- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Apakah Ustad Solmed Berbohong ..?? Ini Jawaban BMI Hongkong


TS
leroy22
Apakah Ustad Solmed Berbohong ..?? Ini Jawaban BMI Hongkong
Kita dengar beberapa waktu yang lalu tentang kasus ustad solmed di mana dirinya menyatakan tidak meminta fasilitas berlebihan untuk dak wah ke hongkong, di sini pernyataanya.
Akan tetapi hal berbeda, ternyata di kemukakan oleh BMI Hongkong yang dalam hal ini sebagai panitia penyelanggara kegiatan tersebut, beberapa bantahan di kemukakan di sini oleh para panitia , " kami hanya TKI yang berusaha mengumpulkan sedolar demi dolar"
Miris juga ane dengernya gan
Menurut agan- agan Kelewatan gak sih Ustad Solmed..???
Komentar Menarik :
sumber : kompasiana ini LINK
Selasa, 13 Agustus 2013 lalu, saat saya tengah berkunjung ke rumah salah seorang sahabat di daerah Gandaria, Teve di rumah sahabat tersebut sedang menanyangkan sebuah berita yang menarik perhatian saya. Seorang ustadz muda yang wajahnya sudah sering nongol di Teve (katanya - karena saya sendiri belum pernah menyaksikan ceramahnya di Teve) seperti sedang mengklarifikasi sesuatu. Saya yang tak pernah tertarik dengan gosip-gosip artis ataupun Ustadz-Ustadz muda jaman kini, tiba-tiba merasa tertarik untuk menyimak. Semua karena berhubungan dengan Hong Kong.
Saya langsung mencari tahu, bagaimana kronologinya. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi.
Berita yang saya dapat dari sisi organisasi Hong Kong, Thariqul Jannah, yang berencana mengundang Ustadz Solmed untuk mengisi pengajian di Sheung Wan – Hong Kong, pada 15 September nanti, akhirnya memutuskan untuk membatalkan undangannya. Itu mereka lakukan karena Ustadz Solmed memiliki banyak permintaan. Dari minta penginapan yang mewah, tiket PP Jakarta – Hong Kong untuk empat orang, sampai meminta bagian dari uang penjualan tiket dan infak.
Sementara yang saya tangkap dari pemberitaan dan keterangan Ustadz di televisi, sangat bertentangan dengan pihak organisasi Hong Kong. Ustadz Solmed merasa telah melakukan yang benar karena menolak untuk mengisi dakwah di Hong Kong jika para pelaksana pengajiannya tetap mematok tarif untuk setiap peserta yang datang. Sementara pelaksana di Hong Kong menuduh Ustad Solmed telah menyalahi janji untuk datang ke Hong Kong.
Dalam pernyataannya kemarin juga, Ustadz Solmed berkata, bahwa beliau melakukan pembatalan itu karena tidak mau dakwahnya dimanfaatkan sebagai ajang bisnis oleh organisasi yang mengundangnya. Sebagai warga yang pernah tinggal dan berorganisasi di Hong Kong, maka saya jmerasa tersentil, dan tergelitik untuk ikut menanggapi perkataan beliau ini.
Ustadz Solmed SALAH BESAR jika mengatakan penarikan biaya yang berkisar antara HKD $ 20 – HKD $ 100 ini, adalah bisnis. Saya tahu betul pemanfaatan uang yang terkumpul dari hasil penjualan tiket pengajian tersebut. Tak sepeserpun uang-uang tersebut masuk ke dalam kantong para BMI yang mengadakan kegiatan. Mereka melakukan itu, karena untuk mengadakan pengajian besar dengan mendatangkan Ustadz dari luar negeri tentulah membutuhkan biaya yang sangat besar.
Untuk biaya gedung saja terkadang bisa mecapai, HKD $ 25.000 (tergantung gedung mana). Tiket Pulang-Pergi Ustadz sendiri bisa mencapai HKD $ 5.000. Untuk biaya makan dan tinggal di selama di Hong Kong. Belum lagi jika si Ustadz ingin mengunjungi tempat-tempat tertentu Seperti Salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia, Patung Buddha, Patung Lilin dan lain-lain. Besarnya biaya bisa melebihi HKD $ 50.000 (Setara Rp 60.000.000-an). Biaya sebegitu besar, bisa didapat dari mana jika tidak diangkat secara gotong royong dengan para jamaah yang hadir? Sedangkan uang dari sponsor, seperti yang diungkapkan Ustadz Solmed sebagai dana transportasi kemarin, tidaklah mungkin akan mampu menutupi semua biaya itu. Paling besar dana yang didapat dari sponsor tidak melebihi HKD $ 10.000! Itupun sudah gabungan dari puluhan sponsor.
Jika pada pengajian tersebut menyisakan dana setelah pemotongan pembiayaan semua administrasi, uang tetap tidak akan pernah menjadi bagian para penyelenggara.
Para Muslimah di Hong Kong yang notabenenya adalah Pekerja Rumah Tangga, juga sangat faham hak dan kewajiban. Mereka tidak buta ilmu pengetahuan tentang agama. Sebagian dari organisasi di Hong Kong memiliki Yayasan di Indonesia. Entah itu Yayasan Yatim Piatu, Badan Zakat, atau pemberdayaan Ummat. Dan bagi yang belum memiliki yayasan sendiri, mereka menjadi donator tetap beberapa Yayasan sekaligus setiap bulannya.
Sebagai salah satu anggota Organisasi Majelis Muslimah Meifoo Hong Kong, dan juga Forum Lingkar Pena Hong Kong, saya dan ratusan anggota lainnya sudah tahu harus dikemanakan uang-uang tersebut. Tidak lain untuk menyumbang sebagian masyarakat kita di Indonesia. Ini adalah cara efektif untuk menggalang dana guna membantu saudara-saudara kita di tanah air.
JADI SALAH BESAR JIKA PUNYAI PIKIRAN BAHWA PENGAJIAN DI HONG KONG ADALAH LADANG BISNIS PARA MUSLIM/MUSLIMAH DI SANA!
Ida Raihan
Kramat Jati, Kamis, 15 Agustus 2013 (Dzuhur Time, 11:58)

Akan tetapi hal berbeda, ternyata di kemukakan oleh BMI Hongkong yang dalam hal ini sebagai panitia penyelanggara kegiatan tersebut, beberapa bantahan di kemukakan di sini oleh para panitia , " kami hanya TKI yang berusaha mengumpulkan sedolar demi dolar"

Miris juga ane dengernya gan

Menurut agan- agan Kelewatan gak sih Ustad Solmed..???
Komentar Menarik :
Quote:
Original Posted By badgirlxx►Maaf nih ya gan. Bukannya menjelekkan yg bersangkutan. Tp di smp ane dulu sempet ngundang ustad solmed. Tp gajadi soalnya budget pas2an dan itu kan hasil sumbangan sukarela siswa. Eh managernya sms gini ke panitia. "Kalo gapunya duit mah undang ustad RT aja bu" aduh jadi kasian sama siswa2 yg udh seneng mau ngundang ustad selebritis 

Quote:
Original Posted By scarymaze►ane pernah pnya pengalaman yg serupa. komp ane brencana mndtgkan slah satu ustad terkenal. g ush ane sbut namanya agan pasti tau. komp ane udh siapin smua. dari tenda,transport,mknan, dll. harga ksepaktan awal 6jt. tp pda hari H beliau g dtg. managernya blg ada urusan lain dkarenakan byarannya kurang 
pdhal udh bkin spanduk yg ada dia dan smua warga udh kmpul krn antusias tp apa daya uangnya tdak bisa lebih.
mohon page one.

pdhal udh bkin spanduk yg ada dia dan smua warga udh kmpul krn antusias tp apa daya uangnya tdak bisa lebih.
mohon page one.
Quote:
Original Posted By yarara►Itu mah ustadz komersil gan, sekolah ane aja gak jadi ngundang doi gara2 minta bayarannya selangit yg gak sesuai budget ceramah sekolah. Mulai dari situ ane jadi kurang simpatik lagi sama ustadz yg satu itu hehe
Quote:
Original Posted By aboeds►GAN TARO DI PAGE ONE
Nie yaa gan, setau ane yang sering manggil manggil ustadz buat ceramah, semua ustadz itu benar gan, dia nggk pernah meminta harga tinggi buat bayaran ceramah, misal agan punya duid 3.000.000 agan udah bisa manggil mereka, tapi inget, jangan manggil lewat management mereka, agan alo bisa datang langsung ke ustadz yang mau agan panggil, soalnya yang gila itu bukan ustadznya tapi managementnya gan.

Nie yaa gan, setau ane yang sering manggil manggil ustadz buat ceramah, semua ustadz itu benar gan, dia nggk pernah meminta harga tinggi buat bayaran ceramah, misal agan punya duid 3.000.000 agan udah bisa manggil mereka, tapi inget, jangan manggil lewat management mereka, agan alo bisa datang langsung ke ustadz yang mau agan panggil, soalnya yang gila itu bukan ustadznya tapi managementnya gan.

Quote:
Original Posted By petergod►menurut ane gausah di publish juga kali yaa BMI Hongkong.. meskipun kalo emang dia begituu, biarin.. itu urusan dia sama Allah SWT. dia kan seorang ustadz... dia pasti ngerti lahh.. 
aib ituu

aib ituu

Quote:
sumber : kompasiana ini LINK
Selasa, 13 Agustus 2013 lalu, saat saya tengah berkunjung ke rumah salah seorang sahabat di daerah Gandaria, Teve di rumah sahabat tersebut sedang menanyangkan sebuah berita yang menarik perhatian saya. Seorang ustadz muda yang wajahnya sudah sering nongol di Teve (katanya - karena saya sendiri belum pernah menyaksikan ceramahnya di Teve) seperti sedang mengklarifikasi sesuatu. Saya yang tak pernah tertarik dengan gosip-gosip artis ataupun Ustadz-Ustadz muda jaman kini, tiba-tiba merasa tertarik untuk menyimak. Semua karena berhubungan dengan Hong Kong.
Saya langsung mencari tahu, bagaimana kronologinya. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi.
Berita yang saya dapat dari sisi organisasi Hong Kong, Thariqul Jannah, yang berencana mengundang Ustadz Solmed untuk mengisi pengajian di Sheung Wan – Hong Kong, pada 15 September nanti, akhirnya memutuskan untuk membatalkan undangannya. Itu mereka lakukan karena Ustadz Solmed memiliki banyak permintaan. Dari minta penginapan yang mewah, tiket PP Jakarta – Hong Kong untuk empat orang, sampai meminta bagian dari uang penjualan tiket dan infak.
Sementara yang saya tangkap dari pemberitaan dan keterangan Ustadz di televisi, sangat bertentangan dengan pihak organisasi Hong Kong. Ustadz Solmed merasa telah melakukan yang benar karena menolak untuk mengisi dakwah di Hong Kong jika para pelaksana pengajiannya tetap mematok tarif untuk setiap peserta yang datang. Sementara pelaksana di Hong Kong menuduh Ustad Solmed telah menyalahi janji untuk datang ke Hong Kong.
Dalam pernyataannya kemarin juga, Ustadz Solmed berkata, bahwa beliau melakukan pembatalan itu karena tidak mau dakwahnya dimanfaatkan sebagai ajang bisnis oleh organisasi yang mengundangnya. Sebagai warga yang pernah tinggal dan berorganisasi di Hong Kong, maka saya jmerasa tersentil, dan tergelitik untuk ikut menanggapi perkataan beliau ini.
Ustadz Solmed SALAH BESAR jika mengatakan penarikan biaya yang berkisar antara HKD $ 20 – HKD $ 100 ini, adalah bisnis. Saya tahu betul pemanfaatan uang yang terkumpul dari hasil penjualan tiket pengajian tersebut. Tak sepeserpun uang-uang tersebut masuk ke dalam kantong para BMI yang mengadakan kegiatan. Mereka melakukan itu, karena untuk mengadakan pengajian besar dengan mendatangkan Ustadz dari luar negeri tentulah membutuhkan biaya yang sangat besar.
Untuk biaya gedung saja terkadang bisa mecapai, HKD $ 25.000 (tergantung gedung mana). Tiket Pulang-Pergi Ustadz sendiri bisa mencapai HKD $ 5.000. Untuk biaya makan dan tinggal di selama di Hong Kong. Belum lagi jika si Ustadz ingin mengunjungi tempat-tempat tertentu Seperti Salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia, Patung Buddha, Patung Lilin dan lain-lain. Besarnya biaya bisa melebihi HKD $ 50.000 (Setara Rp 60.000.000-an). Biaya sebegitu besar, bisa didapat dari mana jika tidak diangkat secara gotong royong dengan para jamaah yang hadir? Sedangkan uang dari sponsor, seperti yang diungkapkan Ustadz Solmed sebagai dana transportasi kemarin, tidaklah mungkin akan mampu menutupi semua biaya itu. Paling besar dana yang didapat dari sponsor tidak melebihi HKD $ 10.000! Itupun sudah gabungan dari puluhan sponsor.
Jika pada pengajian tersebut menyisakan dana setelah pemotongan pembiayaan semua administrasi, uang tetap tidak akan pernah menjadi bagian para penyelenggara.
Para Muslimah di Hong Kong yang notabenenya adalah Pekerja Rumah Tangga, juga sangat faham hak dan kewajiban. Mereka tidak buta ilmu pengetahuan tentang agama. Sebagian dari organisasi di Hong Kong memiliki Yayasan di Indonesia. Entah itu Yayasan Yatim Piatu, Badan Zakat, atau pemberdayaan Ummat. Dan bagi yang belum memiliki yayasan sendiri, mereka menjadi donator tetap beberapa Yayasan sekaligus setiap bulannya.
Sebagai salah satu anggota Organisasi Majelis Muslimah Meifoo Hong Kong, dan juga Forum Lingkar Pena Hong Kong, saya dan ratusan anggota lainnya sudah tahu harus dikemanakan uang-uang tersebut. Tidak lain untuk menyumbang sebagian masyarakat kita di Indonesia. Ini adalah cara efektif untuk menggalang dana guna membantu saudara-saudara kita di tanah air.
JADI SALAH BESAR JIKA PUNYAI PIKIRAN BAHWA PENGAJIAN DI HONG KONG ADALAH LADANG BISNIS PARA MUSLIM/MUSLIMAH DI SANA!
Ida Raihan
Kramat Jati, Kamis, 15 Agustus 2013 (Dzuhur Time, 11:58)
Diubah oleh leroy22 20-08-2013 00:17
0
65.7K
Kutip
737
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan