukan pasca-pemakaman selesai, tak tahu apa yang harus dilakukan. Sampai pada satu titik, ia dikenalkan seorang teman pada teman-teman (perempuan) yang menggandengnya menuju pencerahan spiritual-ilmiah. Dari pertemuan reguler ia menjadi lebih memahami hakikat kehidupan dan kematian.
Dalam bahasa lebih sederhana, Ny. Ratna Sridharti mengatakan, ”Yang pulang tidak akan kembali. Saya ikhlas, karena kita semua memang harus pulang. Tinggal waktunya saja.” Pergulatan batin menuju ikhlas itu berlangsung sekitar tiga bulan. Setelah itu ia melanjutkan kegemarannya, merajut, berkebun, dan membaca; yang semuanya bersifat meditatif. ”Sekarang sudah tidak bisa berkebun lagi karena jalan saja harus pakai tongkat,” ujarnya.
Pertemuan dengan teman-teman dan keluarga dalam arisan reguler juga sangat membantu, dan karenanya, selalu ditunggu. ”Tetapi teman-teman yang sudah sepuh lama-lama juga habis karena pulang duluan.” Ny. Lien menarik diri dari seluruh kegiatan sekitar satu tahun. Namun teman-teman dan anggota keluarga tak jera mendekatinya, sampai akhirnya Lien dapat menangis. Ajaib, tangisan itulah yang menyembuhkan.
”Akhirnya terpikir, untuk apa saya begitu terus. Kesedihan membuat saya meninggalkan orang-orang yang mencintai saya,” ujar Ny. Lien yang kini aktif di organisasi sosial Ikatan Wanita Melur di Bandung.
Karena menyadari pentingnya peran teman dalam masa-masa transisi seusai pemakaman suami, Ny. Sophie Sarwono mengajak Bu Sap untuk sering bertemu, nanti, kalau kesibukannya sudah berkurang. ”Ayo, kita ngobrol, yang ringan-ringan saja… talking nonsense….” (Kompas.com, Minggu 27 Januari 2008, 12:24 WIB, MH/IND)
Sumber : erander.wordpress.com
Bagaimana dengan agan-agan, ada kisah yang ingin di bagi ?
pengalaman kaskuser
Quote:
Original Posted By ninohartonoo►ane pernah ditinggal mati mamah karena kecelakaan rasanya nyesek
ditinggal mati kakak karena pendarahan waktu melahirkan rasanya kehilangan
ditinggal mati ayah karena penyakit jantung dan diabetesnya rasanya nyesel
dan ditinggal mati nenek karena usianya udah tua ditambah jatoh dari tangga itu rasanya bener bener kayak yang idup udah gak ada artinya
ditinggal mati kakak karena pendarahan waktu melahirkan rasanya kehilangan
ditinggal mati ayah karena penyakit jantung dan diabetesnya rasanya nyesel
dan ditinggal mati nenek karena usianya udah tua ditambah jatoh dari tangga itu rasanya bener bener kayak yang idup udah gak ada artinya

Quote:
Original Posted By sexydolphin►Kalau ane pacar ane gan.
pas kelas 6 SD.. Cinta pertama ane gan
itu juga pacaran na cuma 2 bulan. dia meniggal gara gara kena penyakit sama kayak ane Deman bedarah..
ane 7 tahun gan gk terima kepergian dia. sekolah ane hancur. ampe ampe ikut paket C. badan ane obsetitas. makan gk teratur. Galau gan...
sedih gan klo mikirn pacar ane.
ane harap dia bahagia sekarang di alam lain
pas kelas 6 SD.. Cinta pertama ane gan
itu juga pacaran na cuma 2 bulan. dia meniggal gara gara kena penyakit sama kayak ane Deman bedarah..
ane 7 tahun gan gk terima kepergian dia. sekolah ane hancur. ampe ampe ikut paket C. badan ane obsetitas. makan gk teratur. Galau gan...
sedih gan klo mikirn pacar ane.
ane harap dia bahagia sekarang di alam lain
Quote:
Original Posted By charlestampu►ane pernah gan, dulu ama pacar ane

butuh recovery lama gan, ane dulu setahun lebih lah
jadi keinget lagi


butuh recovery lama gan, ane dulu setahun lebih lah

jadi keinget lagi

Quote:
Original Posted By Harry LesmanaSaya seneng dgn artikel ini,saya mengalami hal yg sama,saya bru menikah,hanya tiga bulan saya bersama dgn istri,stlh it ia meninggalkan saya tuk slamanya krna hamil di luar kandungan,pendarahan,sedih bngt rasanya bang,sudah 3 x saya alami di tinggal mati,prtama ibu,nenek,tp yang ketiga ini yg maha dahsyat sakitny krn kmi pcran jrak jauh slama 2 thn di bangka dan saya di batam,slama it cuma 3x brtmu sblm akhrny nikah tgl 25 april 09.Slama pcrn it saya tdk pernh slingkuh wlpn jauh.Dan saya pun yakin dgn ny di sana tdk slingkuh.Semangat hidup udh ga da lg,wlpn saya udh coba untk bngkit tp tdk bisa buat saya kmbli normal sprti sblmny.Saya mrasa menjadi org lain stlh di tinggal istri trcinta.Saya sangat memahami perasaan anda semua yg senasib dgn saya.
Quote:
Original Posted By purwadiTernyata aku tdk sndiri yg mngalami kisah yg tramat pedih di tinggal oleh orang yg kt syangi. Aku di tnggal istri selamanya pd hr sabtu 20 nov 2010 jm 3.15 beberapa jam setelah melahirkan anak kduaku jm 12.20. Anakku slamat tp istriku meninggal krn pndarhan. Seakan hati ini d sayat2 ktka mlihat anak2ku yg msh polos, yg bsar prmpuan 6 thn dl bgitu dkat dgn ibuny kini hrs sring brtnya kmn ibunya. Pdhal aku sll rutin priksa khamilan d RS dn ktk melhirkn jg dlam keadaan shat…bhkan sesaat stlah melhrkan dia smpat brbncang dngku…7 thn telah kmi mnkah hrs brkhir dg perpisahan yg mnyakitkan…atik istriku slamat jalan…kan kubesarkn anak2 kt dg ksih syang…smga engkau brada d tmpat brsm orang2 yg mati sahid..amin..
Quote:
Original Posted By hidden simbolonSaya juga mengalami apa yang saudara-saudaraku alami , saya sedikit terbantu begitu membaca kisah saudara-saudaraku diatas.
Dua bulan yang lalu tepatnya tanggal 20 des 2011, istri saya yang sangat saya cintai meninggal dunia ketika melahirkan anak saya yang ke dua. (sebenarnya sudah anak yang ketiga tapi anak yang ke dua meninggal karena lahir belum cukup umur, karena pada saat mengandung anak saya yang kedua istri saya mengalami pendarahan berulang ulang, akhirnya di putuskan dokter untuk operasi pada usia kehamilan istri saya 7 bulan, operasi berjalan dengan baik anak saya lahir laki-laki tapi umurnya hanya bertahan sekitar sekitar 28 jam sesudah itu dia pergi meninggalkan kami waktu itu pada bulan mei 2010. Pada saat itu perasaan saya sangat hancur. Tapi saya sebagai suami tidak terlarut begitu lama karena saya harus mengurus istri saya yang masih terbaring kesakitan pasca operasi.)
Pada saat melahirkan anak saya yang kedua ini istri saya melahirkan dengan normal padahal dokter kandungan tempat kami konsultasi sudah menganjurkan untuk melahirkan, istri sayaharus operasi demi keamanan istri saya karna mengingat baru setahun yang lalu melahirkan dengan scecar. Tetapi itulah jalan Tuhan, Pada tanggal 20 des 2011 jam 01.30 pagi kami masuk rumah sakit, kami lagsung keruang kebidanan karena bidan juga sudah mengel istri saya , yang juga tenaga Keperawatan diruang ICU RSUD sanggau kalimantan barat Langsung menghubungi dokter spesialis kandungan tapi dokternya tidak mau turun mungkin keenakan tidur, sementara anak saya sudah mau keluar, dan istri saya sudah menjerit kesakitan karena dokternya tidak mau turun mau tidak mau, membantu istri saya untuk melahirkan normal. Sebelum anak saya lahir saya masih ngomong dengan bidan yang bertugas… apakah tidak berbahaya istri saya melahirkan normal… datang jawaban bidanya berdoajalah katanya… Jam 05 pagi anak saya lahir normal dengan jenis kelamin perempuan, tapi kondisi istri saya semakin lama akibat pendarahan hebat tensinya drop sampai. Setengah jam kemudian dokter kandungan baru turun dan begitu melihat kondisi istri saya langsung di sarankan ke ruangan operasi, di ruang operasi istri saya ditolong sementara dan pada saat itu kondisi istri saya stabil walaupun harus di tambah darah, begi stabil kondisi istri saya langsung di pindahkan ke ruang ICU saya sangat senang. Tapi tidak lama kondisi istri saya parah kembali akhirnya masuk lagi keruang operasi setelah di periksa dokter ternyata kandungan istri saya bermasalah. Akhirnya istri saya di anjurkan untuk striel kandungan dan ke pada saya di sodorkan blangko yang mau saya tandatangani sebagai persetujuan operasi. Operasi berjalan saya sibuk untuk mencari bantuan darah dan saya mendapat 3 kantong darah yang sesuai dengan gol..darah istri saya tetapi darah belum semua terpakai salah satu petugas mendatangi saya dan mengatakan kondisi istri saya gawat dan mengatakan masih mendapat pertolongan yang maximal mendengar itu saya berdoa..berdoa.. terus meminta permohonan pada tuhan supaya istri saya selamat sampai belum ada kabar yang menyatakan istri saya meninggal saya terus memanggil Tuhan dan saya disuruh masuk keruang operasi salah seorang perawat kawan istri saya. saya masuk dan melihat istri saya yang sudah terbujur di meja operasi tetapi saya belum tau istri saya itu meniggal apa tidak, saya masih tetap memanggil Tuhan dan salah satu dokter memberitahu saya bahwa istri saya sudah tiada baru saya berhenti berdoa dan saya menangis sekuat-kuatnya yang saya pikirkan bukan hanya saya siapa nanti kawan saya yang merawat anak saya ini.
Sampai sekarang sudah berjalan 2 bulan sesudah pemakaman yang saya rasakan semakin lama semakin sakit. Yang saya rasakan rasa rindu dan cinta saya kepada istri saya semakin lama semakin dalam. Saya putus asa, tidak ada semangat dan tidak ada arah. Belum lagi memikirkan anak saya yang pertama yang sudah berumur 6 tahun 6 bulan yang sudah sempat merasakan kasi sayang dari mamanya. yang membuat hati saya semakin tersayat. begitu melihat dia dari belakang air mata saya menetes. Sepertinya saya pingin cepat mati. Tapi begitu melihat kedua anak saya saya tersadar.
SAmpai saya telah jatuh ke dalam dosa yang paling dalam, sampai saya meragukan Tuhan dan memarahi Tuhan seakan akan tidak menyayangi saya dan kel…ku, saya merasa bukan orang yang paling jahat di sekitar saya kenapa mesti saya yang mengalami musibah yang seberat ini. Saya tidak mampu Semuanya perasaan saya sesak. Orang-orang, keluargaku hanya menyarankan aku utuk bersabar kadang dalam hati saya kalian tidak merasakan apa yang saya rasakan. Dan sekarang saya lebih baik menutup diri dari orang-orang, apapun dikatakan orang-orang dan kel… tidak bisa saya terima, saya merasa orang yang tidak berguna.
Tuhan Tolong aku dan anak-anak yang kau titipkan kepadaku berikan aku semangat, supaya aku bisa bangkit mendidik dan membesarkan anak-anak yang kau titipkan kepadaku.
Dua bulan yang lalu tepatnya tanggal 20 des 2011, istri saya yang sangat saya cintai meninggal dunia ketika melahirkan anak saya yang ke dua. (sebenarnya sudah anak yang ketiga tapi anak yang ke dua meninggal karena lahir belum cukup umur, karena pada saat mengandung anak saya yang kedua istri saya mengalami pendarahan berulang ulang, akhirnya di putuskan dokter untuk operasi pada usia kehamilan istri saya 7 bulan, operasi berjalan dengan baik anak saya lahir laki-laki tapi umurnya hanya bertahan sekitar sekitar 28 jam sesudah itu dia pergi meninggalkan kami waktu itu pada bulan mei 2010. Pada saat itu perasaan saya sangat hancur. Tapi saya sebagai suami tidak terlarut begitu lama karena saya harus mengurus istri saya yang masih terbaring kesakitan pasca operasi.)
Pada saat melahirkan anak saya yang kedua ini istri saya melahirkan dengan normal padahal dokter kandungan tempat kami konsultasi sudah menganjurkan untuk melahirkan, istri sayaharus operasi demi keamanan istri saya karna mengingat baru setahun yang lalu melahirkan dengan scecar. Tetapi itulah jalan Tuhan, Pada tanggal 20 des 2011 jam 01.30 pagi kami masuk rumah sakit, kami lagsung keruang kebidanan karena bidan juga sudah mengel istri saya , yang juga tenaga Keperawatan diruang ICU RSUD sanggau kalimantan barat Langsung menghubungi dokter spesialis kandungan tapi dokternya tidak mau turun mungkin keenakan tidur, sementara anak saya sudah mau keluar, dan istri saya sudah menjerit kesakitan karena dokternya tidak mau turun mau tidak mau, membantu istri saya untuk melahirkan normal. Sebelum anak saya lahir saya masih ngomong dengan bidan yang bertugas… apakah tidak berbahaya istri saya melahirkan normal… datang jawaban bidanya berdoajalah katanya… Jam 05 pagi anak saya lahir normal dengan jenis kelamin perempuan, tapi kondisi istri saya semakin lama akibat pendarahan hebat tensinya drop sampai. Setengah jam kemudian dokter kandungan baru turun dan begitu melihat kondisi istri saya langsung di sarankan ke ruangan operasi, di ruang operasi istri saya ditolong sementara dan pada saat itu kondisi istri saya stabil walaupun harus di tambah darah, begi stabil kondisi istri saya langsung di pindahkan ke ruang ICU saya sangat senang. Tapi tidak lama kondisi istri saya parah kembali akhirnya masuk lagi keruang operasi setelah di periksa dokter ternyata kandungan istri saya bermasalah. Akhirnya istri saya di anjurkan untuk striel kandungan dan ke pada saya di sodorkan blangko yang mau saya tandatangani sebagai persetujuan operasi. Operasi berjalan saya sibuk untuk mencari bantuan darah dan saya mendapat 3 kantong darah yang sesuai dengan gol..darah istri saya tetapi darah belum semua terpakai salah satu petugas mendatangi saya dan mengatakan kondisi istri saya gawat dan mengatakan masih mendapat pertolongan yang maximal mendengar itu saya berdoa..berdoa.. terus meminta permohonan pada tuhan supaya istri saya selamat sampai belum ada kabar yang menyatakan istri saya meninggal saya terus memanggil Tuhan dan saya disuruh masuk keruang operasi salah seorang perawat kawan istri saya. saya masuk dan melihat istri saya yang sudah terbujur di meja operasi tetapi saya belum tau istri saya itu meniggal apa tidak, saya masih tetap memanggil Tuhan dan salah satu dokter memberitahu saya bahwa istri saya sudah tiada baru saya berhenti berdoa dan saya menangis sekuat-kuatnya yang saya pikirkan bukan hanya saya siapa nanti kawan saya yang merawat anak saya ini.
Sampai sekarang sudah berjalan 2 bulan sesudah pemakaman yang saya rasakan semakin lama semakin sakit. Yang saya rasakan rasa rindu dan cinta saya kepada istri saya semakin lama semakin dalam. Saya putus asa, tidak ada semangat dan tidak ada arah. Belum lagi memikirkan anak saya yang pertama yang sudah berumur 6 tahun 6 bulan yang sudah sempat merasakan kasi sayang dari mamanya. yang membuat hati saya semakin tersayat. begitu melihat dia dari belakang air mata saya menetes. Sepertinya saya pingin cepat mati. Tapi begitu melihat kedua anak saya saya tersadar.
SAmpai saya telah jatuh ke dalam dosa yang paling dalam, sampai saya meragukan Tuhan dan memarahi Tuhan seakan akan tidak menyayangi saya dan kel…ku, saya merasa bukan orang yang paling jahat di sekitar saya kenapa mesti saya yang mengalami musibah yang seberat ini. Saya tidak mampu Semuanya perasaan saya sesak. Orang-orang, keluargaku hanya menyarankan aku utuk bersabar kadang dalam hati saya kalian tidak merasakan apa yang saya rasakan. Dan sekarang saya lebih baik menutup diri dari orang-orang, apapun dikatakan orang-orang dan kel… tidak bisa saya terima, saya merasa orang yang tidak berguna.
Tuhan Tolong aku dan anak-anak yang kau titipkan kepadaku berikan aku semangat, supaya aku bisa bangkit mendidik dan membesarkan anak-anak yang kau titipkan kepadaku.
Diubah oleh Blood++ 18-10-2013 15:53
-1
13.5K
Kutip
23
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan