- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pesantren Syiah bertingkah, Warga NU Jember marah


TS
arestaputra
Pesantren Syiah bertingkah, Warga NU Jember marah
Pesantren di Jember yang diserang warga gelar karnaval HUT RI

Quote:
Perbedaan antara sunni-syiah, lagi-lagi menjadi pemicu bentrok massa di Pondok Pesantren Darus Sholihin pimpinan Habib Ali Al Habsyi, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu sore (11/9).
Wakil Ketua Majelis Ulama (MUI) Kabupaten Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin mengatakan, kerusuhan yang terjadi Rabu sore itu, dimulai dari penolakan warga terhadap pawai yang digelar Pondok Pesantren Darus Sholihin untuk memperingati HUT RI ke 68.
"Warga tidak ingin karnaval itu digelar di luar pesantren. Karena pawai itu diadakan oleh pondok aliran Syiah. Karnaval itu, juga tidak mendapat izin kepolisian," terang Kiai Syamsul, Rabu petang (11/9).
Karena memaksa menggelar pawai di luar pondok, massa yang dipimpin Ustadz Fauzi menyerang. Selain membawa pentungan kayu, massa juga melempari dengan batu. Tak terima dengan perlakuan kelompok Ustadz Fauzi, Habib Ali Al Habsyi menggerakkan massanya untuk melakukan serangan balasan, lalu terjadilah saling lembar batu antara kedua belah pihak.
Aparat kepolisian yang berjaga-jaga, mencoba menghalau bentrok massa tersebut. Namun apa daya, polisipun ikut terluka terkena timpukan batu. "Tak hanya sejumlah orang yang terluka karena insiden ini, sejumlah rumah juga rusak. Bangunan masjid juga terkena sasaran. Kacanya pecah terkena lemparan batu," terangnya di lokasi kejadian.
Sayang, Kiai Syamsul belum berani memastikan berapa jumlah orang yang terluka dalam insiden tersebut. Yang jelas, kata Kiai Syamsul, dari kedua belah pihak mengalami luka-luka. Termasuk dari pihak kepolisian.
"Kami belum bisa mendeteksi berapa jumlah yang terluka. Kami masih melakukan pengecekan di lokasi kejadian," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan yang terjadi di kawasan Puger, Jember pada Rabu sore itu, dipicu oleh penolakan warga atas digelarnya karnaval oleh Pondok Pesantren Darus Sholihin pimpinan Habib Al Habsy. Dengan alasan, warga menolak keras keberadaan Syiah di kampung mereka.
Karena tak mengindahkan peringatan warga yang dipimpin Ustadz Fauzi, terlebih lagi pawai peringatan HUT RI ke 68 itu digelar di luar pondok. Warga menjadi beringas dan menyerang pondok meski hanya berbekal pentungan kayu.
Bentrokan tak bisa dihindari. Aksi saling balas dan saling lempar batu makin memanaskan situasi. Sejumlah orang dari kedua belah pihak terluka. Bahkan dari pihak kepolisian juga terluka.
http://www.merdeka.com/peristiwa/pes...al-hut-ri.html
Wakil Ketua Majelis Ulama (MUI) Kabupaten Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin mengatakan, kerusuhan yang terjadi Rabu sore itu, dimulai dari penolakan warga terhadap pawai yang digelar Pondok Pesantren Darus Sholihin untuk memperingati HUT RI ke 68.
"Warga tidak ingin karnaval itu digelar di luar pesantren. Karena pawai itu diadakan oleh pondok aliran Syiah. Karnaval itu, juga tidak mendapat izin kepolisian," terang Kiai Syamsul, Rabu petang (11/9).
Karena memaksa menggelar pawai di luar pondok, massa yang dipimpin Ustadz Fauzi menyerang. Selain membawa pentungan kayu, massa juga melempari dengan batu. Tak terima dengan perlakuan kelompok Ustadz Fauzi, Habib Ali Al Habsyi menggerakkan massanya untuk melakukan serangan balasan, lalu terjadilah saling lembar batu antara kedua belah pihak.
Aparat kepolisian yang berjaga-jaga, mencoba menghalau bentrok massa tersebut. Namun apa daya, polisipun ikut terluka terkena timpukan batu. "Tak hanya sejumlah orang yang terluka karena insiden ini, sejumlah rumah juga rusak. Bangunan masjid juga terkena sasaran. Kacanya pecah terkena lemparan batu," terangnya di lokasi kejadian.
Sayang, Kiai Syamsul belum berani memastikan berapa jumlah orang yang terluka dalam insiden tersebut. Yang jelas, kata Kiai Syamsul, dari kedua belah pihak mengalami luka-luka. Termasuk dari pihak kepolisian.
"Kami belum bisa mendeteksi berapa jumlah yang terluka. Kami masih melakukan pengecekan di lokasi kejadian," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan yang terjadi di kawasan Puger, Jember pada Rabu sore itu, dipicu oleh penolakan warga atas digelarnya karnaval oleh Pondok Pesantren Darus Sholihin pimpinan Habib Al Habsy. Dengan alasan, warga menolak keras keberadaan Syiah di kampung mereka.
Karena tak mengindahkan peringatan warga yang dipimpin Ustadz Fauzi, terlebih lagi pawai peringatan HUT RI ke 68 itu digelar di luar pondok. Warga menjadi beringas dan menyerang pondok meski hanya berbekal pentungan kayu.
Bentrokan tak bisa dihindari. Aksi saling balas dan saling lempar batu makin memanaskan situasi. Sejumlah orang dari kedua belah pihak terluka. Bahkan dari pihak kepolisian juga terluka.
http://www.merdeka.com/peristiwa/pes...al-hut-ri.html
Quote:
TEMPO.CO, Jember-Suasana di Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur, makin mencekam. Aksi perusakan Pondok Pesantren Darussholihin oleh sekelompok orang pada Rabu siang, 11 September 2013, merembet ke wilayah pantai. Seorang nelayan tewas dibacok oleh segerombolan penyerang pesantren. "Korban bernama Eko Mardi Santoso, 45 tahun. Dia tewas karena luka bacokan," ujar Kepala Kepolisian Sektor Puger, Ajun Komisaris Mahrobi Hasan. Menurut Kepala Polsek, pembacokan Eko terjadi sekitar pukul 15.30 di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger. Sekelompok orang pembacok Eko awalnya datang ke Pesantren Darusolihin dan melakukan tindakan anarkistis. Dengan membawa senjata tajam dan pentungan mereka mengobrak-abrik pondok. Puluhan sepeda motor milik wali murid ikut dibakar. Setelah mengobrak-abrik pondok, puluhan massa berpindah tempat. Mereka menuju TPI Puger. Sampai di lokasi itu mereka bertemu dengan Eko, warga Puger yang juga menjadi penjaga perahu. Sempat terjadi dialog antara massa dan Eko. Dengan lantang Eko mencegah agar jangan merusak perahu. Namun permintaan Eko menyulut kemarahan gerombolan orang yang berkonvoi dengan sepeda motor itu. Mereka pun langsung menyerang hingga akhirnya Eko tewas. Tak cukup sampai di situ, perahu yang dijaga Eko dirusak. ‘’Ada dua perahu yang dibakar,’’ ujar Samsul, seorang saksi mata. Polisi, kata Mahrobi, sedang menyelidiki siapa gerombolan orang yang bertindak brutal itu. "Kami masih menyelidiki dan memburu siapa saja mereka," kata dia.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...-Tewas-Dibacok
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...-Tewas-Dibacok
Syiah jumlahnya sedikit aja dah berani bacok2 begini..
gmana nanti klo banyak.. bisa2 warga Sunni di bantai abis kya di Irak

========================================================
tambahan dr kaskuser :
Quote:
Quote:
Original Posted By tandukrusa.►Ternyata warga NU benar-benar marah kepada Syiah
Habib Muhdhor Alhamid Tanggul : Pesantren Syiah harus dibubarkan, kami tidak rela warga kami dibacok-bacokin seperti itu.
Habib Muhdhor Alhamid Tanggul : Pesantren Syiah harus dibubarkan, kami tidak rela warga kami dibacok-bacokin seperti itu.

Quote:
Original Posted By priapemikir►
NU dari dulu menolak syiah....bisa diliat dari fatwa pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari
Berikut perkataan KH. Hasyim Asy’ari terkait Syi’ah:


NU dari dulu menolak syiah....bisa diliat dari fatwa pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari
Berikut perkataan KH. Hasyim Asy’ari terkait Syi’ah:
Spoiler for :
“Dan diantara mereka ada kaum rofidhoh (syi’ah) yang mencaci-maki Sayyidina Abu Bakar dan Umar ra, dan mereka membenci sahaba-sahabat (nabi) ra dan secara berlebih-lebihan (ghuluw) terhadap Sayyidina Ali dan ahlul bait ra. Sayyid Muhammad berkata dalam syarah al-Qomus (tentang Syi’ah): Dan sebagian mereka (Syi’ah) telah sampai pada kekafiran dan zindiq, semoga Allah melindungi kita dan kaum muslimin darinya”.
Dan Qodhi “Iyadh berkata dalam kitab as-Syafa: dari Abdullah bin Mugaffal ra berkata: “Takutlah kepada Allah akan sahabatku, janganlah kalian menjadikan mereka sebagai sasaran (hujatan). Barang siapa yang mencintai mereka, maka akupun akan mencintainya dengan cintaku, dan barangsiapa yang menyakiti mereka, maka mereka menyakiti aku. Dan barangsiapa menyakiti aku, maka sesungguhnya dia telah menyakiti Allah. Dan barangsiapa menyakiti Allah, maka aku khawatir Dia akan mengazabnya.” (hal 11).
Rasulullah Saw bersabda: “Janganlah kalian mencaci maki sahabatku, karena barangsiapa mencaci mereka, maka baginya laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia, Allah tidak akan menerima darinya ibadah wajib maupun sunnah.” (hal 11).
Dan beliau, Nabi Saw bersabda: “Janganlah kalian mencaci maki sehabatku, sesungguhnya akan datang suatu kaum di akhir zaman yang mencaci maki mereka, maka janganlah kalian menshalati (jenazah) mereka, dan jangan shalat bersama mereka, dan jangan kalian menikah dari mereka, dan jangan duduk bersama mereka, jika mereka sakit janganlah kalian menjenguknya.” (hal 11)
Beliau Saw juga bersabda: “Barangsiapa mencaci maki sahabatku, maka pukullah dia.” (hal11).
Rasulullah Saw telah menyatakan bahwa, mencela dan menyakiti mereka berarti menyakiti beliau Saw dan menyakiti beliau adalah hukumnya haram, beliau bersabda: “Janganlah kalian menyakitiku dengan menyakiti sahabatku, karena sesungguhnya menyakiti mereka adalah menyakitiku.” Dan beliau bersabda, “Janganlah kalian menyakitiku dengan menyakiti Aisyah.” Dan beliau bersabda tentang Fatimah ra: “dia (Fatimah) adalah bagian dari diriku, sehingga akupun merasa sakit apabila merasakan sakit.”
Rasulullah Saw bersabda: “Tanda keimanan adalah mencintai kaum anshor, dan tanda kemunafikan adalah membenci mereka.” (hal 17).
Dan dari Jabir ra secara marfu’: “Mencintai Abu Bakar dan Umar adalah bagian dari iman, dan membenci mereka adalah kekafiran, dan barangsiapa yang mencaci maki sahabat-sahabatku, maka baginya laknat Allah, dan barangsiapa yang menjagaku dengan menjaga (kehormatan) sahabatku, niscaya aku akan menjaganya pada hari kiamat.” (hal 17).
“Maka wajiblah bagi setiap mukallaf untuk mencintai keluarga nabi dan seluruh sahabatnya yang arab maupun non-arab, dan janganlah dia menjadi seperti khawarij yang membenci ahlul bait sehingga tidak bermanfaat bagi mereka kecintaan mereka terhadap sahabat. Dan tidak pula seperti Rofidhoh (syi’ah) yang membenci sebagian sahabat, sehingga tidak berguna bagi mereka kecintaan mereka terhadap ahlul bait…” (hal 17).
“Dan sesungguhnya di periode terakhir masa sahabat, telah terjadi penyimpangan dari kaum Qadariyah, yaitu Ma’bad al-Juhani dan pengikutnya, dan para sahabat telah berlepas diri dari mereka seperti Abdullah bin Umar dan Jabir serta Anas dan yang lainnya ra. Kemudian setelah itu menyusul penyimpangan lainnya sedikit demi sedikit sampai sempuna menjadi 72 golongan sesat dan golongan ke-73 mereka adalah Ahlussunnah Wal Jamaah, dan mereka itulah golongan yang selamat.
Maka apabila ada yang bertanya, apakah golongan-golongan sesat bisa diketahui? Maka jawabannya adalah: sesungguhnya kita mengetahui perpecahan dan induk golongan-golongan tersebut, dan sesungguhnya setiap golongan terpecah menjadi golongan-golongan (yang lain) walaupun kita tidak mengetahui nama dari golongan-golongan tersebut serta madzhabnya”. (hal 24).
“Dan induk (semua) golongan adalah Haruriyah, Qadariyah, Jahmiyah, Murji’ah, Rofidhoh (Syi’ah) dan Jabariyah dan sebagian ulama rahimahumullah mengatakan: induk golongan-golongan sesat adalah keenam golongan tersebut, dan masing-masing terpecah menjadi 12 golongan sehingga menjadi 72 golongan”. (hal 24).
