- Beranda
- Komunitas
- Games
- Can You Solve This Game?
Kasus Detektif Logan #19


TS
letnankimi
Kasus Detektif Logan #19
Tantangan Pertama
Ngaku detektif Logan Enthusiat?
Cek thread ini Gan!

Spoiler for pembukaan:


Halo CYSTGers, ketemu lagi dengan letnan

Setelah lama ga bikin thread, akhirnya Alhamdulillah, ada kesempatan untuk post Serial Detektif Logan lagi.
Terima kasih buat rekan rekan CYSTG yang tak henti hentinya memberi dukungan dan semangat buat letnan

OK, yah, cukup basa basinya, sekarang langsung saja ke ceritanya.
Cekidot!!
Spoiler for tokoh dalam cerita ini:
Detektif Logan
Josh Bergerron
Lili Anastasya
Inspektur Barry
Kanno Septian Pranuditho
Untuk lebih lanjut, lihat di
sini
Spoiler for 1:
Seminggu setelah kasus pembunuhan di gang sempit, kota Madiun kembali digemparkan dengan kasus perampokkan bank. Lima puluh juta rupiah berhasil dirampok penjahat yang beranggotakan 4 orang. Tidak ada korban jiwa, tetapi seorang satpam mengalami luka tembak di bagian paha dengan kondisi yang tidak terlalu parah, dan bank yang dirampok tersebut adalah bank tempat ayah detektif Logan bekerja sebagai satpam.
Hari ini hari Minggu, dengan cuaca yang cerah. Detektif Logan duduk di teras rumah ditemani secangkir kopi hangat. Di hadapannya terlipat koran hari ini yang sedang dibacanya. Matanya asyik menjelajahi setiap deretan huruf berwarna hitam tersebut. Dibukanya koran itu lebih lebar lagi sambil mengerutkan dahi.
Logan! Sarapan dulu. Ini nasi gorengnya sudah siap! teriak ibu detektif Logan dari dalam rumah.
Iya Ibu, sebentar lagi. Ini lagi baca koran! balas detektif Logan.
Tak lama kemudian, HP detektif Logan berdering.
Dari Josh? kata detektif Logan, dan lalu menerimanya. Ya Josh? Ada apa?
Halo Iosh. Sudah tau kan kasus perampokkan bank kemarin? tanya Josh.
Iya, tau. Ini gue lagi baca korannya, kata detektif Logan.
Itu bank tempat Papamu bekerja kan? Papamu bagaimana?
Iya, itu bank tempat Ayah bekerja. Ayah gue ga apa apa koq. Untungnya dia pas shift malam waktu kejadian itu. Sekarang beliau sedang tidur soalnya begitu ada kasus kemarin, seluruh satpam bank disiagakan penuh. Dan yang terkena luka tembak adalah teman Ayah. Tapi kondisinya ga parah koq. Loe lagi ngapain?
Oh Alhamdulillah Iosh kalau Papamu ga apa apa. Ini aku lagi jualan koran di pinggir jalan seperti biasa. Ntar kalo gue dah kelar, gue mampir ke rumah loe ya? Alamatnya mana? Aku lupa, tanya Josh.
Jalan Wiraraja no. 10, Winongo.
Spoiler for 2:
Lalu, apa informasi dari kepolisian? tanya Josh yang sudah tiba di rumah detektif Logan 2 jam kemudian.
Ah, mana gue tau Josh, jawab detektif Logan sambil meletakkan sepiring penuh kue kering di atas meja. Segera Josh mengambil banyak dan mulai memakannya. Detektif Logan tersenyum geli melihat hal tersebut.
Enak Iosh, bikinan Mama loe? kata Josh dengan mulut penuh kunyahan kue.
Iya. Ibu gue kan jualan kue, jawab detektif Logan sambil duduk di sebelah Josh.
Josh mengangguk sambil menelan kue yang sudah dikunyahnya. Dan lantai di dekat kaki Josh pun dalam sekejap kotor dengan remah remah kue. Josh memandanginya sambil meringis. Detektif Logan bercanda dengan melingkarkan kedua telapak tangannya di leher Josh.
Loh, bukannya loe ada kenalan sama polisi pas kasus pembunuhan kolektor di Sarangan? tanya Josh. (baca: Logan #17)
Oh, Inspektur Barry? Hem.. tapi sampai saat ini, dia ga ngasih informasi apapun ke gue. Jadi gue ga enak kalau mencampuri urusan polisi. Biarlah ditangani polisi sendiri. Mereka pasti mampu koq.
Ya semoga saja. Tapi, berhubung gue penjual koran, otomatis berita kejahatan lebih cepat gue tangkap. Dan detail kejadian dari berbagai koran sudah masuk di otak gue. Dari berbagai informasi yang gue dapat dari koran, perampokkan terjadi kemarin, Sabtu. Jam 14.30. Perampok beranggotakan 4 orang. 2 orang masuk bank, 1 orang menunggu di depan pintu masuk, dan 1 orang menunggu di mobil. Menurut saksi mata, mereka ketiga adalah laki laki dengan tinggi sedang, memakai penutup kepala hitam, kaos tangan, jaket, celana gelap, dan ketiganya membawa senjata api. Mereka cukup cepat dan sepertinya sudah terampil dalam mengeksekusi. Dalam sekejap uang lima puluh juta sudah berpindah di karung yang mereka bawa. Kebetulan di jam segitu, bank juga sudah cukup sepi dari nasabah soalnya mau tutup di jam 15.00, cerita Josh panjang lebar.
Lalu, mengenai satpam yang tertembak? tanya detektif Logan.
Itu terjadi saat perampok keluar bank. Ada seorang satpam yang mengendap - endap dari belakang dan mengeluarkan pistol dari saku celananya. Tetapi sayang, salah satu dari perampok tersebut mengetahuinya dan satpam tersebut berhasil dilumpuhkan.
Wah, perampoknya cukup professional juga ya? Eh, lalu plat nomor kendaraan perampok sudah dicatat?
AA 1242 TCL. Seorang satpam ada yang mencatatnya.
AA? Kalau tidak salah itu plat daerah
Karesidenan Kedu, jawab Josh cepat.
Kedu? Terlalu jauh dari Madiun. Kenapa mereka merampok sampai luar kota ya?
Mungkin untuk menghilangkan jejak, lagian siapa tau juga plat yang mereka pasang adalah plat palsu, kata Josh sambil mulai mengambil dan memakan kue yang tersisa.
Spoiler for 3:
[Sukses Bos! Kita berhasil melarikan diri sampai di sini.]
[Haha, idenya siapa dulu dong..]
[Bos emang hebat! Dalam sekejap bisa membuat perencanaan yang matang. Aku ga nyangka Bos bisa mencari kelemahan bank tersebut dalam 3 hari.]
[Heh apa kamu bilang? ga nyangka? berarti kamu meremehkan aku ya..?]
[Wah ga gitu Bos, ampun Bos.. saya ga berani.]
[Heh berisik amat! Gue ga konsen nyetir nih. Daripada berisik, lihat bagian belakang! Ada yang ngikutin ga?]
[Aman. Kamu tenang aja. Dasar cewek cerewet. Rencanaku pasti berhasil. Aku sudah mengganti plat mobil ini dengan plat palsu, jadi ga bakal ada yang bisa melacak. Daripada khawatir berlebih, cepat habisin saja rokokmu itu. Baunya bikin aku mual.]
[Cih, cowok apaan kamu itu, sama bau rokok saja mual.]
Lalu, apa rencana loe Iosh? tanya Josh.
Rencana apa? Kasus perampokkan ini? tanya detektif Logan.
Iyalah, loe pikir rencana mau tunangan? Analisa loe gimana?
Entahlah, gue kan ga dapat data apa apa, cuma tau dari Ayah dan baca koran. Ditambah info dari loe tadi. Mana bisa gue nangkap pelaku dengan info minim seperti ini.
Ya setidaknya kan loe mikirin modus operandi mereka atau motifnya lah. Oh iya kuenya masih ga? Lapar nih pagi belum sarapan, kata Josh polos.
Detektif Logan kaget mendengar apa yang baru saja dikatakan Josh. Ditatapnya mata Josh yang berwarna biru itu dengan mulut sedikit terbuka. Menahan nafas, dan akhirnya detektif Logan mulai bicara.
Josh, gue tau. Loe punya roman muka dengan tatapan mata yang tulus. Membuat orang enggan untuk marah saat melihat tampang loe. Tapi perlu loe tau ya. Kue itu dijual. Sekali lagi, DIJUAL, dan duitnya, buat gue dan keluarga gue makan. Dan loe, main nambah gitu aja, apa loe
Iya ntar gue bayar. Ah mumpung enak tau. Mama gue mana bisa bikin kue seperti itu. Boro boro bikin kue, bikin nasi goreng aja ga bisa. Kemarin nyoba bikin nasi goreng dari belajar kursus, eh sukses bikin gue bolak balik toilet 3 kali.
Detektif Logan tidak bisa untuk menahan tawanya. Spontan, tawa itu meledak.
Haha, kacian.. cini aku beliin obat, ledek detektif Logan sambil tertawa kecil.
Heh, ga lucu tau. Temen menderita malah diledekkin.
Ya udah, gini aja. Kali ini gue traktir 1 mangkuk kue. Gratis, ga usah bayar. Gila, tega amat gue kalau sampai nerima uang loe. Dan ingat. Lain kali, kalau mau ke sini, bilang jauh jauh hari sebelumnya. Jangan mendadak! Biar gue bisa nyiapin makanan sebanyak banyaknya buat loe makan sampai bego.
Ah, thanx guys loe pengertian banget ma gue, kata Josh sambil meletakkan kedua tangan di pipinya.
Najis loe.
Tak lama kemudian ibu detektif Logan melintas di depan mereka.
Ibu, kuenya masih? Yang di sini sudah habis Bu, kalau ada kue sisa tolong antarkan ke sini Bu. Yang cacat atau gosong juga ga apa apa. Kasian Bu ga pernah makan enak katanya, kata detektif Logan sambil melirik ke arah Josh. Seketika Josh langsung cemberut.
Logan, ga boleh gitu dong. Masa tamu dikasih kue gosong. Ga sopan namanya. Mau nambah Nak? Tenang saja, Tante siapkan segera. Mau rasa apa? Ada nanas sama stroberi.
Nanas boleh, stroberi boleh. Dua duanya juga boleh. Wah, alangkah baik Tante ini. Cantik pula. Koq sifat baiknya ga nurun ke anaknya ya Tante? Dulu waktu mengandung Iosh pasti keseringan nonton film Mak Lampir ya Tante.
Detektif Logan langsung menginjak jempol kaki Josh, tanpa ditahan lagi.
Haha, ibu detektif Logan tertawa kecil. Tante siapin dulu ya. Kuenya enak ya?
Wah enak banget Tante. Kue di etalase mall, lewat!
Kalau mau, Tante bungkusin juga buat dimakan sama keluargamu di rumah.
Wah boleh Tante. Keluarga saya pasti senang, apalagi saya. Kalau ada, yang rasa cokelat juga boleh Tante.
Anjrit! maki detektif Logan pelan ke arah Josh.
0
10K
Kutip
92
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan