- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tak Ada Gelar “Haji” di Saudi


TS
obetajah
Tak Ada Gelar “Haji” di Saudi
JANGAN LUPA 



KALO BERMANFAAT
SILAHKAN YANG DAH ISO SILAHKAN KIRIM KE KULKAS ANE
DAN UNTUK KASKUSER YANG BAIK PASTI SELALU MENINGGALKAN JEJAK DAN JUGA KOMENG YANG BERMUTU.
UNTUK SEMUA YANG UDAH MAMPIR TS UCAPIN TERIMA KASIH.
Gelar HAJI identik dengan orang yg telah menunaikan Rukun Islam yang kelima. Hati-hati Gan ,bisa2 jatuhnya malah jadi "RIYA'
tanpa banyak CINGCONG,mending langsung aja
TAK ADA GELAR HAJI
Komeng HAJI yang Ganteng





SILAHKAN YANG DAH ISO SILAHKAN KIRIM KE KULKAS ANE

DAN UNTUK KASKUSER YANG BAIK PASTI SELALU MENINGGALKAN JEJAK DAN JUGA KOMENG YANG BERMUTU.
UNTUK SEMUA YANG UDAH MAMPIR TS UCAPIN TERIMA KASIH.
Spoiler for NO REPOST:
Gelar HAJI identik dengan orang yg telah menunaikan Rukun Islam yang kelima. Hati-hati Gan ,bisa2 jatuhnya malah jadi "RIYA'
tanpa banyak CINGCONG,mending langsung aja

Spoiler for CEKIBROTZ:
Ramai-ramai soal sinetron TV di Indonesia yang membawa-bawa gelar Haji dengan kelakuan manusianya yang kurang baik, saya jadi pengin urun cerita masalah gelar Haji di negeri dimana ibadah haji dilaksanakan, yaitu Saudi Arabia.

Sepengetahuan saya yang tinggal satu setengah tahun di Saudi, tidak ada orang sini yang memakai gelar atau titel Haji.
Lain halnya dengan para TKI yang masih terbawa budaya Indonesia untuk selalu mengenakan gelar Haji jika sudah menunaikan rukun kelima ini, bahkan saking terbiasanya pakai gelar ini, kalau ketemu antar TKI yang sudah kenal atau belum agar terlihat akrab memanggilnya pakai kata “Ji” maksudnya mas haji atau pak haji,padahal yang dipanggil belum tentu sudah berhaji.
Kalau merujuk pada Fatwa Syaikh Shalih As Suhaimi, ketika menjawab pertanyaan:
Para Haji ditempat kami, apabila seorang dari mereka telah kembali (ke daerahnya) tidak rela dipanggil “Wahai Fulan”, namun harus ditambah “Haji Fulan”? Beliau menjawab: “Ini perkara yang berbahaya sekali, sebagiannya menggantungkan tanda di rumahnya, biar dipanggil “Haji Fulan”, dan meletakkan bingkai yang besar, kemudian digantungkan di rumahnya, atau disetiap sisi di ruang tamu.
Tidak diragukan, perbuatan seperti ini tidak boleh, dan dikhawatirkan akan menyeretnya pada perbuatan riya”
Dalam sejarah tidak satupun sahabat Nabi yang memakai gelar Haji, seperti Haji Abu Bakar, Haji Umar, Haji Ustman, Haji Ali, termasuk juga para Imam Madzab, seperti Haji Hambali, Haji Imam Syafi atau Haji Imam Ahmad, serta pada diri Nabi Shollallahualaihi Wassallam pun tidak memakai gelar Haji Muhammad. Jika gelar ini baik tentu Nabi menggelari diri beliau dengan Haji Muhammad atau menggelari sahabat-sahabat dengan “Haji”. Namun tak ada satupun yang diberi gelar, ini menunjukkan gelar ini tidak dibutuhkan dan tidak sepantasnya disematkan pada seseorang.
Kembali ke masalah gelar haji yang diributkan dalam tayangan sinetron televisi, mungkin lebih tepat jika yang perlu diperbaiki isi tayangan agar lebih mendidik, tidak terlalu lebay menggambarkan tokoh dalam cerita tersebut. Intinya tontonan yang penuh tuntunan, edukatif bukan berisi amarah dan cemooh yang sarkastik



Sepengetahuan saya yang tinggal satu setengah tahun di Saudi, tidak ada orang sini yang memakai gelar atau titel Haji.
Lain halnya dengan para TKI yang masih terbawa budaya Indonesia untuk selalu mengenakan gelar Haji jika sudah menunaikan rukun kelima ini, bahkan saking terbiasanya pakai gelar ini, kalau ketemu antar TKI yang sudah kenal atau belum agar terlihat akrab memanggilnya pakai kata “Ji” maksudnya mas haji atau pak haji,padahal yang dipanggil belum tentu sudah berhaji.
Kalau merujuk pada Fatwa Syaikh Shalih As Suhaimi, ketika menjawab pertanyaan:
Para Haji ditempat kami, apabila seorang dari mereka telah kembali (ke daerahnya) tidak rela dipanggil “Wahai Fulan”, namun harus ditambah “Haji Fulan”? Beliau menjawab: “Ini perkara yang berbahaya sekali, sebagiannya menggantungkan tanda di rumahnya, biar dipanggil “Haji Fulan”, dan meletakkan bingkai yang besar, kemudian digantungkan di rumahnya, atau disetiap sisi di ruang tamu.
Tidak diragukan, perbuatan seperti ini tidak boleh, dan dikhawatirkan akan menyeretnya pada perbuatan riya”
Dalam sejarah tidak satupun sahabat Nabi yang memakai gelar Haji, seperti Haji Abu Bakar, Haji Umar, Haji Ustman, Haji Ali, termasuk juga para Imam Madzab, seperti Haji Hambali, Haji Imam Syafi atau Haji Imam Ahmad, serta pada diri Nabi Shollallahualaihi Wassallam pun tidak memakai gelar Haji Muhammad. Jika gelar ini baik tentu Nabi menggelari diri beliau dengan Haji Muhammad atau menggelari sahabat-sahabat dengan “Haji”. Namun tak ada satupun yang diberi gelar, ini menunjukkan gelar ini tidak dibutuhkan dan tidak sepantasnya disematkan pada seseorang.
Kembali ke masalah gelar haji yang diributkan dalam tayangan sinetron televisi, mungkin lebih tepat jika yang perlu diperbaiki isi tayangan agar lebih mendidik, tidak terlalu lebay menggambarkan tokoh dalam cerita tersebut. Intinya tontonan yang penuh tuntunan, edukatif bukan berisi amarah dan cemooh yang sarkastik
Spoiler for KOMENG NAIK HAJI:
Quote:
TAK ADA GELAR HAJI
Spoiler for Haji yg BAIK HATI:

Komeng HAJI yang Ganteng
Spoiler for Komeng HAJI yang Ganteng:
Quote:
Original Posted By Abel Pataya►

ane malah sempet debat gan, ngapain pake gelar haji segala, mirip kata ente lah, para nabi dan sahabat juga ga pake gelar haji. Riya full itu mah. nanti kalo ane pergi haji ga mao pake gelar haji lah, lagian nama ane kurang pantes pake gelar haji,..... biar Allah yang menilai semuanya.



Quote:
Original Posted By Kaizinx►mo riya atw ngga.. itu tergantung pribadi masing2... yang merasa dirinya "haji si fulan" ga usah terlalu dibesar2kan titelnya.. mana tau hajinya mabrur apa ngga... orang2 yang melihat/masyarakat jg jangan berprasangka buruk... truslah berprasangka baek... ente pasti ngerti... kcuali ababil..
yang namanya indonesia itu jauh dari arab.. ya tentu tidak semua masyarakatnya bisa menunaikan rukun islam yang ke-5 gan....makanya budaya kita yang kental dengan sifat saling menghormati sangat menghargai orang2 yang mampu pergi haji....
kalo bagi orang arab seh mugkin itu biasa2 aja gan....tapi kalo orang kita kan itu tergantung kemampuan masing2
coba aja agan tanya ama ortu/org2 yang ga pernah naek haji... "pengen ga pergi haji?"
kalo dia menjawab.. tanya aja kenapa alasannya...(ehem)
gw jg kalo gw punya duit n' mampu... gw pengen banget nganter ortu gw pergi haji gan... masalahnya gw masih tahap "belajar"... cari makan sehari aja susah...apalagi pengen mberangkatkan ortu pergi haji...
kalo masalah masyarakat mau menilai sebuah titel "haji" itu adalah salah satu bentuk yang menyeret kepada "RIYA"... itu tergantung terhadap persepsi masayarakat gan...latar belakang pendidikan sangat berpengaruh pada tingkat pemahamannya terhadap sesuatu.. yaitu sikap dan tindakan seseorang....\\\ kalo mo contohnya: baca ulang post ini dari atas...
jadi kesimpulannya...
manusia hanya bisa berharap, tuhan jg yang menentukan...
manusia hanya bisa berprasangka, tuhan jg yang maha tahu...
manusia hanya bisa men'judge'... namun tuhanlah yang maha adil....
kalo ente berkenan... taro pejwan....

yang namanya indonesia itu jauh dari arab.. ya tentu tidak semua masyarakatnya bisa menunaikan rukun islam yang ke-5 gan....makanya budaya kita yang kental dengan sifat saling menghormati sangat menghargai orang2 yang mampu pergi haji....
kalo bagi orang arab seh mugkin itu biasa2 aja gan....tapi kalo orang kita kan itu tergantung kemampuan masing2
coba aja agan tanya ama ortu/org2 yang ga pernah naek haji... "pengen ga pergi haji?"
kalo dia menjawab.. tanya aja kenapa alasannya...(ehem)
gw jg kalo gw punya duit n' mampu... gw pengen banget nganter ortu gw pergi haji gan... masalahnya gw masih tahap "belajar"... cari makan sehari aja susah...apalagi pengen mberangkatkan ortu pergi haji...
kalo masalah masyarakat mau menilai sebuah titel "haji" itu adalah salah satu bentuk yang menyeret kepada "RIYA"... itu tergantung terhadap persepsi masayarakat gan...latar belakang pendidikan sangat berpengaruh pada tingkat pemahamannya terhadap sesuatu.. yaitu sikap dan tindakan seseorang....\\\ kalo mo contohnya: baca ulang post ini dari atas...
jadi kesimpulannya...
manusia hanya bisa berharap, tuhan jg yang menentukan...
manusia hanya bisa berprasangka, tuhan jg yang maha tahu...
manusia hanya bisa men'judge'... namun tuhanlah yang maha adil....
kalo ente berkenan... taro pejwan....

Quote:
Original Posted By rvermad►
Alasannya supaya bisa dikelompokan gan, waktu itu orang yg mampu naek haji udah pasti orang terpandang & kaya. Jadi gampang tandainnya.
Waktu jaman itu kan ke Tanah Suci cuma bisa pake kapal, sebelum di pulangin ke kampung masing2 mereka dikumpulin di salah satu pulau seribu terus dikasih gelar Haji (namanya lupa). Ga cuma orang Indonesia aja sih, Malaysia juga. Itu kenapa cuma di 2 negara ini kalau udah pakai gelar haji, status di masyarakan berasa lebih terhormat.
yaaa ....
Alasannya supaya bisa dikelompokan gan, waktu itu orang yg mampu naek haji udah pasti orang terpandang & kaya. Jadi gampang tandainnya.
Waktu jaman itu kan ke Tanah Suci cuma bisa pake kapal, sebelum di pulangin ke kampung masing2 mereka dikumpulin di salah satu pulau seribu terus dikasih gelar Haji (namanya lupa). Ga cuma orang Indonesia aja sih, Malaysia juga. Itu kenapa cuma di 2 negara ini kalau udah pakai gelar haji, status di masyarakan berasa lebih terhormat.

Quote:
Original Posted By Mr.Kira031►mampir di marih dong! sapa tau ketemu alasannya kenapa di Indonesia ada gelar haji di marih gan!!
Quote:
Original Posted By malink.ID►lagian ane jg gk setuju kalo haji itu pake embel2 gelar...emangnya gelar kek pendidikan.....haji itu urusan ibadah ke Allah SWT makanya jgn heran kalo banyak haji yg gk mabrur alias gk diterima pahala ibadah hajinya karena hal2 seperti ini 

Quote:
Original Posted By wannita►
di luar jg ada gan yang manggilnya haji,karena dia berjenggot.
padahal dia sendiri belum pernah naik haji.
kompasiana juga
di luar jg ada gan yang manggilnya haji,karena dia berjenggot.
padahal dia sendiri belum pernah naik haji.
kompasiana juga
Quote:
Original Posted By zhinako►memang sekarang tuh kebanyakan orang mendambakan gelarnya hanya demi mendapatkan perhatian dari orang disekitarnya gan 

Quote:
Original Posted By alamsiiip►haji itu bukan dilihat dari gelarnye gan tapi tingkah prilakunya ..
setelah pulang dari masjidil haram....
apa lebih baik dari sebelumnya apa kaga..
nah disitulah yg dikatakan Hajinya berhasil..
bukan malah sombong dngn mengatakan " GW BARU PULANG HAJI PANGGIL GW harus ada GELAR H. nye dah" itu namanye takabur,,
emak ane aja yg belom pernah pegi H. dipanggil bu Haji.. * itu merupakan do'a * amiiinn *
padahal emak ane ga minta dipanggil H. dan udah pernah bilang blom pernah kesana.. tetep aja pada manggil begitu..
nah kan bukan karena kita pernah pergi kesono..
tapi akhlak kita kepada masyarakat dan yg MAHA PENCIPTA ALLAH SWT..
setelah pulang dari masjidil haram....
apa lebih baik dari sebelumnya apa kaga..
nah disitulah yg dikatakan Hajinya berhasil..
bukan malah sombong dngn mengatakan " GW BARU PULANG HAJI PANGGIL GW harus ada GELAR H. nye dah" itu namanye takabur,,
emak ane aja yg belom pernah pegi H. dipanggil bu Haji.. * itu merupakan do'a * amiiinn *
padahal emak ane ga minta dipanggil H. dan udah pernah bilang blom pernah kesana.. tetep aja pada manggil begitu..
nah kan bukan karena kita pernah pergi kesono..
tapi akhlak kita kepada masyarakat dan yg MAHA PENCIPTA ALLAH SWT..
Quote:
Original Posted By nararei►kalo gelar itu bisa bikin orangnya inget n tau diri dah diberi rejeki bisa menunaiikan haji n bisa jaga diri n kepribadiannya sih bagus... tapi mayoritas yg ada sekarang khan sebaliknya..
dtambah dengan banyaknya sinetron2 ***** (maap emosi jd disensor) yg bawa2 religi tapi gak jelas n banyak sesatnya itu makin ngaco lah gelar ini di masyarakat (mengingat tingkat pendidikan di negeri kita beragam jd efeknya macem2)
anyway ane sendiri sih pengeeen banget bisa ke tanah suci..mohon doanya (aamiin). tapi seandainya bisa berhaji nanti ane pengen gak perlu digelarin jg krn emang gak penting @@... masa iya nama kita dipakein gelar US.fulan (US=Udah Shalat) dll.
dtambah dengan banyaknya sinetron2 ***** (maap emosi jd disensor) yg bawa2 religi tapi gak jelas n banyak sesatnya itu makin ngaco lah gelar ini di masyarakat (mengingat tingkat pendidikan di negeri kita beragam jd efeknya macem2)
anyway ane sendiri sih pengeeen banget bisa ke tanah suci..mohon doanya (aamiin). tapi seandainya bisa berhaji nanti ane pengen gak perlu digelarin jg krn emang gak penting @@... masa iya nama kita dipakein gelar US.fulan (US=Udah Shalat) dll.
Diubah oleh obetajah 26-04-2013 17:31
0
8.2K
Kutip
84
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan