- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Onkyo memasuki pasar headphone audiophile
TS
nrwn.qsr
Onkyo memasuki pasar headphone audiophile
Onkyo plunges into audiophile headphones
Onkyo is a familiar name to hi-fi fans, so the new that the Japanese company is moving into heapdhones may well attract interest.
Citing the rocketing sales of smarpthones, Onkyo is looking to capture a slice of a very lucrative headphone market with its high-end offering.
It's starting out with four sets of headphones, two closed back on-ear - the ES-HF300 and ES-FC300 priced at £179/$290/$AU27 and £149/$242/$AU230 respectively when they arrrive in March, and two in-ear sets, the IE-HF300 (£129/$209/$AU199) and IE-FC300 (£99/$161/$AU153) set for April.
Phonics
The on-ear sets fold down and feature 40mm titanium drivers, and as a nice touch Onkyo's driver housing is chaped to resemble its volume control on its hi-fi products.
The ES-HF300 will come with a oxygen-free copper cable encased in clear elastomer and complete with gold plugs - which should at least remove any doubt about how much your cable is destroying your Speed Metal .
The ES-FC300 will come in three finishes - with red cable, white with white cable and violet with, wait for it, violet cable.
The in-ears have a 14.3mm dynamic transducer with the IE-HF300 packaged with the audiophile-grade 6N copper cable, while the IE-FC300 comes with red, violet, or white tangle-free elastomer cable.
sumber.
Oooookay... Pertama-tama Velodyne, lalu Onkyo. Apakah ini berarti perangkat hiburan konvensional seperti HDTV dan loudspeakers sudah mulai tergeser oleh perangkat portable seperti iPad dan headphones?
Gimana kalau kita diskusi audio sebagai selingan?
Onkyo is a familiar name to hi-fi fans, so the new that the Japanese company is moving into heapdhones may well attract interest.
Citing the rocketing sales of smarpthones, Onkyo is looking to capture a slice of a very lucrative headphone market with its high-end offering.
It's starting out with four sets of headphones, two closed back on-ear - the ES-HF300 and ES-FC300 priced at £179/$290/$AU27 and £149/$242/$AU230 respectively when they arrrive in March, and two in-ear sets, the IE-HF300 (£129/$209/$AU199) and IE-FC300 (£99/$161/$AU153) set for April.
Phonics
The on-ear sets fold down and feature 40mm titanium drivers, and as a nice touch Onkyo's driver housing is chaped to resemble its volume control on its hi-fi products.
The ES-HF300 will come with a oxygen-free copper cable encased in clear elastomer and complete with gold plugs - which should at least remove any doubt about how much your cable is destroying your Speed Metal .
The ES-FC300 will come in three finishes - with red cable, white with white cable and violet with, wait for it, violet cable.
The in-ears have a 14.3mm dynamic transducer with the IE-HF300 packaged with the audiophile-grade 6N copper cable, while the IE-FC300 comes with red, violet, or white tangle-free elastomer cable.
sumber.
Oooookay... Pertama-tama Velodyne, lalu Onkyo. Apakah ini berarti perangkat hiburan konvensional seperti HDTV dan loudspeakers sudah mulai tergeser oleh perangkat portable seperti iPad dan headphones?
Gimana kalau kita diskusi audio sebagai selingan?
Quote:
Original Posted By nrwn.qsr►Baiklah, untuk melupakan segala informasi tentang DJ_BX... 
Jadi begini, sebetulnya "audiophile" adalah istilah yang cukup sulit untuk didefinisikan. Paling hanya bisa dikenali ciri-cirinya saja, yaitu:
(1) tidak menggunakan produk-produk consumer electronics seperti Sony, Samsung, atau Aiwa untuk keperluan audio mereka.
(2) tidak menggunakan produk-produk lifestyle semacam Bose, Nakamichi, atau Bang & Olufsen untuk keperluan audio mereka.
(3) merek-merek yang mereka gunakan agak asing di telinga konsumen awam, contohnya Denon, Arcam, Yamaha, JBL (tapi bukan produk JBL lifestyle macam Creatures), Tannoy, Velodyne, Cyrus, Marantz, dan kadang-kadang juga produk-produk professional audio (untuk studio rekaman) semacam Fostek dan KRK.
(4) tidak menyukai tone control. Tombol bass dan treble cenderung dibiarkan di posisi tengah.
(5) ada beberapa yang tidak menyukai Home Theater, kecuali kalau komponen-komponen Home Theater tersebut dipilih yang terbaik supaya tetap bagus untuk musik.
Masalahnya, bahkan di kalangan audiophile tersebut banyak yang sinis kepada diri sendiri: apakah memang benar ada yang disebut audiophile?
Audiophile menginginkan komponen-komponen yang benar-benar bagus; bagus dalam artian menghasilkan reproduksi suara yang akurat, yang suaranya persis seperti yang dimaksudkan oleh studio rekaman. Itulah kenapa kita-kita cenderung membiarkan posisi bass dan treble di posisi tengah.
Masalahnya, hal itu tidak mungkin.
Setiap ruangan memiliki karakteristik sendiri. Contohnya, anggaplah ruang rekaman di studio berukuran 6x4 meter. Kamar gua berukuran 6x4 meter. Jadi, dengan menggunakan speaker yang benar-benar akurat, maka gua akan mendengarkan suara yang persis sama seperti yang direkam di studio, apakah benar?
Jawabannya tidak. Di kamar gua ada tempat tidur, ada meja kerja, ada lemari buku/game, ada koleksi-koleksi hardware, dan sebagainya, sedangkan studio rekaman cenderung "bersih", nggak ada apa-apa kecuali mike dan peralatan yang relevan. Dinding kamar gua berupa tembok biasa, dinding studio rekaman dilapisi dengan sound dampener. Di kamar gua, pintunya terletak di sebelah kanan, dan di sebelah kiri ada pintu kamar mandi, sedangkan di studio rekaman belum tentu letak pintunya seperti itu.
Jadi, sangat tidak mungkin untuk mereproduksi suara rekaman persis seperti aslinya.
Ada yang bilang: tombol bass - treble, parametric equalizer, etc gunanya adalah untuk mengkompensasi karakteristik ruangan kita supaya sesuai dengan studio rekaman. Misalnya, kalau ruangan kita sedemikian rupa sehingga suara bass menjadi kurang terdengar, maka kita menggunakan tombol bass untuk memperbesar suara bass.
Masalahnya, darimana kita tau level suara bass yang bagaimana yang dihasilkan oleh studio rekaman? Sampai seberapa jauh kita harus memperbesar suara bass untuk mengkompensasi karakteristik room acoustic kita?
Akhirnya, ada juga audio yang berpandangan ekstrem: set the bass and treble at your own will. Terjemahan kasarnya, suka-suka elo, njing!
Pokoknya suara yang membuat elo nyaman, itulah yang terbaik.
Kalau gua, gua lebih suka mengeset bass dan treble in moderation. Gua cenderung menyukai flat response curve tetapi disertai suara bass yang dalam dan akurat (bukan yang bum bum bum dung dung dung), makanya gua menggunakan servo subwoofer (bukan ported subwoofer).
Tetapi orang-orang yang mulai dari Home Theater, biasanya menyukai suara bass yang boomy. Akhirnya tergantung selera masing-masing.
Jadi, adakah yang namanya 'audiophile'? Discuss.
Jadi begini, sebetulnya "audiophile" adalah istilah yang cukup sulit untuk didefinisikan. Paling hanya bisa dikenali ciri-cirinya saja, yaitu:
(1) tidak menggunakan produk-produk consumer electronics seperti Sony, Samsung, atau Aiwa untuk keperluan audio mereka.
(2) tidak menggunakan produk-produk lifestyle semacam Bose, Nakamichi, atau Bang & Olufsen untuk keperluan audio mereka.
(3) merek-merek yang mereka gunakan agak asing di telinga konsumen awam, contohnya Denon, Arcam, Yamaha, JBL (tapi bukan produk JBL lifestyle macam Creatures), Tannoy, Velodyne, Cyrus, Marantz, dan kadang-kadang juga produk-produk professional audio (untuk studio rekaman) semacam Fostek dan KRK.
(4) tidak menyukai tone control. Tombol bass dan treble cenderung dibiarkan di posisi tengah.
(5) ada beberapa yang tidak menyukai Home Theater, kecuali kalau komponen-komponen Home Theater tersebut dipilih yang terbaik supaya tetap bagus untuk musik.
Masalahnya, bahkan di kalangan audiophile tersebut banyak yang sinis kepada diri sendiri: apakah memang benar ada yang disebut audiophile?
Audiophile menginginkan komponen-komponen yang benar-benar bagus; bagus dalam artian menghasilkan reproduksi suara yang akurat, yang suaranya persis seperti yang dimaksudkan oleh studio rekaman. Itulah kenapa kita-kita cenderung membiarkan posisi bass dan treble di posisi tengah.
Masalahnya, hal itu tidak mungkin.
Setiap ruangan memiliki karakteristik sendiri. Contohnya, anggaplah ruang rekaman di studio berukuran 6x4 meter. Kamar gua berukuran 6x4 meter. Jadi, dengan menggunakan speaker yang benar-benar akurat, maka gua akan mendengarkan suara yang persis sama seperti yang direkam di studio, apakah benar?
Jawabannya tidak. Di kamar gua ada tempat tidur, ada meja kerja, ada lemari buku/game, ada koleksi-koleksi hardware, dan sebagainya, sedangkan studio rekaman cenderung "bersih", nggak ada apa-apa kecuali mike dan peralatan yang relevan. Dinding kamar gua berupa tembok biasa, dinding studio rekaman dilapisi dengan sound dampener. Di kamar gua, pintunya terletak di sebelah kanan, dan di sebelah kiri ada pintu kamar mandi, sedangkan di studio rekaman belum tentu letak pintunya seperti itu.
Jadi, sangat tidak mungkin untuk mereproduksi suara rekaman persis seperti aslinya.
Ada yang bilang: tombol bass - treble, parametric equalizer, etc gunanya adalah untuk mengkompensasi karakteristik ruangan kita supaya sesuai dengan studio rekaman. Misalnya, kalau ruangan kita sedemikian rupa sehingga suara bass menjadi kurang terdengar, maka kita menggunakan tombol bass untuk memperbesar suara bass.
Masalahnya, darimana kita tau level suara bass yang bagaimana yang dihasilkan oleh studio rekaman? Sampai seberapa jauh kita harus memperbesar suara bass untuk mengkompensasi karakteristik room acoustic kita?
Akhirnya, ada juga audio yang berpandangan ekstrem: set the bass and treble at your own will. Terjemahan kasarnya, suka-suka elo, njing!
Pokoknya suara yang membuat elo nyaman, itulah yang terbaik.Kalau gua, gua lebih suka mengeset bass dan treble in moderation. Gua cenderung menyukai flat response curve tetapi disertai suara bass yang dalam dan akurat (bukan yang bum bum bum dung dung dung), makanya gua menggunakan servo subwoofer (bukan ported subwoofer).
Tetapi orang-orang yang mulai dari Home Theater, biasanya menyukai suara bass yang boomy. Akhirnya tergantung selera masing-masing.
Jadi, adakah yang namanya 'audiophile'? Discuss.
Diubah oleh nrwn.qsr 11-01-2013 00:00
0
9.2K
84
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan