Gan, ane live posting nih. coba liat antv
Ada match PBR - PERSIWA
nah pemain persiwa nonjok wasit sampe banyak darah dibaju wasit tersebut.
dia nonjok wasit dibagian pipi gan
Namanya "Pieter Rumaropen" Nomor punggung "10"
Coba lihat antv sekarang

Ini beritanya gan
Kekurangsempurnaan manusia yang menekuni profesi wasit sepakbola kembali memakan korban. Wasit Muhaemin yang memimpin laga antara tuan rumah Pelita Bandung Raya kontra Persiwa Wamena dalam laga lanjutan Indonesia Super League 2012/13, Minggu (21/4) di Stadion Siliwangi Bandung, harus bertemu dengan bogem mentah akibat keputusan blundernya.

Adalah bogem pemain senior Persiwa Wamena, Pieter Rumaropen, yang akhirnya mendarat di muka Muhaemin. Gelandang serang yang pernah memperkuat timnas Indonesia ini tiba-tiba berlari dan langsung melayangkan pukulan 'hook' menggunakan tangan kirinya.

Tinju tersebut bermula dari keputusan Muhaemin yang memberi ganjaran hukuman penalti kepada PBR saat pemainnya ditackle pemain Persiwa Wamena di kotak penalti. Padahal tackle pemain Persiwa tersebut berhasil mengenai bola, namun sialnya, pemain PBR yang menggiring bola tersebut ikut-ikutan terjatuh dan wasit pun memberi hadiah tendangan 12 pas.

Akibat tinju tersebut, terlihat hidung Muhaemin mengeluarkan darah. Setelah peristiwa itu, Pieter langsung diganjar kartu merah oleh wasit.

Ini Alasan-nya
"Seluruh Indonesia bisa melihat di apakah itu layak penalti, meskipun kami menyayangkan juga pemain sampai emosi, semua ada sebabnya," jelas Agus Santoso, manajer Persiwa, yang menyadari sikap emosional pemainnya lantaran wasit Muhaimin sudah mengganjar pemainnya dengan kartu merah, Ricardo Roberto.

Bahkan, bukan kali pertama PBR mendapatkan penalti. Pada babak pertama, penalti juga diberikan dengan alasan handsball pemain Persiwa. Namun sayang, Gaston Castano gagal menjadikannya sebagai gol.

Wasit Muhaimin pun akhirnya harus dilarikan ke RS Halmahera guna mendapatkan perawatan dan posisinya digantikan wasit cadangan, Tabrani yang langsung memberikan Pieter Rumaropen kartu merah.