- Beranda
- Komunitas
- Young on Top KASKUS Community (YOTKC)
Regulasi Diri 140 Karakter


TS
YOTCA
Regulasi Diri 140 Karakter
Quote:
Original Posted By YOTCA►
SELAMAT DATANG AGAN & AGANWATI DI THREAD KASKUS YOT CA 

Clarissa Rizky - Universitas Indonesia - @clarissarizky
"Memang sih, kalau lagi marah itu jarak antara tangan ke keypad selalu terasa lebih dekat daripada jarak dari kepala ke keypad.
Itu yang saya dengar dari seorang praktisi di bidang social media, Ibu Ainun Niswati dalam sebuah konferensi pemuda yang membahas tentang Media massa yang memperkuat bangsa. Kini situs-situs jejaring sosial seperti twitter memang kian mendunia, terutama di kalangan anak muda. Indonesia sendiri tercatat sebagai negara dengan pengguna twitter terbanyak kelima di dunia yakni sebesar 19,5 juta akun berdasarkan penelitian Semiocast yang berpusat di Paris.
Menurut Ma, M (2009), hal yang paling menarik dari situs jejaring sosial twitter adalah bagaimana ia dapat memenuhi kebutuhan psikologis manusia. Mengacu pada teori Hierarchy of Needs yang dikemukakan Maslow, dimana kebutuhan manusia berkembang dari yang paling dasar hingga kompleks, twitter dapat memenuhi kebutuhan sosial seperti afeksi, cinta dan belongingness. Misalnya hubungan seperti persahabatan, percintaan, serta keluarga dapat terpenuhi kebutuhannya dalam hal penerimaan dan companionship. Selain itu twitter juga menawarkan kemudahan dan jangkauan koneksi yang hampir tanpa batas hingga sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan untuk bersandar dan ingin dipedulikan.
Mengacu pada teori ini, sangatlah logis jika banyak orang menggunakan twitter untuk meluapkan emosinya. Terkadang bahkan bukan hanya emosi positif seperti ungkapan rasa bahagia, kebanggaan atau cinta melainkan berbagai ungkapan rasa kecewa ataupun amarah yang dibungkus dalam 140 karakter. Singkat, tapi berpotensi mengena secara langsung pada si sumber kekecewaan atau kemarahan.
Pada dasarnya sah saja bagi setiap orang untuk menggunakan twitter sebagai media peluapaan emosi baik itu yang positif maupun negatif. Yang jadi masalah adalah ketika luapan emosi negatifnya diniatkan untuk menyindir, menyinggung, atau bahkan memancing keributan dengan seseorang di twitterverse. Kenapa jadi masalah? Ingat saja pepatah jawa, ketika kita menunjuk orang lain dengan satu jari, empat jari yang tersisa menunjuk ke arah diri sendiri. Tweet yang tujuan dibuatnya untuk menunjukkan keburukkan orang lain sebenarnya hanya akan menunjukkan keburukkan kita sendiri. Contoh akibatnya? Masih menurut Ibu Ainun Niswati, di era ini background check di perusahaan itu bisa sampai ke akun twitter pribadi juga. Beliau bahkan sudah menemukan banyak orang yang kehilangan kesempatan kerja karena track record yang buruk di dunia maya. Tidak mau jadi salah satu dari mereka kan?
So start to make your words, your world YOTers


::: Sebelum Keluar, Pastikan Dalam Beres :::
::: 3 Artikel Terbaik Bulan Agustus (YOT CA) :::
::: Make Your Best First Impression :::
::: Patah hati karena cinta? Jadikan semangat untuk bangkit yuk! :::
::: Gagal Terus? Sama Sekali Ga Salah Kok :::
::: Kekuatan Berpikir Positif :::
::: Bersikap Tegas :::
::: Sukses Membutuhkan Rasa? :::
::: GEMAS [Generasi Mata Sehat] :::
::: Seribu Cerita Dari Kampung Inggris, Pare :::
::: Bukan Benar Atau Salah Tetapi Respon Yang Penting :::
::: Perjuangan Itu Karena Ketulusan :::
::: Believe In What We're Doing :::
::: Zahra, Sebuah Nama Sebuah Cerita :::
::: Say " I AM READY" To Uncertainty :::
::: 3 Kunci Kesuksesan :::
::: Rumput Yang Hijau :::
::: Strategi dalam Bekerja Efektif dan Efisien :::
::: Angsa Dan Kodok :::
::: Respect Your Time :::
::: We Dare You To Be A Young On Top Campus Ambassador :::
::: Yang Sekolah Tidak Ajarkan :::
::: Profesi Impian VS Sedikitnya Gaji Yang Dihasilkan :::
::: To Be Resilent :::
::: We Decide Then We Do It 'Till Last :::
::: Unwritten CV :::
::: Comparing = Unhappy (?) :::
::: Yang Sering Dilupakan :::

Spoiler for YOT:

PIC KASKUS YOT : @Qbill
Quote:
Clarissa Rizky - Universitas Indonesia - @clarissarizky
"Memang sih, kalau lagi marah itu jarak antara tangan ke keypad selalu terasa lebih dekat daripada jarak dari kepala ke keypad.
Itu yang saya dengar dari seorang praktisi di bidang social media, Ibu Ainun Niswati dalam sebuah konferensi pemuda yang membahas tentang Media massa yang memperkuat bangsa. Kini situs-situs jejaring sosial seperti twitter memang kian mendunia, terutama di kalangan anak muda. Indonesia sendiri tercatat sebagai negara dengan pengguna twitter terbanyak kelima di dunia yakni sebesar 19,5 juta akun berdasarkan penelitian Semiocast yang berpusat di Paris.
Menurut Ma, M (2009), hal yang paling menarik dari situs jejaring sosial twitter adalah bagaimana ia dapat memenuhi kebutuhan psikologis manusia. Mengacu pada teori Hierarchy of Needs yang dikemukakan Maslow, dimana kebutuhan manusia berkembang dari yang paling dasar hingga kompleks, twitter dapat memenuhi kebutuhan sosial seperti afeksi, cinta dan belongingness. Misalnya hubungan seperti persahabatan, percintaan, serta keluarga dapat terpenuhi kebutuhannya dalam hal penerimaan dan companionship. Selain itu twitter juga menawarkan kemudahan dan jangkauan koneksi yang hampir tanpa batas hingga sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan untuk bersandar dan ingin dipedulikan.
Mengacu pada teori ini, sangatlah logis jika banyak orang menggunakan twitter untuk meluapkan emosinya. Terkadang bahkan bukan hanya emosi positif seperti ungkapan rasa bahagia, kebanggaan atau cinta melainkan berbagai ungkapan rasa kecewa ataupun amarah yang dibungkus dalam 140 karakter. Singkat, tapi berpotensi mengena secara langsung pada si sumber kekecewaan atau kemarahan.
Pada dasarnya sah saja bagi setiap orang untuk menggunakan twitter sebagai media peluapaan emosi baik itu yang positif maupun negatif. Yang jadi masalah adalah ketika luapan emosi negatifnya diniatkan untuk menyindir, menyinggung, atau bahkan memancing keributan dengan seseorang di twitterverse. Kenapa jadi masalah? Ingat saja pepatah jawa, ketika kita menunjuk orang lain dengan satu jari, empat jari yang tersisa menunjuk ke arah diri sendiri. Tweet yang tujuan dibuatnya untuk menunjukkan keburukkan orang lain sebenarnya hanya akan menunjukkan keburukkan kita sendiri. Contoh akibatnya? Masih menurut Ibu Ainun Niswati, di era ini background check di perusahaan itu bisa sampai ke akun twitter pribadi juga. Beliau bahkan sudah menemukan banyak orang yang kehilangan kesempatan kerja karena track record yang buruk di dunia maya. Tidak mau jadi salah satu dari mereka kan?
So start to make your words, your world YOTers





Spoiler for Thread terdahulu gan..:

PIC KASKUS YOT : @Qbill
::: Sebelum Keluar, Pastikan Dalam Beres :::
::: 3 Artikel Terbaik Bulan Agustus (YOT CA) :::
::: Make Your Best First Impression :::
::: Patah hati karena cinta? Jadikan semangat untuk bangkit yuk! :::
::: Gagal Terus? Sama Sekali Ga Salah Kok :::
::: Kekuatan Berpikir Positif :::
::: Bersikap Tegas :::
::: Sukses Membutuhkan Rasa? :::
::: GEMAS [Generasi Mata Sehat] :::
::: Seribu Cerita Dari Kampung Inggris, Pare :::
::: Bukan Benar Atau Salah Tetapi Respon Yang Penting :::
::: Perjuangan Itu Karena Ketulusan :::
::: Believe In What We're Doing :::
::: Zahra, Sebuah Nama Sebuah Cerita :::
::: Say " I AM READY" To Uncertainty :::
::: 3 Kunci Kesuksesan :::
::: Rumput Yang Hijau :::
::: Strategi dalam Bekerja Efektif dan Efisien :::
::: Angsa Dan Kodok :::
::: Respect Your Time :::
::: We Dare You To Be A Young On Top Campus Ambassador :::
::: Yang Sekolah Tidak Ajarkan :::
::: Profesi Impian VS Sedikitnya Gaji Yang Dihasilkan :::
::: To Be Resilent :::
::: We Decide Then We Do It 'Till Last :::
::: Unwritten CV :::
::: Comparing = Unhappy (?) :::
::: Yang Sering Dilupakan :::
0
3.1K
Kutip
43
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan