Selasa, 20 Agustus 2013 | 10:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta para tukang tanaman di kawasan Senayan untuk tidak menduduki trotoar. Mereka harus mundur dua meter jika tidak mau diusir.

Basuki menjelaskan kalau Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah memerintahkan untuk tidak boleh ada bangunan di atas trotoar dan harus dibongkar semua. "Pilihannya, lo mau diusir abis atau lo mundur dua meter dan enggak boleh ada rumah? Itu saja," tegas Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (20/8/2013).

Dia juga menyayangkan sikap para pedagang tanaman di Senayan yang telah ditoleransi, tetapi justru melunjak. Menurut dia, Jakarta harus tertib hukum dan tertib sosial.

"Mereka tanya, boleh atau enggak berdagang di situ? Boleh, tapi ngelunjak," kata Basuki.

Selain membuat rumah semipermanen di atas trotoar, mereka juga berdagang hingga menghabiskan ruang (space) trotoar sehingga fungsi trotoar untuk pejalan kaki menjadi hilang.

Intinya, kata dia, semua pelanggar perda di Ibu Kota akan ditertibkan secara bertahap. Untuk para pedagang tanaman hias, rencananya akan ditertibkan setelah penertiban PKL di Pasar Tanah Abang rampung.

Namun, dia mengimbau para pedagang tanaman hias untuk "mundur" sebelum ditertibkan. Selain tidak boleh mengotori jalan raya dan trotoar, menurut Basuki, Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin juga harus dapat menegakkan perda yang ada terkait sanksi yang akan dikenakan apabila ada yang membuang sampah sembarangan.

"Intinya harus menurut perintah Gubernur. Bos kan, cek kerja bawahan semuanya," kata Basuki

Kamis, 15 Agustus 2013 14:40:01
Pedagang tanaman hias di Senayan pasrah jika digusur Ahok

Pemprov DKI sedang giat menertibkan para pedagang kaki lima (PKL) yang dianggap melanggar perda. Tidak hanya pedagang di pasar-pasar, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan akan menertibkan pedagang tanaman di trotoar jalan.

Mendengar hal ini, timbul beragam respons dari para pedagang. Achmad, salah seorang pedagang tanaman di trotoar kawasan Senayan, tepatnya di depan pintu 1 Jakarta Convention Centre (JCC), Kamis (15/8), mengaku belum mendengar kabar ini.

Achmad menyatakan pasrah saja jika memang nantinya akan ditertibkan. "Belum tau sih, belum dengar. Kalau dipindahin setuju, kalo diberantas doang enggak setuju. Soalnya kan ini dulu program Ali Sadikin, makanya di sini beda kan dibikin kayak ruko-ruko gitu, ada batasannya. Tapi ini kan punya pemerintah, ya kalo dia mau pindahin ya udah," ujarnya.

Adi, pedagang lainnya, menambahkan bahwa jika terjadi penertiban pasti akan ada pedagang yang meminta kompensasi atau ganti rugi dari pemerintah. "Pasti ada yang minta embel-embel, kompensasi, kan omzet pasti berubah," katanya.

Turun temurun sejak tahun 80-an

Para pedagang mengaku, sebenarnya mereka tidak keberatan apabila dipindahkan. Selama ini, memang sudah banyak komplain dari warga setempat karena area pejalan kaki di trotoar menjadi semakin sempit akibat penjualan tanaman. Namun, mengingat mereka sudah berjualan secara turun-temurun sejak tahun 1980-an, melanjutkan usaha keluarga, hal inilah yang membuat mereka sulit untuk pindah.

Mansyur, seorang pedagang tanaman hias lainnya menjelaskan, di sekitar kawasan Senayan terdapat ratusan pedagang. "Saya sendiri melanjutkan usaha kakak dari tahun 2002. Di sini ada sekitar 300 pedagang. Dari Jalan Gerbang Pemuda sampai Jalan Asia-Afrika. Belum termasuk yang bantu-bantu angkut, sopir juga, semua mata pencahariannya di sini," katanya.

Selain itu, lokasi Senayan yang strategis juga menawarkan banyak keunggulan lainnya bagi para pedagang. "Ini kan ring 1, keliatan, presiden lewat, menteri lewat. Di sini tukang tanaman udah diakuin, masuk peta jadi tempat pariwisata kalo enggak salah. Banyak langganan pasti nyarinya ke sini. Suasananya juga enak, air tanah lancar. Disini air bisa buat minum, masak," tambahnya.

Dalam sehari, normalnya, Mansyur bisa mendapatkan omzet sebesar Rp 300.000-Rp 500.000. Jika dipindah, di khawatir pendapatannya berkurang. "Namanya tempat baru kan pasti sepi. Ya kalo kejadian (dipindah) maunya yang kayak gini lagi dapetnya, lokasinya strategis banget. Maunya yang banyak orang lewatin. Orang taunya dari tahun 80an tukang tanaman itu adanya di Taman Ria, di sini," ucapnya.

Di luar itu, Mansyur tetap mendukung langkah pemprov DKI dalam upaya merapikan Jakarta. Jika nantinya memang akan ditertibkan, dia hanya berharap para pedagang diberikan tempat yang layak.

"Kalo dikasih tempat yang layak oke aja. Kita kan enggak bisa nolak. Cuma dengan catatan ada sosialisasinya dulu, musti tahu dulu tempat yang bakal ditempatin gimana. Nerima enggak nerima deh. Saya dukung 100 persen kalo emang ini (trotoar) dimanfaatin buat fasilitas umum," tandasnya.

Original Posted By MilanUltras►

Ahok kan kagak ngelarang Gan, kalo mau komen baca dulu donk nyang kumplit dibolehin jualan tapi mundur 2 meter, karena mereka udah makan space trotoar sampe abis. Tujuan Ahok & Jokowi cuma mau ngembaliin fungsi jalan & troroar ke fungsi sebenarnya.
Kalo disuruh mundur 2 meter aje susah baru diambil tindakan seperti pengusiran.

Beidewei, ana heran ini nyang pade komen negatif sama setiap kebijakan Jokowi Ahok, orang DKI bukan ya? Tau kondisi lapangan apa kagak ya nih orang orang oon pade??? Kalo ente orang DKI pasti ente pade liat kondisi di lapangan, dan paham kenape kebijakan itu dibuat sama Jokowi Ahok.

Kalo kagak diberesin sekarang, tujuh turunan lagi juga Jakarta kagak rapi2. Ape ente kagak malu sebagai orang Jakarta (ntu kalo ente orang Jakarta ye) liat kota ente acak kadut????

Original Posted By holyrabbit►

banyak orang tolol berteriak orang tolol tapi ga sadar dirinya tolol.


membedakan gusur sama suruh mundur aja susah.
gusur : rata sama tanah
mundur : tadinya ada di depan jadi kebelakang dikit.

masi susah lo utk bedain? yg mana yg digusur?
ahok ngmg : mundur 2 meter / digusur
pedagang : setuju mundur 2 meter

ya uda kelar ga ada yg digusur..otak jgn ditaro di selangkangan aje woi, emang yg pake itu trotoar cuma pedangang yg jumlahnya 300 itu doank? yg bakal pake pejalan kaki yg jumlahnya berpuluk2 kali lipet dari pedagang..

bedain kata aja masi susah, sok komen+maen internet lo.
sekolah dulu yang bener jgn kebanyakan cabut maen PeBe ampas di warnet!

Original Posted By Setan.Tikus►

Tolol



Lebih tolol, itu dikasih pilihan sama ahok mau tetap jualan ato rumah semi permanen punya tuh pedagang ga ada. Gw tau takaran otak ente, kalo ahok gusur itu pkl nanti ente bakal ngomong kalo ahok itu ga peduli rakyat kecil. Takaran otak sedikit ditambah, emang menyediakan tempat untuk relokasi gampang? Gimana kalo setelah digusur tuh pkl ga mau nempatin tempat baru dengan alasan sepi pengunjung? Ente ga pernah berkaca sama kasus pkl yang digusur sudah disediakan tempat relokasi tp tetep kekeh jualan ditempat itu dengan alasan tempat yang baru sepi dan jauh? Trus itu tempat yang baru ga dipake kan jadinya mubazir ente ga kepikiran kesitu? Nanti tempat yang baru ga ke urus gara" ga ada yang mau pindah ente nyalahin ahok karna buang" anggaran untuk tempat relokasi yang tidak digunakan sama sekali? Ini udah pilihan bagus, memang mereka punya izin untuk bikin rumah semi permanen? Untuk jualan mungkin mereka dapat izin.