Dan Qodhi “Iyadh berkata dalam kitab as-Syafa: dari Abdullah bin Mugaffal ra berkata: “Takutlah kepada Allah akan sahabatku, janganlah kalian menjadikan mereka sebagai sasaran (hujatan). Barang siapa yang mencintai mereka, maka akupun akan mencintainya dengan cintaku, dan barangsiapa yang menyakiti mereka, maka mereka menyakiti aku. Dan barangsiapa menyakiti aku, maka sesungguhnya dia telah menyakiti Allah. Dan barangsiapa menyakiti Allah, maka aku khawatir Dia akan mengazabnya.” (hal 11).
Rasulullah Saw bersabda: “Janganlah kalian mencaci maki sahabatku, karena barangsiapa mencaci mereka, maka baginya laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia, Allah tidak akan menerima darinya ibadah wajib maupun sunnah.” (hal 11).
Dan beliau, Nabi Saw bersabda: “Janganlah kalian mencaci maki sehabatku, sesungguhnya akan datang suatu kaum di akhir zaman yang mencaci maki mereka, maka janganlah kalian menshalati (jenazah) mereka, dan jangan shalat bersama mereka, dan jangan kalian menikah dari mereka, dan jangan duduk bersama mereka, jika mereka sakit janganlah kalian menjenguknya.” (hal 11)
Beliau Saw juga bersabda: “Barangsiapa mencaci maki sahabatku, maka pukullah dia.” (hal11).
Rasulullah Saw telah menyatakan bahwa, mencela dan menyakiti mereka berarti menyakiti beliau Saw dan menyakiti beliau adalah hukumnya haram, beliau bersabda: “Janganlah kalian menyakitiku dengan menyakiti sahabatku, karena sesungguhnya menyakiti mereka adalah menyakitiku.” Dan beliau bersabda, “Janganlah kalian menyakitiku dengan menyakiti Aisyah.” Dan beliau bersabda tentang Fatimah ra: “dia (Fatimah) adalah bagian dari diriku, sehingga akupun merasa sakit apabila merasakan sakit.”
Rasulullah Saw bersabda: “Tanda keimanan adalah mencintai kaum anshor, dan tanda kemunafikan adalah membenci mereka.” (hal 17).
Dan dari Jabir ra secara marfu’: “Mencintai Abu Bakar dan Umar adalah bagian dari iman, dan membenci mereka adalah kekafiran, dan barangsiapa yang mencaci maki sahabat-sahabatku, maka baginya laknat Allah, dan barangsiapa yang menjagaku dengan menjaga (kehormatan) sahabatku, niscaya aku akan menjaganya pada hari kiamat.” (hal 17).
“Maka wajiblah bagi setiap mukallaf untuk mencintai keluarga nabi dan seluruh sahabatnya yang arab maupun non-arab, dan janganlah dia menjadi seperti khawarij yang membenci ahlul bait sehingga tidak bermanfaat bagi mereka kecintaan mereka terhadap sahabat. Dan tidak pula seperti Rofidhoh (syi’ah) yang membenci sebagian sahabat, sehingga tidak berguna bagi mereka kecintaan mereka terhadap ahlul bait…” (hal 17).
“Dan sesungguhnya di periode terakhir masa sahabat, telah terjadi penyimpangan dari kaum Qadariyah, yaitu Ma’bad al-Juhani dan pengikutnya, dan para sahabat telah berlepas diri dari mereka seperti Abdullah bin Umar dan Jabir serta Anas dan yang lainnya ra. Kemudian setelah itu menyusul penyimpangan lainnya sedikit demi sedikit sampai sempuna menjadi 72 golongan sesat dan golongan ke-73 mereka adalah Ahlussunnah Wal Jamaah, dan mereka itulah golongan yang selamat.
Maka apabila ada yang bertanya, apakah golongan-golongan sesat bisa diketahui? Maka jawabannya adalah: sesungguhnya kita mengetahui perpecahan dan induk golongan-golongan tersebut, dan sesungguhnya setiap golongan terpecah menjadi golongan-golongan (yang lain) walaupun kita tidak mengetahui nama dari golongan-golongan tersebut serta madzhabnya”. (hal 24).
“Dan induk (semua) golongan adalah Haruriyah, Qadariyah, Jahmiyah, Murji’ah, Rofidhoh (Syi’ah) dan Jabariyah dan sebagian ulama rahimahumullah mengatakan: induk golongan-golongan sesat adalah keenam golongan tersebut, dan masing-masing terpecah menjadi 12 golongan sehingga menjadi 72 golongan”. (hal 24).
HANYA BEBERAPA SYIAH BERTAQIYAH MEMBAWA2 NAMA NU UNTUK PEMBENARAN KESESATAN MEREKA
Diubah oleh arestaputra 12-09-2013 21:49
0
22.9K
Kutip
322
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan